Short Film Script Volume I
2. Yang Tidak Orang Ketahui Tentang 2

INT. KAMAR TAMARA - MALAM

Foto-foto bertebaran di lantai, dilihat dari dekat, foto-foto Tamara dan Tio, dengan berbagai ekspresi, bersama-sama, ada juga Tamara yang sendiri dan begitu juga Tio disana.

Dengan bersandar di meja belajar, Tamara melihat satu persatu foto-foto itu dan ia mencari barang-barang yang lain di boks itu.

Tamara mengambil sebuah buku di dalam boks, ia membukanya.

Sebuah buku sketsa gambar, ia membalikkan halaman buku itu, ada gambar buah-buahan, gambar manusia, gambar-gambar abstrak.

Tamara membalikkan halaman selanjutnya, isinya masih sama. Ia meletakkan buku Sketsa Gambar itu di sebelahnya.

Ia mencari barang-barang lain di boks itu.

Tamara mengambil sebuah buku catatan, ia membuka buku itu, membacanya.

Ia membuka halaman selanjutnya. Terlihat tulisan tangan Tio, salah satu baris kalimat:

"Hari ini aku dan Tamara merayakan ulang tahun ku, senang rasanya bisa ketemu orang seperti Tamara"

Bersamaan dengan kita melihat foto polaroid yang tertempel di buku catatan itu, ekspresi Tamara dan Tio yang tersenyum.

Tamara membalikkan halaman selanjutnya, terlihat baris kalimat:

"Aku gak tahu lagi harus melakukan apa, aku hanya gak ingin membuat orang lain menjadi ikut sulit karena aku, termasuk Tamara"

Tamara membacannya, ia menggeleng pelan. Berusaha mengendalikan dirinya. Ia menghembuskan nafas, pelan.

Ia membalikkan halaman selanjutnya, terdapat tulisan disana, bertuliskan:

"Aku hanya ingin tidak dihakimi dan menghakimi, hanya itu"

Tamara membalikkan halaman selanjutnya, ia membaca, terlihat tulisan Tio:

"Tamara hari ini mengajakku ke tempat yang bisa membantuku, aku gak tahu apa aku cukup kuat untuk melawan ini semua, tapi satu hal, aku berbohong kepada Tamara".

Tamara memenjamkan matanya, mengendalikan dirinya, ia menghembuskan nafas, pelan.

Kemudian melanjutkan membacanya lagi.

Kita melihat tulisan tangan Tio, bertuliskan:

"Gio, hanya dia yang tahu tentang masalahku di keluargaku, ia membantuku dan tiba-tiba ia menghindar dan menghilang".

Tamara hanya melihat catatan itu, ekspresinya datar.

Bersamaan dengan itu, sebuah foto di sebelah tulisan Tio, sebuah foto, Dua Orang Laki-laki, saling tersenyum, di antara mereka, Tio dan seorang laki-laki lain.

Tamara melihatnya dan ia menggeleng pelan.

Ia menghela nafas panjang, berusaha mengendalikan dirinya. Ia meletakkan buku catatan Tio disamping.

Tamara memeluk lutut, membenamkan kepalanya disana.

INT. KOSAN TAMARA - SIANG

Terlihat boks Tio, bersamaan dengan tumpukan-tumpukan kertas-kertas berteberan di sebelahnya.

Bersandar di meja belajar, Tamara melihat foto Tio dan laki-laki lain dengan dingin. Lama.

Ia mengambil foto itu dan buku catatan Tio dan ia berdiri.

EXT. KORIDOR KAMAR TAMARA - SIANG

Koridor kamar yang kosong, hari yang mendung, membuat koridor kamar menjadi kusam.

Dari ujung koridor, pintu kamar Tamara terbuka. Ia melangkah keluar --

Ia melihat bekal makanan dari Tiara. Lama ia melihatnya. Datar.

Ia menutup pintu dan melangkah pergi.

Meninggalkan bekal makanan itu di tempatnya, lagi.

Ia berjalan dan menghilang di ujung koridor.

EXT. DEPAN RUMAH TIO - SIANG

Kita melihat tatapan dingin Tamara. Ia memperhatikan sesuatu.

Tamara berdiri didepan sebuah Rumah. Rumah berpagar yang sederhana.

Tamara mengetok pintu rumah itu.

Tak ada orang yang keluar dari dalam.

Tamara mengetok pagarnya lagi. Keras.

Terdengar suara dari dalam rumah. Langkah kaki.

Pintu terbuka --

Seseorang muncul dari balik pagar, GIO, Kakak Tio, yang kita lihat dari foto keluarga Tio.

Tamara melihat Gio. Datar.

EXT. DEPAN KAMAR TAMARA - SIANG

Dari koridor kamar kita melihat Tiara. Ia berdiri di depan kosan Tamara.

Tiara melihat bekal makanan dilantai depan pintu. Ia mengambil dan membukanya --

Tamara tidak memakannya.

Tiara memanggil Tamara, mengetok pintu.

Tak ada jawaban.

Ia memanggil lagi. Sama. Tak ada jawaban.

Lagi. Lagi. Lagi. Sama. Tak ada jawaban.

Ia coba membuka pintu.

Pintu terbuka. Tamara tidak mengunci pintu.

Tiara melangkah masuk.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH TIO - SIANG

Tamara duduk di ruang makan. Ia terlihat dingin.

Gio berada di samping depannya. Berbeda dari Tio, ia lebih dingin, terlihat matang, karena usia.

Mereka berdua tidak bicara satu sama lain.

GIO

Itu bukan salah kamu. Tamara.

Jeda diantara mereka. Lama.

TAMARA

(datar)
Tio butuh bantuan dan kita gak peduli. Apa itu bukan salah kita? atau itu bukan salah kamu?

Ada penekanan di kalimat terakhir.

GIO

(datar)
Itu pilihannya, Tama --

TAMARA

(dingin)
Jangan bicara seakan dia punya pilihan.
(menahan emosi)
Kamu gak berhak bica --

GIO

(dingin)
(melihat Tamara)
Aku membantunya Tamara. Aku membantunya.

Tamara mendengarnya. Jawaban yang ia tunggu.

TAMARA

(dingin)
Kenapa berhenti?

GIO

(dingin)
Ketika kamu hidup dimana semua harus sesuai ketentuan... dan kamu berbeda. Apa yang kamu lakukan?

Tamara terdiam. Ia hanya melihat Gio.

GIO

(dingin)
Kamu hidup dengan kebohongan? atau mengejar yang kamu inginkan?

Ada jeda diantara mereka. Lama.

GIO

Dia gak lebih dari seorang yang gak bisa melawan --

TAMARA

(dingin)
Kamu salah. Karena ia meyakini apa yang ia percaya. Otonomi atas tubuhnya sendiri.

GIO

(dingin)
Tidak, Tamara. Sekeras apapun dia berusaha. Dia gak akan bisa. Dia hidup didunia seperti itu. Dan itu bukan dunia kamu.

Ada jeda diantara mereka.

GIO

(melihat Tamara)
Kamu tahu apa yang akan terjadi jika kamu melawan dunia, Tamara.

Tamara meletakkan buku di atas meja. Gio melihatnya dengan dingin.

TAMARA

(dingin)
Apa yang terjadi sama Tio, itu salah kamu, dan akan selalu jadi salah kamu. Tio pernah menjadi dirinya sendiri dan ada orang yang membantunya.
(berdiri)
Bukan kayak kamu, pengecut yang lari dan menghilang. Seumur hidup, kamu akan mengingatnya.

Tamara melihat Gio, dingin.

Tamara berjalan pergi. Meninggalkan Gio sendirian di ruang makan, terlihat Buku Harian Tio di depannya.

EXT. GANG RUMAH TIO - SIANG

Kita melihat Tamara yang menunduk di pinggir jalan. Ia berpegangan dengan dinding gang.

Terdengar suara muntah.

Ia membersihkan mulutnya dengan tangan. Ia mengatur nafasnya.

Kita melihat mata Tamara yang berair dan merah. Ia menyeka air matanya.

INT. RUMAH TIO - SIANG

Gio masih duduk di meja makan, ia melihat ke arah lain. Ia tidak bergerak sejak Tamara pergi. Ia melamun. Lama sekali.

Kemudian ia melihat buku harian Tio di meja. Lama ia melihatnya.

Datar.

Ia mengambil buku itu --

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar