Second Chance.apk
2. Bukan Deja Vu
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KANTIN - DAY

Ito, Latsa dan teman sekelas mereka duduk berjajar masih dengan mengenakan seragam olahraga. 

Beberapa siswa di samping Ito dan Latsa asik mengobrol.

TEMAN SEKELAS COWOK 1

Iya njir, episode kemarin tuh keren banget.

TEMAN SEKELAS COWOK 2 mengacungkan kedua jempolnya.

TEMAN SEKELAS COWOK 2

Adegan action-nya tuh loh. Beuh, gokil parah.

Lalu ada Ito yang melamun memperhatikan Imel yang duduk tepat lurus di depannya di jarak 10 meter dari tempatnya. Ia terus menatap cewek itu sambil mengaduk-aduk es tehnya.

GUBRAK! Terdengar suara orang terjatuh menabrak meja. Rupanya di belakang Ito ada murid kelas lain yang sedang ribut. Satu orang menyender ke meja hampir tersungkur, sedangkan yang satu lagi mencengkram kerah baju lawannya.

COWOK GELUD 1

(menunjuk muka cowok di depannya)

Gak usah lo deketin cewek gue lagi!

COWOK GELUD 2

(tersenyum mengejek)

Salah sendiri gak bisa bahagiain pacar. Wajar dong kalau dia nyari cowok yang lebih bisa bikin dia happy?

COWOK GELUD 1

Bangsat!

Cowok pertama melancarkan pukulan ke pipi lawannya. Lalu dibalas dengan pukulan di perutnya. Perkelahian itu sampai ke meja tempat Ito duduk, membuat es tehnya menumpahi hapenya yang tergeletak di meja. Ito reflek menggebrak meja.

ITO

Sialan, hape gue anjing!

Lalu ia berdiri dan menoleh ke kedua orang yang sedang berkelahi itu. Kedua orang yang saling mencengkram kerah lawannya itu sempat berhenti sejenak, dan menatap Ito dengan tatapan yang tajam.

ITO (CONT’D)

(meringis panik)

Ma-maksudnya hape gue wallpapernya anak anjing. 

Ito menunjukkan layar hapenya yang betulan bergambar anak-anak anjing lucu.

ITO (CONT’D)

Nih lucu kan? Hehe. Dan lagian hape jaman sekarang mah harusnnya udah canggih kan, tahan air dong, masak gitu aja rusak. 

(tertawa canggung)

Gue, harus cabut dulu ya.

Ito menarik lengan Latsa dan merekapun berdua segera lari keluar kantin.

Sementara kedua orang yang sedang berkelahi tadi telah dilerai oleh gerombolan siswa laki-laki lain yang ada di kantin.

INT. KAMAR MANDI COWOK - DAY

Ito yang sudah memakai seragam putih abu-abu, berdiri dan mengotak-atik hapenya. Mencabut dan memasang kembali power bank ke hapenya.

ITO

Nyebelin banget tuh dua orang bucin tempramen di kantin tadi. Gara-gara mereka hape gue jadi gak bisa dicas daritadi.

Latsa sendiri juga sudah memakai seragam, ia duduk dan sedang mengenakan kaos kaki dan sepatu.

LATSA

Ucap seorang cowok yang bahkan gak berani ngechat cewek yang dia suka.

ITO

Tapi tetep predikat orang paling nyebelin masih lo yang pegang sih, Sa.

Keduanya tertawa kecil. Latsa mengulurkan tangan, Ito menyambutnya dan membantu kawannya itu berdiri.

Mereka berdua berjalan bersebelahan. Ito menunjukkan hapenya.

ITO (CONT’D)

Kira-kira abis berapa ya ini? Kalau mahal gimana ya?

LATSA

Ya Allah, To belum dicoba juga. Kebiasaan bener lu mah. Harus berapa kali gue bilang, lo tuh bukan dukun yang bisa nerawang masa depan. 

INT. KONTER HP - DAY

Ito memperhatikan PENJAGA KONTER sedang memeriksa hapenya. Orang itu kemudian menghampiri Ito.

PENJAGA KONTER

Ohh ini cuma port USB nya aja kok. Bisa ini ditunggu. Tapi lumayan lama sih, dua sampai empat jam lah.

ITO

Waduh, ya udah, gue tinggal aja deh, Bang. Nanti gue balik lagi.

Ito menghampiri Latsa yang sedang menunggunya dengan duduk di jok motor.

LATSA

Gimana?

ITO

Aman, cuma port USB nya doang.

LATSA

Gue bilang juga apa? Masa depan belum kejadian, elonya udah panik duluan.

ITO

Gue jadi penasaran deh, Sa. Di masa depan lo bakal jadi motivator gak ya? Bijak banget soalnya.

Latsa memukul lengan atas Ito.

LATSA

Resek lu. Siapa juga yang mau.

ITO

Eh, Sa, ini tanggung deh kalau balik. Ngemie aja yuk. Sebagai ucapan terimakasih, gue traktir dah.

INT. KAMAR ITO - AFTERNOON

Ito menancapkan hapenya ke charger. Setelahnya ia melepas seragam atasnya dan mengambil handuk. Saat Ito berjalan keluar kamar, jari kelingking kakinya menabrak gawang pintu.

Ito menggeram kesakitan sambil memegangi kakinya. 

ITO

(dengan suara meninggi)

Anjing, ramalan zodiak baaangs-

EXT. PINGGIR JALAN - AFTERNOON

Latsa mengangkat lima jarinya kepada seorang PENJUAL CILOK. 

LATSA

Bang, cilok lima ribu ya. Pedes.

Penjual cilok membalas dengan ramah dan menyunggingkan senyum.

PENJUAL CILOK

Siap.

INT. KAMAR ITO - NIGHT

Ito menggeser slide di layar hapenya. Tapi ia terhenti ketika melihat aplikasi bernama "Second Chance". 

ITO (V.O.)

Sejak kapan gue nginstall ini? 

Ito ketuk ikon aplikasi tersebut. Aplikasi itu pun terbuka.

Di sana muncul tulisan "Selamat datang di kesempatan kedua. Hidupmu belum berakhir, karena selalu ada kesempatan untuk mencoba lagi". 

ITO

Dih, norak banget slogannya. Siapa sih ini yang bikin? Tapi desainnya lumayan sih.

Setelah tulisan itu menghilang, hanya ada satu tombol besar berlogo panah yang melingkar. 

ITO (CONT’D)

Dan kalau ngomongin kesempatan kedua, rasanya gue pengin ngulangin hari ini dari awal deh. 

Ito mencoba menyentuh logo tersebut. Warnanya berubah dari yang tadinya abu-abu menjadi hijau. Ia coba tekan kembali, tapi tidak berubah lagi, tetap hijau. 

ITO (CONT’D)

Apaan sih ini? Aplikasi gajelas.

Ito menutup aplikasi tersebut, lalu mencoba meng-uninstall-nya. Tapi anehnya tidak ada tombol untuk uninstall. Ito menggaruk kepalanya. 

Muncul pesan WA di hapenya. Tertera nama Latsa yang di bawahnya ada ajakan untuk mabar pubg.

ITO (CONT’D)

Bodo amatlah, asalkan gak ngerusak file lain aja.

Ito kemudian memilih untuk membalas pesan dari Latsa dan mengabaikan aplikasi misterius tadi.

INT. KAMAR ITO - DAY

Ito yang baru bangun langsung mematikan alarm di sampingnya yang menunjukkan pukul 06:15. 

ITO

Lagi? Yang bener aja lah. 

Ito melempar selimut dan segera bangun.

INT. DAPUR - DAY

Ito mengambil susu sachet dan roti tawar yang tempat dan jumlahnya masih sama seperti kemarin. 

ITO (V.O.)

Kalian pernah gak sih tidur tapi gak berasa? 

Ito dengan cepat memakan rotinya diteruskan meminum susunya.

ITO (V.O.)

Kayak baru merem tiba-tiba udah pagi aja gitu? Nah, itu yang gue rasain sekarang.

INT. RUANG TENGAH - DAY

Ito keluar kamar hanya dengan handuk yang menutup tubuh bagian bawahnya.

ITO

Buuk, baju Ito yang kemarin mana? Gak ibuk cuci kan? Baru kupakai sekali itu.

Ito menemukan seragamnya tergantung di dinding, persis di tempat yang sama seperti kemarin. 

ITO (V.O.)

Hah, aneh banget.

TV di ruangan itu menyala. Dan sedang menayangkan berita pagi.

PEMBAWA ACARA DI TV

Buat pisces. Hari ini adalah hari keberuntunganmu. Nyatakan cintamu, mulai bisnismu, hari ini adalah awal yang sempurna.

ITO 

(bergumam)

Hah, masak deja vu sejelas ini sih?

INT. DALAM BUS - DAY

Di tengah orang yang berdesakan, ada ibu-ibu berbadan bongsor yang akan mendorong Ito. Namun cowok itu dengan sigap menghindarinya, membuat si wanita itu menabrak orang lain. Ia menabrak cowok punchline 1 & 2 yang sedang bermain catur. Si cowok punchline 1 berdiri dengan satu tangannya menyangga papan catur. Akhirnya, jatuhnya ibu-ibu tadi membuat bidak catur tersebut berserakan. 

Ito minta maaf dengan gestur sedikit menundukkan kepala dan telapak tangan menyatu. Tapi detik berikutnya ia malah menunjuk kedua cowok punchline seperti memarahi mereka.

ITO

(berteriak)

Lagian kenapa lo pada main catur di bis anjir. Gue tarik dah, gue gak mau minta maaf sama orang aneh kayak kalian.

Beberapa detik kemudian, ada yang menginjak kakinya. Ito mengangkat dan memegangi kakinya sambil meringis menahan sakit.

ITO (CONT’D)

Aduh, gue lupa soal yang ini lagi.

EXT. JALAN RAYA - DAY

Setelah turun dari Bus, Ito berjalan menuju sekolahnya.

Di seberang jalan, dirinya melihat ada siswa dan siswi sekolah lain yang tidak sengaja bertabrakan. Si cowok mengulurkan tangan ke si cewek dan membantunya berdiri. Si cewek menyambut uluran itu dengan senyuman di wajahnya.

ITO

(menggigit bibir)

Mau dilihat berapa kali pun tetep bikin iri, sialan.

Dia kembali berjalan. Tetapi saat akan belok, Ito menghentikan langkahnya. 

ITO (V.O.)

Bentar deh, kalau gak salah di sini-

Dia turun dan berpura-pura menali sepatu yang padahal tidak lepas. Seorang transpuan lewat begitu saja tanpa menghiraukan dirinya.

ITO

(tersenyum)

Bener kan. Gue mulai paham cara mainnya.

EXT. GERBANG SEKOLAH - DAY

Pak Satpam sudah akan menutup gerbang. Ito berlari sekuat tenaga. Ito menunjuk ke arah belakang Satpam.

ITO

(berteriak)

Wanjiirr, lihat deh Pak. Ada cewek sebening bihun yang manggil bapak.

Ketika Pak Satpam menoleh dan sempat menghentikan gerbangnya selama beberapa saat, Ito mempercepat larinya memasuki gerbang dengan posisi badan agak ke depan, layaknya seorang atlet lari melewati garis finish. Setelah masuk, Ito mengangkat-angkat tangannya seperti baru memenangkan perlombaan.

PAK SATPAM (O.S)

(sayup-sayup dari jauh)

Woi, kamu ya...

INT. RUANG KELAS - DAY

Ito baru saja duduk di kursinya, dan langsung terdengar suara bel masuk. Ito menghela napas lega sambil mengelus dadanya.

ITO

Selamet-selamet.

LATSA

Wih, nyampe juga ni anak. Ngos-ngosan gitu, abis dikejar banci lo?

ITO

Kok lu bisa tahu gue abis ketemu ban-ehh apaan sih. Kok jadi bahas itu.

Ekspresi wajah Ito berubah, kini dia tersenyum semangat.

ITO (CONT’D)

Lo gak akan percaya apa aja hal gila yang udah gue alamin sampai sekarang, Sa.

Latsa diam sebentar sambil memandangi Ito. Kemudian ia taruh punggung tangannya ke dahi Ito.

LATSA

Gak panas deh perasaan.

Ito menyundul tangan Latsa.

ITO

Bisa gak sih serius dikit?

LATSA

Ya udah ini gue dengerin.

Ito berdiri tegap, menaruh kepalan tangan di dada.

ITO

(dengan suara diberat-beratkan)

Latsa my friend. This is it, my time finally has come. 

Ito kembali duduk, ia guncang bahu Latsa dengan semangat.

ITO (CONT’D)

Akhirnya mimpi gue terwujud, sekarang gue jadi tokoh utama.

Latsa membuat posisi seperti menelpon dengan hapenya.

LATSA

Halo, rumah sakit jiwa.

Ito merebut hape Latsa dan ia taruh di meja.

ITO

Kita berantem aja gimana?

LATSA

Lah lo yang mulai.

ITO

Ini serius, Sa. Gue punya mesin waktu.

Latsa hanya melihatnya dengan tatapan datar.

LATSA

Lo abis nonton apaan lagi? Steins;gate? About time?

ITO

Ya Allah Sa, lu tu gak percayaan banget ama temen sendiri.

LATSA

Ya gimana ya, lo kan kadang gak bisa ngebedain fiksi sama kenyataan. Inget gak pas dulu SMP pelajaran olahraga, penilaian sprint. 

INSERT : Ito yang memakai seragam olahraga SMP berlari dengan gaya naruto run. Ia tertinggal oleh temannya yang sudah berada beberapa meter di depannya.

INT. RUANG KELAS - DAY

Ito melengos ke arah lain.

ITO

Sekali doang anjir. Diinget-inget mulu. 

LATSA

Sekali? Inget gak pas lo lagi suka-sukanya sama death note?

FLASHBACK START

INT. RUANG KELAS SMP - DAY

Para murid yang memakai seragam putih biru duduk diam di tempatnya masing-masing. Di meja mereka hanya ada dua lembar kertas dan alat tulis. Di sana ada Ito, yang duduk berjongkok di atas kursi hanya beralaskan kaos kaki. PAK GURU SMP mendatanginya.

PAK GURU SMP

Ito, ngapain kamu duduk kayak gitu. Gak sopan. Duduk yang bener!

ITO

Tapi, Pak. Kalau duduk normal nanti tingkat intelektuas saya akan menurun 20 persen.

Pak guru SMP mengepal tangannya dengan geram, dengan cepat ia lantas menunjuk ke arah pintu kelas.

PAK GURU SMP

Keluar kamu sekarang!

FLASHBACK END

INT. RUANG KELAS - DAY

ITO

Ya oke, tapi kan waktu itu gue masih SMP, njir. 

LATSA

Ya udah, coba buktiin kalau gitu.

ITO

(tersenyum percaya diri)

Boleh.

Seorang guru perempuan, Guru PKn memasuki ruangan. Kelas yang tadi ramai kini menjadi senyap. 

GAUTAMA (16) berdiri, dan setelah aba-abanya siswa yang lain mengikuti.

GAUTAMA

Berdiri. Beri salam.

SEMUA SISWA

S’lamat pagi Buuuu.

Guru PKn duduk di meja dan mengeluarkan buku paket PKn. 

GURU PKN

Baik, anak-anak. Kita lanjutkan pembahasan yang kemarin ya. Buka halaman 30.

Namun Ito malah mengeluarkan buku Matematika. Ia tunjukkan buku itu ke Latsa. 

ITO

Abis ini ada ujian mendadak.

LATSA

Hah, yang bener lo? Dapet info dari mana?

Ito menepuk dadanya dua kali dengan tangan satunya. 

ITO

Kan udah gue bilang, gue ini dari masa depan. Yah, meski cuma sehari sih. 

Saat jam pelajaran sudah berganti. Pak Guru Matematika memasuki ruang kelas.

GURU MATEMATIKA

Kumpulin hp nya ke depan. Masukkin semua buku kalian, terus siapin satu kertas. 

Ito meninju pelan bahu Latsa. 

ITO

Udah percaya belom sekarang?

LATSA

Gak men, bisa aja lo dapet info dari kelas lain yang udah ulangan duluan.

ITO

Tungguin abis ini pas pelajaran olahraga. Oh ya, hari ini kita main voli.

EXT. LAPANGAN VOLI - DAY

Ito melakukan servis, tetapi ia gagal.

Ito melakukan smash, namun tetap gagal.

ITO (V.O.)

Yah gimana ya. Gak mungkin gue bisa tiba-tiba jago voli dalam sehari kan?

Papan skor di samping net menunjukkan angka 24-23. 

Ito berbicara kepada Latsa.

ITO

Sa, kali ini aja, percaya ama gue. Serve gue kali ini bakal masuk, tapi ngarah tepat ke libero. Yang mana beberapa detik kemudian udah jadi smash serangan balik.  

Setelah itu Ito mundur ke belakang garis, bersiap melakukan servis. Ito menunjuk Latsa, wajahnya serius.

ITO (CONT’D)

Gue mau lo langsung siap-siap buat ngeblok smash lawan begitu bola ngelewatin net.

Latsa mengangguk, tak memprotes sama sekali.

Ito menengok ke luar lapangan. Di sana ada Imel yang memperhatikan dirinya, lalu gadis itu pun melayangkan senyuman. Kali ini, Ito berani membalas senyuman itu.

Ito kembali fokus ke bola yang ada di tangan kirinya. Ia tutup matanya, mengambil napas dalam-dalam. 

ITO (V.O.)

Takdir, berubahlah!

Matanya membuka lebar. Ia angkat bola, ia pukul sekuat tenaga. Bola itu terbang melewati net. Namun mengarah tepat ke libero musuh, persis seperti sebelumnya. Bola itu menuju ke tosser, dan langsung disambut oleh pukulan smash. Tapi di sana sudah ada Latsa yang melompat, bahkan mendahului smasher itu. Bola menabrak telapak Latsa dan berbalik meluncur ke area lawan.

Wasit meniup peluit.

WASIT VOLI

Deuce.

Anggota tim yang lain bergantian mengelus-elus kepala Latsa dan menepuk-nepuk pundaknya. Ito di belakang pun ikut merayakan dengan mengepal tangan dan menarik sikunya ke bawah. Latsa menatap ke arah Ito dan mengacungkan jempol. Ito tersenyum melihatnya.

INT. KANTIN - DAY

Saat murid lain dari kelasnya masuk ke kantin paling kanan, Ito menahan pundak Latsa dari belakang.

ITO

Jangan di situ. Nanti ada yang rusuh. Di sebelah aja.

LATSA

Oke, gue ngikut lo aja. 

Ito dan Latsa duduk di tempat lain, terpisah dari temannya yang lain. Di meja itu ada semangkuk soto, sepiring mie instant goreng pakai nasi, segelas teh panas, dan segelas es coklat.

GUBRAK! Terdengar suara orang terjatuh menabrak meja dari kantin sebelah. Ito dan Latsa melirik ke sana. Di sana ada kedua cowok punchline yang sedang menyusun menara kartu. Menara kartu mereka runtuh karena tertabrak badan salah satu cowok yang sedang berkelahi. Di ruangan itu, dua orang yang sama dengan kemarin kembali saling pukul dan meneriakki satu sama lain.

Latsa menyeruput tehnya sambil melirik ke keributan itu.

LATSA (CONT’D)

Gue udah gak ngeraguin lo lagi sih mulai sekarang. Kalau yang ini gak mungkin kebetulan.

Latsa menyendok sesuap nasi dan mie. Melumatnya masih sambil memperhatikan keributan itu. 

LATSA (CONT’D)

Gimana ceritanya sih lo bisa punya mesin waktu? Lo bawa gak sekarang, lihat dong gue.

ITO

Bentar ya. Sebenarnya ini lebih tepat disebut alat pelompat waktu sih.

Ito mengambil hapenya dari tas, lalu mencari aplikasi second chance, dan menunjukkannya kepada Latsa.

ITO (CONT’D)

Gue tau mungkin kedengerannya aneh. Tapi abis diservis ni aplikasi tiba-tiba muncul di hape gue. Dan yah, pas gue sadar besoknya gue udah bangun di hari yang sama.

Latsa merebut pelan hape Ito, melihat-lihat tampilan aplikasi itu.

LATSA

Unik juga ya, ada gitu orang kepikiran bikin mesin waktu bentuknya aplikasi. 

Latsa mengembalikan hape Ito.

LATSA (CONT’D)

Jadi, gimana Imel?

Ito yang sedang menyeruput kuah soto dari sendoknya terbatuk saat mendengar pertanyaan itu. Segera ia ambil es coklatnya dan menegaknya.

ITO

Woi, apaan sih. Tiba-tiba bahas itu. Bukan urusan lo kali. 

Ito menyendok nasi dengan sepotong ayam. Setelah mengunyah dan menelannya, Ito menyesap es coklat. Lalu berbicara lagi.

ITO (CONT’D)

Tapi gue mulai kepikiran buat nyoba pdkt sih.

Senyum merekah di wajah Latsa. Ia juga segera menelan makananannya dan minum sedikit.

LATSA

Widih, beneran udah kayak tokoh utama sih lo, To kalau gini. Ada usahanya gitu loh, gak cuma pasif nungguin. Mantep mantep. Sasuga, Shujinkō.

Latsa menepuk-nepuk pundak Ito. Tapi Ito menghalau dengan menaikkan bahunya.

ITO

Gak usah lebay woi. Tapi serius Sa, gue mikir kalau ada alat pelompat waktu ini, semuanya bisa gue kendaliin. Gue gak perlu takut salah omong di depan Imel.

LATSA

Eh, Serius To mau lu pakai beneran tuh aplikasi? Gak takut apa? Gak pengin lo uninstall aja?

ITO

Gila lo ya? Gue ini orang terpilih, Sa. Masak mau gue buang gitu aja kesempatan ini. Lagian kenapa tiba-tiba jadi lo yang ragu gitu?

LATSA

Ya bukannya apa-apa. Gue takut aja kalau misal nanti ada efek sampingnya. Di film-film suka gitu kan? Kalau lo kenapa-kenapa gimana? 

ITO

Semisal lo tuh cewek, udah gue jadiin pacar lo, Sa. Perhatian banget jadi orang.

LATSA

Yee anjir, misal belok pun gue juga milih-milih kali.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar