Kita dan Ekspektasi
11. Kita dan ekspektasi #11
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

ACT 3

59. EXT. JALAN RAYA-MALAM HARI


Sekitar 2,5 jam perjalanan yang akan Guntur dan Hana tempuh dari Bandung ke Jakarta. Hana terlihat menikmati cuaca malam ini, dimana Hana bisa melihat ribuan bintang dengan jelas sambil sedikit membuka kaca mobil.


HANA

Guntur


GUNTUR

Hm?


HANA

Kalo capek, gue gantiin. Lo seharian ngurusin semuanya


GUNTUR

Nggak kok, gue kan kuat


HANA

Mata lo nggak bisa bohong kalik!


Guntur hanya diam dan fokus menyetir, tak menanggapi sindiran Hana.


HANA

Tur?


GUNTUR

Apa lagi?


HANA

Jujur sama gue! Apa yang bikin lo sampe sejauh ini?


GUNTUR

Gue ngapain?


HANA

Jangan pura-pura nggak ngerti! Lo ngapain sampe nerima job pernikahan mereka? Bikin sakit hati lo kan?


Guntur menarik nafasnya dalam.


GUNTUR

Gue ngelakuin ini karna keinget pesen dari seseorang yang bahkan gue nggak kenal. Dia bilang...


FLASHBACK ON :


60. EXT. SEBUAH AREA PEMAKAMAN-SORE HARI


SEORANG PRIA

Mas, saya pernah merasakan cinta dan kecewa dalam waktu yang bersamaan. Kaki saya ini lumpuh permanen karena kecelakaan. Istri yang saya cintai akhirnya gugat cerai dan dia bawa anak saya. Yasudah saya turuti, dan saya kasih semua yang saya punya buat dia. Karna sebelumnya, istri saya adalah orang paling baik yang pernah saya temui. Jadi, ketika dia sudah tidak ingin menerima cinta saya, paling tidak ada satu hal yang bisa saya berikan dan bisa dia terima, yaitu harta.


FLASHBACK OFF.


Hana terdiam sesaat dan menelaah maknanya.


GUNTUR

Gue dulu pernah janji sama Marissa untuk menjadi pendamping dia di hari bahagianya kelak. Dan hari ini lo liat kan? Gue nepatin janji itu!


Guntur tertawa sumbang.


GUNTUR

Han, malem ini nginep di tempat gue ya?


Hana menutup kaca mobil, lalu mengambil posisi ternyaman untuk memejamkan kedua matanya.


HANA

Gue jawab enggak pun, lo pasti maksa. Kenapa pake nanya?


(Beat)



61. INT. SEBUAH KAMAR HOTEL-MALAM HARI


Marissa sedang duduk di ranjang dengan laptop di pangkuannya. Wanita itu terlihat fokus memeriksa beberapa pekerjaan kantor yang sudah terbengkalai karena acara pernikahan mendadaknya. Sedangkan Niko baru saja keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu terlihat bingung bukan main.


NIKO

Sa?


Marissa tak menjawab. Sejak dilakukannya foto prewedding hingga detik dimana dirinya sah sebagai istri Niko, Marissa masih bersifat dingin. Tak mau diajak bicara dengan Niko sedikitpun.


Niko menghembuskan napasnya kasar. 


NIKO

Sa, aku tau kamu belum bisa nerima aku disini. Maaf udah hadir di tengah-tengah kamu sama Guntur. Aku cuma mau bilang, kapanpun kamu mau minta cerai, aku siap!


(Beat)



62. INT. APARTEMEN GUNTUR-MALAM HARI


Setelah tiba di apartemen, Guntur dan Hana masuk ke kamar masing-masing. Dan kini Guntur terlihat keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.


(Beat)


Guntur diam sejenak setelah teringat kenangannya dengan Marissa dahulu. Guntur menatap beberapa foto dirinya dan Marissa yang masih terpajang di dinding kamarnya. Laki-laki itu lalu mencopot satu per satu foto itu hingga tak bersisa lagi. Ia taruh dalam sebuah plastik hitam lalu dibuangnya ke tempat sampah.


Guntur lalu turun ke lantai bawah, perutnya tiba-tiba berbunyi. Efek pizza yang tidak ia habiskan tadi.


GUNTUR

Han? Gue laper nih!


Guntur berteriak memanggil Hana. Namun, tak ada jawaban. Sampai pada saat Guntur berhenti di depan pintu kamar Hana. Pintu itu sedikit terbuka. Sehingga memungkinkan untuk Guntur menengok ke dalam.


HANA (O.S.)

Hiks... hiks...


Guntur mendengar sebuah suara tangisan. Ia lalu mengendap-endap dan menempelkan telinga pada pintu kamar Hana.


(SFX) suara voice note/pesan suara Bastian


BASTIAN (Voice Note)

Han, kamu udah nggak nangis kayak waktu itu kan? Maaf bikin kamu sedih dan udah ngasih harapan lebih. Aku pikir ini emang udah jalan terbaik buat kita berdua Han. Kalau di lanjutin kayaknya kita malah akan ngerasain sakit yang lebih parah. Owh iya, aku mau bilang kalo besok aku pindah kantor ke Pontianak. Aku nggak tau ini penting nggak buat kamu, tapi aku yakin dengan jauhnya jarak kita bakal bikin kamu maupun aku cepet ngelupain semuanya. Jaga diri baik-baik ya Han. Makasih buat semua hal yang pernah kamu kasih ke aku. Aku pamit!


Guntur membeku. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa bahkan untuk sekedar masuk dan bertanya ada apa pada Hana.


CUT TO :


FLASHBACK ON :


50. INT.RUMAH HANA-MALAM HARI


(SFX) Suara hujan


Hana sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Dirinya hanya berpamitan dengan Guntur lewat pesan singkat. Sudah memasakkan sahabatnya itu sop ayam beserta lauk lain. Lalu diberi surat diatasnya seperti biasa.


Hana yang sedang mengenakan skincare di depan cermin kamarnya lalu mendengar suara mobil yang datang. Sudah bisa dipastikan kalau itu Bastian, karena Hana langsung tau setelah melihat plat nomornya lewat jendela kamar. Hana terlihat sangat antusias. Setelah patah hati Guntur, wanita itu jarang bertemu dengan Bastian.


JUMP CUT TO :


Bastian kini duduk berhadapan dengan Pak Candra. Sedangkan Hana dan ibunya sibuk menyiapkan minum di dapur.


PAK CANDRA

Kangen ya kamu sama Hana?


Bastian tersenyum samar.

BASTIAN

Om, Bastian mau bicara sesuatu 


PAK CANDRA

Ya, bicara aja Bas! 


Bastian menarik nafasnya dalam. Dengan jari jari yang saling bertautan, Bastian mulai berbicara.


BASTIAN

Sebelumnya Bastian minta maaf dengan tujuan Bastian kesini. Bastian ingin mengakhiri hubungan Bastian sama Hana, Om.


(SFX) suara gelas yang pecah


Hana berdiri mematung setelah mendengar kalimat Bastian. Tubuh Hana langsung dipegang oleh Bu Arini.


BASTIAN

Maaf Om, Tante, Hana


HANA

Ada apa Bas? Kamu nggak bener-bener serius kan? Kita mau nikah beberapa bulan lagi loh


Hana memulai protesnya.


PAK CANDRA

Kamu jangan bercanda Bas. Ini menyangkut perasaan Hana, Om nggak mau main-main.


Bastian mengangguk, lalu tiba-tiba bersimpuh di hadapan Pak Candra.


BASTIAN

Tian minta maaf Om, Tian udah mikirin keputusan ini dari jauh-jauh hari.


PAK CANDRA

Kenapa? Karna Guntur? Iya nak?


Sejak awal, Pak Candra memang sudah mewanti-wanti Bastian akan satu hal yaitu Guntur. Dirinya tahu bagaimana dekatnya Hana dengan Guntur. Jadi, hal ini memang sudah menjadi kemungkinan terburuk yang ada dalam benaknya.


BASTIAN

Bastian yang salah, Om. Bastian terlalu sibuk nutupin semua hal sendirian. Dulu Bastian sudah janji sama Om Candra mau jagain Hana. Tapi, hari ini Bastian ngecewain om, tante, sama Hana. Bastian minta maaf. Bastian pamit!


Bastian lalu berdiri dan mulai melangkah keluar. Hana yang masih tak terima langsung mengejarnya hingga ke mobil.


HANA

Bas!


Hana menarik tangan Bastian agar laki-laki itu mau berhenti.


HANA

Kamu kan yang bilang kalo nggak papa aku masih ngurusin Guntur? Katanya kamu ngerti


BASTIAN

Iya, dan nyatanya aku nggak cukup ngerti. Selama ini aku bahkan nggak jujur sama perasaanku sendiri. Aku sibuk pake topeng buat kamu dan hubungan kita supaya baik-baik aja, akhirnya aku sendiri yang kesakitan Han. Ngeliat semua perhatian dan pedulinya kamu ke Guntur udah cukup bikin aku sadar bahwa kalian memang udah ditakdiran



HANA

Ayolah Bas, Bastian yang aku kenal nggak kayak gini!


BASTIAN

Itulah kenapa aku bikin keputusan ini. Aku nggak bisa jadi Bastian yang bener-bener acuh sama kehadiran Guntur, kayak yang kamu kenal selama ini. 


Bastian lalu memeluk Hana. Pelukannya erat, namun Hana hanya bisa meneteskan air mata dan mematung tak membalas pelukan itu sama sekali.


BASTIAN

Maaf Han, aku ngelepasin kamu.


(Beat)


FLASHBACK OFF.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar