Keluarga Terakhir
Zii
2. Jual Motor

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY

Rumah Salim tanpa teras, hanya kurang lebih satu meter dari pintu depan langsung berhadapan dengan gang sempit. Rumah Salim berada di ujung gang.

Pagi ini orang-orang memulai aktivitas, seorang laki-laki memanasi motor Salim, tak lama ia memberikan sejumlah uang ke Salim lalu membawa motor itu pergi.

Salim memperhatikan cukup lama kepergian motor itu sebelum kembali ke dalam rumah.

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Santi memperhatikan Salim dari jendela kecil di dalam rumahnya. Salim berjalan pelan masuk ke dalam rumah.

SANTI

Motor dijual Mas?

SALIM

Iya, buat bayar kontrakan sama uang sekolah Ciko

SANTI

Terus TVnya juga jadi dijual?

Salim menunduk diam sejenak, ia menarik nafas sebelum menjawab Santi.

SALIM

Iya

Santi menahan nafas, dan mengedip-kedipkan mata menahan air matanya menetes. Ia merasa iba hingga tidak bisa berkata-kata.

SANTI

Aku beli sayur dulu

Salim tertunduk lesu, Santi menuju pintu.

SALIM

Uangnya bentar ya

Santi sempat berhenti sejenak tanpa menghadapkan badan ke Salim. Ia hanya mengangguk lalu pergi.

INT. RUANG TAMU PAK GALIH — DAY

Pak Galih masuk sambil merokok lalu menempati kursi kosong di sebelah Salim, ia meletakkan sebungkus rokok beserta koreknya ke hadapan Salim. Salim mengambil sebatang rokok lalu menyulutnya.

PAK GALIH

Gimana gimana

SALIM

Ini Pak, lunasin kontrakan

Salim meletakkan sejumlah uang ke atas meja.

PAK GALIH

Oke gue itung

SALIM

Udah beres semua ya Pak

PAK GALIH

Oke lunas. Lu mau langsung cabut apa maen dulu

SALIM

Langsung aja Pak mau ke proyek

PAK GALIH

Oke

Salim berdiri menuju pintu keluar, ia belum sempat melangkah.

PAK GALIH

Mau nambah?

Pak Galih tetap duduk, ia menyodorkan bungkus rokok meminta Salim untuk mengambilnya. Salim mengambil sebatang rokok lalu pergi.

EXT. GANG — DAY

Gerobak pedagang sayur berhenti tidak jauh dari rumah Santi, di samping gerobak itu sudah ada Marlina memilah-milah sayur yang akan dia beli. Santi datang berjalan mendekati gerobak sayur.

MARLINA

Mau masak apa San?

SANTI

Belum tau, liat-liat dulu deh ada apa

PEDAGANG SAYUR

Lemes banget masi pagi San

SANTI

Iya

Santi tersenyum kecil.

MARLINA

Belum sarapan kali hahaha yaudah duluan ya

Marlina pergi membawa belanjaannya.

PEDAGANG SAYUR

Hamil muda lu San?

SANTI

Engga ko, tapi.. kadang mual juga si

PEDAGANG SAYUR

Sono coba dites

SANTI (mengangguk)

Bi .. ini boleh aku bawa dulu mie instannya?

PEDAGANG SAYUR

Yaah San, yang kemaren-kemaren aja banyak yang belum lunas

SANTI

Tolong Bi, Bibi catet lagi aja. Mas Salim belum ada soalnya

PEDAGANG SAYUR

Duh giamna ya San.
Yaudah sono bawa aja, tambahin tu sebungkus buat Ciko

SANTI

Makasih Bi, aku bawa dulu

Santi mengambil sebungkus mie instan lagi, Pedagang Sayur sedikit menggelengkan kepala

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Salim ke bilik belakang mencari bahan makanan. Salim membuka kaleng beras namun kaleng itu kosong lalu ia meletakkannya ke tempat semula. Salim membuka toples-toples lain dan semua toples itu kosong.

SALIM

Pantesan kemarin minum teh doang

Salim bersandar pada dinding memejamkan mata menghembuskan nafas berat. Tak lama, kemudian Santi masuk sedikit tergesa-gesa.

SANTI

Mas, bentar aku bikinin mie instan dulu

SALIM

Iya, aku siap-siap dulu

Santi masuk ke dalam bilik, Salim keluar bilik lalu mencium Ciko dan adiknya yang sedang tidur di atas kasur.

CUT TO

EXT. GANG — DAY

Pedagang sayur berhenti di depan rumah Pak Galih, Rumah Rini dan pak Galih berseberangan, saat itu Rini sudah menunggunya.

PEDAGANG SAYUR

Duuh si Santi yang kemarin-kemarin belum lunas hari ini udah ngutang lagi

RINI

Tadi Salim abis bayar kontrakan kok, tunggu aja, kayanya mereka lagi gaada duit banget

PEDAGANG SAYUR

Tapi Salim masih sempet-sempetnya main ke warung

RINI

Iyaya. Udah tau lagi gaada duit kenapa ga ditahan dulu main ke warung

PEDAGANG SAYUR

Padahal dulu mereka nikah muda keliatan enak banget gitu

RINI

Yakan pas itu usaha orang tua Salim masi jalan

PEDAGANG SAYUR

Eh, tapi kayanya Santi hamil muda deh

RINI

Oh ya?

PEDAGANG SAYUR

Iya lemes banget gitu, katanya juga mual-mual

RINI

Nanti aja deh gue samperin

Dahi Rini sedikit mengerut, memperhatikan rumah Salim.

CUT BACK TO

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Santi datang membawa beberapa piring dan sendok di atasnya pada tangan kiri dan mie instan yang sudah matang dalam wadah besar di tangan kanannya. Di tengah-tengah ruang, Ciko dan adiknya masih tidur. Salim dan Santi duduk berseberangan di samping anak-anak.

Santi menuangkan beberapa sendok besar mie ke atas piring.

SANTI

Ini Mas kamu yang banyak ya

Santi menyodorkan sepiring penuh mie instan ke Salim.

SALIM

Kamu sama Ciko?

Santi hendak menepuk badan Ciko untuk membangunkannya, ia berhenti dan diam sejenak lalu menarik tangannya kembali.

SANTI

Udah ini aja cukup, kamu makan dulu mas

Santi menghadapkan badannya kembali ke Salim.

SALIM

Kenapa ga jadi dibangunin?

SANTI

Gapapa nanti aja, ntar dia kelaperan

Sailim berhenti menyendok. Ia menundukkan muka, pandangannya iba, matanya berkaca-kaca.

CLOSE UP : SALIM

Santi menggigit bibir bawahnya menahan tangis.

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY

Salim duduk merokok sambil memakai sepatu butut proyeknya.

Santi datang, lalu duduk di samping Salim.

SANTI

Berangkat sekarang?

SALIM

Iya

Santi mengambil bungkus rokok Salim dan mengecek isinya.

CLOSE UP :ROKOK

SANTI

Boleh sisain aku sebatang aja? udah lama ga ngerokok

Salim diam sejenak mengerutkan dahi.

SALIM

Ambil

Santi mengambil sebatang rokok lalu menyulutnya. Tak lupa santi juga menyalakan korek untuk rokok Salim.

SALIM

Aku berangkat dulu

Salim pergi, Santi memperhatikan langkah Salim.

VERY WIDE SHOT: AWAN

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Adik Ciko memainkan mainannya di atas kasur menghadap televisi. Santi berdiri di depan kalender ia memperhatikan kalender dari bulan-bulan lalu, ia semakin mengerutkan dahi.

SANTI

Udah telat banget lagi

Adik Ciko menangis, Santi mendekat lalu menggendongnya.

EXT. GANG — DAY

Ciko bermain bersama anak-anak gang, mereka berlari ke penjual jajanan membeli minuman dingin. Ciko berhenti berlari, ia terdiam. Santi datang dari belakang menggendong adik Ciko menyadarkan lamunan Ciko.

SANTI

Ciko, kamu juga mau beli jajan?

CIKO

Satu aja ma

Melihat Ciko sangat murung, Santi nampak kebingungan

SANTI

Ini, mama bawa minum. Kamu aus kan? minum ini aja. Mama pergi dulu ya, kamu boleh main lagi

Santi memberikan minuman dalam botol plastik, Ciko meminumnya lalu mengembalikan botol minuman itu kepada Santi dan kembali bermain dengan teman-temannya.

EXT. TERAS MARITA — DAY

Terdapat 2 kursi yang terletak bersebelahan di teras rumah Marita, ditengahnya terdapat meja kecil. Santi duduk di salah satu kursi itu dengan memangku anaknya.

Marita datang sambil merokok, ia menempati kursi yang kosong.

SANTI

Stok yang biasanya aku masih ada?

MARITA

Belum ada. Lo mau? kalo mau gue stok in besok

SANTI

Iya boleh

Santi mual

MARITA

Nape lo? masuk angin?

Santi masih diam

SANTI

Lo .. bandar testpack juga ga sih hehehe kalo ada boleh juga dong, gue butuh

MARITA

Dulu pernah si, bentar gue liat dulu. Lo hamil?

Marita berdiri, lalu masuk ke rumah. Setelah beberapa lama, Marita datang membawa sebungkus testpack.

MARITA

Nih stok lama. Pesenan mba mba open BO depan gang sono kaga diambil, ngeselin bener tu orang

Marita meletakkan testpack di atas meja lalu duduk. Santi mengambil testpack itu.

MARITA

Udeh lo bawa aja gausah pake duit. Cuma sisa itu doang. Tapi, emang lo hamil?

SANTI

Ya belom tau, ini mau ngetes

MARITA

Tapi kayanya emang hamil si, keliatan dari mual-mual lo

Santi tertunduk pandangannya mulai tegang dan pasrah.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar