Keluarga Terakhir
Zii
9. Pencarian

EXT. GANG — DAY

EXTREME WIDE SHOT: GANG

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Salim, Darma, Rini, Matrita, Pk RT dan Pak Galih di tempat.

Pak RT menarik napas terdengar tak bertenaga, namun dia tidak terlihat khawatir.

PAK RT

Ada yang liat Salim?

DARMA

Kemaren dia abis dari jembatan kemana?

Darma menatap Iskak

ISKAK

Kan gue sama elo

Pak Galih berada di tengah pintu masuk, ia memperhatikan dinding kanan dan kiri pintu luar yang terdapat banyak paku untuk menggantungkan barang-barang Salim.

PAK GALIH

Parang yang biasanya Salim pake ngga ada yaa

PAK RT

Cari Salim dulu. Siapa mau cari?

RINI

Dipinggirin dulu kali Pak

Pak RT hanya mengangguk.

RINI

Lin, ayo!

Iskak berjongkok di samping jasad Ciko.

DARMA

Diliat dari darahnya kayanya tadi malem deh

Pak Galih berjalan mendekat lalu berjongkok di samping Iskak.

PAK RT

Heh! kalian semua coba telpon ato cari Salim

Pak RT mengusap-usap mata dan dahinya.

PAK GALIH

Sini biar gue cari ke proyek

Pak Galih beranjak berdiri lalu keluar rumah.

ISKAK

Yaudeh gue juga
Ayok Dar! Lo liat apasi

Iskak berdiri di dekat pintu hendak melangkah keluar, dia keheraan melihat Darma terus memperhatikan percikan darah di dinding maupun lantai.


CUT TO

EXT. JEMBATAN — DAY

Kendaraan masih ramai. Baju dan badannya masih setengah basah. Tangannya masih memegang parang yang berlumuran darah. Laki-laki itu tergeletak di trotoar jembatan.

Salim membuka matanya karena silau matahari pagi.

CLOSE UP: MATA

Laki-laki itu bangun. Ia berdiri bersandar pagar jembatan.

SALIM

Hahahahahaha

Lalu dengan sekuat tenaga ia memutar badan dan melemparkan parang itu ke sungai.

SALIM

AAAAAAAA BANGSAT! BEBAN GUE ILANG SIALAN!


CUT BACK TO

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Susana mulai ramai. Banyak warga berdatangan untuk sekadar menyaksikan ataupun berbela sungkawa.

Rini dan Marlina meminggirkan jasad Santi dan kedua anaknya.

RINI

Lin, denger suara telpon ga?

MARLINA

Iya denger. Coba liat ke belakang

Rini menuju ke bilik.

EXT. JALANAN — DAY

VERY WIDE SHOT: JALANAN KOTA

EXT. GANG — DAY

Tante berjalan menuju rumah Salim membawa bingkisan. Mendekati rumah Salim, gang ini sangat ramai yang pada bagian kanan dan kiri jalan di tata kursi-kursi sebagai tempat duduk orang-orang yang datang berbela sungkawa, semua kursi penuh.

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY

Darma menempatkan smartphonenya di telinga menelpon seseorang.

ISKAK

Bisa?

DARMA (menggeleng)

Belom

Marlina dari dalam rumah membawa ponsel Salim

MARLINA

Salim ga bawa hp

DARMA

Ah pantesan!

Pak Galih menyalakan motornya lalu melaju keluar gang.

Tante datang membawa bingkisan. Tante terlihat gelisah ketika akan menginjakkan kaki ke depan rumah Salim. Ia memperhatikan jasad Santi cukup lama dari luar lalu ia berjalan pelan masuk ke dalam rumah.

Iskak menyalakan sepeda motornya.

DARMA

Udah? ayo berangkat

Darma menempati jok belakang motor Iskak, mereka menjauhi rumah Salim. Darma mengerutkan dahi memikirkan sesuatu.

CLOSE UP: DARMA

EXT. JEMBATAN — DAY

Salim berlari meninggalkan tengah jembatan menjauhi arah rumahnya, ia berlari dengan sedikit melompat-lompat kecil. Matanya merah, ia menangis tak karuan tetapi ia tertawa.

SALIM

Hahahahaha aku bukan beban! bukan aku beban!

Lari Salim semakin tidak terkontrol.

EXT. GANG — DAY

Iskak dan Darma berboncengan mengendarai sepeda motor, mereka menuju Warung Tante. Iskak membelokkan sepeda motornya ke gang warung.

DARMA

Heh kemana lo

ISKAK

Ke tempat Tante kan

DARMA

Lah ngapain

ISKAK

Ya cari Salim lah

DARMA

Heh! lo ga liat tadi Tante di rumah Salim, ya tutuplah warungnya

ISKAK

Ya siapa tau Salim disana Dar. Kan lo tau sendiri persembunyian di tempat Tante

DARMA

Ngapain si itukan tempat cewe

ISKAK

Udahlah coba dulu

DARMA

Ngeyel!

EXT. JALANAN — DAY

Pak Galih mengendarai sepeda motor menuju proyek Salim, pandangannya tidak lepas dari seluruh sudut jalanan yang ia lewati, Ia memperhatikan setiap laki-laki yang ia lalui.

EXT. JALANAN KOTA — DAY

Jalanan Kota begitu ramai, dengan kondisi yang masih sama Salim berlari cukup kencang sambil melompat-lompat kecil, matanya masih merah karena tangisnya yang belum berhenti tapi tetap saja ia tertawa terus menerus tak karuan.

SALIM

Aku bukan beban! bukan aku beban hahahahahahaha

Salim terus berseru kepada seluruh orang yang dilaluinya.

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY

Suasana masih ramai. Pak RT menempati kursi paling dekat dengan pintu rumah Salim. Ia diam menghisap rokoknya tak ada satupun warga yang berani menegur PAK RT.

Rini keluar dari dalam rumah langsung menghadap Pak RT.

RINI

Pak, ini apa ngga dibersiin dulu lukanya

PAK RT

Udahlah tunggu Salim

Marlina datang, sama gegabahnya dengan Rini.

MARLINA

Kasian Pak, baunya arus juga

PAK RT(meninggi)

Emang mau apa? Tunggu Salim!

Pak RT berdiri sejenak, lalu kembali duduk dengan kesal. Ia mengisap rokoknya.

EXT. WARUNG TANTE — DAY

Iskak dan Darma tiba, warung Tante tutup. Sangat sepi tak ada seorang pun disini. Iskak turun dari sepeda motor lalu menuju pintu bilik. Iskak menggedeor-gedor pintu itu.

ISKAK

Lim! Lim! Lim!

Darma tanpa turun dari sepeda motor hanya menunggu, dugaannya benar.

DARMA

Ngapain si lo. Percuma! gue yakin Salim ga disini.

Iskak behenti menggedor-gedor pintu lalu berbalik menuju Darma.

EXT. GANG DEPAN RUMAH MARITA — DAY

Iskak dan Darma berhenti. Marita sedang duduk di teras dengan rokok menyala.

Darma dan Iskak tidak turun dari motor atau mencoba masuk ke halaman rumah Marita. Mereka hanya berteriak dari luar pagar.

DARMA

Mar, lo ngga liat Salim?

Marita tenang, berdiri lalu berjalan mendekati pagar.

MARITA

Kenapa emang?

ISKAK

Gue sama Iskak lagi nyairiin, dia belum balik.

MARITA

Kaga tau gue

DARMA

Tapi lo tau ngga biasanya dia kemana kalo ngga ke warung?

MARITA

Kaga!

Marita berbalik lalu berjalan menuju kursi.

ISKAK

Eh tapi lo kaga nengok ke rumah Salim?

MARITA(menggeleng)

Kaga.

ISKAK

Yaudeh

Iskak menyalakan sepeda motor. Marita membalikkan badan.

MARITA

Coba lo cari ke jembatan

Marita menempati kursinya. Ia menggelengkan kepala melihat Iskak dan Darma menuju keluar gang.

CLOSE UP: ISKAK DAN DARMA

EXT. JALANAN KOTA — DAY

Jalanan kota semakin ramai, banyak kendaraan kecil hingga truk besar berlalu-lalang. Entah apa yang ada dalam pikiran Salim. Dari tepi jalan ia menyeberang sembarangan ke tengah jalan.

Dari arah yang tidak di duga, sebuah mobil melaju kencang menghantam badan Salim hingga terpental jauh. Semua pengendara berhenti, pandangan mereka tertuju pada Salim.

Pengendara

WOI! GILA LO!

Salah satu pengendara keluar, mendekati Salim. Sebelum pengendara itu menyentuh badan Salim, Salim bangkit secara tiba-tiba dan segera berdiri. Luka di dikulitnya tidak dihiraukan, Salim kembali tertawa dan berlari melompat-lompat kecil menjauhi lokasi itu.

SALIM

Aku bukan beban! bukan aku beban! hahahahaha

Semua orang keheranan, darah Salim tak karuan menyebar hingga hampir ke seluruh lengan pada pakaiannya.

Sopir Angkot

Dia gila kali pak

EXT. JEMBATAN — DAY

Iskak menghentikan sepeda motornya di tengah jembatan. Darma segera turun lalu memeriksa sekitar.

ISKAK

Gaada juga kan

CLOSE UP: BERCAK DARAH DI TROTOAR JEMBATAN

CLOSE UP: BERCAK DARAH DI PAGAR JEMBATAN

Darma mendapati beberapa bercak darah yang terlihat. Ia sedikit terdiam.

DARMA

Kak, coba lo perhatiin. Disini ada darah, masih baru. Di pegangan pagar juga

Iskak terdiam, saling berhadapan dengan Darma, mereka masing-masing saling pandang cukup lama.

DARMA

Mungkin nggak, yang bunuh Santi langsung kesini?

ISKAK

Tapi mungkin nggak, yang bunuh Salim sendiri. Siapa yang suka ke jembatan ini kalo nggak Salim?

Mereka terdiam cukup lama

DARMA

Balik aja?

Tanpa menjawab, Iskak menyalakan mesin lalu mereka melaju ke rumah Salim. Sepanjang perjalanan, Iskak dan Darma tidak banyak berucap. Mereka termenung diam di atas kendaraan.

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY

Pak RT melamun diam, dia tak henti-hentinya mengisap rokonya.

RINI

Pak ini dibersihin dulu lah ya pak

Tanpa menjawab, Pak RT hanya melirik.

MARLINA

Etdah pak bersiin doang

EXT. JALANAN KOTA — DAY

Mendapati keramaian, Pak Galih memelankan sepeda motornya. Ia mengamati kerumunan orang-orang dengan seksama. Perhatiannya tertuju pada seorang laki-laki berlari dengan melompat-lompat kecil.

Pak Galih mendekati laki-laki itu lalu menghentikan sepeda motornya tepat di depan Salim.

PAK GALIH

Heh Salim!

Salim hanya melihat Pak Galih sesaat, ia melanjutkan lari dan lompatnya.

SALIM

Aku bukan beban hahahahaha

Pak Galih turun dari sepeda motor lalu menuju Salim.

PAK GALIH

HEH SALIM!

Kali ini Pak Galih memegangi lengan Salim, ia memperhatikan keringat di pakaian Salim dan beberapa percikan darah di pakaian itu yang sedikit compang camping. Pak Galih juga memperhatikan luka-luka di badan dan lengan Salim.

CLOSE UP: PAKAIAN SALIM

CLOSE UP: LUKA SALIM

SALIM

Aku bukan beban, bukan aku beban hahahaha aku bukan beban hahahahaah

Salim tetap melompat-lompat kegirangan dengan tangisnya. Merasa dihiraukan oleh Salim, Pak Galih menampar Salim hingga Salim terjatuh.

PAK GALIH

Heh gila lo! ayo pulang!

Pak Galih menarik paksa baju Salim, lalu menempatkan Salim di jok belakang.

VERY WIDE SHOT: JALANAN KOTA

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar