LUBANG HILUM: TANDA LAHIR (SEASON 2)
9. Scene 94-100

94. EXT. JALANAN — SIANG

Cast: Hilman, tiga anak kecil (8), Yumna

Hilman terlihat berjalan pelan, sambil menoleh ke kiri dan kanan.

HILMAN

Kue kacang, kacang tanah, kacang polong.

ANAK KECIL PERTAMA

Kacang Kak.

Kita melihat ada anak kecil perempuan berpakaian seragam SD memanggil.

HILMAN

Mau beli yang mana De?

Hilman menghentikan jalannya lalu duduk jangkok dan membuka tutup toblesnya. Begitu juga dengan ANAK KECIL PERTAMA (8)

ANAK KECIL PERTAMA

Kue kacang berapa Kak?

HILMAN

Kue kacang satu harganya Rp. 500

ANAK KECIL PERTAMA

Mahal amat Kak.

HILMAN

Yang ini kuenya kan besar De.

Kita melihat ke arah kue kacang yang terlihat lebih agak besar dari ukuran biasanya.

ANAK KECIL PERTAMA

Ya udah Kak, saya beli satu aja.

HILMAN

Oke, mau dibungkus ga?

ANAK KECIL PERTAMA

Ga usah Kak langsung saya makan aja.

Ketika Hilman mengambilkan kue kacang tiba-tiba ada dua anak kecil laki-laki yang juga berpakaian sekolah SD menghampiri Hilman dan anak kecil pertama.

ANAK KECIL KEDUA (8) tiba-tiba menarik topi Hilman sedangkan ANAK KECIL KETIGA (8) menarik sapu tangan yang menutupi sebagian wajah Hilman.

Hilman terkejut dan dengan cepat menutupi pipi kanannya dengan tangan.

ANAK KECIL KETIGA

Di pipinya ada tanda lahir besar.

ANAK KECIL KETIGA

Dia buruk rupa kaya di cerita-dongeng itu.

Hilman terlihat ingin meraih topi dan sapu tangannya dari anak-anak kecil itu.

HILMAN

Dek, kembalikan sapu tangan Kakak

ANAK KECIL PERTAMA

Maaf Kak kami hanya penasaran sama muka Kakak.
(Beat)
Lari ....

Kita melihat Anak kecil pertama, kedua dan ketiga berlari kencang.

Anak kecil kedua yang mengambil topi Hilman melempar topinya jauh ke pinggir jalanan.

Sedangkan anak kecil ketiga tetap membawa sapu tangan Hilman.

HILMAN

Hai kalian ....

Hilman terlihat menutupi pipi sebelah kanannya dengan kanannya sambil membungkukan dan menundukkan kepalanya juga berlari mengejar anak kecil itu.

YUMNA

Hilman.

Terlihat Yumna berlari menghampiri Hilman.

Hilman menghentikan larinya dengan pelan mencoba menoleh ke arah Yumna.

Wajah Hilman tampak sedih, ia berkeringat dingin.

Yumna dan Hilman saling berhadapan.

YUMNA

Ini.

Yumna memberikan sapu tangannya. Hilman menyambutnya.

CUT TO:

95. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — MALAM (FLASHBACK)

Kembali ke scene 72

Cast: Bapak Kamaludin, Hilman

Bapak Kamaludin merangkul Hilman lalu meraih tangan Hilman yang menutupi pipi kanannya sendiri.

BAPAK KAMALUDIN

Hilman, ingat cinta sejati tidak hanya menerima kelebihan tapi juga akan menerima kekurangan kita.

CUT BACK TO:

96. EXT. JALANAN — SIANG

Lanjutan scene 94

Cast: Hilman, Yumna

Hilman dengan pelan menurunkan tangan kanannya yang menutupi tanda lahir di pipinya.

Yumna terus saja memandangi Hilman.

Yumna terlihat sedikit terkejut. Saat Hilman menurunkan tangannya.

Kita melihat ada tanda lahir besar berwarna hitam pekat di pipi sebelah kanan Hilman.

Hilman dengan cepat menutupinya dengan sapu tangan milik Yumna.

HILMAN

Terima kasih.

Hilman terlihat menundukkan kepala. Ia dengan cepat memalingkan badannya dan berjalan kembali ke arah toples jualannya. Ia terlihat membawa tobles jualannya dan berjalan pergi meninggalkan Yumna. Yumna hanya terdiam.

CUT TO:

97. EXT. JALANAN — SIANG

Cast: Hilman, Malika

Hilman terlihat berjalan sambil membawa tobles berisi kue kacang jualannya.

MALIKA

Hai Hilman ....

Hilman menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah belakang.

Terlihat Malika berlari menghampiri Hilman.

MALIKA (CONT'D)

Hilman, kamu jualan kue kacang ya, mau dong?

HILMAN

Iya, mau berapa kuenya?

MALIKA

Lima aja deh.

Hilman dan Malika berjalan menuju ke arah pinggir jalan.

Kemudian setelah sampai di pinggir jalan mereka terlihat duduk di tanah bawah pohon.

Hilman membuka toblesnya dan membungkuskan kue kacang. Lalu menyerahkan kepada Malika. Malika menyambutnya.

MALIKA

Berapa?

HILMAN

Rp. 2000 aja.
Eh, Yumna saudara sepupumu ya?

Malika menyerahkan uang kepada Hilman. Hilman menyambutnya.

MALIKA

Iya, kenapa?
(Beat)
Hmm jangan bilang kamu suka sama Yumna ya.

Hilman terlihat menganggukkan kepalanya. Ia lalu menundukan kepalanya.

Wajah Malika terlihat kaget.

MALIKA

Yang bener?

Hilman terlihat menganggukkan kepalanya lagi.

HILMAN

Ada yang mau aku tanyakan ke kamu?

Hilman terlihat mengangkat kepalanya.

MALIKA

Tanya apa?

HILMAN

Aku mau ungkapin perasaanku ke Yumna, tapi ketika aku ketemu dan ingin mengukapkannya, mulutku selalu seperti orang bisu yang ga bisa bicara.
(Beat)
Gimana ya? biar aku bisa ungkapin perasaanku ini.

Malika terlihat sedang berpikir.

MALIKA

Hmm gimana kalau kamu tulis aja. Kaya Surat cinta gitu.
(Beat)
Entar aku deh yang bantu kasihin ke Yumna, gimana?

Hilman hanya menganggukkan kepalanya.

CUT TO:

98. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN - MALAM

Cast: Hilman

Hilman terlihat sedang duduk di lantai sambil menulis di selembar kertas.

CU: Ke arah selembar kertas;

Tuhan mencintaimu maka cintai dirimu juga. Begitu juga denganku, aku juga mencintaimu, tidak tau denganmu. Apa kamu juga mencintaiku?

Dari Hilman untuk Yumna

Setelah selesai menulis Hilman melipat kertas surat itu ia tampak tersenyum.

CUT TO:

99. EXT. DEPAN RUMAH MALIKA — SORE

Cast: Hilman, Malika

Hilman terlihat menoleh ke arah rumahnya Malika. Di tangannya ada surat ungkapan cinta yang sudah ia tulis.

Tidak lama Malika kemudian keluar dari rumahnya.

MALIKA

Hilman.

HILMAN

Malika.

Malika berjalan mendekati Hilman.

MALIKA

Pasti kamu mau nitip surat cinta kemarinkan.

Hilman mengganggukan kepalanya. Lalu memberikan surat ungkapan cintanya untuk Yumna.

Malika menyambutnya lalu tersenyum kepada Hilman.

HILMAN

Hmm Malika, makasih banyak ya.

MALIKA

Sama-sama, entar kasih gratis aja kue kacangmu ke aku ya.

HILMAN

Iya ...

CUT TO:

100. EXT. KORIDOR KAMPUS — SIANG

Cast: Yumna, Malika

Yumna terlihat berjalan pelan dan di tangannya sedang memeluk buku.

Dari arah belakang Malika berlari menghampiri Yumna.

MALIKA

Yumna, ada yang kasih surat ini ke kamu.
(Beat)
Entar surat balasannya kasih ke aku lagi.

YUMNA

Dari siapa?

Yumna menyambut surat itu dari tangan Malika. Kemudian ia membukannya dan membaca isinya beberapa menit ia terdiam. Lalu melipatnya kembali.

CUT TO:









Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar