mengantarkan pada kebahagiaan
10. cinta tidak pernah ada #10

61. (Ext) bandara Bali. Siang. Cerah

Tara menggunakan baju jas lengkap semi formal sambil menyeret kopernya bersama 4 rekan kerjanya.

62. (Int) kedutaan di Bali. Siang. Cerah

Tara ia masih di bagian visa, berbicara menggunakan bahasa inggris Amerika terhadap kliennya. Menggunakan baju formal, dalaman, jas, rok pendek, heels dan rambut yang disanggul ke belakang.

63. (Ext) pantai di Bali. Senja. Sunset

Keadaan sepi hanya beberapa orang saja.

Tara duduk di pasir pantai, rambutnya digerai, longdress dengan lengan tali warna jingga. Bertelanjang kaki.

Tara menghirup nafas lalu ia lepaskan, melihat ke arah pantai matahari mulai terbenam.

Tara (VO)

Ah kenapa cinta tidak pernah ada dalam kebersamaan ini, jika hanya menemani saat sepi kenapa pada akhirnya sendiri. Jika pada mulanya ingin saling melindungi mengapa akhirnya saling melukai. Atau selama ini hanya menghalangi saja, Yoga bisa saja cinta sama seseorang tapi gak pernah ada kesempatan, atau bisa saja ada yang mencintai Yoga tapi gak pernah ada kesempatan buat menyatakan. Karena ada aku di sampingnya.

Tara berjalan dipinggir pantai sambil memandangi lautan.

Tara (VO)

Yoga laki-laki paling baik yang ada di muka bumi ini, paling tulus, selalu ada untuk siapa pun yang butuh dia. Kisah masa remaja yang sebenarnya kisah persahabatan, kisah saling menguatkan berubah menjadi kisah percintaan yang gak ada maknanya. Persahabatan ini lebih indah kalau aku dan Dika gak saling bertaut, aku dan Yoga gak saling mengikat.

Hindia – Membasuh

Cukup besar 'tuk mengampuni

'Tuk mengasihi.

Tanpa memperhitungkan masa yang lalu.

Walau kering.

Bisakah kita tetap membasuh?

Kita bergerak dan bersuara.

Berjalan jauh tumbuh bersama.

Sempatkan pulang ke beranda.

'Tuk mencatat hidup dan harganya.

64. (Ext) Bandara Tarakan. Siang. Cerah

Yoga mendorong kopernya seorang diri dan juga tas ransel. Menggunakan kemeja dan celana kain, memakai topi dan berkacamata hitam, juga menggunakan jaket kulit berwarna coklat. Ia dijemput oleh supir untuk melanjutkan perjalanan ke Malinau.

66. (ext) di dalam mobil. Perjalanan bandara sampai pelabuhan. Siang. Cerah

Yoga duduk di sebelah supie yang mengantarnya, sambil berbincang-bincang.

66. (Ext) Pelabuhan Tarakan. Siang. Cerah

Yoga turun dari mobil tumpangannya sembari memberikan uang tip pada supir.

Yoga

Ini pak.

Supir 1

Gak usah pak, gak boleh saya untuk terima uang.

Yoga mengeluarkan uang 100ribu rupiah.

Yoga

Terima aja jangan bilang bos, anggap aja udah nemenin saya ngobrol sepanjang jalan.

Supir 1

Terima kasih pak.

Yoga berjalan, membayar sejumlah uang untuk menaiki speedboat. Ia menunggu di ruang tunggu penumpang.

Suasana ramai, bersih.

Becksound

Hindia - Membasuh

Yoga (VO)

Tarakan adalah ibu kota Kalimantan Utara, provinsi yang belum lama berdiri, dari sini harus masuk ke pedalaman lagi tepatnya di Malinau. Ada dua jalur untuk sampai ke Malinau, lewat udara menggunakan pesawat kecil atau menggunakan speedboat ini. Gua memilih untuk naik speedboat.

67.(Ext)di speedboat. Senja. Cerah

Yoga berjalan menaiki speedboat yang hanya berisi 20 orang saja, ia dibantu oleh awak speedboat, ia memilih duduk dekat jendela agar bisa melihat keluar.

68.(Ext) Sepanjang sungai. Speedboat. Senja. Cerah

Pemandangan, lautan menelusuri sungai terbesar di Kalimantan Utara. Gunung tampak jelas, tebing-tebing tinggi, aluran sungai yang berombak dan air yang jernih.

Yoga melihat ke arah luar memandangi setiap perjalannya, menghirup bau sungai, matanya tak lepas dari perjalanan ini. Dari laut yang langsung terhubung ke sungai.

Yoga (VO)

Hmmm, sungai yang exotis gak ada di tempat lain seperti ini. Jernih, berkelok terkadang seperti akan terbang, gak cuman pohon bakau tapi bisa lihat pohon yang menjulang tinggi. Makin gak yakin bawa Tara mau sini

Yoga tertawa kecil.

69.(Ext) Pelabuhan Malinau. Senja Cerah

Bawaan Yoga di bawa oleh awak ke daratan.

Yoga

Terima kasih.

Awak 1

Hanya mengangguk.

Yoga dijemput oleh supir perusahaan. Ia menaiki mobil tinggi yang biasa dipakai di proyek.

Supir 2

Membawa bawaan Yoga.

Yoga

Enggak apa-apa saya saja.

Yoga memasukan barang-barangnya ke dalam mobil. Supir perusahaan masuk ke dalam mobil, Yoga masuk ke dalam mobil.

Mobil jalan.

69.(Ext) Perjalanan ke Desa Long Toreh. Senja. Cerah

Supir 2

Capek pak?

Yoga

Lumayan yaa dari pagi belum sampai jam segini.

Supir 2

Dari jakarta berapa lama pak?

Yoga

Dua setengah jam lebih lah, untungnya dapat yang gak transit hehe, dari Tarakan ke tempat barusan 3 jam lah.

Supir 2

Biasanya 2 jam sudah sampai pak.

Yoga

Iah tadi berhenti dulu di tengah katanya isi bensin.

Yoga

Oh ya, ini masih lama?

Supir 2

Ya kurang lebih masih 60 kilo meter lagi lah.

Yoga cukup kaget, wajahnya menunjukan rasa kaget.

Suasana jalanan, tidak ada aspal hanya batu kerikil yang dipadatkan. Jalanan bergelombang, tak jarang hentakan seperti akan terlepas dari jok.

70.(Ext) Desa Long Toreh. Senja. Cerah

Tampak beberapa rumah penduduk, perkebunan yang luas, aktivitas masyarakat lalu lalang. 

71. (Ext) mess Pekerja. Senja. cerah 

Lalu lalang pekerja yang tinggal di mess. Yoga masuk ke dalam mess.

Yoga (VO)

Mess berada di tengah hutan tidak berpenghuni, tidak ada warga sekitar. Hanya para pekerja yang tinggal di mess, makanan tentu diperhatikan buat gua yang gak pilih-pilih, yang penting makan sampai kenyang. 

Yoga (VO)

Kata pak supir tadi, hampir semua yang tinggal di desa adalah pekerja tambang ada juga pekerjaan lainnya untuk kepentingan administratif. Fix Tara gak akan mau disini, jangankan buat mall warung pun gak ada.

Yoga berjalan mengitari mess dan masuk ke sebuah kamar yang sudah disediakan, tidak ada yang mengantarnya hingga kamar, Yoga sudah diberi instruksi sebelumnya. Ia pun merebahkan badannya di dalam sebuah kamar, tidak bagus tapi layak nampak baru. Ia melihat ke langit-langit kamar.

Yoga (VO)

Gua suka kerja di sini, buat sebagian orang mungkin di lempar ke dalam hutan gak mau, tapi gua sendiri, ini hidup gua. 

Yoga (VO) 

Ini bukan pekerjaan biasa, suatu hari nanti bukan hanya mengantarkan hasil bumi, tapi mengantarkan kisah lainnya. Lalu kisah gua? Haha (Yoga tertawa) Gua terserah sama takdir, semakin dihindari semakin dekat, setiap langkah adalah takdirnya. 

72.(Ext) Proyek tambang, untuk buat jalan. Pagi. Cerah

Yoga berjalan melihat-lihat sekitar proyek, tugasnya mengawasi pekerjaan di lapangan agar berjalan dengan benar, walaupun sudah ada konsultan pengawas. Ia tampak antusias dan bersemangat.

Yoga (VO)

Gua suka kuliah gua yang mengantarkan ke pekerjaan gua, walaupun gak pernah bermimpi bakal ada di sini. Pekerjaan ini gua lakuin dari hati, gua mau gak sampai di sini aja, gak cuman Jakarta aja yang bisa nikmatin jalan bagus, jalan yang bisa mengantarkan banyak rasa.

Yoga terus berjalan, memperhatikan, mengawasi dan melakukan pekerjaanya. 

Yoga (VO)

Cinta, ia tidak bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh dan kapan. Berulang kali gua coba untuk cinta pada Tara, berulang kali juga gua menyadari bahwa hanya sebatas menyayangi, gua merasa orang yang tepat untuk dia, tapi berulang kali juga merasa menjerumuskannya. Gua takut kehilangan dia, tapi segala jalan sudah ditempuh untuk menghindarinya adalah menuju jalan itu sendiri.

Yoga

Hmmmph.

Yoga memejamkan mata.

Mereka kembali ke Jakarta.

73. (Ext) bandara soeta. Siang. Cerah

Tara menggunakan mini dress dilapis vase, mendorong kopernya.

74. (Ext) mobil jeep. Perjalanan mess ke Dermaga Malinau. Pagi. Cerah

Yoga memasukan barangnya ke dalam mobil.

Supir 2

Tersenyum mempersilahkan.

Yoga dan supir 2 berbincang selama perjalanan.

75. (Ext) darmaga speedboat Malinau. Siang. Cerah

Yoga

Sampai ketemu bulan depan ya pak.

Yoga melambaikan tangannya.

Supir 2

Baik pak.

Membalas lambaian Yoga, menjalankan mesin mobil dan beranjak.

Yoga melihat ke arah mobil tersebut sampai tidak terlihat. Ia berjalan ke dalam darmaga, membayar speedboat dan beruntungnya ia langsung naik speedboat. Siang hari, awan cerah.

76.(Int) Yoga di dalam speedboat, ia duduk di dekat jendela. Siang. Cerah

Speedboat jalan.

Yoga (VO)

Selain naik speedboat bisa juga dengan naik kapal kecil yang hanya 20 menit. Tapi tidak bisa melihat pemandangan seindah ini, mencium bau air sungai, merasakan debur ombak, melihat hutan-hutan di pinggiran sungai yang beragam bentuk pohonnya juga celoteh warga sekitar dengan wajah indah mereka, tak jarang mereka menawari gua makanan yang sedang mereka makan. Dan di muara tercium bau yang berbeda, bau air sungai tercampur air laut. Hmmh.

Yoga memejamkan mata sembari menghirup bau air sungai.

77.(Int) di speedboat ibu-ibu menawari Yoga makanan. Siang. Cerah

Yoga tersenyum dan mengambil makanan yang ditawarkan.

Yoga

Terima kasih.

78. (Ext)Di rumah. Senja. Cerah

Yoga sudah di sambut oleh Tara di depan rumah, Tara lebih dulu sampai.

Tara

Menggunakan baju yang dipakai saat di bandara.

Yoga 

Mengeluarkan barang yang ia bawa dari sebuah mobil taksi. Menggunakan celana kain panjang warna hitam, Ikat pinggang, Kemeja cream, dan tas gendong.

Yoga membuka pintu pagar, melihat ke arah Tara. 

Tara menghampiri Yoga, memeluknya.

Yoga membalas pelukan Tara.

Mereka langsung ke dalam rumah dan kamar.

79.(Int) dalam kamar. Petang

Yoga merebahkan badan ke atas tempat tidur diikuti oleh Tara di sebelahnya.

Yoga menatap langit-langit dengan tangan ke belakang kepala.

Tara menghadap ke Yoga, posisi tidurnya miring.

Tara

Gimana perjalannya?

Yoga

Ya, ya seru sih. Kamu gimana, kerja sambil liburannya?

Tara

Kayaknya kamu yang liburan, seneng banget mukanya.

Yoga

Ke hutan tanpa penghuni, bayangin di mana liburannya.

Tara

Ga, kamu bertemu rumah di sana?

Tara

Rumah yang gak pernah kamu dapatkan di sini.

Yoga merubah posisinya menjadi tegak bersandar pada tempat tidur. Yoga memeluk Tara lalu mencium keningnya.

Tara

Ga, kamu boleh pergi. Jangan khawatirin aku lagi, jangan takut aku kenapa-napa.

Yoga

Melihat ke arah Tara.

Tara

Aku gak ikut.

Yoga melepaskan pelukan.

Tara

Kita sama-sama sudah mengantarkan pada kebahagiaan masing-masing dan kita tidak boleh saling menyakiti lagi. Sampai sini ya Ga.

Yoga

Ra, perjalanan ini penuh makna, apa yang sudah kita lewati gak semu, kamu berarti buat aku.

Tara dan Yoga saling tersenyum lalu memeluk erat tak lama dilepaskan dan memegang erat tangan Tara.

Tara

Iah perjalanan ini gak semu, perjalanan ini penuh makna. Kita sudah sampai pada keinginan masing-masing, cita-cita masing-masing.

Yoga

Aku adalah ayah dari anak kamu, dia adalah bukti semua bermakna. Aku bakal jadi sahabat terbaik kamu sampai kapan pun.

Tara

Dan empat sehat lima sempurna akan tetap ada.

Yoga

Kalau kamu mau kejar Dika, kejar dia.

Tara

Enggak.

Yoga

Kenapa?

Tara

Aku mau persahabatan ini tetap ada, suatu hari nanti kalau cinta itu jatuh kembali aku yakin bukan kalian orangnya.

Tara

Suatu hari nanti akan ada kebahagiaan datang kepada ku dan kepada mu juga.

80. (Ext) depan rumah Tara dan Yoga. Pagi. Cerah

Tara dan Mentari melambaikan tangan ke arah Yoga yang menaiki taksi.

Mentari

Bun, ayah kerja ya?

Tara

Iah ayah kerja. 

Mentari

Ayah bakal lama ya pulangnya, soalnya bawa kopernya besar.

Tara

Ayah bakal pulang nanti, membawa seseorang yang indah seperti pelangi, penuh cinta, dia bakal sayang sama kamu.

Mentari

Pelangi setelah hujan ya bun.

Tara hanya tersenyum tipis.

81. (Ext) di hutan Kalimantan. Pagi. Cerah

Yoga sampai di mess karyawan, berkeliling hutan sekitar.

Yoga (VO)

Setelah perjalanan penuh makna, dari mulai sama-sama saling mendukung, melindungi, dan menjaga yang berakhir dengan saling melepaskan. Perjalanan pencarian cinta ini akan sampai mana? Apakah pada saatnya bertemu hanya menjadi luapan rasa?

TAMAT

 

 

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar