Kita dan Ekspektasi
8. Kita dan ekspektasi #8
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

42. INT. RADJA HOLDING’S-RUANG KERJA NIKO-PAGI HARI


(SFX) ‘brakkk’ (suara pintu di banting)


Guntur yang masih kelihatan seperti semalam, mengenakan kaos oblong, celana jeans, beserta rambut yang berantakan membuka pintu ruang kerja Niko yang mewah itu dengan keras. 

Sementara itu, Niko yang sedang sibuk dengan laptopnya terkejut dengan kedatangan Guntur.

Niko berdiri, lalu berjalan mengitari meja kerjanya untuk menghampiri Guntur.


GUNTUR

Brengsekkk!


‘Bughhh’


Guntur meninju wajah tampan Niko hingga sudut bibir laki-laki itu berdarah.


NIKO

Lo apa-apaan sih Bang? Dateng-dateng nonjok gue? Maksud lo apa?


CUT TO :


43. INT. APARTEMEN STUDIO GUNTUR-PAGI HARI


Hana menggeliat untuk meregangkan tubuhnya. Semalam dirinya terjaga hingga pukul 1 karena Guntur terus meracau. Guntur juga sempat muntah-muntah karena mabuk.

Hana keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju kamar Guntur dengan masih mengucek kedua matanya.


HANA

Tur? Dah bangun belom lo?


Tidak ada jawaban. Hana lalu membuka pintu kamar laki-laki itu namun Hana hanya menemukan kasur yang berantakan tanpa ada orang diatasnya.

Sisa kantuk Hana seolah menghilang ketika dirinya membuka pintu kamar mandi namun juga tidak ada Guntur disana.


Fokus Hana malah teralihkan dengan 3 foto yang jatuh berceceran di sekitar tempat tidur Guntur. 


INSERT : Hana mengambil ketiga foto itu lalu melihatnya dengan lekat.


(Beat)


Foto pertama yaitu foto Guntur yang masih bayi dengan kedua orang tuanya. Foto kedua, yaitu foto Guntur yang masih memakai toga dan berdiri disamping Papanya yang kala itu sedang terbaring di ranjang pasien. Serta foto ketiga, adalah foto dimana ada Guntur dan Marissa yang sama-sama tersenyum ketika pembukaan pertama GA Wedding Organizer, di sampingnya juga ada Hana yang ikut terjepret oleh kamera milik Erik kala itu.


Wanita itu lalu meraih ponselnya untuk menelpon Guntur. Namun, dirinya malah mendengar nada dering dari ponsel Guntur secara jelas. Setelah dicari, ternyata Guntur meninggalkan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya.

 HANA

Tur lo kemana sih?


Hana bermonolog sendiri.

Hana lalu mencoba menghubungi Beno sambil berlari menuju lantai bawah.


HANA

Hallo Ben?

CUT TO:


44. INT. RUMAH BENO-PAGI HARI


Beno sedang bermain dengan Shena di ruang tamu rumahnya. Sudah 2 hari dirinya tak pulang karena membantu Marissa dan tantenya untuk mengurus Pak Gusti di rumah sakit.

Tiba-tiba ponsel Beno berdering.


BENO

Iya Han? Kenapa?


INTERCUT SAMBUNGAN TELEPON BENO DAN HANA


HANA

Guntur ke rumah lo nggak Ben?


BENO

Guntur? Enggak, dia kan sama lo?


HANA

Iya semalem. Ini gue baru bangun tidur tapi Guntur nggak ada!


BENO

Gini deh kayaknya gue tau dia kemana. Lo siap-siap, gue jemput sekarang! Motor lo belum lo ambil kan?


HANA

Belum Ben, oke gue siap-siap sekarang.


CUT BACK TO :


#INT. RADJA HOLDING’S-RUANG KERJA NIKO-PAGI HARI


Guntur menarik kerah Niko dengan kasar. 


GUNTUR

Apa ngerebut papa masih nggak cukup buat lo hah? Sampai lo harus ngerebut Marissa dari gue? Emang dasar Bangsat lo!!! Anjing!!!


Niko lalu melepaskan cengkeraman tangan Guntur pada kerah jasnya.


NIKO

Gue nggak pernah ngerebut siapapun dari lo Bang! Emang dasarnya gue itu lebih hebat dan lebih pantas dipilih daripada lo! Kenapa sih nggak pernah ngakuin kelemahan sendiri? Dari kecil lo kan emang selalu iri sama gue!!!


Di tengah Guntur yang masih bersitegang dengan Niko. Hana dan Beno tiba-tiba datang. Beno mencoba merangkul Guntur yang masih berusaha keras untuk mencengkram kerah Niko lagi. Sedangkan Hana mencoba menarik lengan Guntur.


BENO

Udah Tur, gue mohon kita balik aja!


GUNTUR

Balik??? Gue belum kasih pelajaran yang setimpal buat dia Ben! Minggir lo!


HANA

Udah Tur, tahan emosi lo!


Guntur dan Niko tak menggubris. Rahang mereka makin mengeras.


GUNTUR

Minggir! Lepasin gue! Lo berdua nggak usah ikut campur! Gue mau ngehajar orang ini sampe MATI!!!


Guntur lalu memberontak dengan kuat hingga Beno sempat kalah. 


‘Bughhhh’


Guntur memukul wajah Niko sekali lagi hingga Niko terjengkang ke bawah.


GUNTUR

Kenapa harus ada lo di hidup keluarga gue?


Niko malah tersenyum smirk.


NIKO

Kenapa lo baru berontak sekarang? Sok-sokan lo bilang ikhlas waktu Papa ngasih perusahaan sama rumah ke gue, padahal lo iri habis-habisan kan? Munafik tau nggak!


Hana dan Beno mulai menghalangi Guntur yang terlihat semakin emosi.


GUNTUR

Asal lo tau! ATMAJA ITU NAMA GUE! BUKAN NAMA LO!


(Beat)


45. SEBUAH PEMAKAMAN-SORE HARI


Guntur berjalan gontai memasuki area pemakaman. Laki-laki itu terlihat begitu kacau. Rambut dan baju yang keadaannya masih sama persis seperti saat malam dirinya mabuk setelah diputuskan oleh Marissa.


Guntur lalu berhenti di sebuah gundukan tanah. Dirinya berjongkok lalu mengusap batu nissan bertuliskan ‘Rudi Atmaja bin Hermanto’


GUNTUR

Pa, Guntur capek...


FLASHBACK ON


46. EXT. HALAMAN RUMAH PAK RUDI-SORE HARI


Pak Rudi yang tengah duduk di atas kursi roda tersenyum setelah melihat Guntur yang muncul membawa selimut untuknya.

Semenjak divonis mengidap penyakit radang paru-paru, Pak Rudi memutuskan untuk berhenti bekerja di kantor Radja Holding’s. Dirinya dipaksa Guntur untuk istirahat total di rumah. Sedangkan Guntur yang fokus mengurusnya di sela-sela jadwal padat kuliahnya yang tinggal hitungan bulan lagi akan selesai. Sementara itu, Niko juga sedang kuliah namun disibukkan dengan pekerjaan kantor menggantikan posisi Pak Rudi. Niko yang cerdas tentu tidak kesulitan dengan pekerjaan kantor.


Guntur menyelimuti tubuh papanya lalu duduk bersila di atas rumput hijau yang selalu dirawat papanya.


PAK RUDI

Tur, papa mau nanya. Tapi kamu harus jawab cepet


Guntur tersenyum. Menikmati sore hanya berdua dengan papanya adalah hal yang langka semenjak papanya sibuk mengurus Niko dan mengambil alih Radja Holding’s.


GUNTUR

Nanya apa, pa?


PAK RUDI

Kamu lebih milih uang, apa makanan?


GUNTUR

Pake nanya Pa, ya uang lah


PAK RUDI

kalau uang sama surat tanah? Kamu pilih mana?


GUNTUR

Uang, papa kan tau Guntur suka uang


PAK RUDI

(Tertawa kecil) terus kenapa kamu jarang banget minta uang ke papa? cuma kalo bayar semesteran doang, emangnya kamu nggak pengen beli apa gitu?


GUNTUR

Pa, kan papa selalu ngajarin kalo uang tuh yang penting cukup. Makanya Guntur minta uang ke papa secukupnya aja. Nanti kalo Guntur udah ngehasilin uang sendiri, baru deh ngotot cari yang banyak buat bahagiain papa!


Pak Rudi tersenyum hangat mendengar ucapan putranya.


PAK RUDI

Jadi nanti kalo papa udah nggak ada, kamu ikhlas kan kalau perusahaan sama rumah ini papa kasih ke Niko? Kamu kebagian uangnya!


Raut wajah Guntur berubah. Hal yang paling dibenci Guntur adalah ketika papanya tiba-tiba membicarakan soal kematian.


GUNTUR

Kalau gitu, Guntur ikhlasnya jadi miskin asal papa tetep disini sama Guntur


FLASHBACK OFF



Guntur masih terpaku dengan ingatan tentang papanya. Tanpa sadar air matanya terus mengalir sedari tadi. Hingga tiba-tiba ada yang menepuk bahu Guntur dari belakang.


SEORANG PRIA

Ini mas.


Seorang pria yang mengenakan kruk karena sepertinya kaki kirinya lumpuh. Pria itu menyodorkan tisu pada Guntur.


CUT TO:


INSERT : Badra yang sedang makan camilan tiba-tiba mendapat notifikasi pesan dari grup whatsapp GA-WO bahwa minggu depan akan diadakan rapat kerja.


JUMP CUT TO: 


47. INT. KANTOR GA WO-SIANG HARI


Seminggu kemudian...

Selama seminggu Guntur berubah menjadi lebih pendiam dari bisanya. Bahkan Hana heran karena Guntur tak merengek minta ditemani di apartemennya. Padahal biasanya paling tidak seminggu sekali Hana harus menginap disana untuk memastikan kalau Guntur makan dan tidur dengan baik. Apalagi setelah insiden mabuk karena patah hati. Namun, wanita itu lebih memilih menyembunyikan kejadian mabuknya Guntur dari orang tuanya. Karena bisa-bisa Guntur habis di hajar Pak Candra jika sampai tau. 


(SFX) suara hujan


Entah kenapa siang ini Kantor GAWO diguyur hujan yang cukup deras. Namun semua staff kantor sudah sampai dan duduk melingkar di meja rapat yang biasa mereka gunakan.

Terlihat Badra CS saling melempar kode tentang pergibahan mereka yang pastinya sudah berlangsung sejak semalam.


BENO

Han, pasien lo abis mabok otaknya jadi waras?


HANA

Semoga aja waras beneran Ben


GUNTUR

(berdiri) Oke makasih yang udah dateng. Langsung aja, hari ini gue mau bilang kalau GA Wedding Organizer dapet job pernikahan.


ERIK

Asikkk! Pernikahan siapa, Mas?


GUNTUR

Temen gue Rik. Nanti klien kita dateng kesini


Semua crew GA mengangguk paham. Sementara Beno dan Hana lagi-lagi berbisik-bisik.


HANA

Temen Guntur siapa Ben? Bukannya cuma kita?


BENO

Maybe temen kuliahnya, atau nggak temen SMA?


HANA

Temen gue sama Guntur dari ingusan sampe wisuda sama kalik. Tapi kok gue nggak denger kabar apa-apa ya?

Guntur lalu menjelaskan beberapa hal untuk dipersiapkan, sebelum akhirnya ia membubarkan mereka setelah tim persiapan atau perencanaan ditugaskan untuk menyiapkan seluruh daftar vendor yang bekerja sama dengan WO-nya untuk nanti ditawarkan pada klien.


Sekarang hanya ada Hana, Guntur, dan Beno di meja rapat itu. 


GUNTUR

Han, gue minta maaf ya udah mabok waktu itu. Owiya bilangin makasih ke Bastian, udah nganter gue pulang!


Hana mengerutkan dahinya tanda heran. Lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi Guntur.


HANA

Lo kesambet setan terpuji ya Tur?


Beno tertawa.


GUNTUR

Ck... (menepis tangan Hana)


Mbak Susi datang di tengah-tengah interaksi mereka bertiga.


Mbak Susi

Mas Guntur? Ada tamu


GUNTUR

Suruh langsung kesini Mbak!



Mbak Susi pun keluar dan tak berselang lama ada dua orang yang masuk ke ruangan kecil itu.

Beno dan Hana terjejut bukan main. Kedua bola mata Hana bahkan hampir keluar dari kelopaknya karena saking kagetnya.


HANA

Niko? Mbak Marissa?


(Beat)


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar