LUBANG HILUM: TANDA LAHIR (SEASON 2)
1. Scene 1-5

1. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — PAGI

Cast: Hilman (17 tahun), Yumna (17 tahun)

CU: Tanda lahir besar berwarna hitam pekat yang ada di pipi sebelah kanan Hilman.

Kita melihat HILMAN (17) mengintip dari lubang yang ada di kamarnya.

Terlihat ada seorang gadis bernama YUMNA (17) keluar dari rumah yang posisinya rumahnya bersebelahan dengan rumah Hilman.

Saat mengintip Hilman tampak tersenyum lalu memegangi tanda lahir di pipi sebelah kanannya wajahnya Hilman berubah jadi sedih.

Hilman terlihat duduk bersandar di dinding tembok kamarnya di pipi sebelah kanan terlihat ada tanda lahir.

Di kamar Hilman terlihat tidak terlalu besar hanya ada satu kasur, satu bantal, dan satu lemari pakaian. Ada satu jendela kaca yang di tutupi tirai dan gorden. Tidak jauh dari jendela itu ada lubang di tembok kecil berukuran kurang lebih lebar 3 cm dan tinggi 1 cm.

IBU MARKONAH (O.S.)

Hilman ... bantuin bapakmu angkatin jualannya.
(Teriak)

HILMAN

Sebentar Bu ....

Hilman terlihat sambil mengintip dari lubang.

Terlihat Yumna sedang senam di depan teras rumahnya.

Hilman terlihat sedang mondar- mandir sambil menutupi tanda lahir di wajahnya, wajahnya tampak cemas.

IBU MARKONAH (O.S.)

Hilman ....
(Teriak)

Hilman kemudian mengambil sapu tangan besar yang ia ikat untuk menutupi mukanya. Dan kemudian memasang topi.

CUT TO:

2. INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU — PAGI

Cast: Hilman, Ibu Markonah (40), Bapak Kamaludin (45)

Hilman membuka pintu kamarnya.

Terlihat IBU MARKONAH (40) sedang duduk di lantai sambil melipat pakaian.

Di lantai terlihat ada beberapa pakaian dan selimut yang sudah dilipat dan ada juga yang belum dilipat.

IBU MARKONAH

Sana, bantu bapakmu angkatin toples kacang ke sepedanya.

Kita melihat ada dua toples di lantai.

BAPAK KAMALUDIN (45) terlihat mengangkat satu toples. Di toples itu ditempeli selembar kertas yang terlihat ada tulisan.

BAPAK KAMALUDIN

Sudah ... sudah biar bapak saja.

CU: Ke tulisan kertas yang menempel di tobles; Kue kacang tanah, selai kacang tanah, kacang tanah mentah, kacang tanah goreng.

Hilman terlihat berjalan pelan mendekati satu toples yang satunya lagi. Di toples itu juga terlihat ditempeli selembar kertas yang terlihat ada tulisannya.

CU: Ke tulisan kertas yang menempel di tobles; Kacang polong mata hitam, kacang kedelai rebus, kacang mete, kacang telur.

Ia kemudian mengangkat tobles itu lalu berjalan pelan dan setelah sampai di depan pintu Hilman menghentikan langkahnya.

IBU MARKONAH

Kenapa kamu Hilman, malu? itu sama aja kamu ga bersyukur.

Ibu Markonah melotot ke arah Hilman.

Hilman menatap wajah Ibu Markonah.

Hilman terlihat memegangi pipi sebelah kanan.

HILMAN

Ibu ... Bapak ... kenapa Hilman punya tanda lahir besar di pipi begini?

IBU MARKONAH

Apa ... itu sama aja kamu tanya kenapa kamu dilahirkan sama ibu dan bapak?

BAPAK KAMALUDIN

Kalian kenapa sih pada ribut aja pagi-pagi.

Ibu Markonah tampak melotot ke arah Bapak Kamaludin.

BAPAK KAMALUDIN (CONT'D)

Iya ... iya ... bapak berangkat jualan dulu ya.

Bapak Kamaludin berjalan menghampiri Hilman dan mengambil toples kacang yang ada di tangan Hilman.

Hilman kembali masuk ke dalam kamarnya.

CUT TO:

3. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — SORE

Cast: Hilman, Ibu Markonah

Hilman mengambil cermin kecil. Ia memandangi wajahnya selama beberapa saat di cermin.

Hilman lalu terlihat memandangi tanda lahir di wajahnya lewat cermin. Hilman lalu menutup pipi dengan tanganya.

IBU MARKONAH (O.S.)

Hilman
(Teriak)

HILMAN

Iya Bu, sebentar.

CUT TO:

4. INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU — SORE

Cast: Hilman, Ibu Markonah

Hilman terlihat keluar dari kamarnya.

IBU MARKONAH

Belikan ibu garam dapur di warung sana, uangnya ada di kamar ibu.

Hilman menganggukan kepalanya, sambil memegangi tanda lahir di sebelah pipi kanannya.

Hilman kemudian masuk ke kamarnya.

IBU MARKONAH

Hei, uangnya ada di kamar ibu kenapa balik masuk ke kamarmu lagi.
(Beat)
Hilman ....
(Teriak)

Tidak lama setelah itu Hilman keluar lagi dengan memakai topi dan sapu tangan besar yang ia ikat untuk menutupi sebagian wajahnya, hanya mata dan bagian dahinya saja yang masih terlihat.

IBU MARKONAH

Kenapa ga sekalian pakai topeng aja kamu?

Hilman terlihat berjalan masuk menuju ke kamar Ibu Markonah.

Kemudian ke luar lagi dari kamar Ibu Markonah setelah mengambil uang untuk membeli garam.

Hilman berjalan menuju pintu keluar. Sambil menundukan kepalanya dan sebelah tangannya memegangi pipi kanannya.

CUT TO:

5. EXT. WARUNG SEMBAKO — SORE

Cast: Hilman, Paman penjual sembako (40)

Suasana warung sembako tampak sepi.

Hilman yang terlihat menundukan kepala sambil memegangi pipi sebelah kanan.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO (40) berdiri di depan jualannya melihat ke arah Hilman.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO

Mau beli apa De Hilman.

HILMAN

Garam ada ga Paman?

PAMAN PENJUAL SEMBAKO

Ada, mau beli berapa bungkus?

HILMAN

Satu aja Paman.

Kita melihat ke siaran TV yang sedang menyala. Di TV tampak acara berita yang membahas tentang maraknya cangkok kulit untuk tanda lahir berwarna hitam.

Mata Hilman melihat ke acara berita di TV itu.

HIlMAN (V.O.)

Cangkok kulit

PAMAN PENJUAL SEMBAKO

Garam 250gr harganya Rp. 3000

Paman penjual sembako melihat ke arah Hilman lalu menoleh ke arah TV.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO (CONT'D)

De Hilman ini garamnya.
(Beat)
De Hilman jadi mau beli garam apa mau nonton TV saja?

HILMAN

Eh, jadi Paman jadi.

Hilman terlihat menganggukan kepalanya.

Paman penjual sembako kembali menoleh ke acara TV. Lalu kembali menatap Hilman.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO (CONT'D)

Harga garamnya Rp. 3000

Hilman mengeluarkan uang Rp. 5000 dari dalam kantong celananya. Lalu menyerahkannya kepala paman penjual sembako.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO (CONT'D)

Sebentar uang kembaliannya ya.

Hilman terlihat hanya menganggukan kepala sambil matanya menoleh ke arah siaran berita di TV.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO (CONT'D)

Ini uang kembaliannya De Hilman.

Paman penjual sembako menyerahkan uang kembali.

PAMAN PENJUAL SEMBAKO (CONT'D)

Hilman sekalian paman mau titip selimut ini buat dicuci di tempat laundry ibumu ya.

Paman penjual sembako menyerahkan uang kembalian dan juga bungkusan plastik putih berisi selimut. Hilman kemudian menyambutnya dari tangan Pamam penjual sembako.

Hilman terlihat menundukan kepala sambil membalikkan badannya lalu ia melangkahkan kakinya dengan cepat.

CUT TO:



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ga papa Kak, script ini masih hampir setiap hari aku revisi kok. 😭🙏 Karena itu ini script mati matian.
11 bulan 1 hari lalu
"Hilman mengeluarkan uang Rp. 5000 dari dalam kantong celananya. Lalu menyerahahnya kepala paman penjual sembako." Sebenarnya yang ini juga "Menyerahkannya kepada" tapi kalau revisi apakah tidak lama kurasinya. Biasanya script lama😥
11 bulan 1 hari lalu