Ketika Aku Tidur Script
4. 4 - Mimpi

19 INT. RUMAH APRILIA – RUANG TAMU – MALAM

Junior duduk di sofa sesekali memejamkan mata dan rumah Aprilia sangat sepi di malam hari.

JUNIOR

Oh iya baju itu... (beranjak dari duduknya mencari tempat sampah)

Junior menemukannya dan baju itu memang penuh darah.

JUNIOR (CONT'D)

Kok bisa bajunya jadi begini? (bingung lalu mencari mesin cuci dan menemukan di dekat dapur)

Junior mencari kunci gerbang untuk memasukkan motornya dan menemukannya setelah itu kembali ke dalam melihat baju yang selesai dicuci.

JUNIOR

Lumayanlah bersih, tapi kenapa darahnya bisa banyak banget, Aprilia abis ngapain sampe berdarah-darah gini? (berpikir dan menjemur pakaian di luar tapi pintunya tertutup rapat dan ia kesulitan saat membukanya)

JUNIOR (CONT'D)

Lah ini kenapa lagi? gak ada angin gak ada petir pintunya macet? (melihat sekelilingnya merasa ada yang aneh)

Baju terlepas dari genggaman Junior dan membuatnya jatuh tersungkur. Ia meringis nyeri lalu berdiri untuk mengambil baju yang sudah tergantung di atas tangga.

JUNIOR

Sejak kapan baju bisa naik tangga? bener-bener aneh ini rumah (mengusap tengkuk dan bergegas mengambil namun meleset)

Pintu kamar Aprilia terbuka sendiri kemudian baju itu masuk kesana membuat Junior mengejarnya tapi terhenti karena pintu tertutup. Ia mendobrak pintu sebanyak tiga kali tapi tetap tidak terbuka.

JUNIOR

Ini pintu kenapa lagi? apa Aprilia kunci dari dalam? ah... nggak mungkin dia kan lagi tidur tadi... (menendang pintu penuh kekesalan)

SUARA MISTERIUS (OS)

kamu ingin menyelamatkannya? (tertawa)

JUNIOR

(menatap sekeliling) Siapa lo? keluar kalau berani? (teriak)

SUARA MISTERIUS (OS)

(tertawa) belum saatnya kita bertemu tapi ketika waktunya kamu akan tahu siapa aku...

JUNIOR

Dimana lo? keluar sekarang dan buka pintunya (menggedor pintu) pril, buka pintunya! Pril...

SUARA MISTERIUS (OS)

Kamu tidak akan bisa membukanya tanpa seizin ku.

JUNIOR

Kalau begitu katakan bagaimana cara membukanya dan lo keluar sekarang juga?! (marah)

Suara misterius menghilang.

JUNIOR

Woy... halo! spada! kemana hilangnya suara itu? (lanjut menggedor-gedor pintu) Pril buka pintunya...

JUNIOR (VO)

Semoga dia nggak papa (duduk di sofa sesekali menatap pintu kamar Aprilia)

20 INT. KAMAR APRILIA – MALAM

Baju Aprilia sudah berganti tanpa ia menyadarinya. Ia masih tertidur pulas.

DISSOLVE TO

21 EXT. PINGGIR JALAN – PAGI

Aprilia sudah berada di pinggir jalan dengan rumah berjejer di kanan-kiri. Ia bingung berada di tempat asing bahkan tidak ada satu orang pun yang bisa ia tanyai.

APRILIA

(terus melangkah sesekali memastikan ada seseorang yang bisa ia ajak bicara) Ini dimana sih?

APRILIA

(menghela napas lalu duduk di emperan) Benar-benar nggak ada orang disini dan tempat apa ini?

Seseorang melambaikan tangannya dari kejauhan membuat Aprilia menajamkan penglihatannya.

APRILIA

Orang itu melambaikan tangan ke aku atau siapa? (kebingungan sambil melihat sekeliling lalu berdiri)

Aprilia semakin penasaran dengan mendatangi orang itu. Setelah semakin dekat seseorang itu menghilang ditelan kabut.

APRILIA

HALO! (teriak)  

Sekeliling Aprilia dipenuhi kabut putih membuatnya dilanda ketakutan. Sebuah tangan menariknya dan ia kembali ke sisi jalan yang sepi kendaraan.

APRILIA

Ini dimana sebenarnya? apa ini mimpi atau...

LELAKI MISTERIUS

(muncul tiba-tiba di belakang Aprilia)

Lulu!

APRILIA

(menoleh ke sumber suara lalu kaget dan takut) si..siapa kamu? 

LELAKI MISTERIUS

Kamu bodoh menyingkirkan kakek tua saja tidak bisa

APRILIA

Maksudnya kakek... kakek siapa? dan aku bukan...

LELAKI MISTERIUS

Banyak alasan! (pergi dan kembali membawa sebuah kapak)

Aprilia berjalan mundur tapi Lelaki itu terus berjalan mendekati Aprilia dengan seringai di wajahnya yang menyeramkan karena beberapa bekas luka di area wajah.

LELAKI MISTERIUS

Jangan menghindar dari hukuman mu Lulu! (teriak)

APRILIA

A..ku buk-kan Lulu. (gugup)

Lelaki itu tambah menyeringai lalu kapaknya di arahkan kepada Aprilia yang refleks berlari.

LELAKI MISTERIUS

Tunggu! dasar tidak berguna! (berteriak marah) 

APRILIA (VO)

(berlari tak tentu arah) Jangan lihat kebelakang! ayo kaki lebih cepat!

LELAKI MISTERIUS

Lulu berhenti!

Aprilia menemukan rumah berpagar kemudian menyelinap sambil membekap mulutnya.

LELAKI MISTERIUS

Lulu dimana kamu? jangan bersembunyi, keluar! (berteriak lantang)

Aprilia terus menggelengkan kepalanya sambil membekap mulutnya sendiri takut lelaki aneh itu menemukannya.

LELAKI MISTERIUS

Lulu (menghirup aroma) aku tahu kamu dimana lulu, teruslah bersembunyi jangan sampai aku memenggal kepala mu.. (terkekeh)

Aprilia merasa terancam berpindah ke tempat yang lebih gelap. Lelaki menemukan Aprilia kemudian melemparkan kapaknya dan tepat mengenai betis Aprilia hingga tergores.

APRILIA

(berteriak dan merasakan sakit di betisnya) aduh!

LELAKI MISTERIUS

(tersenyum) Kamu disana rupanya.

Aprilia buru-buru menyingkirkan kapak di betisnya meskipun tidak dalam lukanya cukup besar.

APRILIA 

(berlari tertatih sesekali melihat belakang) Kemana aku harus pergi?

LELAKI MISTERIUS

Jangan kabur! kamu pasti akan menyebarkan rahasia ini. (berteriak)

APRILIA 

Ayo bangun... ini cuma mimpi, ayo bangun!

LELAKI MISTERIUS

(menarik tangan Aprilia lalu mendorongnya hingga terjatuh) Akhirnya aku bisa menangkap mu. 

APRILIA

(berontak dan menangis) Aku bukan Lulu dan biarkan aku pergi.

Lelaki itu menyeringai dengan sorot mata tajam dan tanpa aba-aba melayangkan kapaknya.

CUT TO BACK

22 INT. KAMAR APRILIA – MALAM

Junior mengguncang tubuh Aprilia yang tidur dengan gelisah lalu Aprilia membuka matanya, napasnya memburu.

JUNIOR

Lo kenapa? (cemas)

APRILIA 

(memeluk Junior) aku takut... d-dia...

JUNIOR 

Lo mimpi buruk pril, lo tenang sekarang, ada gue disini.

APRILIA

Aku takut dia mau bunuh aku. (masih memeluk Junior)

JUNIOR

Siapa? 

APRILIA

Dia laki-laki wajahnya serem (memejamkan mata pelukannya sangat erat)

JUNIOR

Iya tenang gue ada disini lo aman sekarang (beat) Pril selimut lo ... (terkejut)

Aprilia meringis membuka selimutnya dan betisnya terluka cukup parah.

JUNIOR

Betis lo luka, sini gue lihat!

APRILIA

Sakit.. (meringis)

JUNIOR

Gue bakal sembuhin pril, percaya sama gue.

Aprilia memperlihatkan betisnya yang terluka dan setelah Junior menyentuhnya, luka itu hilang dalam sekejap.

JUNIOR

(berdeham) luka di betis lo udah sembuh.

APRILIA

(mengerjap) Kok bisa?

JUNIOR

Bisa dong, sekarang lo jangan takut lagi kan ada gue disini.

Aprilia mengangguk tapi merasa ada yang aneh dengan bajunya.

APRILIA

Baju aku kok... kamu... (memandang curiga ke arah Junior)

JUNIOR

Jangan salah paham pril gue...

APRILIA

(berteriak histeris mengambil bantal lalu melemparkannya ke Junior) PERGIIII!

JUNIOR

Pril stop gue nggak...

APRILIA

(marah) Bohong, dasar mesum pergiiii!

JUNIOR

(menghela napas) gue nggak gantiin baju lo, serius!

Aprilia masih menatap Junior marah. 

JUNIOR (CONT'D)

Beneran baju itu masuk sendiri ke kamar lo dan gue gak bisa ngejar bahkan pintunya ke kunci sendiri.

APRILIA

Terus kenapa kamu bisa masuk kalau pintunya dikunci?

JUNIOR

Setelah beberapa menit anehnya pintu kamar lo bisa kebuka lagi. Tapi beneran pril sumpah, gue nggak ada macem-macem sama lo.

APRILIA

Kamu serius kan? gak bohong kan? gak lagi becanda kan?

JUNIOR

Lihat mata gue kalau lo gak percaya.

Aprilia menatap sebentar mata Junior setelah itu memegang dadanya karena jantungnya dag-dig-dug.

JUNIOR

Kenapa lo masih...

APRILIA

Iya, aku percaya kamu aku tatap tadi nggak menghindar. (menunduk)

JUNIOR

(tersenyum tipis, hatinya terasa lega) Lo mau tidur lagi?

Aprilia menggeleng masih takut jika mimpinya tadi malah berlanjut.

JUNIOR

(beranjak pergi) Kalau gitu gue...

APRILIA

Jangan! kamu disini jangan kemana-mana.

JUNIOR

(mengambil kursi belajar) ke, gue disini jagain lo sekarang tidur lagi.

APRILIA

Kamu beneran nggak akan pergi kemana-mana kan?

JUNIOR

(tersenyum sambil mengelus rambut Aprilia) Iya, lo lanjut tidur, jangan lupa baca doa.

Aprilia tidur dan Junior merasakan kantuk datang namun berusaha tetap terjaga.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar