Second Chance.apk
7. Melayang Jatuh
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KAMAR ITO / INT. KAMAR IMEL - SPLIT SCREEN - NIGHT

Ito sedang duduk di kursi. / Imel sedang tiduran di kasur.

ITO

Besok minggu banget nih, Mel?

IMEL

Iya, aku pengin nonton di hari pertama.

(dengan suara manja)

Kamu bisa kan To?

ITO

Iya udah iya. Apasih yang enggak buat kamu.

IMEL

Wah makasiih. Jadi makin sayang deh.

(beat)

Eh udah dulu ya, mama aku manggil.

INT. KAMAR ITO / INT. KAMAR LATSA - SPLIT SCREEN - NIGHT

Ito menekan-nekan tenggorokannya, ia berdeham beberapa kali mencoba membuat suaranya seperti serak, lalu kembali menelepon. / Latsa sedang menonton film sambil memakan ciki.

ITO

(dengan suara diserak-serakkan)

Sori banget Sa, besok gue gak jadi bisa ikut lari deh kayaknya.

LATSA

Lah kenapa emang?

ITO

(diawali dengan suara batuk dibuat-buat)

Gue gak enak badan ini tiba-tiba.

LATSA

Oalah, ya udah To, santai. Istirahat aja dulu kalau gitu. Besok sore gue lari sendiri aja.

Setelah telepon ditutup, Ito melakukan selebrasi dengan mengepal tangan dan menarik sikunya.

ITO (V.O.)

Yes, aman.

INT. RUANG TENGAH - DAY

Ito keluar dari kamarnya dan melewati ruang tengah. Ia berbicara pada Ibunya yang sedang menonton TV. 

ITO

Buk, Ito pergi dulu ya.

IBU

Mau kemana kamu?

ITO

Ke rumah temen.

IBU

Oh, ke tempatnya Latsa?

ITO

(agak ragu)

Iyaa.

Ibu Ito mengambil dompet dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan.

IBU

Ibu titip obat dong kalau gitu.

Ito menerima uang dari Ibunya.

ITO

Iya, Buk. Kayak biasanya kan?

INT. KAMAR IMEL - DAY

Diperlihatkan langit-langit kamar Imel yang berwarna putih, dengan lampu di empat titik yang membentuk titik sudut persegi panjang. 

ITO (O.S.)

Oke, aku mulai ya. Kita mulai dari kata, 

(beat)

Ito.

IMEL (O.S.)

Dih, narsis banget sih. Masak nama sendiri?

ITO (O.S.)

Ahaha, ya terserah aku kan.

IMEL (O.S.)

Oke, kalau gitu, Topi.

ITO (O.S.)

Pijat.

IMEL (O.S.)

Jatuh.

Agak turun, di kamar itu ada rak yang menempel di dinding. Berisi dua kaktus dalam pot kecil, sebuah piala kecil, dan tiga pigura foto. Foto pertama adalah Imel saat masih kecil, yang kedua Imel bersama keluarganya, dan yang terakhir Imel yang melewati garis finish dalam suatu perlombaan lari. 

ITO (O.S.)

Tuhan.

IMEL (O.S.)

Hantu.

ITO (O.S.)

Weh curang banget, cuma dibalik doang.

IMEL (O.S.)

Yee, kan gak ada peraturan kayak gitu di awal, gapapa dong.

ITO (O.S.)

Ya udah deh. Tukang.

IMEL (O.S.)

Kangen.

ITO (O.S.)

Ngên, ngên apa ya? Ngên, ngén, ngént...

Kini terlihat Imel dan Ito yang masih memakai seragam putih abu-abu sedang tiduran dan menatap langit-langit kamar. Wajah mereka sudah hampir penuh dengan coretan berwarna merah.

IMEL

(tersenyum)

Wets, gak boleh kata jorok ya.

Ito menghadap ke Imel.

ITO

Ya terus apaan? Gak ada lagi kata berawalan ngen selain itu?

Imel balas menghadap ke Ito.

IMEL

(tertawa)

Ya udah berarti kamu kalah.

Imel setengah bangun, lalu menggambar tanda hati yang ditusuk panah di dahi Ito dengan lipstik.

ITO

Kok lama banget sih. Kamu gambar yang aneh-aneh ya?

Ito berdiri, mencari hape dan baru mau membuka kamera. Tapi Imel dengan sigap merebut hape tersebut dan menyembunyikannya di belakang punggung.

IMEL

(tersenyum)

Aku gak gambar yang aneh-aneh, To. Percaya deh sama aku.

Ito berusaha meraih hapenya, namun Imel berdiri beranjak dari tempat tidur.

ITO

(tersenyum)

Ya siniin hapeku biar aku bisa lihat.

Imel terus menghindar dan malah menjulurkan lidah untuk mengejek Ito yang tidak berhasil menangkapnya.

IMEL

Gak mau wlee.

INT. MALL - BIOSKOP - AFTERNOON

Di kursi penonton, Ito dan Imel yang duduk bersebelahan sedang menikmati film. Mereka tersenyum, makan popcorn, dan tertawa. Tangan Ito mau mendekati tangan Imel, tapi berhenti sebentar karena ragu. Namun pada akhirnya bergerak lagi dan memegang tangan Imel yang tidak menghindar. Ito dan Imel saling melirik ke samping dan tersenyum, lalu kembali menatap layar.

INT. MALL - FOOD COURT - NIGHT

Di meja mereka sudah ada dua burger, satu kentang goreng, satu es coklat, dan satu jus alpukat. 

IMEL

Tadi ending filmnya sedih banget ya. Tokoh utamanya gak jadi dapet yang dia pengin.

ITO

Gak ah, aku malah suka endingnya. 

IMEL

Kok gitu sih, kasian tahu dia.

Imel lalu mengambil kentang goreng dan memakannya. 

Ito mengaduk es coklatnya dengan sedotan.

ITO

Ya emang agak kasian sih, tapi justru itu yang bikin suatu film jadi bagus kalau menurutku.

IMEL

Kamu aneh deh. Semua orang kan suka happy ending. Mana ada orang yang suka sad ending?

ITO

Lah, emang menurut kamu film tadi sad ending?

INT. MALL - PARKIRAN BAWAH TANAH - NIGHT

Ito berjalan kesana kemari. Kepalanya menoleh ke berbagai arah, seperti orang yang bingung. Imel mengikuti di belakangnya.

IMEL

Kamu lupa ya To tadi parkir dimana?

ITO

Gak kok Mel, santai aja.

IMEL

Atau mungkin tadi kita parkirnya di lantai lain?

ITO

Enggak, aku yakin banget tadi tuh di sini.

Saat Ito masih kebingungan, Imel diam-diam pergi.

Tak lama ada telepon dari Imel. Dan Ito langsung mengangkatnya.

ITO (CONT’D)

Loh? Kamu di mana Mel?

IMEL (O.S)

Ini motor kamu udah ketemu. Bener kan kataku, masih satu lantai di bawah.

Ito menutup panggilan itu dan membuka aplikasi Second Chance.

Ito dan Imel masuk ke Parkiran. Tapi Ito kemudian menuruni tangga. Imel mengikutinya.

IMEL

Loh, kamu emang inget kita parkir di mana?

ITO

Inget lah.

Ito menunjuk kepalanya sendiri dan menatap Imel.

ITO (CONT’D)

Gini-gini aku punya ingatan gajah tahu.

INT. TERAS RUMAH IMEL - NIGHT

Di sana berdiri Ito, Imel, dan IBUNYA IMEL. 

ITO

Ya udah kalau gitu Tante. Saya pamit pulang dulu.

IBUNYA IMEL

Gak mampir dulu, Dek?

ITO

Eh, gak usah, udah malem juga.

Ito meraih tangan Ibunya Imel dan mencium tangan tanda pamit. Lalu pemuda itu mengangguk dan tersenyum untuk berpamitan sekali lagi.

ITO (CONT’D)

Mari, Tante.

Setelah itu Ito melambaikan tangannya ke Imel.

ITO (CONT’D)

Dada, Mel.

Yang juga dibalas oleh Imel dengan lambaian yang serupa sambil tersenyum-senyum malu.

Ito lantas berbalik dan pergi sambil menaikkan resleting jaketnya sampai mentok ke atas.

EXT. DEPAN PAGAR RUMAH IMEL - NIGHT

Ito yang sudah menggunakan helm menuntun sepeda motornya keluar pagar rumah. Namun di belakangnya muncul Imel yang menemaninya keluar pagar. Ito menyetandarkan motornya.

ITO

Kenapa lagi, Mel?

Imel menggeleng pelan. 

IMEL

Gapapa, aku cuma pengin bilang makasih banyak buat hari ini, dan buat semuanya.

Ito tersenyum lebar saat mendengar itu. Ia bahkan sampai salting dan kepalanya menengok ke berbagai arah untuk menghindari menatap wajah Imel.

ITO

Apaan sih. Tiba-tiba ngomong gitu.

Imel tiba-tiba menunjuk ke langit.

IMEL

Hah! Bintang jatuh!

Ito mendangak ke langit, mencari bintang yang ditunjuk Imel.

Dan saat ia sadar, tubuh Imel sudah berada di dekatnya. Kepala gadis itu sudah menempel di dada Ito, dan tangannya sudah memeluk Ito dengan erat. Dengan agak canggung Ito membalas pelukan itu. Matanya menutup dan tangan kanannya mengelus kepala Imel dengan lembut. 

Setelah beberapa detik tiba-tiba Imel langsung melepaskan pelukan itu dan lari ke dalam rumah. Meninggalkan Ito yang masih berdiri mematung dengan wajah sumringah dan bingung di saat bersamaan.

ITO

Lagi kali ya.

Ito mengambil hape dari saku hapenya dan membuka aplikasi second chance.

EXT. JALAN RAYA - NIGHT

Ito mengendarai motor dengan santai. Wajahnya terlihat sangat bahagia, senyum yang lebar terpancar dari bibir dan matanya.

ITO 

Eh iya, ibuk kan nitip beliin obat tadi.

EXT. DEPAN APOTEK - NIGHT

Sang PENJAGA APOTEK sedang melayani seorang bapak-bapak. Ito baru datang dan melepas helmnya. 

Bapak pembeli tadi pun pergi, kini giliran Ito yang dilayani. 

ITO

Ibuprofrennya satu pack ya, mbak.

PENJAGA APOTEK

Oh ya, bentar ya mas saya cariin dulu.

Sembari menunggu penjaga itu mengambilkan obat, Ito mengecek hapenya. Pipi dan bibirnya masih mengembangkan senyum.

ITO (V.O.)

Itu adalah hari paling membahagiakan dalam hidup gue. Seenggaknya sampai...

Sudah ada banyak notifikasi dari grup kelasnya.

ITO (V.O.)

Hah, apa nih? Tumben bener.

Di dalam layar itu, berderet tulisan. "Gaes, gue dapet kabar duka, katanya Latsa kecelakaan. Kepala belakang kanan kena benturan keras, yang retak sebelah kiri. Bagian kepala depan yang retak sebelah kanan. Di sela retakan itu, ada gumpalan darah.".

"Innalilahi." "Ya Allah." "Semoga Latsa gak kenapa-kenapa ya, amin." "Astagaaa..." "Ya Allah... Latsaaa...".

Dan seketika senyum Ito digantikan dengan wajah terperangah. Mulutnya yang terbuka langsung ia tutup dengan tangan. Matanya menatap layar ponsel dengan saksama, tak berkedip selama beberapa detik.

Di belakang Ito, penjaga apotek memanggilnya, namun ito hanya membeku, tak menghiraukannya.

PENJAGA APOTEK

(suara yang hampir tidak terdengar)

Kak, kak? Ini udah kak.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar