Malaikat Tanpa Sayap
6. Sepiring Nasi Tumpang

15.INT. LOBI RUMAH SAKIT - DAY

Maya berdiri di lobi rumah sakit menunggu Bara yang sedang berpamitan dengan keluarga Bapak Johan.

Bara melangkah mendekati Maya.

BARA

Duluan saja May, biar nanti aku naik ojek online.

MAYA

Kan kita searah Bara, lagipula Indah sudah bawel minta tolong padaku untuk mengambil sampel fisik foto-foto cover kalender.

BARA

(Tersenyum)

Baiklah. Terimakasih ya.

(Bara dan Maya berjalan menuju tempat parkir mobil)

CUT TO

16. INT. APARTEMEN BARA - DAY

Bara dan Maya masuk kedalam apartemen. Maya terkejut saat Bara tiba tiba menyodorkan sepasang sendal dan celemek kepadanya.

BARA

Kamu sudah berjanji kan?

MAYA

(Bingung)

Sekarang?

(Bara tersenyum dan mengangguk. Maya menerima sandal dan celemek dari Bara dan memakainya dengan dibantu Bara. Mereka berjalan menuju dapur. Bara mengeluarkan semua bahan untuk membuat nasi tumpang dari dalam kulkas, sedang Maya hanya membantu menata bahan-bahan itu diatas meja)

MAYA

Kamu tinggal sendiri disini?

(Bara berhenti mengambil bahan dari kulkas dan menatap Maya)

BARA

Ini seperti sebuah pertanyaan terselubung yang sebenarnya pertanyaan itu adalah apakah aku sudah punya pasangan?

(Maya melempar Bara dengan tomat karena jengkel, dan Bara menagkapnya dengan tepat. Dia berjalan kearah Maya sambil membawa bahan-bahan terakhir)

BARA

Aku tidak punya siapa-siapa disini, baik keluarga ataupun pacar. Seratus persen jomblo akut.

(Bara mulai meracik bahan untuk membuat nasi tumpang dibantu Maya)

MAYA

(Tersenyum)

Tidak merasa kesepian?

BARA

Selalu.

MAYA

Lalu kenapa tidak mencari?

BARA

Kita tidak bisa menempatkan orang lain sebagai obat kesepian kita, karena kesepian berasal dari kita sendiri dan hanya kita sendiri yang mampu mengobatinya.

MAYA

Tapi tak akan ada kesepian saat kita bersama dengan orang yang kita cintai dan mencitai kita bukan?

(Bara berhenti memotong tempe dan menatap Maya)

BARA

Mungkin, patut dipertanyakan cintanya apabila ada yang merasa kesepian saat mereka bersama pasangan mereka.

(Bara mengakat tempe dan menunjukkan pada Maya)

Aku mengganti bahan tempe dengan yang segar bukan yang hampir busuk. Orang jaman dahulu mungkin termasuk almarhum ibumu menggunakan dua macam tempe , segar dan hampir busuk untuk menciptkan aroma yang berbeda dan itu yang membuat kamu tidak menyukai aromanya.

(Maya mengangguk)

BARA

Lalu kenapa tidak mencari?

(Menatap Maya dan tersenyum)

(Maya tertawa)

MAYA

Ada seorang pria yang pernah bilang padaku kalau kesan pertama melihatku adalah dingin dan cuek.

(Bara berhenti dan menatap Maya lalu tertawa)

BARA

Jangan membuatku merasa bersalah.

MAYA

Terkadang ketika kita nyaman dengan kesendirian, kita akan lupa apa itu kesepian. Aku terlalu sibuk mengejar mimpiku dan lupa bahwa aku telah kehabisan waktu.

(Tatapan kosong)

BARA

(Terkejut)

Kehabisan waktu?

MAYA

(Tersadar dan mengalihkan pembicaraan)

Aku pernah berpacaran dengan seseorang dan tidak bertahan lama karena ketika bersamanya terkadang aku merindukan kesendirianku.

BARA

Kalau kamu mencintainya, kamu tidak akan merindukan kesendirianmu, kamu akan melupakan kesendirianmu.

(Bara dan Maya saling berpandangan)

Bara

Mungkin aku ada bukan untuk dicintai atau mencintai.

MAYA

(Bingung)

Maksudmu?

BARA

Pertanyaanmu tadi, kenapa aku tidak mencari?

MAYA

Cinta adalah alasan kenapa manusia diciptakan.

BARA

Mungkin sebagian diriku bukan manusia.

(Maya terkejut menatap Bara lalu tertawa)

MAYA

Baiklah setengah manusia, sekarang ajarkan padaku bagaimana membuat nasi tumpang milenial.

(Bara tertawa menatap Maya)

(Bara menunjukkan dan mengajarkan Maya cara memasak Nasi Tumpang)

CUT TO

17. INT. APARTEMEN BARA - DAY

Bara dan Maya telah selesai memasak nasi tumpang. Semua hidangan sudah tertata rapi dimeja makan lengkap dengan menu pendampingnya. Bara mengambil kameranya dan memotret hidangan nasi tumpang dimeja lalu memotret Maya dengan nasi tumpang dihadapannya. Mereka duduk dimeja makan diiringi suara lembut Indra Lesmana lalu menyantap nasi tumpang yang tersaji secara terpisah. Nasi yang berada ditengah piring dicetak dengan mangkok kecil, lalu dipinggiran nasi ada bayam, taoge, potongan timun dan telur ayam rebus yang dibelah dua. Ikan asin layur ditarus diatas nasi, berdampingan dengan bawang merah goreng yang tampak renyah. Lalu ada mangkok kecil yang berisi kuah tumpang yang berwarna merah pucat, dengan cecek kulit sapi dan tahu putih yang berenang-renang dipermukaaannya. Dan terakhir, karak atau krupuk nasi tersaji dipiring kecil sebagai pelengkapp.

Bara menatap Maya yang mulai menyantap nasi tumpang didepannya.

BARA

(Penasaran)

Bagaimana?

MAYA

(Tersenyum)

Luar biasa seperti tampilannya. Tidak ada aroma tempe busuk seperti yang aku takutkan. Semua rasa seperti menari-nari dilidahku, segar dari sayuran, pedas dari cabai dan gurih dari santannya. Hidangan pendamping bukan sekedar pemanis, tapi benar-benar melengkapi rasa dari nasi tumpangnya.

(Tidak berhenti makan)

Aku bisa makan ini setiap hari.

(Bara tertawa)

BARA

Nanti aku kirim foto dan resepnya lewat email. Dan sekarang tidak ada alasan lagi buatmu untuk tidak bisa memasak hidangan ini untuk ayahmu.

(Maya berhenti makan, terisak lalu segera menghapus air matanya)

MAYA

(Menatap Bara)

Terimakasih untuk semuanya ini.

(Bara hanya tersenyum dan mengangguk lalu diam diam mencuri pandang pada Maya)

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar