Second Chance.apk
5. Pelajaran Cinta
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. DEPAN KELAS - DAY

Ada Ito dan beberapa teman cowok sekelasnya yang sedang mabar game. 

TEMAN SEKELAS COWOK 1

(bersemangat)

Backup gua To, cepetan.

ITO

Iya-iya ini gue lagi jalan ke sana.

TEMAN SEKELAS COWOK 4

Cepet cepet, hajar, sikat.

Mereka bersorak merayakan kemenangan mereka dengan senyum yang lebar. TEMAN SEKELAS COWOK 4 mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

TEMAN SEKELAS COWOK 4 (CONT’D)

Mantap!

Latsa bersama pacarnya, VIVI (15) berjalan melewati mereka. Lalu si Vivi melambaikan tangan dan tersenyum kepada Latsa.

VIVI

Bye, Latsa.

Mata Ito menyipit saat menatap Latsa. Ia berdiri meninggalkan teman main gamenya dan menghampiri Latsa. Cowok itu menepok bahu Latsa.

ITO

Sa, ikut gue.

Latsa tidak melawan saat diseret Ito menuju sebuah pojok.

ITO (CONT’D)

Gak perlu basa-basi. Gue akan membuang harga diri gue sekarang juga. Ajarin gue cara ngedeketin cewek, Sa. 

Ito menunjuk Latsa, lalu langsung menunjuk dirinya dengan cepat.

ITO (CONT’D)

Kita sepakat lah ya kalau lo gak terlalu ganteng.

Wajah Latsa cemberut, ia sedikit melengos ke samping.

LATSA

Lo mau minta tolong apa mau menghina sih?

Kedua tangan Ito yang membuka maju ke arah Latsa seperti ia sedang mempresentasikan sesuatu yang besar. Ito melakukannya dua kali.

ITO

Tapi bisa-bisanya lo, punya cewek secantik Vivi. Gue gak percaya hal-hal goib, jadi gue gak akan nuduh lo pakai pelet.

Tubuh Ito tiba-tiba memerosot ke bawah. Ia bertumpu pada lutut, jari tangannya menyatu seperti orang berdoa.

ITO (CONT’D)

So tell me your secret, my best friend!

Di samping mereka, ternyata ada seorang murid perempuan yang kebetulan lewat, terpaku melihat tingkah Ito dan Latsa. Gadis itu lantas mengambil hape dan memotret posisi aneh Ito dan Latsa. 

Ito dan Latsa berlari ke arah perempuan itu dengan panik. Namun dia sudah terlanjur kabur.

ITO (CONT’D)

Woi, hapus gak?!

LATSA

Jangan lari lo!

INT. PERPUSTAKAAN - DAY

Ito dan Latsa yang memakai seragam jurusan sedang duduk berhadapan. Ito membawa buku dan pulpen.

ITO

(suaranya meninggi)

Hah? Yang bener ajalah. Gak jadi deh gue traktir baksonya. 

ORANG-ORANG DI PERPUS

Suuuuuutttt...

Murid lain dan pengawas perpustakaan serempak memberi aba-aba untuk diam kepada Ito dan Latsa.

Ito cengar-cengir sambil meminta maaf dengan menaik-turunkan dua telapak tangannya yang berdempet ke arah orang-orang di sana.

LATSA

(agak berbisik)

Lah seriusan. Gue awalnya cuma ngobrol biasa ke Vivi. Jadi diri sendiri gue apa adanya. Dan gue kalau pengin sesuatu ya gue lakuin aja. 

Ito mengangguk.

LATSA (CONT’D)

Kayak misal pengin makan bareng ya ngomong, dan dia ternyata mau-mau aja tuh. Dan mungkin dari situ lama-lama dia jadi suka sama gue.

Ito menempelkan ujung belakang pulpen ke mulutnya. Beberarpa saat kemudian ia menggerak-gerakkan pulpen dengan cepat dengan wajah antusias.

ITO

(suara keras)

Itu dia, Sa.

ORANG-ORANG DI PERPUS

Suuuuuutttt...

ITO

(suara lebih pelan)

Gue gak pernah berani buat ngelakuin hal-hal kayak gitu selama ini. Lu kok bisa gitu sih?

LATSA

Ya gak ada rahasianya, To. Gue just do it aja. Gak mikirin nanti bakal gimana. Gak mikir apa si Vivi bakal nolak, marah atau gimana. Gue gak peduli. Gue cuma lakuin aja.

Ito menuliskan "just do it" di bukunya, sambil mengejanya pelan-pelan.

ITO

Just, do, it.

EXT. HALTE BUS - AFTERNOON

Terlihat Imel, serta beberapa siswa lain yang sedang menunggu bus. 

Dari jauh ada Ito yang sedang mengendarai sepeda motornya. Karena ia seperti mengenali Imel, ia pelankan kecepatan. 

ITO (V.O.)

Imel, itu Imel. Apa gue tawarin bonceng aja ya? Tapi gimana kalau dia gak mau? 

Akhirnya motornya terlanjur lewat begitu saja, melewati Imel yang melihatnya dari jauh. Setelah beberapa meter, Ito berhenti dan menepi. Ia jatuhkan kepalanya ke speedometer. 

ITO

Gak bisa, gak boleh gini terus.

Dikeluarkannya hape dari saku jaket.

Kini Ito kembali mengendarai motor di jalan sebelum melewati halte. Sama, kali ini kecepatannya juga berkurang ketika halte sudah semakin dekat. Namun bedanya sekarang tarikan Ito terus bertambah pelan hingga akhirnya ia berhenti. Ia diam sebentar, menarik napas yang dalam, baru membuka kaca helm dan menoleh ke arah Imel.

ITO (CONT’D)

Hei, Mel. Daripada nunggu bis lama, mau gue anterin aja gak?

IMEL

Eh Ito, em, beneran gapapa nih? Emang rumah kita searah? 

ITO

Emang harus searah dulu baru boleh nganterin?

IMEL

(sedikit tertawa)

Ya enggak sih.

Imel pun berdiri, berpamitan sekilas dengan siswi lain yang duduk di halte, kemudian menaiki jok motor belakang Ito. Saat itu wajah Ito tampak tegang, ia menelan ludah.

ITO

Pelajaran cinta nomer dua, just do it, bener-bener berhasil.

EXT. TAMAN SEKOLAH - DAY

Para murid dari kelas Ito berada di luar. Beberapa di antara mereka membawa kamera, yang lain ikut mengintil di belakang menunggu giliran. Ito sendiri sedang memotret suatu objek. Yakni Imel yang sedang bercanda dengan cewek-cewek lain. 

ITO (V.O.)

Lo kalau lagi ketawa gini makin manis aja, Mel.

Datang seorang teman sekelasnya menepok pundak Ito. 

TEMAN SEKELAS COWOK 1

Udah lima belas menit To. Gantian kameranya.

Ito menyerahkan kamera tersebut. Temannya memeriksa isi kamera itu.

TEMAN SEKELAS COWOK 1 (CONT’D)

Hah, apaan nih? Isinya foto Imel semua. Cieee...

Ito membuat gestur menyuruh diam dengan menempelkan jari di mulutnya.

ITO

Suuut, jangan keras-keras woi. Nanti dia denger lagi.

Menghiraukan omongan Ito, siswa itu justru menaruh dua tangan di mulut seperti membentuk pengeras suara. Dia hampir berteriak, namun Ito langsung membungkam mulutnya dengan telapak tangan.

ITO (CONT’D)

Bisa diem, gak?

INT. LAB KOMPUTER - DAY

GURU DESAIN GRAFIS (42) sedang mencontohkan mengedit foto melalui proyektor.

GURU DESAIN GRAFIS

Nah, setelah backgroundnya diilangin. Gini nih jadinya, terus kita tinggal masukkin aja background baru. Ada pertanyaan?

Semua murid hanya diam. Beberapa mengedarkan bola matanya ke murid lain, tapi tetap tidak ada tanda-tanda seseorang akan bertanya. Guru itu mengangguk-angguk.

GURU DESAIN GRAFIS (CONT’D)

Oke, gak ada ya berarti? Kalau gitu sekarang kalian langsung praktek aja. Nanti pas jam pelajarannya udah selesai dikumpulin di satu flashdisk kayak biasa. Bapak tinggal dulu sebentar. Jangan ribut ya.

SEBAGIAN MURID

Iyaa Pak.

Di ruangan itu, Ito dan Imel duduk bersebelahan. Ito sibuk dengan komputernya. 

ITO (V.O.)

Gue seneng sih karena urut absen jadi bisa duduk sebelahan sama Imel. Tapi ternyata bikin tegang juga ya.

Sedangkan Imel mengengok kanan kiri seperti orang kebingungan. Gadis itu mencolek bahu Ito.

IMEL

Ito, abis ini gimana sih? Gue masih gak paham.

Ito langsung tersentak dan menghadap ke monitor Imel dengan terburu-buru.

ITO

(bersemangat)

Oh iya, bisa Mel. Mana-mana yang gak paham?

Cowok itu segera merebut mouse Imel namun malah menjatuhkannya dan membuat suara keras. Ito meringis dengan mata tertutup.

INT. PERPUSTAKAAN - DAY

Latsa dan Ito sedang duduk berhadapan. Ito memegang buku dan pulpen. 

ITO

Terus, apa lagi Sa kira-kira?

LATSA

Mungkin ini sih To. Kalau lagi sama Vivi gue gak terlalu nunjukkin kalau gue suka sama dia, gak yang jadi sok baik gitu.

INT. LAB KOMPUTER - DAY

Ito dan Imel duduk bersebelahan.

IMEL

Ito, lo tau gak abis ini diapain? Gue masih gak paham.

Ito tidak langsung menoleh. Ia masih melanjutkan mengedit.

ITO

Bentar ya Mel, tanggung ini.

Baru setelah beberapa detik Ito menghadap ke monitor Imel dengan lebih santai. Lalu mengambil mouse dengan lebih tenang.

ITO (CONT’D)

Oh, ini diginiin. Nah udah deh. 

(nada mengejek)

Masak gini aja gak paham sih.

IMEL

Iya deh, yang paling jago ngedit.

(ucapan itu diakhiri dengan tertawa kecil)

Saat murid-murid masih sibuk mengedit, terdengar bunyi bel tanda istirahat. Para murid bubar menginggalkan tempat duduk mereka. 

Ito dengan agak menunduk menghadap ke tembok di sampingnya. Lalu menarik napas yang dalam. Setelah itu ia berbalik dan menghadap Imel.

ITO

Eh Mel, hari ini. Mau ke kantin bareng gak?

Imel yang sedang mengambil uang dari tasnya berhenti dan melirik ke Ito. Ia tersenyum.

IMEL

Tumben banget, To. Tapi ya ayok aja sih.

INT. KANTIN - DAY

Ito dan Imel duduk berhadapan sambil mengobrol dan sesekali tertawa. Datanglah IBU KANTIN yang membawa nampan berisi dua mangkok bakso, satu gelas es coklat, dan satu gelas es jeruk. 

ITO (V.O.)

Gue sendiri masih gak nyangka. Cewek yang selama ini cuma bisa gue lihatin dari jauh, sekarang lagi makan bareng sama gue.

Setelah saling tersenyum, mereka berdua mulai menyantap makanan mereka.

Tidak jauh dari tempat itu ada Latsa dan Gautama yang jajan di kantin lain. Saat sedang menunggu pesanannya, Latsa tidak sengaja melihat Ito dan Imel. Latsa tersenyum ikut bahagia.

LATSA (V.O.)

Syukur ya, To. Ada kemajuan.

INT. RUANG KELAS - DAY

Kelas itu nyaris kosong. Hanya ada Imel yang duduk sambil memegang bungkus snack yang sudah terbuka. Dan juga Ito yang ada di depannya, duduk di kursi secara terbalik supaya bisa berhadapan dengan Imel.

Imel menuangkan bungkus makanan itu, tapi isinya sudah habis.

IMEL

Eh, gue buang sampah dulu ya, To.

Lalu Imel pergi membawa bungkus itu keluar kelas. Ito mengambil hape Imel yang ada di meja, lalu membukanya, dan mengecek whatsapp nya. Di sana, di enam chat teratas, ada dua nama cowok lain selain nama Ito.

Imel pun masuk dan duduk kembali di hadapan Ito.

ITO

Mel, kok lo chatan sama cowok lain sih? Gue gak suka ya kalau lo kayak gitu.

IMEL

Bentar, lo abis ngecek hape gue tanpa izin?

ITO

Iya, tapi bukan itu masalahnya di sini. Kenapa semua chat cowok lo jabanin?

IMEL

Lah, kenapa gak boleh? Kan cuma chatan aja.

ITO

Ya gue gak suka aja. 

IMEL

Denger ya, To. Kita ini belum punya status apa-apa. Jadi lo gak berhak larang-larang gue. 

Imel mencengkram hapenya dan berdiri.

IMEL (CONT’D)

Malah ya, kayaknya sampai kapanpun kita gak akan pernah jadian. Gue juga ogah pacaran sama cowok kayak lo. 

Imel berbalik dan akan pergi meninggalkan Ito.

IMEL (CONT’D)

(ngedumel)

Belum jadi pacar tapi udah suka ngatur-ngatur.

Ito berusaha memegang tangan Imel dan mencegahnya pergi. Namun Imel menepis tangan Ito.

IMEL (CONT’D)

Lepasin!

ITO

Mel, bentar. Jangan pergi dulu. Masak cuma gara-gara gitu lo marah sih?

IMEL

Elo yang gara-gara gitu doang cemburuan. Lagian pas gue ngobrol sama lo, gue gak main hape kan? Chat mereka gue diemin kan? Itu karena gue ngehargain elo, To.

Imel segera mengambil tasnya dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Sempat terlihat ia mengusap matanya sebelum benar-benar keluar kelas.

Ito mengejarnya, tapi langkahnya memelan dan akhirnya berhenti di depan pintu. 

ITO (V.O.)

Pelajaran cinta nomer empat, cowok posesif itu gak keren.

Ito mengeluarkan hapenya. Ia pandangi tombol besar di aplikasi second chance. Ia lalu menekannya.

Ito kembali duduk di tempat tadi. Lalu ada Imel yang datang dari luar kelas, yang kemudian duduk di hadapannya. Ito hanya melihat perempuan itu tanpa mengatakan apapun.

IMEL

Tadi kita sampai mana, To?

INT. RUMAH - RUANG TENGAH - DAY

Ito menyantolkan jaketnya ke dinding. 

ITO

Assalamu’alaikum. Buuk, lauknya apa sekarang?

INT. RUANG KELAS - DAY

Meja guru kosong. Di paling belakang, ada meja yang didempetkan ke tembok, di atasnya duduk Gautama yang sedang memainkan gitar. Yang dikelilingi oleh banyak murid lain, baik cowok maupun cewek. Beberapa di antara mereka ikut bernyanyi, ada yang melambaikan tangan seolah sedang berada di konser musik.

Di tempat duduk lain, ada murid yang mengobrol sambil memakan jajanan. Ada beberapa cewek yang sibuk melakukan foto selfie dengan berganti-ganti gaya. Ada juga seorang cowok yang tidur di kursi yang sudah di susun memanjang sedemikian rupa. 

Lalu ada Ito di tempat duduknya, sedang mencoret-coret laci meja. Menuliskan nama Imelia, yang di luarnya ia beri bingkai bentuk hati.

ITO (V.O.)

Kalau ditanya hubungan gue sama Imel kayak gimana, yah baik-baik aja sih. Sekali lagi terimakasih buat second chance.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar