Ketika Aku Tidur Script
6. 6 - Lagi

28 EXT. TERAS –RUMAH APRILIA – MALAM

Aprilia termenung di depan teras rumahnya. Ia tidak ingin tidur kalau bisa, sebab akan membuatnya bermimpi buruk lagi dan berharap sekarang Junior muncul lalu menemaninya.

APRILIA

(memerhatikan sekeliling) Junior kok nggak kesini? padahal aku nggak mau mimpi itu datang lagi.

Aprilia duduk di kursi, tangannya menopang dagu memperhatikan langit malam yang dingin.

APRILIA

Kenapa mimpi itu datang dan terasa nyata? (beat) apa sebenarnya salahku?

Aprilia menghela napas lalu masuk ke dalam rumah.

29 INT. RUMAH JUNIOR –MALAM

Junior sedang menyuapi Amerta makan sedangkan Suster Nala sedang mengobati sendiri pelipisnya yang terluka. Ia pikir Junior akan merasa khawatir kepadanya setelah terlempar vas ternyata hanya angan-angan saja.

JUNIOR

(memberikan segelas air putih kepada Amerta) Lagi Ma?

AMERTA

(menggeleng sambil berkata lirih) cukup.

Junior mengangguk menyimpan piring di atas meja sampingnya.

JUNIOR

Mama sekarang tidur sudah malam.

AMERTA

Saya tidak suka, saya ingin pergi.

JUNIOR

Mama aman disini ada Junior dan suster Nala jadi mama jangan takut lagi ya..

Amerta menatap ke depan pandangannya kosong.

JUNIOR

(menyentuh bahu mamanya agar melihatnya) Mama pasti sembuh Junior yakin! (tersenyum)

Amerta mengangguk kemudian berbaring. Ia memejamkan matanya dan Junior membenarkan posisi selimut agar menghangatkan tubuh Amerta.

30 INT. DAPUR– RUMAH APRILIA – MALAM

Aprilia mengambil cangkir lalu sendok setelah itu ia tuangkan kopi beserta air panas. Malam ini ia akan meminum kopi untuk menghilangkan rasa kantuknya supaya tidak tertidur.

31 EXT. HALAMAN RUMAH JUNIOR – MALAM

Junior bolak-balik di depan halaman. Ia masih khawatir dengan Aprilia tapi mamanya membutuhkan dirinya sehingga Junior pusing memikirkannya.

Seseorang menyentuh pundak Junior yang kita tahu Amerta lalu tersenyum tipis kearah Junior.

JUNIOR

(kaget) Mama kenapa keluar? ayo kedalam lagi nanti dingin ma.

AMERTA

(menggeleng) kalau kamu cemas, susul dia!

JUNIOR

Tapi mam... Junior...

AMERTA

(menepuk pelan lengan Junior) Pergi nak dia lebih butuh kamu!

JUNIOR

Iya, tapi Junior antar mama masuk dulu.

Junior masuk ke dalam rumah bersama Amerta.

32 EXT JALAN RAYA – MALAM

Junior mengendarai sepeda motornya dengan ugal-ugalan dan hampir menabrak pembatas jalan kalau dia tak segera melompat dari motornya. Ia mengerang sakit lututnya sangat ngilu.

JUNIOR

(mengumpat kesal) gue harus gimana kalau kaki gue sakit?

Junior duduk dulu di bahu jalan, tidak ada satu orang pun disekitarnya.

33 INT. KAMAR APRILIA – MALAM

Aprilia terus menguap meskipun dua gelas kopi sudah di habiskan. Ia duduk di kasurnya sesekali menggerakkan badannya layaknya pemanasan namun tetap saja rasa kantuk itu semakin datang.

APRILIA

(menepuk-nepuk pipinya) Jangan ngantuk dong! jangann...

Tapi tetap saja matanya menutup rapat dan akhirnya Aprilia terlelap tidur dengan posisi tidak jelas di atas kasurnya.

34 EXT. PINGGIR JALAN – MALAM

Junior berjalan pincang sesekali meringis dan kembali duduk karena lututnya sangat sakit jika terus dipaksakan berjalan.

JUNIOR

Gue bisa, iya lo pasti bisa! (berjalan kembali)

Junior terjatuh lalu mengerang frustasi.

35 INT. KAMAR APRILIA – MALAM

Aprilia terbangun, mengucek matanya dan membenarkan selimut supaya tidurnya kembali nyenyak.

CUT TO BACK

36 EXT. JALAN PERUMAHAN – SIANG

Aprilia membuka matanya sudah berada di lingkungan perumahan lagi.

APRILIA

Tunggu bukannya ini... (beat) ah iya tempat waktu itu aku mimpi dikejar...

Aprilia langsung berlari mencari tempat sembunyi. Ia tidak mau dipanggil Lulu dan harus dibunuh oleh preman berbadan besar nan menakutkan itu.

APRILIA

(menengok kanan-kiri sambil membuang napasnya lega) Aman..

APRILIA

Kenapa mimpi ini lagi sih aku kan mau mimpi ketemu artis terkenal atau cowok ganteng minimal ini mimpi jenis apa

Aprilia kembali melihat kanan-kiri. Ia harus waspada sekitarnya karena takut kejadian yang sama bisa saja terulang. Sejauh ini masih aman, tidak perlu ada yang ditakutkan oleh Aprilia.

Aprilia terus menelusuri perumahan sekitarnya lalu ada jalan setapak ia pun mengikuti dan terhubung dengan jalan cukup besar tapi tidak ada kendaraan satupun yang lewat.

37 EXT. JALAN RAYA – SIANG

APRILIA

Ini jalan raya atau apa sih kok nggak ada orang?

Saat Aprilia akan menyebrang suara klakson mobil berbunyi dan mobil itu melaju cukup kencang membuat Aprilia mundur takut.

APRILIA

(memaki) Dasar pengemudi ugal-ugalan!

Aprilia mengelus dada, sedikit menjauh dari jalan raya cukup aneh menurutnya.

Tiba-tiba sebuah mobil saling menabrak dan salah satunya terpental hingga ke atas rumah di dekatnya. Aprilia panik berlari menjauh namun malah terkurung dengan mobil yang tabrakan tadi. Tiba-tiba di depannya ada seorang guru wanita berkacamata berlari ke arah Aprilia membuat Aprilia was-was karena mobil diatasnya akan jatuh. Dengan sabar Aprilia menunggu si ibu maju.

APRILIA (VO)

Bu cepetan jalan saya takut!

Ibu guru itu tidak menyadari keberadaan Aprilia dibelakangnya.

APRILIA (VO)

Ibu ayo! (sesekali melirik mobil diatasnya.

Akhirnya si ibu guru keluar namun Aprilia terjebak, di depannya ada sebuah kabel putus teraliri listrik.

Aprilia gelisah tapi daripada tertimpa mobil yang akan jatuh. Ia pelan-pelan melewati kabel putus itu dan seketika semuanya berubah gelap.

Aprilia sudah ada di sebrang jalan melihat orang berkerumun dan bapak-bapak panik dengan anak laki-laki yang pingsan di dekapannya.

BAPAK-BAPAK

(mengguncang tubuh anaknya, wajahnya khawatir) Bangun nak!

Aprilia terus memperhatikan kejadian itu. Ia tadi berada disana tapi sekarang sudah berada di sebrang.

APRILIA

Kok bisa ketukar ya? atau aku ... nggak aku masih hidup tapi anak itu kenapa?

Si bapak melakukan pertolongan pertama untuk si anak laki-laki hingga anak laki-laki itu batuk. Semua orang merasa lega termasuk Aprilia. Ia sendiri sudah deg-degan perihal anak laki-laki itu.

Aprilia melihat ibu guru yang sempat mendekat kearahnya. Ia bertanya.

APRILIA

Bu anak laki-laki disana kenapa ya?

BU GURU BERHIJAB

Oh dia kesetrum aliran listrik tapi selamat kok, saya permisi ya..

Aprilia mengangguk membiarkan si ibu pergi kemudian tanpa Aprilia sadari si ibu berubah menjadi anak laki-laki tadi.

ANAK LAKI-LAKI

Hay kak

Aprilia tersentak kaget.

APRILIA

Kamu bukannya...

Anak laki-laki itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya. Aprilia tidak mengerti hanya menatapnya bingung.

ANAK LAKI-LAKI

Kenalan kak.

APRILIA

Oh iya aku Aprilia, kamu?

ANAK LAKI-LAKI

Aku... (beat) tidak senang kamu hidup! (suaranya berubah berat dan menakutkan)

Aprilia berusaha melepaskan tangannya dan si anak laki-laki berubah-ubah dengan cepat menjadi ibu guru bapak-bapak, Junior dan yang terakhir sosok bayangan hitam dan besar membuat Aprilia pingsan.

CUT TO

38 EXT. GERBANG RUMAH - MALAM

Junior telah sampai di depan gerbang. Ia menelpon Aprilia terlebih dahulu agar dibukakan gerbang tapi sudah lima kali dihubungi Aprilia tidak juga mengangkat telepon darinya.

Junior berdecak sudah lututnya sakit karena berjalan jauh dan sekarang Aprilia sudah tidur. Junior jadi khawatir yang sedang terjadi pada Aprilia kali ini

JUNIOR

Pril tunggu gue sebentar lagi, (melirik pintu rumah Aprilia)

Junior mencari sesuatu yang bisa mengantarnya masuk. Tiba-tiba pintu gerbang terbuka begitu saja angin malam berhembus kencang dan pintu rumah Aprilia juga terbuka sendiri seolah mengizinkan Junior masuk dengan mudah.

Junior tidak ambil pusing langsung masuk dengan kaki pincang. Ia berusaha berjalan dengan cepat sebelum sesuatu itu berubah pikiran.

39 INT. KAMAR APRILIA – MALAM

Aprilia mencengkram erat selimutnya lalu matanya terbuka melihat Junior berjalan kearahnya.

JUNIOR

Pril lo nggak papa?

APRILIA

Kamu yang nggak papa Jun, kaki kamu kenapa?

JUNIOR

Gue baik maaf gue telat lagi. (tersenyum tipis)

Aprilia baru teringat sosok Junior di depannya bukan asli. Ia beringsut mundur.

JUNIOR

Kenapa pril?

APRILIA

Kamu bukan Junior pergiiii!

Junior tambah kebingungan.

APRILIA

Pergi!!

JUNIOR

Gue Junior Tramadaru pril, gue baru kecelakaan tadi.

APRILIA

Nggak mungkin... pergiiii!

Junior mengalah daripada mendengar jeritan Aprilia yang akan membuat tetangga berpikiran buruk. Ia keluar lalu menutup pintu kamar Aprilia.

APRILIA

(melihat sekelilingnya) Ini di kamar dan tadi (beat) beneran Junior atau ...

Aprilia kembali menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut tak peduli tadi benar-benar sosok Junior yang sebenarnya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar