Kita dan Ekspektasi
12. Kita dan ekspektasi #12End
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

63. EXT. MALIOBORO-JOGJAKARTA-MALAM HARI

JUMP CUT TO :


Sebulan kemudian,

Guntur berjalan menyusuri teras Malioboro, Jogjakarta. Laki-laki itu memilih menenangkan diri ke rumah Almarhumah neneknya yang masih atas nama ayahnya. Guntur lalu berhenti dan duduk disebuah kursi, tepat ditengah keramaian malam khas kota itu.


GUNTUR(V.O.)

Gue adalah manusia paling tolol yng pernah tercipta di bumi ini. Manusia paling bebal dan beban. Rasanya pengen ngilang gitu aja karna hidup cuma membebani orang sekitar. Ya,,, setelah tau fakta bahwa begitu banyak hal yang harus Hana tanggung karna gue, gue lebih milih pergi. Kayaknya menghilang dari kehidupan Hana adalah sebuah solusi. Dan di kota pelajar ini gue ngerasa lebih tenang. Mengunjungi teras Malioboro sambil menikmati semangkuk bakso panas memang sudah jadi rutinitas gue untuk melepas stress. GA udah gue kasih ke Beno. Gue cuma pengen menjernihkan pikiran untuk bertindak lebih baik lagi ke depannya.


Seorang tukang bakso menghampiri Guntur.


TUKANG BAKSO

Niki mas baksone! (Ini mas baksonya!)


GUNTUR

Iya, makasih Pak!


Guntur pun menyantap bakso langganannya selama satu bulan menetap di sini. Ditengah-tengah kegiatannya, Beno tiba-tiba menelpon.


INTERCUT SAMBUNGAN TELEPON BENO DAN GUNTUR


GUNTUR

Hallo, kenapa Ben?


BENO

Gimana kabar lo baik?


GUNTUR

Hmm


BENO

Ham hem ham hem, balik!


GUNTUR

Bentar lagi!


BENO

Gue punya kabar bagus! Kayaknya GA bakalan sukses besar tahun depan


GUNTUR

Ada apa emangnya?


BENO

Lo balik ke Jakarta dulu, baru gue kasih tau!


GUNTUR

Ck... bentar lagi gue bilang! Lo nggak lagi sama Hana kan?


BENO

Nggak! Btw, Hana udah tau kalik lo di Jogja!


GUNTUR

Emang dasar mulut lo!


BENO

Om Candra kesini sendiri, maksa gue buat buka mulut. Terus gue kasih tau, daripada bohongin orang tua. Udahlah lo nggak usah sok-sokan mellow drama deh! Balik cepet! 


GUNTUR

Gue masih belum mutusin yang kemarin!


BENO

Halah lama! Kalo sampe tiga hari kedepan lo nggak balik, gue susul sama Hana! Dipikir nggak tau alamat lo!


Guntur lalu mematikan sambungan itu secara sepihak. Sambil terus mengusap telinganya yang dipenuhi ocehan Beno yang super seperti emak-emak komplek.


CUT TO :


64. INT. KANTOR GA WO-PAGI HARI


Setelah mendapat telepon dari Beno kemarin, Guntur bergegas untuk kembali ke Jakarta. Saat ini dirinya diminta Beno untuk langsung datang ke Kantor GA, yang sudah sebulan lamanya tak beroperasi, otomatis tidak ada satupun orang di sana.


Guntur duduk di kursi yang biasa dirinya gunakan untuk bekerja, lalu Beno datang dengan membawa dua cangkir kopi yang ia buat satu menit yang lalu.


BENO

(Meletakkan kopi) Nih! Lo minum dulu!


Guntur lalu meminum kopi buatan sahabatnya itu. 


BENO

Mau lo bawa kemana sih semua ini? Gue tau lo tolol, tapi gue yakin lo masih punya tekad!


Guntur meletakkan kopinya lalu beralih memegang keningnya seperti orang yang sedang pusing.


GUNTUR

Gue nggak tau! Papa nggak ada, dan udah nggak ada lagi orang yang gue jadiin alesan untuk terus lari ke depan...


BENO

Lo anggep gue sama anak-anak GA apa? Pembantu? Yang ketika lo udah nggak butuh, lo bisa pecat seenaknya!

Tur, gue masih disini sampe detik ini bukan karna kasihan kayak apa yang lo pikir! Gue disini, karna dari jaman kuliah cuma lo yang gue anggep temen. Cuma lo yang nggak pernah mau gue kasih kemewahan kayak yang lain! Itulah kenapa, gue pengen bantuin temen gue biar bisa sukses seperti apa yang pernah lo janjiin sama bokap lo!


Guntur hanya diam mencerna semua ucapan Beno. Sedangkan Beno, malah berdiri ingin meninggalkan tempat itu.


BENO

Satu lagi, lo anggep Hana apa? Keluarga? Munafik! Lo mati kan kalo nggak ada Hana di hidup lo? Itulah kenapa lo harus bikin keputusan yang bisa bikin lo bahagia, dan bikin lo bisa bahagiain Hana. Gue pergi, dan ini...


INSERT : Kartu nama Pak Abraham Rasyid


BENO

Dia minta dihubungi secepatnya sama pemilik GA Wedding Organizer yang sebenarnya, buat nentuin konsep pernikahan anaknya 3 bulan lagi!


Beno pergi meninggalkan Guntur yang diam menatap kartu nama itu. 


(Beat)


65. EXT. TAMAN BERMAIN-SORE HARI


Hana duduk dengan kaki yang disilangkan sembari memejamkan kedua matanya menikmati udara di taman itu. Hana sadar jika sudah bertahun-tahun dirinya tak pernah lagi berkunjung ke tempat itu karna terlalu sibuk. Tempat dimana dirinya bertemu pertama kali dengan manusia seperti Guntur.


Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sebuah ice cream strawberry kesukaannya waktu kecil. Hana membuka matanya lalu menoleh. 


HANA

Guntur?


Guntur datang dengan gaya khasnya memakai kaos oblong, celana jeans, beserta kemeja yang kancingnya ia biarkan terbuka. Sambil menyodorkan sebuh ice cream.


GUNTUR

Gue kesini mau tanggung jawab!

Setelah gue inget-inget, sampai detik ini gue belum pernah gantiin ice cream lo yang gue jatohin dulu.


Hana tertawa kecil lalu menerima ice cream itu.


HANA

Kok beda? Dulu nggak kayak gini bentuknya!


GUNTUR

(Duduk disamping Hana) udah transformasi kalik Han, ya kalik perusahaan ice cream nggak bikin inovasi produknya setelah 20 tahun? Udahlah yang penting rasanya sama kan?


Hana membuka ice cream berbentuk cup itu sambil mengangguk.

Sementara itu, Guntur malah berdiri.


GUNTUR

Habisin ya! Gue mau pergi dulu.


HANA

Pergi lagi?


Guntur tak bergeming, dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.


JUMP CUT TO :


30 menit kemudian,


Guntur berlari dengan nafas yang terengah-engah, menghampiri Hana yang sudah mau beranjak pergi dari tempat ia duduk tadi karena hari sudah hampir gelap.


GUNTUR

(Terengah-engah) huh... huh... huh... Han, lo udah habisin ice cream-nya?

HANA

(Mengangguk) Udah, kata lo suruh abisin.


GUNTUR

Lo nggak ngerasa ada apa gitu?


HANA

Ada apa? cocho chips?


GUNTUR

(Menggeleng cepat) bukan? Lo telen Han? Bahaya bego!


HANA

Anjir maksud lo apa sih Tur, nggak jelas!


Guntur lalu menepuk jidatnya sambil meringsut lemas dihadapan Hana.

Detik berikutnya kedua mata laki-laki itu membola ketika melihat sebuah cincin yang sudah tersemat indah di jari manis milik Hana.


Guntur tersenyum begitu lebar dan bangkit dari duduknya.


GUNTUR

Lo nerima gue? Han? Serius?


Guntur memeluk Hana dan mengangkat tubuh wanita itu.


HANA

Gue tunggu pertanggung jawaban lo ya!


Guntur dan Hana kembali berpelukan sambil terus tersenyum selebar-lebarnya.


GUNTUR

Makasih Han, gue janji bakal bikin lo jadi orang yang paling bahagia di bumi ini. 


GUNTUR (V.O.)

Akhirnya hari ini gue mendapatkan seorang Hana. Hana Shidqia, orang yang selalu ada disaat gue lagi nggak baik-baik aja. Han, mulai sekarang lo nggak perlu lagi lindungin gue, karna gue yang akan selalu ngelindungin lo. Gue janji nggak akan bikin air mata lo terbuang percuma. Dan buat papa di surga, Pa Guntur sekarang akan nepatin janji buat sukses demi papa dan Guntur. Demi semua orang yang selalu support Guntur dengan tulus. Bahagia di surga ya Pa, Guntur janji nggak akan ngeluh capek lagi di makam papa...



—-THE END—-


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar