Second Chance.apk
6. Afeksi Teatrikal
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KANTIN - DAY

Ito dan Latsa yang memakai seragam jurusan sedang duduk berhadapan, memakan bakso.

Seorang murid cowok menepuk pundak Ito. Orang itu adalah Johanes.

JOHANES

Weh, kebetulan To ketemu lo di sini.

Johanes duduk di sampingnya.

JOHANES (CONT’D)

Gini, besok tuh bakal ada lomba teater gitu. Nah, anak teater ngajak kita-kita ini. Katanya buat ngiringin gitu nantinya. Dan, lo sama Maria jadi salah satu yang kepilih buat ngewakilin ekskul karawitan.

Ito menelan makanannya.

ITO

Yang bener, Jo? Gue kepilih juga?

JOHANES

Iya bener. Latihannya mulai senin depan. Tempatnya lupa gue, pokoknya besok senin abis pulang sekolah kita kumpul di lapangan depan dulu aja, nanti ke sananya bisa barengan, gampanglah.

Johanes berdiri, dan menepuk bahu Ito sekali lagi.

JOHANES (CONT’D)

Ya udah ya, gue cabut duluan.

Latsa menatap Ito.

LATSA

Ternyata lo bisa punya temen juga selain gue? 

Latsa mengangguk-angguk.

LATSA (CONT’D)

Syukur deh kalau gitu.

ITO

Sa, mending lo jangan mulai ngajak ribut deh.

INT. BALAI PELATIHAN - NIGHT

Ito dan para anggota ekskul karawitan lain memainkan lagu jawa. Di pelataran yang tidak jauh dari sana, ada para anak teater yang juga sedang berlatih.

ITO (V.O.)

Kami latihan kayak gini tiap hari. Dan baru pulang nanti abis isya’. Kalau ditanya rasanya, ya ini masih jauh lebih menyenangkan daripada tiduran di tanah malem-malem sih.

Saat para pemain teater masih latihan, Ito dan pemain gamelan lain sudah beristirahat. Kalya yang membawa snack menawari semua orang, termasuk Ito.

KALYA

Keripik, To?

Ito mengambil sedikit.

ITO

Iya, makasih Kal.

Setelah menyelesaikan kunyahannya, Ito yang masih melihat ke arah anak teater berbicara tanpa menoleh.

ITO (CONT’D)

Kalau dipikir-pikir Bandung Bondowoso tuh bucin banget ya. Kenapa gitu dia masih tetep ngejar Roro Jonggrang? Padahal kan udah ditolak mentah-mentah.

KALYA

Ya gimana ya, namanya udah cinta kan? Orang bisa ngelakuin hal gila kalau udah jatuh cinta.

ITO

Iya sih, tapi kan kalau mentok ya udah. Tinggal move on terus cari baru, kayak gak ada cewek lain aja.

KALYA

Ya kalau gitu nanti Candi Prambanan gak akan pernah ada, To. 

Lalu mereka pun tertawa.

Kalya menyodorkan snacknya dengan senyum manis tulusnya.

KALYA (CONT’D)

Mau lagi?

Baru tangan Ito mau meraihnya, datang Sofi dan seorang perempuan anggota ekskul karawitan lainnya.

SOFI

Kal, To. Sholat dulu yuk. Yang lain udah pada duluan tadi. 

ITO

Gak bisa nungguin anak teater aja ya?

SOFI

Gak usah, lagian tempatnya kecil. Cuma muat empat orang kalau sama imam.

ITO 

Bentar, gue yang jadi imam nih? Johan...

ITO (V.O.)

Eh iya dia kan Kristen. Masak gue imam sih? Mana kalau magrib harus bersuara lagi pas baca surat pendek. Males banget dah.

Sofi, Kalya dan satu anak karawitan lain berjalan pergi. Diikuti Ito di belakang mereka yang berjalan dengan agak menyeret kaki dan memegangi wajahnya.

INT. TEMPAT SHOLAT - NIGHT

Ito yang memakai sarung berdiri paling depan sebagai Imam. Di belakangnya berdiri tiga orang perempuan yang mengenakan mukena.

ITO

Qul huwallahu ahad. Allahusomad.

Ito dan ketiga perempuan di belakangnya sudah dalam posisi duduk tahiyat akhir. Ito menoleh ke kanan. 

ITO (CONT’D)

Assalamu’alaikum warahmatullah.

Lalu menoleh ke kiri.

ITO (CONT’D)

Assalamu’alaikum warahmatullah.

Yang kemudian di ikuti oleh tiga orang di belakangnya.

Saat membaca dzikir, Kalya memandang punggung Ito seraya tersenyum.

INT. BALAI PELATIHAN - NIGHT

Ito mendatangi MAS YOGAS (29) selaku pembimbing ekskul teater, yakni laki-laki berambut panjang dikuncir yang tengah merokok. 

ITO

Mas Yogas, saya mau tanya.

MAS YOGAS

Tanya apaan lu? 
Formal bener lagian, santai aja kali.

Ito duduk di samping Mas Yogas.

ITO

Hehe, gini mas. Menurut Mas Yogas, makna hidup ini apa sih? 

MAS YOGAS

(tergelak geli)

Lu baru aja kenal filsafat apa gimane? Filosofis banget pertanyaannya.

ITO

Gue serius Mas.

MAS YOGAS

Gini bray, bagi gue makna hidup tuh bukan suatu hal yang mutlak. Jadi arti hidup satu orang bisa beda sama yang lain.

Mas Yogas menaruh kembali rokok ke mulutnya. Ia hisap, lalu asap putih mengepul dari mulutnya.

MAS YOGAS (CONT’D)

Biar gampang kita ibaratin hidup itu kayak kanvas kosong. Nah, lu bebas dah tuh mau ngasih warna apa di sana. Sekarang pertanyaannya, lo mau gambar apa di kanvas tersebut? 

Ito sempat diam sejenak saat mendengar pertanyaan itu.

ITO

Kayaknya gue kelamaan mikir milih warna catnya deh Mas. Sampai-sampai lupa kalau bahkan megang kuas aja belum.

Mas Yogas tersenyum, lalu menepuk bahu kiri Ito.

MAS YOGAS

Lo itu gak harus paham tentang segala hal di awal bro. Rileks dikit, pikirin aja sambil jalan.

Mas Yogas mematikan puntung rokoknya yang sudah pendek dengan mendorong ujungnya ke lantai. Lalu bangkit berdiri. Ia buang puntung itu ke tempat sampah.

Setelah itu ia berjalan ke arah kerumunan sambil bertepuk tangan dengan keras.

MAS YOGAS (CONT’D)

Yok-yok, siap-siap semuanya. Kita latihan lagi. Stand by.

Ito memandangi telapak tangan kanannya, yang kemudian ia genggam erat. 

INT. MOBIL SEKOLAH - DAY

Di jok paling belakang, Ito duduk berdempetan dengan Kalya di samping kanannya. Sedangkan di kirinya ada Johanes. Dan di pojok di samping Kalya ada cewek salah satu anggota teater. 

Di jok depan mereka ada Sofi, beserta anggota karawitan dan teater lain. Sofi menghadap samping, dan kepalanya menoleh ke tempat duduk belakang.

SOFI

Eh, kalian udah pada nonton episode Goblin yang terbaru belum? Akting Gong Yoo bagus banget, mana rasanya dia tambah ganteng lagi di situ.

Kalya, dan beberapa perempuan lain di mobil itu menanggapi Sofi dan obrolan pun terjadi. Bahkan Johanes yang laki-laki juga bisa mengimbangi obrolan tersebut. Hanya Ito yang dari tadi tidak bersuara.

SOFI (CONT’D)

To, lo kok diem aja sih perasaan. Ngobrol dong.

ITO

Ya kalian ngebahasnya drakor mulu, gue mana paham.

SOFI

Ya udah, kalau gitu bahas yang lo suka deh. Coba lo terangin ke kita, One Piece tuh kayak gimana?

Ito hanya terdiam, gelagapan, dan bingung untuk menimpali pertanyaan mendadak Sofi. Tapi Kalya memotong pertanyaan itu, menjawab menggantikan Ito.

KALYA

Gini ya, Sof. Justru sifat pendiem Ito ini yang bikin dia misterius dan cool. 

Kalya menyentuh tangan Ito sambil tersenyum.

KALYA (CONT’D)

Gapapa, To. Jadi diri lo sendiri aja.

Sofi tersenyum menggoda kepada sahabatnya, Kalya. 

SOFI

Ecieee, kayaknya ada yang cinlok nih. 

Mobil itu jadi heboh karena teriakan siswa lain yang ikut mencie-ciekan Kalya dan Ito. Sedangkan Ito hanya terdiam di tempat duduknya dengan agak menunduk.

ITO (V.O.)

(berteriak di dalam hati)

Ga, ga, gak salah nih? Jantung gue pengin meledak anjir.

INT. SMK KESENIAN - RUANG GANTI - DAY

Ito, Kalya dan seluruh tim teater melewati ruangan yang sudah berisi tim dari sekolah lain. Orang-orang ini ada yang sedang merias wajah, memakai kostum, serta latihan menghafal dialog. 

Ada notifikasi pesan di hape Ito. Ketika ia membukanya, di sana ada chat dari Imel yang berbunyi "Semangat ya, To buat lombanya hari ini *emoticon senyum".

EXT. SMK KESENIAN - LAPANGAN KOSONG - DAY

Di sana ada beberapa pohon yang menjulang tinggi sehingga membuat tempat itu menjadi rimbun. Mas Yogas memimpin semua tim untuk membentuk lingkaran dan saling memegang tangan orang di sampingnya. 

Ito berpegangan dengan Kalya dan salah seorang cowok dari grup teater. 

MAS YOGAS

Tutup mata kalian. 

Setelahnya, mata semua orang termasuk Mas Yogas mulai menutup. 

MAS YOGAS (CONT’D)

Ini bukan latihan lagi. Semua latihan kita selama ini, cuma untuk hari ini. Lakuin yang terbaik.

(beat)

Tapi inget satu hal, gak usah nerveous. Kita seneng-seneng aja sekarang.

Mas Yogas menepuk tangan yang membuat semua orang membuka mata mereka. Mas Yogas memimpin semuanya untuk lebih maju berdekatan supaya bisa menyatukan telapak tangan di tengah. 

MAS YOGAS (CONT’D)

(bersemangat)

SMK Pendar Sangkalaaa.

SEMUA ANGGOTA TEATER DAN KARAWITAN

(berapi-api)

JAYA, JAYA, JAYAAA!

INT. SMK KESENIAN - PANGGUNG PERTUNJUKKAN - DAY

Di belakang, tepat di depan background panggung. Ada Ito, Kalya dan anggota ekskul karawitan lain yang sudah menempati posisinya masing-masing sesuai alat musik yang mereka mainkan. Di depan mereka ada sterofoam berbentuk gerbang batu.

NARATOR TEATER

(dengan suara yang berwibawa)

Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso.

Gendhang mulai ditabuh, diikuti oleh instrumen gamelan lain. Melantunkan irama lagu jawa yang tenang.

NARATOR TEATER (CONT’D)

Pada zaman dahulu kala, dari hutan yang lebat, subur dan hijau. Terdapat sebuah kerajaan yang kuat, kokoh, dan dikawal oleh prajurit yang gagah berani dan perkasa.

Para pemeran teater yang memakai kostum petani mulai keluar dari tirai dan maju memasuki panggung.

NARATOR TEATER (CONT’D)

Di sebuah desa yang damai dan penduduk yang ramah, berdirilah sebuah kerajaan. Yaitu Kerajaan Prambanan yang indah dan megah. Dalam kemewahan dan kemakmuran, di dalamnya hiduplah seorang raja yang bijaksana dan berwibawa. 

Kemudian disusul oleh keluarnya seorang laki-laki berpakaian mewah ala raja-raja zaman dulu. 

NARATOR TEATER (CONT’D)

Ialah Prabu Baka. 

Prabu Baka segera masuk kembali ke dalam tirai.

NARATOR TEATER (CONT’D)

Ia juga memiliki putri yang cantik, anggun, dan penyayang-

Keluar perempuan cantik dengan pakaian mewah dengan selendang hijau cerah.

NARATOR TEATER (CONT’D)

 -bernama Roro Jonggrang.

Penonton bertepuk tangan menyambut siswi cantik yang berperan menjadi Roro Jonggrang itu. Tapi dirinya langsung kembali ke balik tirai dan diikuti oleh para petani.

NARATOR TEATER (CONT’D)

Namun di kerajaan lain, terdapat seorang raja yang kejam, egois dan juga sombong. 

Kali ini keluar pria dengan pakaian raja, namun berbeda corak dan warna.

NARATOR TEATER (CONT’D)

Ialah Raja Pengging dari Kerajaan Pengging. Ia juga memiliki seorang putra yang sakti mandraguna, bernama Bandung Bondowoso.

Setelah Raja Pengging kembali masuk ke tirai, kini keluar seorang lelaki muda juga dengan pakaian khas kerajaan zaman dulu, namun tanpa penutup kepala.

NARATOR TEATER (CONT’D)

Raja Pengging yang selalu haus akan kekuasaan, dan ingin memperluas wilayah kekuasaannya memutuskan untuk berperang menghancurkan Kerajaan Prambanan. 

Musik berhenti. Di belakang, sang penabuh gendhang mengacungkan jempol kepada Ito dan para anggota karawitan yang lain.

Sedangkan di panggung bagian depan, kini ada Raja Pengging yang sedang berbicara kepada anaknya, Bandung Bondowoso.

RAJA PENGGING

Bondowoso anakku, kemarilah.

BANDUNG BONDOWOSO

Iya Ayahanda, ada apa gerangan memanggilku?

RAJA PENGGING

Segeralah bersiap-siap. Karena aku mendengar dari prajurit, bahwa kerajaan kita telah diserang oleh prajurit prambanan.

Ito dan para penabuh gamelan kini memainkan musik dengan melodi yang lebih cepat.

Raja Pengging beserta Bandung mendatangi Prabu Baka yang sendirian. Mereka membuat kuda-kuda bertarung. Bandung maju, menyerang dengan gerakan setengah menari ke arah Prabu Baka. 

Namun Prabu Baka berhasil menghalau serangannya dan menjatuhkan Bandung. Kemudian giliran Raja Pengging yang maju, tapi sekali lagi Prabu Baka berhasil menghindar dan menyerang balik.

Sekarang Bandung dan Raja Pengging maju bersamaan. Setelah beberapa pukulan dan tendangan, Raja Pengging berhasil menyandra tangan Prabu Baka, membuatnya tidak dapat bergerak. Di sisi lain Bandung mengambil pedang kayu yang disembunyikan di lantai.

Bandung melancarkan serangan terakhir dengan menyayatkan pedang ke dada Prabu Baka. 

BANDUNG BONDOWOSO

(berteriak)

Matilah kau, Prabu Baka!

Yang membuat pria itu tumbang dan tak bergerak lagi.

NARATOR TEATER

Peperangan pun berakhir. Prabu Baka pun kalah dan tewas. Kerajaan Prambanan pun hancur. Raja Pengging dan Bandung Bondowoso menempati kerajaan itu.

Di belakang, para penabuh gamelan menghentikan permainan mereka.

RAJA PENGGING

(tawa dibuat-buat ala penjahat di film kartun)

Wahahahaha. Akhirnya kita berhasil menang, dan berhasil menguasai seluruh Kerajaan Prambanan.

INT. SMK KESENIAN - KURSI PENONTON - DAY

Mas Yogas yang duduk sambil memegangi dagu mengamati pertunjukkan dengan serius. Ia beberapa kali mengangguk-angguk dan tersenyum bangga melihat anak didiknya.

INT. SMK KESENIAN - PANGGUNG PERTUNJUKKAN - DAY

Di depan panggung sudah ada beberapa sterofoam menyerupai candi yang disusun. Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang sedang berhadap-hadapan.

NARATOR TEATER

Bondowoso kecewa dan marah setelah mengetahui rencana Roro Jonggrang yang sengaja menggagalkan rencananya.

Roro Jonggrang maju beberapa langkah mendekati Bandung Bondowoso.

RORO JONGGRANG

(nada satir yang mengejek)

Bagaimana, Bandung Bondowoso, pria tampan, gagah dan perkasa. Sudahkah kamu memenuhi persyaratanku?

BANDUNG BONDOWOSO

Kau sungguh licik Roro Jonggrang. Kau telah menggagalkan usahaku yang padahal hanya kurang satu candi. 

Bandung Bondowoso menunjuk Roro Jonggrang.

BANDUNG BONDOWOSO (CONT’D)

Karena kelicikanmu, kukutuk kau menjadi arca di candi yang keseribu. 

Bandung Bondowoso membuat kuda-kuda dengan menekuk kakinya, dan menggerak-gerakkan tangannya seperti akan mengeluarkan sihir yang dahsyat.

BANDUNG BONDOWOSO (CONT’D)

(berteriak)

Kukutuk kau wahai, Roro Jonggrang!

RORO JONGGRANG

Apa yang kau lakukan Bandung Bondowoso?

Dua orang berpakaian hitam, make up putih tebal, dan tanduk merah masuk ke panggung sambil membawa selendang. Mereka berdua memutari Roro Jonggrang dan melilit perempuan itu dengan selendang.

Sedangkan Roro Jonggrang menoleh ke kanan dan kiri sambil membentangkan tangannnya.

RORO JONGGRANG (CONT’D)

Jangan, jangan, jangan.

Setelah selendang sudah terlilit di tubuhnya. Roro Jonggrang membuat pose tangan sesuai dengan patung di candi prambanan.

NARATOR TEATER

Akhirnya Roro Jonggrang pun menjadi arca melengkapi candi yang keseribu.

Lalu terdengar lagu "Inilah kisah, legenda Roro Jonggrang". Yang diikuti oleh masuknya seluruh pemain teater untuk berbaris dan membungkuk bersama kepada penonton dan juri.

INT. SMK KESENIAN - KURSI PENONTON - DAY

Mas Yogas dan para penonton lain bertepuk tangan dengan keras. Para juri mengangguk-angguk sambil menuliskan sesuatu di kertas penilaian.

INT. SMK KESENIAN - PELATARAN LUAS SAMPING PANGGUNG

Semua penonton, termasuk Ito dan rombongan teater sekolahnya bertepuk tangan dengan meriah. 

Di pangung, setelah peserta terakhir keluar panggung, datanglah sang MC LOMBA TEATER yang memberikan pengumuman.

MC LOMBA TEATER 

Yap, demikian lah semua penampilan para peserta pada hari ini. Sembari menunggu para juri berdiskusi untuk menentukan pemenangnya, silakan ambil box makanan yang sudah kami siapkan ya.

Mas Yogas dan tim wardrobe tiba-tiba datang membawa setumpuk dus makanan. Ia taruh kardus itu, lalu membuka tali rafia yang mengikat menyatukan kardus dari atas ke bawah.

MAS YOGAS

Mantap, kerja bagus seniman-seniman mudaku. Makan dulu yuk.

ANAK TEATER 1

Wah, gercep nih Mas Yogas.

ANAK TEATER 2

Haha, kalau urusan perut emang selalu cepet Mas Yogas mah.

Semua orang mulai mengambil box makanan. Mereka makan sambil mengobrol dan bercanda.

Di depan panggung, para juri terlihat sedang berdiskusi.

Sementara itu, Ito dan Kalya yang juga sedang makan duduk berdekatan. Ito terkejut saat membuka tutup kotak makannya.

ITO

(berseri)

Wah, udang.

KALYA

Elo suka udang ya, To?

ITO

Iya suka, tapi gue udah lupa juga sih kapan terakhir kali makan. Kalau kata nyokap gue mending duitnya dibeliin ayam karena dagingnya lebih banyak, haha.

Kalya mengambil lauk udang goreng tepung dari kotaknya dan seperti menyerahkannya kepada Ito.

KALYA

Mau punya gue gak? Gue alergi soalnya.

ITO

Wih, yang bener nih Kal? 

Ito menerima udang tersebut.

ITO (CONT’D)

Gue gak pernah ketemu orang sebaik lo deh kayaknya.

Ito melihat kotaknya sebentar, lalu ia mengambil dan balas memberikan telur baladonya untuk Kalya. Ia masukkan begitu saja ke dalam box Kalya tanpa meminta persetujuan dari gadis itu.

ITO (CONT’D)

Nih buat lo. Kalau telur gak alergi kan?

Kalya tersenyum tanpa memandang ke arah Ito, ia hanya menatap ke bawah, ke kotak makan yang dipegangnya.

KALYA

Makasih To.

Setelah beberapa suapan, Ito memulai pembicaraan lagi.

ITO

Oh ya Kal, gue pengin nanya. Random sih emang, tapi gue penarasaran aja. Jurusan akuntansi itu cewek semua kan sekelas? Gimana tuh rasanya?

KALYA

Ya gitu deh, To. Pada geng-gengan, kalau di depan sama belakang ngomongnya beda. Terus ditambah lagi AK tuh tempat kumpulnya murid pinter gitu kan, jadi...

Suara Kalya perlahan menghilang, namun mulutnya masih bergerak-gerak antusias.

Kita diperlihatkan Ito yang mendengarkan cerita Kalya dengan khidmat, sesekali ia mengangguk, tersenyum dan tertawa saat gadis itu dengan antusias bercerita kepadanya. 

EXT. SEKOLAH - PELATARAN DEPAN - AFTERNOON

Saat kedua mobil rombongan lomba teater sampai di sekolah, suasana sudah sepi. Hampir tidak terlihat murid lain selain mereka yang baru turun dari mobil.

Setelah berdada-dada, mereka berpisah berpencar. Ada yang ke masjid dulu. Ada yang mengambil motor di parkiran depan.

Sedangakan Ito dan Kalya sedang berjalan bersama menuju parkiran belakang.

KALYA

Kamu parkir di mana To?

ITO

Di belakang jauh sana.

(meringis)

Kebiasaan datengnya mepet mulu hehe.

KALYA

Iya kah? Wah kebetulan gue tadi agak telat sih, jadi dapetnya di belakang juga.

EXT. PARKIRAN BELAKANG - AFTERNOON

Kalya yang sudah memakai helm dan sudah duduk di motor melambaikan tangan dengan semangat ke Ito sambil menampilkan senyuman manisnya lebar-lebar.

KALYA

Sampai besok ya, To.

Ito yang masih berdiri dan belum memakai helm balas melambai.

ITO

Iya, hati-hati Kal.

Sepeninggal Kalya, Ito tidak langsung menyusul. Ia malah terduduk jok motornya yang masih terstandar. Lelaki itu memandangi tembok di sana yang penuh mural coretan grafiti. 

Di sana ada gambar seorang pria yang tangannya seperti lentur dan memanjang karena ditarik oleh dua perempuan berbeda dari sisi yang berlawanan.

ITO (V.O.)

Tapi iya loh, gue baru sadar seharian ini bisa ngobrol panjang sama cewek cantik tanpa grogi. Tanpa bantuan Second Chance lagi. Dan rasanya kok...

Ito menempelkan satu tangan di dada.

ITO

Bahagia ya.

Ito menggeleng cepat.

ITO (CONT’D)

Gak boleh, To. Cinta lo cuma buat Imel seorang. 
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar