Short Film Script Volume I
1. Yang Tidak Orang Ketahui Tentang 1

FADE IN:

INT. KAMAR TIO - SIANG

Sebuah pintu dan cahaya matahari masuk menyinarinya, hari yang cerah. Kamera pull out, secara perlahan memperlihatkan sebuah kamar, jendela dan tirai yang terbuka.

Seseorang di meja belajar. TIO, menulis sesuatu di atas meja belajar, sebuah Surat. Ia berhenti sejenak, terlihat wajahnya, lembut, sekaligus sedih. Kemudian ia menulis lagi.

Kamarnya terlihat bersih dan rapi, tak banyak barang, hanya ada meja belajar, lemari dan tempat tidur. Sebuah Boks berada berada di atas tempat tidur, tertutup rapi.

Tio memasukkan surat itu kedalam Amplop dan ia menulis sesuatu disana. Kemudian ia mengambil Boks dan meletakkan di atas meja belajar, di samping surat itu.

Ia melihat kedua benda itu sejenak, datar.

CUT TO:

Tio berada di tengah kamar. Dengan pakaian rapi, ia berlutut di tengah kamarnya.

Dengan tatapan datar, ia mengambil sesuatu di sebelahnya, sebuah Pisau.

Ia memegang pisau itu dengan erat, kemudian --

Tio menusuk lehernya.

Beberapa saat, Tio tidak bergerak, masih dalam keadaan yang sama --

Tio jatuh ke samping.

Tio tidak bergerak, kaku dilantai. Sesuatu mengalir dari tubuh Tio, Darah.

Berjalan membuat jalurnya sendiri.

EXT. KORIDOR KOSAN - SORE

Cahaya matahari sore membuat koridor kosan menjadi bercahaya, tak ada orang disana, kosong. Terlihat Bersih dan rapi.

Dari ujung koridor terlihat pintu kamar Tio terbuka. Tak ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi.

Seseorang berjalan di koridor, ia berhenti di sebelah kamar Tio.

TAMARA, melihat kamar Tio yang terbuka, sekilas, kemudian ia mencari sesuatu di Tas. Ia mengeluarkan kunci --

TAMARA

(sambil membuka pintu)
Tio!

Tak ada jawaban. Hening.

Tamara membuka pintu kamarnya dan ia masuk ke dalam kamar.

Tak lama kemudian, Tamara keluar dari kamar dan ia berjalan pelan ke kamar Tio. Mengendap-endap.

Pelan, mendekati kamar Tio.

Ia sampai didepan kamar, kemudian --

INT. KORIDOR KAMAR TAMARA - KEMUDIAN

TAMARA

(mengagetkan)
Tio!

Tamara membeku. Ia diam seribu bahasa.

Tubuhnya kaku dan terpaku.

Ekspresi Tamara berubah --

Tamara jatuh terduduk. Dari samping kita bisa melihat Tamara dengan pandangan kosong, melihat apa yang ada di depannya.

Terlihat bagian kaki Tio dan darah yang mengalir dari tubuhnya, sudah di depan pintu.

Terdengar tarikan nafas Tamara. Pelan. Ketika ia menarik nafas, seakan ia tidak kuat, membuat seluruh tubuhnya ikut bergerak.

Dari dalam kamar Tio, kita melihat amplop yang didalamnya surat Tio di atas meja, bersamaan dengan boks di sebelahnya.

Kita melihat Lebih dekat amplop itu dan ada sebuah tulisan disana.

"UNTUK TAMARA"

CUT TO BLACK:

EXT. KORIDOR KAMAR TAMARA - SIANG

Koridor kamar yang kosong, tak ada orang disana.

Terlihat kamar Tio yang di beri garis polisi, membentuk tanda X di depan pintu kamarnya.

Dua orang keluar dari kamar Tio dan satu dari mereka mencabut garis polisi dan pergi dari sana.

Bersamaan dengan seseorang yang berjalan di koridor itu.

INT. KAMAR TAMARA - SIANG

Cahaya matahari masuk melalui Ventilasi.

Sebuah kamar, terlihat pintu dan jendela yang tidak dibuka, membuat sumber cahaya hanya dari ventilasi dan jendela yang memantulkan cahaya matahari dari luar dan terhalangi tirai kamar.

Punggung seseorang membelakangi cahaya, seseorang itu berada di tempat tidur.

Tamara tidak tidur, matanya terlihat lelah, ia sepertinya tidak tidur berhari-hari. Ia melamun.

Terdengar bunyi pintu yang di ketok.

SESEORANG (O.S)

(lembut)
Tamara.

Tamara tidak bergerak.

Terdengar bunyi ketukan lagi.

SESEORANG (O.S)

Tamara.

Lagi, Tamara tidak bereaksi.

EXT. DEPAN KAMAR TAMARA - SIANG

TIARA, berdiri didepan kamar. Ia menunggu jawaban dari dalam. Tak ada.

Kita melihat di tangannya, ia membawa Bekal Makanan.

Tiara melihat kearah kamar Tio. Terlihat wajah Tiara yang lembut.

TIARA

(memanggil)
Tamara.

Hening. Tak ada suara dari dalam.

Tiara menghela nafas. Ia meletakkan bekal makanan itu di depan kamarnya.

TIARA

(lembut)
Aku bawa makanan, dimakan ya. Aku pergi.

Tiara menunggu sejenak.

Hening.

Ia pergi. Menghilang di ujung koridor.

EXT. KORIDOR KAMAR TAMARA - SORE

Koridor kosan yang sepi, tak ada orang.

Terlihat kotak makanan Tiara didepan kamar Tamara.

INT. KAMAR TAMARA - SORE

Tamara masih ditempat tidur. Dalam keadaan yang sama, ia masih melamun.

Ia bangun, melihat kearah jendela. Ia melihat kesana dengan datar.

Kemudian ia berjalan, melewati meja belajar.

Diatas meja belajar, kita melihat surat Tio dan Boks, bersebelahan. Lebih dekat lagi, tulisan di amplop itu melebar, seperti ada air yang mengenai dan mengering dengan sendirinya.

Bercak kemerahan terlihat di amplop itu. Terlihat mengering, kita melihat seakan bercak itu berusaha di hapus, meninggalkan sapuan yang membuat bercak itu melebar.

Tamara hanya melewatinya begitu saja. Menuju ke kamar mandi.

INT. KAMAR MANDI - KAMAR TAMARA - SORE

Terdengar suara air yang mengalir. Kita melihat keran air yang terbuka. Air mengalir dari sana.

Tamara membersihkan wajahnya. Menyeka wajahnya dengan air, membuat kita bisa melihat dirinya seutuhnya, wajahnya terlihat lelah, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya.

Ia melihat dirinya di cermin. Datar.

Ia membersihkan cermin itu dengan tangannya. Ia melihat dirinya. Ia melakukannya lagi, tangannya semakin cepat, lagi, semakin cepat, lagi, semakin cepat.

Ia berhenti. Tamara datar melihat ke cermin, bersamaan dengan nafas Tamara yang naik turun.

Ia mengatur nafasnya sambil memejamkan mata.

Kita melihat Tamara yang menunduk, bersamaan terdengar hembusan nafasnya dan air dari keran. Mengalir.

INT. KAMAR TAMARA - MALAM

Kamar Tamara gelap. Cahaya hanya berasal dari kamar mandi, membuat kamar Tamara tidak sepenuhnya terlihat.

Lampu meja belajar menyala. Tamara terbaring di lantai, didepan meja belajarnya. Ia menghadap ke arah pintu, meringkuk, ia memegang sesuatu yang bercahaya.

Sebuah Handphone. Tamara melihatnya, datar.

Semakin lama, Tamara mulai memejamkan matanya, ia tak melawan rasa kantuknya, ia meletakkan hanphonenya dilantai, perlahan ia tidur.

Tamara sudah tidur, tapi tidak dengan handphonenya.

Layar handphone Tamara masih menyala, di lihat dari dekat, sebuah chat, bertuliskan:

"Tio dimana?, kapan pulang?"

Perlahan layar handphone meredup, kemudian mati.

EXT. DEPAN KAMAR TAMARA - SIANG

Cuaca berawan, membuat koridor kamar menjadi kusam.

Dari ujung koridor, Tiara berdiri didepan kamar Tamara.

Ia melihat bekal makanan yang kemarin ia bawa. Masih dalam posisi yang sama.

Ditangan Tiara, ia membawa bekal makanan lagi. Ia meletakkan bekal makanan itu disebelah yang kemarin ia bawa.

Ia mengambil bekal makanan kemarin dan membukanya --

Makanannya masih utuh.

Ia mengetok pintu kamar Tamara.

TIARA

Tamara.

Hening.

Tiara mengetok pintu lagi.

TIARA

(memohon)
Tamara, buka pintunya. Aku mohon.

Lagi. Hening.

INT. KAMAR TAMARA - SIANG - KEMUDIAN

Didalam kamar, Tamara bersandar di pintu kamarnya. Ia melihat kearah kamar mandi. Pandangan datar.

Tamara tidak bereaksi. Ia hanya melamun.

EXT. DEPAN KAMAR TAMARA - SIANG - KEMUDIAN

Tiara menunggu jawaban dari Tamara. Tak ada.

TIARA

(lembut)
Tamara, buka pintunya.

Ada jeda.

TIARA

Itu bukan salah kamu...apapun yang terjadi itu bukan salah kamu.

Tak ada jawaban dari dalam.

TIARA

Jangan sakiti diri kamu sendiri, oke.
(lembut)
Aku pergi. Makan bekalnya.

Tiara pergi menjauh dari kamar Tamara, ia menghilang di balik koridor.

INT. KAMAR TAMARA - SIANG - KEMUDIAN

Tamara masih bersandar di pintu kamarnya, ia tidak bergerak sama sekali.

Pandangan Tamara yang datar, wajahnya yang lelah, kurang tidur, sesekali ia mengedipkan mata. Pelan.

Ia melamun.

INT. KAMAR TAMARA - MALAM

Cahaya dari kamar mandi yang hanya dapat menyinari sampai ke luar saja.

Lampu meja belajar di hidupkan, Tamara berdiri didepan meja belajar. Ia melihat Boks diatas meja belajarnya dan surat Tio.

Lama ia melihat benda-benda itu, ia mengangkat boks dan meletakannya di lantai.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar