Lamun
6. Scene 20-26
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

20. Int. Kelas Berliana - Pagi

Cast: Berliana

Berliana tampak fokus mendengarkan penjelasan guru. Ia membuka buku tulisnya, menuliskan materi yang penting menurutnya. Terlihat beberapa temannya yang sudah lemas mendengarkan penjelasan guru, tidak bersemangat bahkan menahan kantuk.

Mungkin pelajaran PPKn membosankan menurut anak lain, tetapi tidak untuk bagi Berliana, ia menyukai pelajaran itu. Apalagi gurunya yang sangat enak dalam menjelaskan juga berpengalaman dalam bidang ini menambah rasa ingin tahunya


Cut to

21. Int. Lapangan Basket Tournamen - Siang

Cast: Alamsyah

Tampak tribun dengan penonton setengah dari kapasitas melihat pertandingan yang berlangsung. Dua tim merebutkan bola untuk menambah poin. Diarea sekitar lapangan banyak petugas dan wasit membantu melancarkan pertandingan. Di sisi lain tim yang belum bertanding masih menunggu giliran.

Alamsyah yang sedang menunggu giliran setelah pemanasan duduk di tempat yang telah disediakan bersama teman timnya yang lain. Alamsyah merogoh tasnya mencari sesuatu, lalu menemukan kotak kecil yang mengingatkan kepada Berliana saat memberinya kemarin. Alamsyah membuka kotak tersebut lalu menngambil headband dan wristband hitam yang dipilihnya waktu di Mall waktu itu. Matanya tak sengaja menemukan hal lain lalu mengambilnya sebuah kartu ucapan Berliana. Lalu membacanya dan diapun tersenyum sambil menyeringai.

CU: Kertas Ucapan Berliana

Cut to

22. Ext. Lapangan Basket sekolah - Sore

Cast: Berliana, Flo

Terlihat Berliana bersama Flo dan teman yang lain jalan sambil tertawa saat pulang. Tentunya melewati lapangan, membuat Berliana mengingat kalau biasanya saat Alamsyah ada ia akan melihat dari kaca jendela kelasnya. Tetapi sekarang dia lebih memilih pulang naik bus kota daripada menunggu jemputan Ayahnya ketika pulang kerja.

Berliana melihat bangku pinggir lapangan, mengingat Alamsyah biasanya bergurau dengan teman-temannya disana. Padahal dia selama ini dapat menahan perasaannya. Sekarang ia merasa rindu dengan Alamsyah. Tak bertemu dengannya sehari terasa ada kurang. Berliana tersadar akan lamunannya lalu berlari menyamai langkah teman-temannya.

Fade in

Fade out

23. Int. Kamar Berliana - Malam

Cast: Berliana

Berliana menyalakan komputer tabung milik ayahnya yang sekarang sudah menjadi miliknya. Ia mengklik mousenya, menggeser ke kanan-kiri berselancar ke dalam internet. Berliana membuka website "Japan study", wajahnya terlihat sangat serius.

Disamping meja komputer, meja belajarnya penuh dengan buku yang terbuka yang banyak pembatas buku yang tertempel. Dinding samping pigura ibunya yang berada di meja terdapat banyak sekali sticky notes yang ditempelkan. Beragam macam materi referensi yang berusaha dihapalkan terpajang dengan cara seperti itu. Disamping itu terdapat poster besar yang berlatar foto Berliana yang bersemangat dan tulisannya seperti "Berliana! Kamu bisa! "


Cut to

24. Int. Kelas IPS 1 - Siang

Cast: Berliana, Flo

Berliana dan Flo beserta dua teman yang lainnya duduk berhadapan. Mereka makan kotak bekal masing-masing sambil menggosip banyak hal yang terlihat seru.

Flo

(Bersemangat)

Gue nggak nyangka ternyata gue ngomong sama hantu, gue kira itu mami gue. Bahkan gue masih yakin kalau itu mami gue sampai sekarang. Itu bener-bener pengalaman misterius dan nyeremin yang ngga bisa gue lupain gitu aja

Flo heboh mengenai pengalaman horrornya membuat yang lain hanya geleng-geleng kepala karena Flo justru terlihat kocak.

Teman 1

Dan kononnya hantu itu masih ngikutin lo flo

Teman 2

iya susah banget tau, kalau udah dijailin barang kayak begitu

Flo

Jangan nakutin gue gitu napa sih

Flo memang anak mami yang sangat dimanja. Sehingga beberapa hal selalu dilebih- lebihkan dan terdengar tak masuk akal. Ditambah sikap parnoannya yang membuat ia terlihat lucu.

Berliana

Kelihatannya itu penyebab Flo suka shopping yang ngga jelas ,deh. Jadi istilahnya waktu shopping dia kesurupan. Jangan-jangan waktu kemarin kita belanja bareng itu bukan lo ya Flo

Berliana sekilas bergidik, menakut-nakuti temannya satu ini emang menyenangkan. Flo yang dijahilin memberenggut tampak sebal.

Flo

(Cemberut)

Ihh bukanlah Nana, itu Gue kali. Jangan bahas ini lagi deh

Teman 1

Tim basket pulangnya hari ini, ya?

Flo

Katanya sih gitu, seharusnya sih soalnya kata Dino hari ini pulangnya

Flo(Cont'd)

Dan kabar menggembirakannya mereka masuk final. Makanya adik kelas ada yang jadi tim suporter. Mana kita ngga dibolehin jadi suporter alasannya karena harus nyiapin ujian-ujian. Ngga adil banget. Kan itu juga buat refresing juga

Itu kabar pertama kali yang didengar Berliana mengenai tim basket. Selama 3 hari ini, dia hanya menerka-nerka bagaimana pertandingan Alamsyah. Berlangsung dengan lancar atau tidak. Tetapi Berliana berusaha terlihat tidak peduli pada kabar burung itu.

Berliana

Butuh refresing terus,ya?

Flo

Iya kamu mah anak pinter,Na. Ralat juga rajin. Gue dan lo ngga bisa dibandingkan begitu ok. Gue harus banyak refresingnya biar bisa menjalani hidup yang berat ini

Berliana memutar bola mata malas,ia tidak suka dilebihkan begitu. Lalu mendengar kalimat terakhir Flo Berliana hanya terlihat tersenyum geli begitu yang lain.


Cut to

25. Ext. Halte bus sebelah SMA pancasila - sore

Terlihat Berliana duduk di bangku halte bus menunggu busnya. Kepingan kenangan bersama Alamsyah tiba-tiba datang membuat senyum terbit di bibir Berliana. Beberapa menit busnya datang, Berliana segera masuk ke dalam bus.


Cut to

26. Int. Di dalam Bus - Sore

Cast: Berliana, Alamsyah

Berliana duduk di salah satu kursi tunggal yang berada di tengah. Berliana membuka bukunya lalu memasang earphonenya ke telinganya. Berliana tenggelam ke dalam bacaannya samapai tak sadar bahwa disebelahnya ada sosok yang yang tidak terduga duduk di seberangnya.

Kantong berwarna biru yang dibawanya ia keluarkan dalam tasnya. Lalu memperhatikan Berliana sebentar sebelum ia menyodorkan kantong itu ke Berliana menutupi buku bacaannya. Otomotis Berliana menoleh, lalu melepaskan earphonenya.

Berliana

(Menutup mulutnya)

Alam? Sejak kapan kamu disini

Alamsyah

Serius amat bacanya sampai ngga nyadar ada siapa

Berliana

(Menggaruk belakang telinganya tidak gatal)

Maaf aku kayak gitu kalau lagi tenggelam sama bacaan ku. Ini apa?

Berliana membuka kantong berwarna biru itu berharap bahwa itu oleh-oleh atau semacamnya.

Berliana

(Kecewa)

Ohh jaketku ternyata, aku kira apa

Alamsyah

Emang kamu berharap apa? Itu oleh-oleh atau semacamnya?

Berliana

Haha ngga, aku kira.. Ahh yaudahlah. Btw kamuu laundry ya wanginya mirip pengharumnya baju Flo soalnya. Kan dia anak laundry

Alamsyah

Haha ketebak ya.

Alamsyah(Cont'd)

Na, kamu pengen oleh-oleh dariku? Kalau begitu tutup mata kamu, ada sesuatu yang pengen aku tunjukkan sama kamu

Dengan sedikit terpaksa Berliana menutup matanya, menyerah dengan keinginan Alamsyah yang tiba-tiba datang entah dari mana dan sekarang disuruh melakukan hal yang konyol.

Alamsyah

Aku bakal ngitung, di hitungan ketiga kamu boleh buka mata, ok Na?

Berliana

Iya, tapi jangan boong ya

Alamsyah

Ngga bakal,percaya aja. Aku mulai ya. Satu... Dua... Ti..Ga, kamu boleh buka mata kamu Na

Dengan lamat-lamat Berliana membuka matanya. Matanya berusaha menyesuaikan cahaya yang datang, dihadapan wajahnya menggantung sebuah medali dari tangan Alamsyah membuat dia terkejut dan bertanya-tanya apa maksud Alamsyah.

Berliana

(Mengerutkan dahi)

Apa ini? Maksudnya apa? Medali emasmu?

Berliana mengambil medali emas dari tangan Alamsyah, kagum melihat barang itu.

Berliana (Cont'd)

Ini medalimu? Berarti kamu The Champion? Selamat kamu memang terbaik.

Alamsyah menganggukkan kepalanya, mengiyakan. Lalu tersenyum melihat ekspresi Berliana.

Alamsyah

Iya makasih, kamu tahu sangat butuh perjuangan yang ekstra untuk mendapatkannya

Berliana

Ya aku tahu sekali, bertahan sampai jadi finalis aja pasti sulit. Tapi kamu bersama timmu mengagumkan bisa bertahan bahkan sampai membuktikan kalau kalian kuat. Orang tua kalian pasti bangga.

Alamsyah

(Tersenyum miris)

Bangga? Ya mungkin begitu

Berliana memperhatikan raut wajah Alamsyah yang berubah tetapi ia berusaha untuk mengabaikannya. Lalu mendekat ke Alamsyah untuk menyelipkan medali emasnya ke tangan Alamsyah.

Berliana

(Menerawang)

Aku pengen banget ngebahagiain ayah aku juga, makanya aku harus lebih berusaha lagi

Alamsyah mendengarkan Berliana. Lalu tangannya yang mengenggam medalinya ia ulurkan untuk menaruhnya ke tangan Berliana yang bebas lalu menyuruhnya untuk mengenggamnya. Berliana tampak tak terima dan bingung dengan maksud Alamsyah

Alamsyah

Buat kamu. Bukankah aku mau beri kamu oleh-oleh? Itu yang mau aku kasih

Berliana

(Berkerut bingung)

Kamu ngga salah? Ini medali emasmu. Untuk dapetin ini perlu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun latihan untuk sampai di titik teratas. Dan kamu semudah itu bilang "buat kamu"

Berliana memberikan medali itu kepada Alamsyah dengan marah saat melihat jalanan yang ternyata sudah dekat dengan rumahnya. Lalu dia mengemas barangnya ke tas lalu berdiri.

Berliana

Makasih niat baiknya, tapi itu bukan sesuatu yang bisa kuterima. Aku turun dulu.

Berliana jalan menuju pintu keluar lalu memberikan aba-aba kepada supir bus.

Berliana

Pak, kiri

Berliana melangkah keluar bus. Alamsyah hanya duduk di kursinya memperhatikan Berliana yang keluar bus. Saat Bus akan melaju tiba-tiba Alamsyah menghentikannya.

Alamsyah

(Serius)

Maaf Pak, kiri, saya mau turun


Cut to

















Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar