mengantarkan pada kebahagiaan
9. Tanpa Arah #9

60. (Int) . Kamar. Petang

Yoga dan Tara berada di dalam kamar, Tara menunggu di tempat tidur menggunakan baju tidur. Sedangkan Yoga baru usai dari kamar mandi, menggosok-gosokan handuk ke kepala, sudah lengkap akan tidur.

Tara

Mau ada yang gua omongin.

Yoga

Tumben ada apa? Sama sih mau ada yang diomongin juga.

Tara

Ga lusa gua harus ke Bali, ada kerjaan di sana.

Yoga

Duh! Hmmh.

Tara

Kenapa salah ya?

Yoga

Enggak salah, cuman sama mau ke site di Kalimantan.

Tara

Oh ya udah jadi kita sama-sama pergi, gak masalah kan?

Yoga

Hmmm, perginya semingguan.

Tara

Ya gak apa-apa, sama kok semingguan juga. Mentari kan ada mbak di sini, bisa suruh mamah buat lihatin, ada cctv juga bisa kita kontrol.

Yoga

Iah, enggak masalah.

Yoga

Tapi perjalanan kali ini beda Ra.

Tara

Beda kenapa? 

Tara beranjak dari tempat tidurnya, mendekati Yoga.

Yoga

Huuft.

Mata Yoga melihat ke atap kamar.

Tara

Kan udah biasa pergi-pergi gini.

Yoga

Iah, dan masalahnya kita harus pindah ke sana, untuk beberapa tahun.

Tara

Hah, gak bisa Ga, gimana karir gua? Gimana sekolah anak kita? Gak bisa gitu.

Yoga

Yaaa, gua di mutasi ke sana untuk proyek di sana.

Tara

Kamu kan bisa pulang pergi Jakarta.

Yoga

Masalahnya kalau udah mutasi gak bisa gitu Ra.

Tara

Pokoknya gua gak mau dan gua gak setuju.

Yoga

Gua tahu bakal begini, gua tau lu pasti gak mau ikut, tapi kasih solusi.

Tara

Kalau lu tau, lu yang ngalah dong, kan bisa cari kerjaan tempat lain yang gak harus mutasi.

Yoga

Hmmmh.

Yoga menghela nafasnya.

Tara

Kalau di sana gua kerja apa Ga?

Tara

Yoga lu tau sendiri, ini pekerjaan yang gua perjuangkan, cita-cita gua, lu tau sendiri bagaimana gua bisa meraih semuanya dan sekarang lu mau gua buang semua yang sudah gua perjuangkan?

Yoga

Bukan, bukan Tara. Lu memperjuangkan yang lain bukan cita-cita lu! 

Tara menangis, tangisannya semakin keras. Tak lama ia pun terdiam, dan ia pun terduduk diam pada karpet di sebelah tempat tidur.

Yoga berjalan ke arah Tara, ia memegang tubuh Tara, lalu memeluknya perlahan dan air mata Yoga pun tak kuasa keluar.

Yoga

Tara selama ini bertahun-tahun ini lebih dari sepuluh tahun pertemanan kita, apa yang gua gak tahu dari lu?

Yoga

Dika jemput lu sebelum kita nikah aja gua tau Ra!

Tara

Dari mana lu tahu?

Yoga

Gua udah pulang hari itu, gua diparkiran yang sama dengan Dika. Gua pake mobil kantor, gua lihat semuanya.

Yoga

Tapi gak gua samperin, gak gua kejar, karena kalian berdua sahabat gua.

Tara terkejut, ia melihat ke arah Yoga. Ia seperti terperangkap dalam suasana dan juga tidak dapat berkata apapun.

Yoga

Tara gua gak marah kok santai aja, gimana caranya gua bisa marah sama lu? Gimana caranya gua bisa marah sama dua orang saling mencintai? Gak bisa Tara.

Yoga duduk di sebelah Tara dengan kaki bersila.

Yoga

Lu kuliah, masuk kerja, semuanya yang lu lakuin bukan buat gua, bukan buat hubungan kita dan bukan buat lu juga.

Yoga

Hmmmh.

Yoga menghela nafas panjang.

Yoga

Ra, gak ada kegiatan paling bahagia yang lu lakukan selain melihat daftar penumpang pesawat dari Amerika. Sekali pun di hari ulangtahun gua.

Tara air matanya keluar ia tak sanggup berkata.

Tara

Ga, lu tau semuanya.

Yoga

Hmmmh.

Yoga menghela nafasnya.

Yoga

Dan lu gak pernah mau tahu apa yang gua lakuin, gua ngapain aja, kerja gua apa aja, bahkan lu gak pernah mau tau gaji gua berapa.

Tara

Aku tahu kok.

Yoga

Kapan lu tanya, gak pernah Ra.

Yoga

Bahkan di hari ulangtahun gua.

Tara

Ga ... Yoga gua minta maaf.

Yoga

Di sini gak ada yang harus minta maaf, gak ada yang salah.

Yoga

Gua yang salah, gua yang terlalu membiarkan semua ini terjadi.

Yoga melihat ke arah Tara.

Tara

Yoga.

Yoga

Ya.

Tara

Kenapa sampai menikahi gua?

Yoga terdiam.

Tara

Lu menikahi gua karena lu kesepian, bukan cinta Yoga, gua tau.

Tara

Orang yang saling mencintai tidak akan membiarkan pasangannya tanpa arah, orang yang saling mencintai tidak akan membiarkan semua ini terjadi, orang yang saling mencintai tidak akan membiarkan terlalu jauh sampai saat ini. Lu gak pernah ngasih yang gua minta, lu ngasih hidup, jiwa raga dan semua waktu lu tapi gak pernah ngasih cinta lu. 

Tara

Lu gak pernah marah sekali pun sama gua, walaupun salah gua fatal. Lu gak pernah negur gua.

Yoga

Ra ... Tara.

Tara

Kita sama-sama terjebak Ga. Sama-sama ngerasa terbaik, sama-sama ngerasa serasi padahal gak ada tuh serasinya.

Yoga

Dan kita sama-sama kesepian.

Tara

Kita sama-sama gak pernah cinta.

Tara

Iah kan?

Yoga

Hmmph, gua udah coba, berulang kali gua coba.

Tara

Tapi gak pernah bisa, gua juga sama.

Yoga

Sampai gua mikir, apa rasa cinta gak pernah gua miliki?

Tara

Gua sampai berdoa, gua cuman ingin rasa itu hadir diantara kita.

Yoga

Yaaah kita udah sama-sama berusaha.

Yoga

Ra, gua sayang sama lo.

Tara

Gua juga.

Tara dan Yoga saling berpelukan.

Yoga

Hubungan ini gak semu, ada rimanya ada baitnya, masih ada nafasnya. Hubungan ini ada artinya.

Tara melepaskan pelukan Yoga, ia tak kuat menahan air matanya.

Tara

Gua sudah gak tau harus ngomong apalagi, mungkin kita harus berjarak untuk menentukan arah, kita harus terpisah agar tahu mana bukit mana langit. Apapun hasilnya nanti, kita tahu kita sudah sama-sama berjuang. Perjalanan ini bukan setahun atau dua tahun.

Yoga

Ya, gua setuju, kita harus menepi bukan menghindari. Menghindari tetap akan bertemu pada titik yang sama, tapi menyendiri akan bikin kita lebih yakin, kita tanya mau kita apa, kita perlu mendengarkan hati yang selama ini gak pernah kita sentuh.

Tara tersenyum.

Yoga memeluk Tara, Tara membalas pelukan Yoga.

Yoga

Ra, gua sayang sama lo.

Tara

Apapun hasilnya nanti, pasti yang terbaik. 

Tara

Gua juga Ga.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar