Keluarga Terakhir
Zii
3. Jual TV

EXT. PROYEK — DAY

Tengah hari waktu istirahat, Salim mengintip dari balik bilik ruang ganti. Seorang berpakaian rapi memberikan beberapa amplop kepada Joni. Orang itu kembali masuk ke mobil lalu pergi, Salim masih mengintip. Joni membuka satu persatu amplop dan menghitung uangnya lalu memasukkan uang itu dalam saku celana. Joni berjongkok bersiap membakar amplop-amplop kosong itu. Belum sampai amplop itu terbakar habis, Salim menunjukkan dirinya.

SALIM

Tuhkan lu telen duitnya

Salim berjalan mendekati Joni tepat di belakangnya.

JONI

Duit apaan si

SALIM

Itu duit bayaran kita semua kan lu ambil, lu bakar amplopnya barusan. Kebangetan lo! gue juga punya anak istri bangsat!

Salim memukul muka Joni dengan kepalan tangannya hingga Joni tersungkur. Beberapa pekerja proyek lain berdatangan.

SALIM

Lo semua! Nih duit bayaran lo di telen ama si Joni!
Mana duit gue!

Salim melayangkan beberapa pukulan ke Joni, ia tidak berhenti hingga semua pekerja proyek yang ada memegangi Salim untuk menghentikannya.

JONI

Punya apa lo berani sama gue!

Pekerja proyek masih memegangi Salim. Salim didudukkan lalu Joni meludah ke sampingnya dan berjalan menuju Salim.

SALIM

Heh! Lepasin gue! Liat lo semua gaakan dapet bayaran selagi ngikutin ni combre got!

Salim berusaha melepaskan diri.

JONI

Lim Lim lu tu diem aja ngikut gausah banyak tingkah!

SALIM

Heh! Lepasin gue!

Joni menendang badan Salim beberapa kali.

VERY WIDE SHOT: PROYEK

EXT. WARUNG TANTE — DAY

Keadaan warung sepi, Salim datang tanpa meggunakan alas kaki. Salim masih memakai perlengkapan proyek. Pakaiannya berantakan dan jalannya sedikit sempoyongan.

TANTE

Loh Lim tumben udah pulang

SALIM

Gue ga akan balik ke sono lagi!

Pandangan Salim penuh kebencian dan kelelahan, lalu ia menduduki kursi depan bilik.

TANTE

Kopi yang biasanya?

SALIM

Iye

Salim memukulkan tangannya ke atas meja

SALIM (CONT'D)

Sialan! Brengsek banget si Joni!

Salim menyulut rokoknya, nampak kelelahan. Tak lama kemudian, Tante datang membawakan kopi.

TANTE

Kenapa gamau balik ke sono?

SALIM

Ogah pokoknya!

Salim meminum kopinya, Tante diam memperhatikan tingkah Salim lalu menempati kursi kosong yang berseberangan dengan Salim.

SALIM

Te, gue mau jual TV kira-kira dijual kemana?

TANTE

Noh, pasar loak

SALIM

Emang bakal dibeli mahal?

TANTE

Ya engga, lo kalo mau ke toko elektronik noh kalo engga ke tukang servis biasanya masih tinggi selagi TV lo masih bisa nyala

EXT. GANG — DAY

Marita berjalan membawa beberapa kotak bingkisan panjang sambil merokok. Ia berbapapasan dengan Salim.

MARITA

Lim!

SALIM

Iye

Salim berjalan terlalu cepat

MARITA

Woi Lim! Kemana lo

Salim sudah tidak terlihat, Marita keheranan melihat tingkah Salim

EXT. WARUNG TANTE — DAY

Marita datang langsung ke depan bilik, masih merokok dan warung masih sepi

MARITA

Tante, ini pesenan rokoknya

Marita menyodorkan bingkisan ke dalam bilik

TANTE

Sejuta?

MARITA

Iye pas

Marita menduduki kursi depan bilik, Tante meyodorkan sejumlah uang.

TANTE

Nih pas sejuta

MARITA

Mau kopi juga te

TANTE

Pake susu?

MARITA

Engga
Tadi Salim abis dari sini?

TANTE

Iye, kayanya lagi banyak pikiran banget.
Mau jual TV katanya

MARITA

Hah jual TV? dia kan abis jual motor

TANTE

Yang bener lu? tapi emang kayanya utang dia dimana-mana si

MARITA

Udah keliatan si.
Eh Te, kayanya Santi hamil deh

TANTE

Yang bener lu?

MARITA

Belum tau juga si, tunggu aja tadi udah gue kasi testpack

Tante memberikan kopi Marita lalu duduk di kursi kosong sebelahnya.

Seorang wanita berpakaian minim datang mendekat sambil sesekali mengangkat tangan, memberikan tanda memanggil Tante. Melihat tanda itu, Tante segera masuk bersama wanita tadi. Marita menikmati kopinya.

EXT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Santi sedang menyuapi anaknya. Kali ini kasur di ruang tengah tidak di gulung. Rini dari luar berjalan masuk

RINI

Santi

CLOSE UP: SANTI

SANTI

Masuk mba

Rini langsung menuju Santi dan duduk di sebelahnya.

RINI

Lagi kaga enak badan lu?

SANTI

Masuk angin kali
Kenapa?

Ciko masuk, ia langsung duduk di sebelah Santi.

RINI

Engga, denger-denger lo mual-mual lemes gitu

SANTI

Iya, bener. Udahlah masuk angin kali

RINI

Ohh, lo yakin gapapa?

Santi hanya mengangguk. Salim masuk secara tiba-tiba. Pandangan Santi dan Rini menuju Salim.

SANTI

Mas, udah pulang?

Salim tak menghiraukan, ia langsung menuju televisi, mencabut stop ontak dan membawanya keluar.

SALIM

Iya

SANTI

Mas?

Rini dan Santi memperhatikan Salim hingga keluar rumah, Salim tetap tidak menghiraukan.

RINI

Kenapa Salim? biasanya banyak omong dia

SANTI(menggeleng)

Baru kali ini Mas Salim diem gitu. Padahal tadi berangkatnya biasa aja

Santi terlihat kawatir.

RINI

Emang TVnya mau dibawa kemana?

SANTI

Dijual

Santi belum melepas pandangan kawatirnya, ia baru menghadap Rini.

RINI

Ha?

EXT. GANG PASAR — DAY

Menjelang sore, banyak kios pasar sudah tutup. Salim berjalan tergesa-gesa membawa TV nya menyusuri gang-gang pasar mencari toko elektronik yang masih buka.

Di persimpangan gang Salim berhenti meletakkan TV di sebuah bangku panjang untuk beristirahat, ia kewalahan. Tak lama, ia berdiri menggendong TV itu lagi.

Keluar dari gang, Salim menemukan toko elektronik di pinggir jalan raya.

INT. TOKO ELEKTRONIK — DAY

Toko elektronik di luar pasar, dari semua benda-benda yang tertata, toko ini lebih nampak sebagai toko barang bekas.

Seseorang menyerahkan sejumlah uang kepada Salim, Salim pergi meninggalkan TVnya.

EXT. DEPAN TOKO ELEKTRONIK — DAY

Salim berjalan menjauhi toko elektronik, ia menghitung uang yang ia dapat sambil merokok.

SALIM

Bangsat!

Salim melemparkan rokoknya dengan penuh amarah.

SALIM

Ini buat bayar utang sayur aja kurang!

Salim melayangkan tendangan pada benda-benda di sekelilingnya lalu berkacak pinggang dengan menutup matanya menggunakan telapak tangan.

EXT. JALANAN KOTA — NIGHT

Salim berjalan pelan tak bertenaga, ia menendangi batu-batu yang ia lalui.

WIDE SHOT:SALIM MENENDANG BATU-BATU YANG DILALUI

EXT. JEMBATAN — NIGHT

Darma menyetir, ia mengendarai sepeda motor dengan Iskak.

DARMA

Kak, itu Salim?

ISKAK

Iya kayanya, coba samperin dah

Darma dan Iskak menepi, menyejajarkan sepeda motornya dengan Salim.

DARMA

Eh Salim! Ngapain lu lemes banget

SALIM

Ha?

Salim tidak menjawab apa-apa, pandangannya kosong penuh tekanan. Ia muak.

ISKAK

Ayo Lim Warung Tante! Sini bonceng tiga

DARMA

Sini

SALIM

Sono duluan aja, ntar gue nyusul

ISKAK

Yaudeh

DARMA

Duluan Lim

Salim hanya mengangguk.

CUT TO


INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT

Di balik bilik kecil ruang tengah, Santi memegang testpack. Tangannya sedikit gemetar

CLOSE UP: TESTPACK BERGARIS DUA

SANTI

Hamil lagi!
Sialan. Ini gue harus seneng apa sedih

Santi mulai menangis, kedua tanggannya memegangi kepala sambil menarik rambutnya. Dia lemas hingga terduduk lesu.

CUT BACK TO


EXT. JALANAN — NIGHT

Darma dan Iskak melanjutkan perjalanan.

ISKAK

Nape sih si Salim jadi kaga asik banget

DARMA

Udahlah, lo tau sendiri kan dia banyak utang

ISKAK

Ya kan kita mau hibur dia

DARMA

Udahlah biarin

ISKAK

Tapi lu, pernah ga sih si Salim minta tolong ke elu apa gimana gitu

DARMA

Ya kaga

ISKAK

Dih sombong amat tu orang. Kek apa-apa bisa sendiri aja anjing!

DARMA

Emang lo mau bantuin apa? Talangin utang Salim? Lo aja ada kerjaan kaga! Lo kalo ga bisa bantuin dia gausah bacot juga tai lo.

EXT. JEMBATAN — NIGHT

Salim menuju pagar jembatan, ia melihat ke arah bawah lalu memejamkan mata dan mulai menangis. Salim mengepalkan tangannya erat lalu ia hentakkan ke pagar pegangan.

SALIM

Bangsat sialan!

Salim terus memukuli pagar jembatan. Kini ia menghadap ke atas memandang langit gelap dengan air mata masih berlinang.

CLOSE UP:MATA SALIM

VERY WIDE SHOT: JEMBATAN

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT

Salim masuk, Ciko dan adiknya di ruang tengah bermain boneka.

CIKO

Papaa

Salim menghampiri Ciko dan mencium keningnya.

SALIM

Mama mana?

CIKO

Di belakang

Salim memeluk Ciko sejenak.

INT. BILIK RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT

Mendengar suara Salim, Santi terburu-buru menyembunyikan testpack ke dalam saku dan manghapus air matanya. Begitu Salim masuk, Santi segera berdiri.

SALIM

Ngapain?

SANTI

Gapapa

Santi tidak bisa menyembunyikan tangisnya.

SALIM

Kenapaa?

Salim memeluk Santi dan mencium keningnya, menenangkan.

SALIM

Gapapa San, gapapa
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar