Keluarga Terakhir
Zii
4. Kehamilan

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT

Lewat tengah malam menjelang dini hari, Salim terbangun dari tidurnya, ia duduk sejenak.

Tak berapa lama Salim menuju keluar. Ia membuka pintu dengan sangat perlahan.

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — NIGHT

Salim menutup pintu dengan sangat perlahan, dari celah kecil di jendela ia memperhatikan Santi dan kedua anaknya masih tidur.

WIDE SHOT: DALAM RUMAH DARI JENDELA

Salim membalikkan badan, bersandar pada dinding antara jendela dan pintu. Salim tak tahan dengan pikirannya, ia mengusap-usap mukanya lalu sedikit menendang tiang peyangga asbes depan rumahnya.

Salim melangkahkan kakinya sedikit keluar, ia mengangkat muka mengarahkan matanya pada bulan memperhatikan terangnya purnama malam itu.

WIDE SHOT: BULAN

Salim mondar-mandir tidak tahu harus berbuat apa. Lalu ia berjongkok, menyandarkan badannya pada tiang penyangga asbes. Pandangannya sedikit kosong.

SALIM

Kontrakan lunas ..
kurangan uang sekolah Ciko
nutup utang sayur,
lunasin utang beras, uang belanja ..
oiya bayar listrik

Salim mengusap-usap mata dan mukanya. Ia berdiri lalu mulai berjalan menjauhi rumahnya.

EXT. GANG — NIGHT

Salim tidak berjalan terlalu cepat namun juga tidak lambat. Dari seluruh rumah yang ia lalui, tidak ada satupun rumah yang lampunya menyala.

Ini tengah malam menuju dini hari, mungkin sekitar pukul 2 pagi, sangat sepi.

Salim terus berjalan hingga ujung gang paling depan. Salim berhenti di depan sebuah rumah di pojok gang hampir tepi jalan raya.

Rumah ini cukup besar dan lumayan bagus. Salim berhenti lalu memperhatikan rumah itu.

SALIM

Andai dulu aku ga jual rumah ini

Salim menghembuskan nafas, ia masih memperhatikan rumah itu.

Rumah ini satu-satunya rumah dengan lampu yang masih menyala walaupun tidak terlalu terang. Dari tempat Salim berdiri ia melihat seorang wanita dengan pakaian minim dari celah jendela transparan mendapati Salim. Di belakangnya ada seorang laki-laki yang hanya memakai handuk. Wanita itu segera menutup tirai jendela rumah.

Salim beberapa kali mengedipkan mata, mematung.

EXT. GANG — DAY

EXTREME WIDE SHOT: LANGIT CERAH BERAWAN

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Hari semakin siang, Salim tak kunjung bangun dari tidurnya. Ciko dan adiknya masih tertidur, posisi tidur mereka berjajaran tegak lurus dengan pintu. Posisi Salim paling dekat dengan pintu.

Santi mondar-mandir, lalu ia memantabkan diri membangunkan Salim.

SANTI

Mas, Mas, bangun Mas udah pagi

Santi menggerak-gerakkan badan Salim namun Salim tak kunjung bangun.

SANTI

Mas, kamu ga kerja apa

SALIM

Engga

Salim mengubah posisi tidur membelakangi Santi lalu melanjutkan tidurnya.

SANTI

Mas

SALIM (KESAL)

Engga San! gue istirahat.

Santi menjauhkan diri dari Salim, ia mengerutkan dahinya. Terkejut sedikit takut.

Salim berdiri mengambil celana yang tergeletak di samping meja televisi. Ia mengambil semua uang dalam saku celana itu. Lalu menuju Santi.

SALIM

Nih

Salim memberikan uang itu kepada Santi lalu merebahkan badan dan melanjutkan tidur.

CLOSE UP:SANTI KEBINGUNGAN MENERIMA UANG

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY

Dari dalam rumah, Santi menghitung uang. Ia berjalan keluar lalu berhenti tepat di depan pintu.

Santi sedikit menunduk, matanya ke segala arah.

SANTI

Utang beras apa sayur dulu ya

Santi sedikit ragu, ia kembali ke dalam.

INT. RUANG ENGAH RUMAH SALIM — DAY

Santi berjalan pelan menuju bilik, tetap tidak ada yang terbangun.

INT. BILIK RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY

Santi mengecek seluruh persediaan. Membuka dan menutup toples yang tertata di meja kecil. Tidak ada yang tersisa, hanya tersisa gula setengah toples kecil.

Santi berkacak pinggang sedikit mondar-mandir dalam bilik memegangi kepala.

SANTI

Sialan!

Mata Santi sedikit berembun, dia berkacak pinggang. Tak lama ia menutup mukanya lalu berjongkok.

EXT. DEPAN KIOS BERAS — DAY

Kios beras kecil di sudut gang, hanya menampakkan jendela kecil sebagai celah jual beli.

Santi dari luar memberikan beberapa lembar seratus ribuan dan menerima sebungkus beras dalam kresek bervolume 1 kg.

SANTI

Ini bi, makasi

Santi berjalan menjauhi kios itu.

EXT. GANG — DAY

Menuju rumah Santi, Santi berjalan lebih cepat menuju gerobak sayur. Gerobak itu berhenti tidak jauh dari rumah Santi. Selain pedagang sayur, di sekeliling gerobak itu ada Marlina dan Rini.

Santi mendekat masih dengan membawa beras yang tak seberapa banyak itu.

PEDAGANG SAYUR

Darimane lu San

MARLINA

Bawa apa tu San?

SANTI

Dari .. beli beras

RINI

Itu beras? Cuma segitu?

MARLINA

Yakin lu beli beras segitu cukup?

Santi hanya tersenyum

PEDAGANG SAYUR

Lu mau cari apa? Mie instan?

SANTI

Iya bi

PEDAGANG SAYUR

Kemaren udah mie instan, yakin lu sekarang mie instan lagi?

Belum sempat Santi mengangguk

MARLINA

Duh San, kasian tu Ciko kalo mie instan terus

RINI

Nih, ambil sayur nih. Udah bawa aja

Rini menyodorkan sayur yang dipegang kepada Santi

MARLINA

Ini juga sekalian,

Marlina juga menyodorkan sayur yang ia bawa kepada Santi

PEDAGANG SAYUR

Udah San, ambil aja. Ini mie instan buat tambahan

Pedagang Sayur meletakkan dua bungkus mie instan di dekat santi

SANTI

Aku mau beli kok. Aku ada uang

RINI

Udah San gapapa kali

PEDAGANG SAYUR

Tenang aja, orang-orang biar gue yang atasin udah bawa aja.

SANTI

Hah?

PEDAGANG SAYUR

Udah bawa aja

SANTI

T-tapi ini Bi, aku juga mau bayar yang kemaren

Santi menunjukkan beberapa lembar uang kertas yang dilipat kepada Pedagang Sayur.

PEDAGANG SAYUR

Yaudah gue terima

Pedagang Sayur langsung memasukkan uang dari Santi ke dalam tasnya.

SANTI

Ga diitung dulu Bi?

PEDAGANG SAYUR

Udah gapapa

SANTI

Yang ini gimana? di catet ngga?

PEDAGANG SAYUR

Udaaah bawa ajaa

Santi kebingungan

SANTI

Yang bener ini Bi?

PEDAGANG SAYUR

Iyeee sono bawa aja

SANTI

Yaudah makasi banyak ya bi, mba Rini sama mba Marlina

MARLINA

Iye San

Santi berjalan menjauhi gerobak menuju rumahnya

RINI

Kemaren .. Salim abis jual TV

MARLINA

Ha? Kemarin udah jual motor sekarang TV?

EXT. JALANAN KOTA — DAY

VERY WIDE SHOT: SUASANA JALANAN KOTA

EXT. GANG — DAY

VERY WIDE SHOT: SUASANA GANG

EXT. TERAS MARITA — DAY

Siang menjelang sore, Matahari bersinar tepat di teras rumah Marita

WIDE SHOT: ATAP TERAS MARITA KE KURSI TERAS MARITA

SANTI

Gue hamil Mar

Santi dan Marita berseberangan menempati kursi teras rumah Marita.

MARITA

Tuhkan apa gue bilang

Marita menyulut rokoknya

MARITA (CONT'D)

Trus, Salim udah tau?

SANTI

Ngga gue kasih tau. Gimana ya Mar ...

MARITA

Ya kasih tau dong. Kan dia bapaknya

SANTI

Gue mau gugurin aja Mar

MARITA

Lah kenapa?

SANTI

Lu kebayang ga sih, ni anak nanti mau gue kasih makan apa coba

MARITA

Lu udah gila apa

SANTI

Mar, gue tau keadaan

MARITA

Mending lu kasi tau Salim dulu deh! Mutusin sendiri aja lo kaya lo orang tua satu-satunya tu anak!

SANTI

Tolong deh Mar lo tau tempat buat gugurin ga?

MARITA

Ga! Gue ga mau kasi tau, mending lo pikir-pikir dulu ato engga bilang ke Salim deh. Kalo udah besok ato kapan lo balik kesini jadi gugurin gak, ntar gue kasi tau

SANTI

Tapi lo jangan bilang apa-apa kalo ketemu Mas Salim

EXT. WARUNG TANTE — DAY

Hampir menjelang malam, beberapa driver ojek online memenuhi bangku-bangku warung menikmati kopi. Marita menikmati kopi sambil merokok di kursi depan bilik. Tante datang menempati kursi sebelah Marita.

MARITA

Santi beneran hamil Te

TANTE

Beneran? dia bilang ke elu?

MARITA

Iye.
Tapi dia mau gugurin

TANTE

Lah kenaaapa~

Dari belakang, Salim mendengar percakapan itu, dia memegang pundak Marita menghentikan pembicaraan.

SALIM

Gue ga salah denger kan,

Salim tak bertenaga, ia mematung sejenak dan tak lama matanya mengembun. Marita dan Tante terdiam. Tak lama, Salim berlari ke arah pulang.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar