Keluarga Terakhir
Zii
1. Bayaran Ditunda

EXT. PROYEK — DAY

Jauh dari pekerjaan proyek, di ruang terbuka Salim dan Joni berhadapan di bawah teduhnya pohon rindang. Mereka saling berbagi rokok.

SALIM

Terus bayaran gue gimana bos?

Salim mengambil korek dari dalam sakunya lalu menyodorkan ke Joni.

JONI

Ya nunggu semua selesai

Joni menerima korek dari Salim.

SALIM

Bos pikirin lagi lah, ini kan udah jalan tiga minggu

JONI

Enggak belum bisa

SALIM

Yauda setengahnya dulu deh

JONI

Belum bisa Lim

Joni menyulut rokoknya lalu memberikan korek ke Salim.

SALIM

Jangan-jangan lu telen ya duitnya?

JONI

Beneran dari atas emang belum turun Lim

SALIM

Yaelah. Yaudah yang minggu pertama dulu. Ada?

JONI

Belum cukup juga

SALIM

Bangke!

Salim menendang kardus di sebelahnya.

EXT. JALANAN — DAY

VERY WIDE SHOT: JALANAN KOTA

CLOSE UP : KAKI SALIM MENENDANG KERIKIL

Menjelang matahari terbenam, Salim berjalan menunduk pelan tidak bertenaga.

EXT. GANG — DAY

Salim berjalan pelan mengamati anak-anak bermain yang ia lalui.

CLOSE UP : PUNGGUNG SALIM

WIDE SHOT : ANAK-ANAK BERMAIN

Terlihat dari mukanya bahkan ia tidak sanggup menelan, matanya sedikit berembun ada kebencian.

EXT. WARUNG TANTE — DAY

Warung ini berada di halaman rumah, bangku-bangku ditata memenuhi halaman terbuka dan salah satu set kursi dan meja untuk empat hingga lima orang tertata di depan bilik.

Di balik bilik itu tertata peralatan dapur seadanya layaknya warung kopi. Bilik ini sekaligus tempat Tante menyajikan banyak permintaan minumam dingin atau panas yang kebanyakan adalah kopi hitam dan makanan instan dari orang-orang pengunjung warung.

Di bagian depan juga tertata makanan instan yang masih terbungkus rapi dalam kemasan.

Darma dan Iskak bermain catur di sebuah kursi panjang depan bilik. Salim datang lalu menempati kursi kosong sebelah Darma.

SALIM

Kopi yang biasanya Te

Tanpa menjawab, Tante di balik bilik berdiri dari kursi lalu menyalakan kompor.

DARMA

Woi Lim. Baru pulang lu loyo banget

SALIM

Iye.

Salim menyulut rokok.

ISKAK

Yaelah Lim jutek amat

SALIM

Bayaran gue ditunda lagi. Joni sialan!

Tante memberikan kopi Salim tanpa keluar bilik.

DARMA

Dah sini dulu Lim. Santai dulu

SALIM

Mana bisa santai gila! Kalian gimana?

ISKAK

Elah Lim pake ditanya. Ya gini aja kek biasanya. Lu tanya gitu kek lama ga ketemu deh

SALIM

Oh ya sorry sorry

Salim menghadapkan badan ke Iskak, ia menahan embun di kelopak matanya. Ia gelisah memegang leher bagian belakangnya dengan memejamkan mata.

CLOSE UP : SALIM

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — NIGHT

Santi menggendong anaknya di samping pintu depan rumah, Salim langsung masuk rumah menghiraukan Santi.

SANTI

Udah ada mas?

Salim berhenti di tengah-tengah, lalu mengambil nafas dalam-dalam tanpa memutar badan.

SALIM

Baru juga pulang udah ditanyain.

SANTI

Ya kan aku cuma nanya mas. Ga Minta

SALIM (KETUS)

Belum.

Salim sedikit menoleh ke belakang. Santi menunduk, matanya ke berbagai arah menghembuskan napas. Salim melangkahkan kaki ke dalam rumah.

SANTI

Kita makan mie instan dulu ya besok.

Salim menghentikan langkahnya, masih di tengah-tengah pintu. Ia menunduk sedikit menoleh lalu memalingkan muka.

CLOSE UP : SALIM

Salim melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT

Rumah ini hanya satu petak, dan hanya terdiri dari satu ruangan utama yaitu ruang tengah ini. Lurus dari pintu masuk, menempel dengan dinding belakang terdapat sebuah meja kecil di tengah dengan televisi 14" di atasnya, di samping kanan kiri meja itu terdapat baju-baju yang sudah dilipat rapi tanpa rak ataupun almari. Disamping kanan dari meja itu terdapat sebuah bilik kecil yang difungsikan sebagai dapur. Melalui bilik ini ada pintu menuju kamar mandi kecil minim pencahayaan. Kamar mandinya tidak berpintu, hanya ada kelambu sebagai penutupnya. Dalam ruangan ini pula terdapat kasur besar hampir memenuhi ruangan yang difungsikan sebagai karpet sekaligus tempat tidur.

Ciko sedang menonton televisi, Salim masuk lalu duduk di samping Ciko, memeluk Ciko dari belakang dan mencium kepalanya. Santi menyusul masuk, menidurkan anaknya di belakang Ciko dan Salim.

SALIM

Ciko, TVnya boleh dimatiin?

CIKO

Boleh Pa

Santi duduk memperhatikan lalu mendekat tanpa berdiri.

SALIM

Kalo ga liat TV gimana?

CIKO

Emm tapi main sama Papa

SALIM (mengangguk)

Iya, nanti Papa pulang cepet

Salim mengusap kepala Ciko. Mata Salim menghadap ke atas mengedip-kedipkan matanya yang berembun. Santi memperhatikan tingkah Salim ini, ia terlihat iba. Ia terdiam dan mengibas-kibaskan kain gendongan anaknya berusaha menghilangkan embun di matanya.

OFF SHOULDER SHOT : SALIM

CLOSE UP: SANTI

EXT. DEPAN RUMAH SALIM — NIGHT

Malam ini bulan tidak terlihat, begitu pula bintang. Hanyalah awan yang menutup rata seluruh langit. Salim duduk di bawah merokok menatap ke langit. Santi datang lalu duduk di samping Salim. Mereka diam beberapa saat hingga Santi membuka pembicaraan.

SANTI

Kamu mau jual TV mas?

SALIM

Katamu beras habis

Santi mengangguk tidak mampu menjawab, Salim menghadapkan pandangannya ke Santi.

SALIM

Ciko.. jadi disekolahin?

Dari memandang ke bawah, Santi menghadapkan pandangannya ke Salim.

SANTI

Gimana mas enaknya?

SALIM(mengangguk)

Sekolahin aja, aku cariin uangnya

Salim dan Santi saling diam sesaat kehabisan kata-kata, Santi memeluk Salim dari belakang ia mengedip-kedipkan mata menahan tangisnya. Salim memegangi tangan Santi lalu mencium keningnya. Mata salim makin berembun, ia buru-buru menyeka matanya.

CLOSE UP: SANTI

SALIM

Aku ke warung tante dulu

Salim berdiri lalu berjalan menjauhi rumah sedikit melambaikan tangan ke Santi.

CLOSE UP : SANTI MUAL

Salim sempat memperhatikan Santi dari kejauhan, air matanya sempat menetes lalu menghapusnya dan beranjak pergi.

EXT. WARUNG TANTE — NIGHT

Tante membersihkan meja dan bangku panjang di bagian samping halaman berdekatan dengan dinding pagar tinggi. Ketika ia membalikkan badan, ia terkejut dengan kehadiran Salim.

TANTE

Eh Salim! Tumben jam segini udah dateng Lim

SALIM (tersenyum)

Iya. Mau kopi yang biasanya dong te

Tante menuju ke balik bilik tanpa menjawab Salim.

TANTE

Tengkar lagi?

SALIM(tersenyum kecil)

Hmmmm.
Yang lain mana? Kok sepi Te?

TANTE

Paling juga abis ini dateng

Salim menempati kursi depan bilik menyulut rokok.


CUT TO


INT. RUANG TENGAH SALIM — NIGHT

Santi memperhatikan kedua anaknya tertidur, ia mengusap kepala Ciko, mukanya terlihat takut.

CLOSE UP : SANTI

SANTI

Mau makan apa anak ini besok

Santi meneteskan air mata, ia bersandar pada dinding lalu memejamkan mata.


CUT BACK TO

EXT. WARUNG TANTE — NIGHT

Tante memberikan kopi Salim lalu belum sempat kembali ke bilik, Salim menghentikan langkahnya.

SALIM

Te, belakangan ini gue kalo ngopi kesini belum bayar, kok tetep lu biarin gue ngopi kesini?

TANTE

Udahlah santai aja Lim

SALIM

Maaf ya Te, gue lagi banyak utang

Darma datang sendirian langsung menghampiri Salim, Tante memperhatikan mereka sebentar lalu segera ke belakang bilik.

DARMA

Heh Lim! Lu udah disini aja

SALIM

Bacot Lu

DARMA

Santai-santai, abis ini anak-anak tongkrongan dateng

Suara keramaian mendekat, Iskak dan beberapa lain datang lalu memenuhi meja warung. Iskak menepuk pundak Salim lalu merangkulnya dari belakang.

ISKAK

Wee udah pada kumpul nih

SALIM

Rame banget si!

ISKAK

Tenang-tenang kita semua disini mau hibur lo

SALIM

Ngga ngga ah! gue pulang aja

Salim menghabiskan kopinya dengan terburu-buru,

DARMA

Yaelah ga asik banget si lo Lim

Salim terburu-buru beranjak dari duduknya lalu pergi, seisi tongkrongan tercengang.

ISKAK,

Kemana Lim? Lim! Gue kan baru dateng!
Sialan! Kenapa sih si Salim

Tante dari balik bilik yang mendengarnya melangkah sedikit ke depan tanpa keluar bilik.

TANTE

Udah biarin dia sendiri

ISKAK

Elah pasti bini lagi! orang ngebet banget nikah muda!

Dua orang wanita berpakaian minim datang, lalu menganggukkan kepala ke Tante.

CLOSE UP: WANITA

cLOSE UP: TANTE

Tante memberi aba-aba untuk langsung ke belakang, mereka berjalan ke ruang belakang.

EXT. GANG — NIGHT

Hujan mulai turun Salim berhenti berjalan menatap ke langit.

SALIM

Sial ujan lagi!

Salim menggerutu lalu sedikit berlari menuju rumah.

Dari belakang, Marita memperhatikan Salim tanpa menyapa atau mengeluarkan kata-kata.

INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT

Kedua anaknya sudah tertidur, Santi masih terjaga di samping anak bungsunya. Santi mengusap-usap kepala anak bungsunya itu.

Salim masuk sedikit kebasahan lalu menutup pintu pelan.

SANTI

Cuma bentar Mas di Tante?

Salim duduk di samping Santi.

SALIM

Iya, bikinin kopi dong

Santi beranjak dari posisinya menuju ke bilik. Merasa ada yang aneh, Salim berusaha mengintip Santi tanpa beranjank dari tempat ia duduk.

SALIM (cemas)

Dia udah makan belum ya

Beberapa saat Santi kembali membawa kopi panas, meletakkan kopi itu di samping Salim.

SANTI

Nih

Santi mual, lalu duduk di samping Salim. Ia memegangi perutnya.

SALIM

Kenapa?

SANTI

Kayanya masuk angin

SALIM

Sana makan dulu, orang anak-anak juga udah pada tidur

SANTI

Aku bikin teh aja

Santi berdiri lalu menuju bilik belakang. Ia berhenti memperhatikan kalender sejenak. Seharusnya ia sudah menstruasi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Sama2
1 tahun 7 bulan lalu
Zii
tidak ada rasa marah, justru saya sangat berterima kasih sudah mau membaca apalagi memberi masukan. terima kasih ya kak
1 tahun 7 bulan lalu
Kak kalau boleh kata Anjing di ganti. Anjir atau bedul siak. Gitu kak. Kasar kata Anjing dibaca dan di dengar kurang sopan. Kalau dibuat film pun di sensor. Saran kak. Don't be angry😊
1 tahun 8 bulan lalu