Malaikat Tanpa Sayap
1. Curiga
  1. EXT. RUMAH MAKAN - DAY - 2020

Maya (30) duduk di bangku luar sebuah rumah makan milik Satrio (29) dipinggiran kota solo sambil memandangi sepiring nasi tumpang dimejanya lengkap dengan menu pendampingnya. Tiba-tiba dia terisak dan segera menghapus air matanya dengan selembar tisu didepannya. Lalu datang Satrio mendekat kearah meja Maya.

SATRIO

(Tersenyum)

Ada yang salah dengan makanannya?

MAYA

(Menggeleng)

Sangat enak, sampai membuatku kembali kesini setiap hari selama seminggu ini. Hanya...

SATRIO

(Memberi isyarat Maya untuk Satrio duduk dimejanya)

Katakan padaku, apa yang salah dengan masakanku.

MAYA

Aku terkejut kamu masih mengingat namaku, padahal sudah tiga hari yang lalu kita berkenalan walau hanya sebentar.

(Terdiam, lalu mulai menyantap nasi tumpang didepannya setelah memberikan kode pada Satrio)

Bagaimana nanti setelah aku berada di Jakarta lalu tiba tiba rindu dengan masakan buatanmu?

SATRIO

(Tertawa)

Kamu memang pelanggan yang menarik perhatianku selama seminggu ini.

MAYA

Kenapa?

SATRIO

Karena aku sering melihatmu termenung menatap nasi tumpang didepanmu, kadang tiba-tiba menangis. Ada apa dengan nasi tumpang buatanku yang membuatmu bisa sesedih itu?

MAYA

(Terdiam. Ragu-ragu menjawab)

Aku tidak tahu kamu begitu memperhatikanku sedetail itu.

SATRIO

Maaf.

MAYA

(Tersenyum)

Masakannmu ini membuatku teringat dengan seseorang bernama Bara. Rasa dan detail penyajiannya sangat mirip dengan masakan buatannya, bagai pinang dibelah dua. Dulu Aku membenci masakan ini, tapi Bara berhasil membuatku jatuh cinta dengan masakan ini.

SATRIO

(Tertawa)

Dengan Bara atau dengan tumpangnya?

MAYA

(Tertawa)

Dua duanya mungkin.

(Mengeluarkan sebuah foto hidangan nasi tumpang dan menyerahkan pada Satrio)

SATRIO

(Menerima dan menatap foto)

Bagaimana mungkin tampilannya bisa sama persis setiap detailnya? bahkan makanan pendampingnya pun juga sama persis.

MAYA

Aku juga heran waktu pertama kali melihat makananmu di instagram, lalu aku datang kesini karena ingin membuktikan rasa penasaranku.

(Menerima foto dari Satrio dan memasukkannya kedalam tas)

SATRIO

Kita harus bertemu dengan Bara untuk meminta penjelasan darinya.

Maya

(Terdiam)

Bara meninggal enam bulan yang lalu.

SATRIO

(Terkejut)

Maaf, aku...

MAYA

(Tersenyum)

Tidak apa-apa.

(Terdiam)

Lalu apa cerita dibalik nasi tumpang buatanmu yang bisa sama persis dengan buatan Bara?

SATRIO

(Terdiam dan ragu ragu)

MAYA

Kamu tidak perlu menceritakan padaku kalau kamu ragu, lagipula kamu belum begitu mengenalku.

SATRIO

Ada sesuatu tentang dirimu yang membuat diriku tertarik, tapi jangan berprasangka buruk terhadapku.

MAYA

Maksudmu?

SATRIO

Seperti ada DeJavu saat pertama kali bertemu denganmu. Kamu tahu maksudku kan? Seperti aku pernah bertemu denganmu dan mengenal dirimu. Aku pikir waktu itu, mungkin kamu adalah bagian dari ingatanku yang hilang. Pernahkah dulu kita bertemu atau aku sempat mengenalmu?

MAYA

(Bingung lalu menggeleng)

Aku tidak pernah mengenal dirimu, disinilah pertama kali aku bertemu denganmu.

SATRIO

Enam bulan yang lalu aku sempat koma dan kehilangan detak jantungku untuk beberapa menit di meja operasi.

(Berhenti dan mengingat ingat)

Dokter berusaha keras mengembalikan detak jantungku yang berhenti. Mereka sempat kehilangan diriku untuk beberapa menit, namun tiba tiba keajaiban itu datang, jantungku bekerja kembali dan mereka berhasil menyelamatkan nyawaku.

(Terdiam)

Dan saat aku pulih dan sadar, aku kehilangan semua ingatanku. Seolah olah aku seperti dilahirkan kembali tanpa memori apapun. Semua orang berusaha mengembalikan ingatanku, namun gagal. Akhirnya aku mulai menerima bahwa ingatanku tak akan pernah kembali, namun ada hal hal aneh yang kemudian muncul.

(Tersenyum)

MAYA

Hal-hal aneh?

(Meyelesaikan makannya lalu minum dan merapikan sisa makanannya)

SATRIO

Iya. Ada kebiasaan-kebiasaan baru yang tiba tiba muncul yang selama ini tidak pernah aku lakukan, dan semua kebiasaaan-kebiasaan lama dalam diriku tiba tiba hilang dari keseharianku.

(Menunjuk nasi tumpang)

Nasi tumpang ini contohnya. Semua orang terkejut saat aku tiba tiba terbiasa dengan dapur dan memasak makanan enak, termasuk nasi tumpang ini. Seolah olah aku telah ratusan kali memasaknya. Dan beberapa bulan kemudian, disinilah aku dengan aku yang baru dan mimpi yang baru.

(Seorang karyawan datang kemeja mereka dan menyerahkan sebuah catatan pada Satrio, lalu karyawan itu pergi)

SATRIO

(Membaca kertas note)

Sebentar ya May, aku tinggal dulu. Kamun jangan kemana mana nanti aku kembali.

MAYA

(Berdiri)

Sebaiknya aku kembali ke kota Yo karena besok hari terakhirku di Solo. Masih banyak titipan dari teman-teman di Jakarta.

SATRIO

(Berdiri)

Aku antar ya May, kebetulan aku juga ada keperluan di Solo. Lagipula repot nanti kamu keliling mencari oleh-oleh dengan taksi online.

MAYA

Jangan, repot nanti kamu.

SATRIO

(Tersenyum)

Tidak repot kok May, anggap saja ini sebagai rasa terimakasihku karena seminggu ini kamu telah rela jauh-jauh dari Solo hanya untuk mencicipi nasi tumpangku.

MAYA

(Tersenyum dan mengangguk)

CUT TO

2.EXT/INT. MOBIL SATRIO - DAY

Mobil Satrio meluncur menuju kota Solo. Dari dalam mobil terdengar lagu 'biarkan aku kembali' milik Indra Lesmana. Satrio mengendari mobil dan Maya duduk di sampingnya.

MAYA

Ini CD ya?

SATRIO

(Mengeluarkan Album CD Indra Lesmana dari dalam dasboard)

Aku penggemar berat Indra Lesmana, tepatnya sejak aku terbangun dari komaku. Kebiasaan baru yang muncul tiba-tiba.

(Tersenyum)

MIRA

(Terkejut)

Bara juga penggemar berat Indra Lesmana.

SATRIO

Oh ya, aneh semua bisa kebetulan. Mulai dari masakan sampai selera musik.

MAYA

(Memandang ke arah luar)

Terlalu banyak kebetulan.

SATRIO

Ceritakan tentang Bara, kalau kamu tidak keberatan May. Tapi kalau itu membuka lukamu kembali sebaiknya jangan.

MAYA

(Menoleh kearah Satrio dan tersenyum)

Luka itu akan selalu ada Yo tidak akan pernah pergi. Jangankan enam bulan, seumur hidup pun tidak akan cukup untuk melupakan semua tentang Bara.

SATRIO

Bara meninggal bulan Februari?

MAYA

(Mengangguk)

Waktu hari valentine. Saat itu Bara dalam perjalanan pulang dari luar kota, aku sudah melarangnya untuk kembali malam itu karena sedang hujan dan angin kencang, tapi dia memaksa karena ingin merayakan hari valentine bersamaku.

Maya dan Satrio terdiam

SATRIO

(Bingung menatap Maya)

Kebetulan lagi kah?

MAYA

(Bingung menatap Bara)

Maksudmu?

SATRIO

Aku mengalami henti jantung dan koma saat malam valentine. Teman teman kantor segera membawaku ke rumah sakit karena aku mengalami serangan jantung.

MAYA

(Terkejut)

Jadi dimalam Bara meninggal di hari itu pula kamu mengalami serangan jantung dan koma.

Maya dan Satrio saling menatap terkejut dan kebingungan

OPENING TITLE : MALAIKAT TANPA SAYAP

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar