Malaikat Tanpa Sayap
10. Mati

31. INT. RUMAH SAKIT - DAY

Pagi itu Indah membantu Maya merapikan dirinya setelah dimandikan oleh perawat. Maya masih tampak lemah. Bara dan pak Saptoro masuk kedalam kamar. Pak Saptoro menghampiri Maya, Indah dan Bara hanya berdiri memandang mereka.

Pak Saptoro memeluk Maya.

MAYA

(Terisak)

Maafkan Maya ya pak.

PAK SAPTORO

(Melepas pelukan dan memegang tangan Maya. Mencoba untuk kuat walau akhirnya air matanya menetes juga)

Untuk apa meminta maaf nduk, kamu tidak meminta ini semua. Sudah takdirnya harus seperti ini.

MAYA

Maya belum bisa buat bapak bahagia. Maya terlalu sibuk hingga tidak sadar Maya sudah kehabisan waktu untuk bapak.

PAK SAPTORO

(Tersenyum)

Yang kamu berikan selama ini lebih dari cukup untuk membuat bapak bahagia, Ukuran bahagia bapak hanya perhatianmu pada bapak yang tidak pernah putus.

MAYA

Maya akan bertemu ibu segera.

PAK SAPTORO

(Mengangguk)

Putri bapak harus tetap berjuang untuk hidup.

(Maya mengangguk)

Kalau memang sudah saatnya dan putri bapak sudah lelah, lepaskanlah dan berlarilah kepelukan ibumu, dan tunggu bapak disana.

(Maya terisak dipelukan pak Saptoro)

(Indah segera melangkah keluar ruangan dengan terisak)

(Bara menyusulnya sambil mengusap air matanya)

(Bara berdiri dibelakang Indah dan menatapnya)

BARA

Pergilah, nanti kamu terlambat. Biar aku dan bapak yang disini menjaga Maya.

INDAH

(Menenangkan diri dan menghapus airmatanya lalu menatap Bara)

Aku takut kehilangan sahabat terbaikku. Aku takut saat kepergiaannya aku tidak berada disisinya. Dimana keajaiban itu di saat orang-orang baik membutuhkannya?

(Bara menghampiri Indah dan memegang pundah Indah)

BARA

Maya akan hidup, dia akan menikah, memiliki anak dan hidup bahagia dengan keluarga dan sahabat-sahabat terbaiknya. Aku berjanji keajaiban itu akan datang padanya. Dan berjanjilah padaku satu hal untuk menjaganya dan selalu menjadi sahabat terbaikknya.

(Indah tampak bingung dengan ucapan Bara)

(Tiba-tiba Maya keluar dengan kursi roda yang didorong oleh pak Saptoro)

CUT TO

32. EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - DAY

Bara mendorong kursi roda dengan Maya diatasnya, lalu berhenti dibangku taman. Bara duduk disamping Maya.

MAYA

(Menatap kedepan)

Andaikan setiap manusia tahu kapan dia mati, mungkin tak ada manusia yang akan menyianyiakan waktu mereka dibumi.

BARA

(Tersenyum dan menatap Maya)

Lalu dimana tantangannya? Iblis akan menangis karena neraka kosong.

(Maya tertawa dan menatap Bara)

MAYA

Terimaksih untuk semuanya Bara. Kamu hadir disaat yang tepat bagiku.

(Terdiam sebentar)

Maaf kalau kehadiranku disaat yang tidak tepat buatmu.

BARA

Darimana kamu tahu? Mungkin karena sakitmulah kita ditakdirkan bertemu.

Mungkin karena sakitmulah, yang membuatmu begitu sedih menatap hujan hari itu hingga membuatku tidak bisa berhenti memikirkanmu.

(Tersenyum saat Maya terkejut dan menatapnya)

Aku pikir aku telah jatuh cinta siang itu dengan wanita, kesedihan dan air hujan.

(Maya meneteskan air mata dan Bara mengusapnya lembut)

MAYA

Aku sekarat

BARA

Semua orang sekarat, yang membedakan hanya waktu.

MAYA

Kenapa aku?

BARA

Seperti pertanyaanmu pada Tuhan, Kenapa aku?

MAYA

(Menangis dan memegang tangan Bara dipipinya)

Takdir.

BARA

(Memegang tangan Maya dan mencium tangan itu lembut)

Aku mencintaimu Maya.

MAYA

Aku mencintaimu Bara.

(Mencium tangan Bara lalu menyandarkan dirinya dalam pelukan Bara)

Terimaksih untuk semuanya, terutama tentang nasi tumpangnya.

BARA

(Terdiam lalu mencium kepala Maya)

Nasi Tumpang.

(Ucapnya lirih)

CUT TO

33. EXT. ROOFTOP APARTEMEN BARA - NIGHT

Bara berdiri menatap gemerlap kota Jakarta. Josua tiba-tiba muncul dihadapannya, lalu ikut menatap gemerlap ibukota.

JOSUA

Ada apa? Kamu sudah memutuskan?

(Josua menatap Bara yang hanya terdiam dan menatap kosong kedepan)

JOSUA

Jadi kamu akan pulang atau menggantikan aku?

BARA

Aku ingin mati. Aku ingin menukar keabadianku dengan nyawa Maya.

JOSUA

(Terkejut)

Tapi kenapa?

BARA

Takdir.

JOSUA

Omong kosong.

BARA

Untuk apa mereka menugaskanku pada Maya?

(Menatap Josua)

JOSUA

(Menjawab dengan keraguan)

Memberikan kebahagiaan yang sempurna disaat saat terakhir hidup...

BARA

(Memotong kalimat Josua)

Bukan itu. Itu hanya omong kosong yang selalu kau ucapkan padaku selama seratus tahun ini. Katakan padaku yang sebenarnya, anggap ini permintaan terakhirku padamu.

(Bara menatap kedepan, dan Josua menatap Bara)

JOSUA

Membuat Maya memasak nasi tumpang untuk bapaknya.

(Bara menitikkan air mata)

BARA

Semesta ini membantu tugasku agar Maya bisa memasak nasi tumpang untuk bapaknya, tapi takdir membuatku jatuh cinta kepada Maya.

JOSUA

(Terdiam)

Kamu akan menjadi manusia, dengan tubuh dan hidup yang baru tanpa secuil ingatan dari masa lalumu.

BARA

Kalau takdir bisa mempertemukan aku dengan Maya dikehidupan ini, aku percaya takdir akan mencari jalannya untuk mempertemukan aku dengan Maya dikehidupan yang lain.

Aku mencintainya. Melihat dia hidup panjang dan bahagia walau tanpa diriku, sebesar itulah cintaku padanya.

JOSUA

Kamu sudah yakin dengan keputusanmu? Dengan segala resiko menjadi manusia?

(Bara menatap Josua dan memegang pundaknya)

(Bara mengangguk)

Awal aku dilahirkan adalah sebagai manusia, biarlah aku kembali nanti juga sebagai manusia.

JOSUA

Bodoh

(Josua menepis tangan Bara lalu melangkah pergi meninggalkannya)

(Josua menitikkan air mata saat sudah agak jauh dari Bara)

BARA

(Berteriak)

Kapan aku tahu mereka menyetujui permintaanku?

(Tiba-tiba Josua berhenti)

(Lalu tiba tiba sebuah kilatan petir menyambar Bara dan membuatnya tidak sadarkan diri)

JOSUA

(Menghapus air matanya)

Itulah tandanya.

(Ucap dia lirih lalu menghilang)

CUT TO

34. INT. APARTEMEN BARA - NIGHT

Selama tiga hari Bara terbaring tidak sadarkan diri diranjangnya.

Lily berada disampingnya nya menjaga dan merawatnya selama dua hari ini.

Tiba-tiba Bara terbangun.

LILY

Bara

(Menghampiri Bara, duduk diranjang dan memegang pundak Bara)

(Lily mengambil segelas air dimeja lalu menyerahkannya pada Bara)

(Bara meminumnya lalu menatap Lily)

BARA

Apa yang terjadi?

LILY

Aku dan Aldrin menemukanmu terbaring diatas rooftop, lalu Aldrin membawanu kesini.

BARA

Berapa lama aku tidak sadarkan diri Lily?

LILY

Tiga hari

(Bara terkejut lalu segera bangkit dan mengambil pakaiannya. Lily hanya menatap Bara)

(Bara lalu menatap Lily setelah selesai berpakaian)

LILY

Apa yang terjadi?

BARA

(Menghampiri Lily dan memegang pundak Lily)

Aku janji akan menceritakan semuanya padamu nanti. Terimaksih telah menjagaku dan sampaikan terimakasihku pada Aldrin.

(Bara meninggalkan Lily yang meneteskan air matanya setelah Bara pergi)

CUT TO

35. INT. APARTEMEN LILY- NIGHT

Bara masuk kedalam apartemen Maya setelah Indah membukakan pintu untuknya, tampak wajah bahagianya menyambut Bara.

BARA

Aku tadi menghubungi rumah sakit dan katanya Maya sudah pulang.

INDAH

Aku menghubungimu seharian ini, tapi kamu tidak menjawabnya.

(Indah dan Bara berjalan menuju balkon, tampak Maya berjalan masuk dari luar balkon tanpa kursi roda)

BARA

Maya kamu...

MAYA

(Tersenyum lalu berlari memeluk Bara)

(Maya menangis dipelukan Bara)

(Indah terharu lalu memberikan kode pada Bara kalau dia meninggalkan mereka. Bara mengangguk)

MAYA

Kamu darimana Bara? Kami menghubungimu seharian.

(Maya melepaskan pelukannya)

BARA

Apa yang terjadi?

(Membelai pipi Maya)

MAYA

Aku tidak tahu, semua juga tidak tahu termasuk dokter. Hasil pemeriksaan terakhirku menunjukkan tidak ada secuil kankerpun yang menempel ditubuhku. Tiba-tiba aku bebas dari kanker, aku sehat Bara.

(Maya tersenyum sambil terisak lalu memeluk Bara)

(Bara memeluk erat Maya)

BARA

Keajaiban itu datang bukan? Keajaiban itu datang untukmu, memberikan kesempatan kedua dihidupmu.

(Maya melepas pelukannya dan mengangguk)

MAYA

Terimakasih untuk doa mu.

BARA

(Tersenyum)

Doa Bapak dan Indah.

(Maya mengangguk dan memeluk Bara kembali)

MAYA

Jangan berubah, jangan pergi, jangan meninggalkan aku karena aku tidak sakit lagi.

BARA

Aku akan selalu disisimu.

CUT TO

36. EXT. TAMAN - DAY

Dua bulan berlalu, Maya mulai pulih dan sehat kembali. Rambutnya mulai tumbuh kembali dan mulai beraktivitas dengan normal. Hubungannya dengan Bara semakin dekat.

Barapun sudah beraktifitas seperti biasanya. Namun selama dua bulan ini dia tidak pernah lagi bertemu dengan Lily ataupun teman-temannya sesama manusia abadi.

Pagi itu, taman masih tampak sepi. Bara menghampiri Josua yang duduk dibangku taman sambil termenung.

Bara duduk disamping Josua.

BARA

Aku seperti diasingkan dua bulan ini.

JOSUA

Minggu depan, dimalam valentine.

BARA

(Memegang tangan Josua yang hendak berdiri)

Kenapa? Kamu kecewa padaku?

JOSUA

Kamu akan mati nanti dimalam valentine.

BARA

(Tampak emosi)

Aku tidak peduli. Apa kamu kecewa padaku karena dulu kamu memilihku untuk kamu didik langsung dari sekian banyak anak-anak.

JOSUA

(Tersenyum menatap dan memegang lengan Bara)

Aku kecewa padamu.

(Terdiam)

Aku kecewa padamu karena kamu membuatku kembali ragu dengan keputusanku meninggalkan Anne.

(Josua bangkit)

Kalau aku bisa memutar waktu, aku akan kembali pada Anne dan menukar keabadianku untuknya.

(Bara tiba-tiba bangkit, memeluk Josua dan terisak)

BARA

Maafkan aku.

JOSUA

Untuk apa. Berdoalah untuk dirimu sendiri agar dikehidupan nanti, takdir akan mempertemukanmu kembali dengan Maya.

(Bara melepas pelukannya pada Josua)

BARA

Bisakah aku mengucapkan perpisahan pada temanku.

(Josua menoleh kearah Bara)

JOSUA

Tentu. Kamu akan menghilang dari setiap ingatan kami, tidak akan ada yang mengingat tentang dirimu.

(Josua tersenyum lalu menghilang dihadapan Bara)

CUT TO

37. EXT. ROOFTOP APARTEMEN BARA - NIGHT

Lily dan Aldri berjalan menghampiri Bara yang berdiri diujung. Aldri memilih mengambil posisi menjauh dari Bara, sedang Lily telah berdiri disamping Bara. Senja hampir menghilang.

LILY

Ada apa?

(Menatap kedepan)

BARA

(Tersenyum)

Dimana kali ini tugasmu?

LILY

Palembang

BARA

(Masih menatap Lily)

Maafkan aku kalau sikapku melukaimu beberapa bulan ini.

LILY

(Masih sedikit marah dan menatap kedepan)

Hanya itu? Harusnya bisa kamu katakan lewat telfon.

BARA

Aku akan pergi selamanya.

LILY

(Ketus)

Aku tidak membuat pesta kepulanganmu seperti permintaanmu.

BARA

(Tersenyum)

Aku tidak pulang Lily, aku akan tetap disini.

LILY

(Terkejut dan menatap Bara)

Apa Maksudmu?

BARA

Aku menukar keabadianku dengan hidup Maya.

LILY

(Terkejut)

Kamu...

BARA

Aku akan menjalani hidup sebagai manusia biasa, dalam tubuh yang baru dan tanpa ingatan masa laluku.

LILY

Tapi kenapa?

(Lily menatap Bara, air matanya menetes)

BARA

Maafkan aku Lily.

(Bara memeluk Lily yang menangis)

LILY

Aku mencintaimu.

(Ucap Lily lirih)

BARA

Aku tahu Lily. Maafkan aku yang terlambat menyadarinya.

LILY

Kamu bodoh, kamu bodoh Bara

(Lily melepas pelukannya namun kedua tangannya memegang lengan Bara)

BARA

Aku tahu. Cinta telah membuat kita jadi bodoh.

(Lily terkejut, lalu mengusap air mata Bara)

(Lily tersenyum kemudian tertawa disela sela tangisnya)

BARA

Jaga dirimu Lilyku. Terimakasih telah menjagaku selama ini.

(Mencium tangan Lily)

LILY

Aku harap ini semua akan sepadan dengan pengorbananmu.

(Bara mengangguk lalu memeluk Lily untuk terakhir kalinya)

LILY

Aku akan mencarimu.

(Bara tersenyum)

(Bara lalu melangkah meninggalkan Lily)

(Bara berhenti disebalah Aldrin)

BARA

Jaga Lily untukku.

(Bara meninggalkan Aldrin)

CUT TO

38. INT. CAFE - NIGHT

Maya dan Bara berada di cafe tempat mereka pertama kali bertemu, Maya dan Bara duduk di kursi yang sama.

MAYA

(Tersenyum)

Valentinenya masih besok.

BARA

(Tersenyum)

Takut besok akan datang terlambat.

MAYA

Jangan dipaksakan pulang kalau kemaleman besok, pak Johan pasti meyuruhmu menginap di villanya.

BARA

Demi ini.

(Mengeluarkan DVD film before sunrise)

MAYA

(Tertawa)

Sudah hampir setahun, dan masih ingat kamu.

(Bara menatap Maya seolah olah ingin menangis tapi dia tahan)

BARA

Jangan bersedih lagi, jangan menatap hujan kalau itu membuatmu bersedih.

(Memegang lembut tangan Maya lalu mencium keningnya)

MAYA

Selama kamu disisiku, aku tidak akan bersedih saat menatap hujan.

(Maya tersenyum)

BARA

Kamu ingin berdansa?

(Tiba-tiba lagu Indra Lesmana, Biarkan Aku Kembali mengalun dimainkan oleh live band)

MAYA

(Terkejut)

Bagaimana...?

Ah lupakan.

(Bara berdiri dan menarik lembut tangan Maya untuk berdiri dan berjalan didepan Live Band)

(Mereka berdansa)

MAYA

Mereka melihat kita.

BARA

Biarkan mereka tahu seperti apa dimabuk cinta.

(Maya tertawa)

BARA

Aku mencintaimu.

MAYA

Aku mencintaimu.

CUT TO

39. INT. APARTEMEN MAYA - NIGHT

Hujan cukup deras dengan angin kencang menyertainya. Maya menatap hujan dari jendela apartemennya, gelisah menunggu Bara yang tak kunjung sampai dari perjalanan pulang dari Bandung.

Handphonenya tiba-tiba berdering dari nomor yang tidak dikenalnya, sedetik kemudian Maya jatuh pingsan.

CUT TO

40. INT. RUMAH SAKIT - NIGHT

Sebuah rumah sakit dikota Solo, Bara dan Josua berdiri didepan ruang IGD.

Josua berdiri disamping jiwa Bara.

BARA

Mereka tidak bisa melihatku?

(Josua tersenyum)

JOSUA

Mereka tidak bisa melihat jiwa tanpa tubuh.

(Menatap Bara)

Kamu sudah siap.

BARA

Siapa dia.

JOSUA

Hanya seseorang yang mengalami gagal jantung, masih muda, seumuranmu. Namanya Satrio.

BARA

Apakah dia mati karena aku, atau untuk...

JOSUA

Itu sudah takdirnya. Hanya itu yang harus kamu tahu.

(Bara melangkah menuju pintu, lalu berhenti dan menoleh kearah Josua)

BARA

(Tersenyum)

Terimaksih untuk semuanya. Sejak dulu aku ingin sekali memanggilmu ayah, karena kamulah sosok ayah bagiku.

(Bara melangkah meninggalkan Josua dan masuk menembus pintu IGD)

JOSUA

Anak Bodoh

(Josua tersenyum dan menitikkan air mata saat Bara menghilang, lalu dirinyapun ikut menghilang)

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar