Second Chance.apk
1. Angan si Tokoh Sampingan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. LAYAR KOMPUTER 

Menampilkan daftar genre dan subgenre film, serta poster-poster film terkenal dari masing-masing genre.

ITO (V.O.)

Katakanlah dunia paralel itu ada, dan di setiap garis dunia tersebut merupakan sebuah genre film. 

INT. SEBUAH KAMAR - NIGHT

Ada seorang pemuda 20 tahun yang sedang duduk di meja belajarnya, menuliskan nama-nama penjahat ke dalam death note. Sesekali orang ini memakan keripik kentang kemasan yang ada di depannya. Tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak seperti orang kesetanan.

ITO (V.O.)

Di garis dunia A, ada seorang anak kuliahan yang mendapat kekuatan Dewa Kematian. Idealisme mentahnya bikin dia berlagak jadi Tuhan dengan menghukum para kriminal. 

EXT. LAPANGAN - DAY

Seorang gadis remaja berpakaian SMA memejamkan mata.

SRI ASIH REMAJA

Dewi Asih.

Seketika perempuan ini berubah menjadi seorang superhero dengan selendang merah.

ITO (V.O.)

Di garis dunia B, ada seorang gadis yang mewarisi kekuatan Dewi dan jadi superhero.

INT. RUANG KELAS LANTAI DUA - DAY

ITO (16), seorang cowok SMK dengan rambut poni yang hampir menutupi mata, duduk di bangku dekat jendela. Ia sedang menyangga pipinya dengan tangan seraya memandang keluar jendela. Satu tangannya yang lain memainkan pensil mekanik dengan memencetnya beberapa kali.

ITO

Sayangnya, di garis dunia yang gue tinggalin, gak ada hal-hal keren kayak gitu.

EXT. DEPAN KELAS LANTAI SATU - DAY

Ada seorang siswa yang menggendong siswa lain. Ia memutar-mutar tubuhnya sampai akhirnya mereka berdua jatuh. Sekumpulan murid lain di sana tertawa terbahak-bahak melihat temannya jatuh.

ITO (V.O.)

Ini adalah dunia damai di mana orang-orang seumuran gue tertawa riang bersama sahabat.

INT. RUANG KELAS LANTAI 2 - DAY

Bola mata Ito melirik ke arah yang lain.

INT. DEPAN KELAS LANTAI SATU - DAY

Ada sepasang muda-mudi sedang duduk bersebelahan sambil memakan siomay. 

ITO (V.O.)

Atau menikmati gejolak cinta di masa muda.

Karena ada saus tercecer di pipi si cowok, pacarnya lalu membersihkan pipi siswa tersebut dengan tisu. 

INT. RUANG KELAS LANTAI 2 - DAY

Mata Ito seketika menyipit, isi dari pensil mekanik yang ia pegang patah karena tertekan terlalu keras ke meja. Ito berdecak sebal.

Ia kemudian menjatuhkan kepalanya ke meja, menelungkupkan wajahnya ke kedua tangan yang dilipat.

ITO (V.O.)

Meski begitu, di dunia yang ngebosenin ini, ternyata sama aja. Tokoh utama doang yang bisa ngerasain semua hal menyenangkan itu. Sedangkan tokoh figuran kayak gue, cuma bisa ngelihat kebahagiaan mereka dari kejauhan.

ZOOM OUT 

Di kelas tersebut ternyata sedang jam kosong. Para murid asik dengan grup mereka masing-masing. Sedangkan Ito duduk sendirian di barisan paling belakang pojok.

ITO (V.O.)

Dari nama aja, gue tuh udah gak cocok jadi tokoh utama. Mana ada tokoh penting yang namanya gak ada unik-uniknya, udah gitu cuma terdiri dari tiga huruf lagi. Seolah, dari lahir aja orang tua gue udah tahu kalau anaknya cuma bakal jadi sampingan.

Setelah menghela napas, dengan masih pada posisi telungkup, mata Ito sedikit mengintip keluar. Lelaki itu kemudian mengarahkan pandangannya ke IMEL (15), teman sekelasnya yang diam-diam ia taksir.

ITO (V.O.)
Ahh, elo cantik banget Mel. Gue pengin banget-

Belum selesai kalimat monolog di dalam pikirannya, tahu-tahu ada seorang cowok yang memukul pelan kepala Ito dengan buku tulis yang digulung. Namanya adalah LATSA (16), teman dekat Ito di sekolah.

LATSA

Woi, bengong mulu. Lagi ngintipin cewek dari jauh lo ya. Ih, dasar freak.

Ito menegakkan tubuhnya, menoleh lalu mengambil buku itu dan balas memukul bahu Latsa. 

ITO

Berisik lu.

Latsa duduk di sampingnya dan mulai menyeruput es teh yang dibungkus plastik bening. Sambil ikut melihat ke arah Imel, ia menggoda sahabatnya itu.

LATSA

Udah lah, sikat. Samperin, ajak ngobrol, ngedate, abis itu jadian deh. Sat set sat set.

(Latsa mengakhiri kalimat itu dengan tawa mengejek)

Ito menatap sahabatnya itu dengan sinis.

ITO

Gampang banget ya lo ngomong. Kalau gue gagal gimana? Kalau nanti malah ditolak? Atau yang lebih parah, kalau sebelum mulai aja dia udah ilfeel duluan? 

LATSA

Lo tuh ya, suka banget bikin skenario duluan di kepala. Belum dicoba juga.

Dari jauh Imel menyadari kalau Ito sedang memperhatikannya. Mata mereka bertemu dan Ito sempat terdiam sesaat, namun begitu sadar ia langsung memalingkan wajah ke arah lain. 

Ito mengubah posisi duduknya dengan canggung, kini ia setengah menghadap ke Latsa yang masih sibuk minum dan main hape.

ITO

Tapi Sa, lo bosen gak sih?

Kepala Latsa tidak menoleh, hanya bola matanya yang berputar melirik Ito. 

LATSA

Hah? Bosen apaan?

Ito menggerakkan kedua tangannya yang semula berdekatan menjauh dan melebar, seperti sedang mendeskripsikan sesuatu yang besar.

ITO

Ya sama dunia ini. Hidup kita yang gini-gini aja. Lo gak jenuh emang?

LATSA

Kita ini anak SMK biasa coy. Lo berharap apa, nyelametin dunia? 

Latsa tanpa sadar menggeleng dan menutup mata karena tak habis pikir dengan tingkah temannya.

Ito yang tidak puas dengan jawaban itu kembali memerosotkan tubuhnya ke meja, lalu memandangi pensil mekanik yang ia mainkan dengan terus menekannya berkali-kali, tapi kini lebih cepat dari sebelumnya.

ITO (V.O.)

Emang salah ya kalau gue pengin ngerasain jadi tokoh utama film atau anime gitu?

EXT. DEPAN GERBANG SEKOLAH - DAY

Para murid keluar dari gerbang sekolah. Banyak yang memakai motor, beberapa memakai sepeda, sedikit yang dijemput orang tuanya, dan sisanya berjalan untuk menunggu di tempat pemberhentian bus.

Latsa dan Ito dengan sepeda motor masing-masing berpisah di depan gerbang. Latsa berpamitan sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

LATSA

Ayok bor. 

Sedangkan Ito hanya membalas dengan sedikit mengangkat tangan dengan lemah tanpa tersenyum. 

LATSA (CONT’D)

Jangan lupa, sat set sat set.

Mendengar itu membuat ujung bibir Ito sedikit naik dan tersenyum tipis. 

I/E. RUMAH - DAY

Ito memarkirkan motor bebeknya di halaman rumah. Lalu ia memasuki sebuah rumah berwarna biru muda yang tidak mewah, tapi juga tidak terlalu sederhana. Normalnya sebuah rumah kaum menengah. 

ITO

Assalamu’alaikum. 

IBU (O.S.)

Wa’alaikum salam.

Ito melepas dan menggantungkan jaket hoodie hitamnya ke dinding.

ITO

Lauknya hari ini apa, Buk?

Seorang perempuan muncul dari dapur, ia adalah IBU (38) nya Ito.

IBU

Itu sayur tadi pagi masih, sama ibuk juga abis goreng telor tuh.

ITO

Telor lagi? Sekali-kali emaknya telor kek.

IBU

Harusnya kamu bersyukur To, masih bisa makan seimbang gitu. Ada vitamin, ada proteinnya juga. Di luar sana banyak loh yang cuma bisa lauk pake bakwan doang.

ITO

Iya deh, buk iya. Ini aku makan ya sekarang, jadi jangan mulai khotbahnya.

(Ito mengakhiri kalimat itu dengan sedikit tertawa)

INT. KAMAR ITO - NIGHT

Ito sedang main game di komputernya. Di layar muncul tulisan besar “You Lose”. Ito yang kesal sedikit menghentakkan mouse ke meja.

ITO 

Anjir. Kalah mulu. 

Lelaki itu mengambil hape di kanannya, membuka whatsapp dan melihat-lihat status di kontaknya. Dia berhenti di status milik Latsa, di sana menampilkan dirinya yang sedang berfoto selfie bersama seorang perempuan. 

ITO (CONT’D)

Orang kayak dia aja bisa dapet cewek loh. 

Ito menggeser layar hapenya ke kiri, ia klik simbol menulis pesan. Ia cari nama Imelia, namun ia tak kunjung mengetikkan sesuatu. Ia hanya memandangi kolom chat yang masih kosong itu. 

Ito memukul pelan meja dengan tangan kirinya, lalu menarik napas dalam. Dan akhirnya memberanikan diri menulis pesan. Baru satu kata yang ia tulis, yakni nama perempuan itu. Tapi begitu ia melihat tulisan online di bawah nama kontak tersebut, ia buru-buru menghapus pesannya kemudian segera menutup aplikasi whatsapp. Bahkan ia menaruh hapenya di meja dengan posisi terbalik, dan memandanginya dari jauh seperti melihat benda yang berbahaya.

INT. RUANG TENGAH - DAY

Ito sedang tiduran di sofa dan menonton TV. Ibunya yang menyapu melewatinya. Lalu berhenti sejenak di depannya.

IBU

To, kamu lagi nganggur kan? Bantuin ibuk nyuci piring gih.

ITO

Ahh, nanti ya buk. Nanti siang deh beneran. Sekarang lagi tanggung ini.

IBU

Ya udah bener ya.

Wanita itu melanjutkan menyapunya, meninggalkan Ito di ruangan itu sendirian.

Di layar TV yang Ito tonton menampilkan kartun doraemon.

DORAEMON DI TV

Kain pembungkus waktu.

ITO (V.O.)

Seandainya di dunia ini juga ada alat ajaib kayak gitu. Pasti hidup gue bakal jadi lebih gampang deh.

BAPAK (42) nya muncul dari dapur sambil membawa piring berisi nasi dan lauk pauk. Di tangan kirinya ia bawa kopi panas yang masih beruap.

BAPAK

Dah sarapan To?

ITO

Belum, Pak. Bentar lagi.

Bapak menyuruh Ito beranjak dengan gestur menggerakkan kepalanya ke samping. Ito yang memahami kode tersebut pun mengubah posisinya dari rebahan menjadi duduk. Bapaknya lalu duduk di sampingnya, meletakkan piring di meja, lalu mengambil remot dan mengganti saluran TV menjadi acara tinju. Lelaki itu menyesap kopi dengan mata yang fokus mengamati layar TV.

Ito beranjak dari sofa.

INT. DAPUR - WASTAFEL - DAY

Ito mengoleskan sabun cuci ke spons yang sudah basah, lalu meremasnya sampai mengeluarkan busa.

ITO (V.O.)

Gue penasaran deh, orang lain tuh bosen gak sih sama hidup mereka?

Cowok berponi itu lalu mengusap satu-persatu piring kotor dengan spons tadi.

ITO (V.O.)

Bapak tiap minggu nonton tinju loh selama bertahun-tahun. Apa dalam hati mereka gak ngarepin ada kejadian besar gitu?

INT. KAMAR ITO - DAY

Terdengar suara alarm hape. Tangan Ito mencari-cari sumber suara tersebut. Setelah ia matikan, masih dengan posisi telungkup ia melihat jam di hapenya. Sudah pukul 06:15. 

ITO

Gawat.

Ito segera bangkit dari tidurnya dan bergegas ke dapur. 

INT. DAPUR - DAY

Ia mengambil susu sachet coklat dan menyeduhnya di gelas. Dari rak di atas ia mengambil dua lembar roti tawar yang segera ia habiskan secepat mungkin. Sembari tangannya yang lain mengaduk susu coklat. Berikutnya, segelas susu itu dia habiskan dalam sekali angkat. 

Lelaki itu lalu langsung masuk ke kamar mandi.

INT. RUANG TENGAH - DAY

Ito yang hanya memakai celana pendek tanpa atasan keluar dari kamar. 

ITO

Buuk, seragamku mana? Aku buru-buru ini. 

Menengok sekeliling, Ito melihat seragamnya tergantung di dinding.

ITO

Nah, ini dia.

Dirinya mengambil seragam yang tergantung di dinding dan memakainya di ruangan itu dengan terburu-buru.

Di sana ada TV yang masih menyala. 

ITO (CONT’D)

Ini siapa sih nyalain tapi gak ditonton?

Ito yang menyadari hal itu berusaha meraih remot TV, tapi ia berhenti sejenak ketika mendengar ramalan zodiak di TV.

PEMBAWA ACARA DI TV

Buat pisces. Hari ini adalah hari keberuntunganmu. Nyatakan cintamu, mulai bisnismu, hari ini adalah awal yang sempurna.

ITO

Masih ada ya orang percaya sama kayak ginian? 

Kemudian ia matikan TV itu dan berjalan keluar rumah, namun ia menyempatkan mengucap salam kepada orang tuanya yang entah di mana.

ITO (CONT’D)

(setengah berteriak)

Ito berangkat sekolah dulu ya. Assalamu’alaikum.

IBU (O.S.)

(terdengar lirih karena dari kejauhan)

Iya wa’alaikum salam, ati-ati To.

EXT. HALAMAN RUMAH - DAY

Ito keluar dari rumahnya. Ketika baru berjalan beberapa langkah, ia melihat seekor kumbang yang terbalik di lantai, berusaha bangun tetapi tidak bisa. Ito berjongkok, tersenyum, lalu membantu kumbang tersebut berbalik badan. Setelah itu baru ia melanjutkan jalannya.

Ito yang sudah naik di motor berkali-kali menyetarter motornya namun tetap tak mau menyala. Kali ini ia mencoba menggenjotnya, tapi tetap tidak mau menyala.

Lelaki itu menepuk pelan speedometer motor itu sebanyak dua kali.

ITO

Woi, lo kenapa Suprex?

Lalu mencoba menggenjotnya sekali lagi. Tetap tak menyala. Ito yang frustrasi reflek memegangi kepalanya dengan kedua tangan.

ITO (V.O.)

Aduh... Mana motor yang satunya dipakai bapak lagi. 

INT. DALAM BUS - DAY

Ito harus berdiri berdesakan dengan lautan manusia. Seorang ibu gendut mendorongnya membuat Ito menabrak kaca. Belum selesai, saat bus berhenti dan orang-orang berangsur turun, ada orang yang menginjak kakinya dan membuat Ito meringis menahan sakit.

EXT. HALTE BUS DEKAT SEKOLAH - DAY

Ito bergegas turun dari bus. Begitu turun ia langsung berlari menuju sekolahnya yang masih berjarak sekitar seratus meter dari jalan raya tempatnya berhenti. 

ITO (V.O.)

Sial banget perasaan gue hari ini. Tapi kalau ini di anime, harusnya abis ini gue bakal tabrakan sama cewek cantik nih. 

Di seberang jalan, ada siswa dan siswi sekolah lain yang tidak sengaja bertabrakan. Si cowok mengulurkan tangan ke si cewek dan membantunya berdiri. Si cewek sedikit tersipu terlihat dari wajahnya yang sedikit tersenyum dan tidak berani menatap cowok di depannya.

Ito yang melihat kejadian itu dari seberang jalan mengepalkan tangannya seperti orang yang mau memukul sesuatu.

ITO

Sialan.

Ito melihat jam di hapenya. Lalu kembali melanjutkan larinya. Di tikungan, ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Ito terjatuh.

Saat ia melihat orang di depannya, terlihat high heels merah serta stocking hitam yang membalut kaki orang itu. 

ITO (V.O.)

Jangan-jangan, ini dia momen yang gue tunggu. Gak seumuran pun gak masalah. Malahan yang lebih tua lebih berpengalaman kan.

Pandangan Ito terus naik perlahan ke atas. Tapi ternyata orang yang baru ditabraknya bukanlah seorang perempuan tulen, melainkan seorang transpuan.

Orang itu baru tersenyum dan seperti akan mengatakan sesuatu, tapi Ito langsung memotongnya dengan cepat.

ITO

Em, saya harus segera masuk ke kelas, udah mau bel ini soalnya. 

Saat sudah berlari beberapa meter Ito menengok ke belakang.

ITO (CONT’D)

(agak berteriak)

Maaf.

EXT. GERBANG SEKOLAH - DAY

Ito hampir mencapai gerbang, tapi ia juga melihat PAK SATPAM sedang menutup pintu besi itu. Dan tepat saat dirinya sampai di sana, gerbang telah tertutup rapat. 

Ito berbicara dari luar pagar.

ITO

Tolonglah, Pak. Semenit doang loh.

PAK SATPAM

Ngeremehin waktu kamu ya. Semenit itu, misal ada orang kalau meleng di jalanan bisa bikin kecelakaan beruntun loh.

ITO

Tapi kan saya cuma siswa SMK yang pengin masuk sekolah, Pak. Perbandingan bapak kejauhan.

INT. WARUNG SEBRANG JALAN - DAY

Ito meminum es coklat lalu meletakkan gelas tersebut kembali ke meja.

Di sana ada empat siswa selain dirinya. Ada yang main hape, ada yang merokok. Dan satunya lagi sedang membatik di atas punggung temannya yang sedang tiduran telungkup dan tidak memakai baju atasan.

COWOK PUNCHLINE 1

Ahh, mantap. Ke atas dikit.

Ito reflek berdiri dan membentangkan tangannya menghadap dua cowok itu.

ITO

(berteriak)

Tapi kenapa?

Ekspresi wajah COWOK PUNCHLINE 1 (15) yang tadinya senang berubah menjadi cemberut, dan seperti mau menangis. Ia mengambil kain yang sedang dibatik dari punggungnya, serta baju seragamnya, baru kemudian berdiri. 

COWOK PUNCHLINE 1

Emang salah ya kalau gue ngelakuin hal yang gue suka? Padahal gue juga gak pernah ngusik kehidupan kalian kan?

Lalu orang itu pergi meninggalkan warung. Temannya, COWOK PUNCHLINE 2 (15) berbicara dengan menatap tajam wajah Ito.

COWOK PUNCHLINE 2

Orang-orang di negara ini emang belum pada openminded. Dasar manusia judgemental!

Kemudian ia pergi menyusul temannya, tak lupa sambil membawa kompor kecil, wajan kecil, dan cantingnya.

Ito menatap dua orang yang tersisa di sana. Ito terus-terusan menunjuk dirinya, dan ke arah si cowok punchline 2 yang berjalan pergi secara bergantian, dengan ekspresi kebingungan. Tapi dua orang ini hanya melihat Ito dengan datar, lalu melanjutkan bermain hape dan merokok seperti tidak terjadi apa-apa.

EXT. DEPAN RUANG KELAS - DAY

Seorang GURU PKN keluar dari kelas. Ito yang bersembunyi di balik tembok mengendap-endap masuk ke kelas membelakangi guru tersebut.

INT. RUANG KELAS - DAY

Ito dengan raut muka tak bersemangat menaruh tas ranselnya di samping Latsa. Ia lalu duduk menyender di kursi tampak tak bertenaga.

LATSA

Kemana aja lu? Mampus jam pelajaran pertama udah di alpha.

ITO

Cuma di alpha gak ada apa-apanya sama kesialan gue seharian ini, Sa.

LATSA

Seharian pale lu. Belum juga jam delapan.

Ito menegakkan badannya. Jari tangannya seperti menunjuk-nunjuk untuk menegaskan bicaranya.

ITO

Ya justru itu. Masih pagi aja tapi udah banyak kesialan yang gue alamin. Gak kebayang bakal gimana ini nanti.

Tak lama ada GURU MATEMATIKA masuk.

GURU MATEMATIKA

Yak, masukkin semua buku paket kalian. Keluarin selembar kertas dan alat tulis. Kita ada ulangan dadakan sekarang.

Ito menatap Latsa dengan yakin. 

ITO

Tuh kan Sa, apa gue bilang? 

EXT. LAPANGAN VOLI - DAY

Ito melakukan servis tetapi ia gagal, bola yang dipukulnya terlalu pelan dan tidak sampai melewati net.

Ito mendapat kesempatan untuk melakukan smash, namun lagi-lagi ia gagal. Pukulannya menyangkut di net.

Papan skor yang dipegang oleh seorang murid cewek di samping net menunjukkan 24-23. 

Ito kembali mendapat giliran melakukan servis. Di depannya, anggota timnya, termasuk TEMAN SEKELAS COWOK 1 terus menyemangati dirinya.

LATSA

Ayo, To. Bisa. 

TEMAN SEKELAS COWOK 1

Iya, To. Awas aja kalau gak masuk.

Ito menengok ke luar lapangan. Di sana ada Imel yang memperhatikan dirinya, lalu gadis itu pun melayangkan senyuman. Mata Ito sedikit membesar karena terkejut melihat senyuman itu.

Kini, Ito kembali fokus ke bola yang ada di tangan kirinya. 

ITO (V.O.)

To, persetan kalau ini adalah hari tersial lo atau gimana. Tapi di poin penentuan ini, lo harus kelihatan keren di depan Imel.

Ito menutup matanya, mengambil napas dalam-dalam. Ia angkat bola, lalu ia pukul sekuat tenaga. Bola itu terbang melewati net. Namun mengarah tepat ke libero musuh. Bola tersebut diarahkan ke tosser, lalu langsung ada orang yang men-smash-nya. 

Wasit masuk ke lapangan dan meniup peluit. Tim kubu seberang saling tos dan berteriak merayakan kemenangan mereka. Sedangkan Ito dan timnya hanya menunduk dan memegangi dahi masing-masing. Beberapa yang lain ada yang sampai berlutut lesu.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar