Keluar Jalur
7. ACT 2-BAD GUYS CLOSE IN: Kemalaman di Jalan

34. EXT. HUTAN — AFTERNOON

Cast: Kendra, Rubi

Kendra menyalakan ponsel. Kita melihat layar ponsel bersinar terang dalam keremangan hutan. Keningnya berkerut ketika memeriksa GPS. Rubi berdiri tak jauh darinya.

RUBI
Nggak mungkin bisa. Kita terhalang pepohonan.
KENDRA
(menoleh)
Lalu gimana?
RUBI
Kalau kita balik arah ikut sungai ini, mungkin kita bisa ketemu sungai besar dan keluar dari hutan. Tapi (BEAT, memandang Kendra) itu artinya kita mulai lagi ke awal.
KENDRA
(menggeleng)
Saya nggak punya waktu selama itu, Mbak. Selambat-lambatnya besok saya sudah harus ketemu Prof Banta. Saya cuma dikasih akomodasi tiga hari. Tiket pesawat juga sudah dipesan buat lusa. Kecuali Mbak Rubi mau nggak saya bayar fee-nya buat ganti tiket baru.

Rubi memelototi Kendra. Kendra menghindari tatapan Rubi.

RUBI
Kamu yang bikin susah diri sendiri. Tidak mau menitipkan paket di stasiun. Kamu juga tidak mau menuruti perintah saya di kebun. Kamu pikir tadi buat tontonan? Kita di hutan. Kamu nggak boleh main-main!

Kendra menatap Rubi serius.

KENDRA (CONT'D)
Baik. Saya minta maaf. Saya akan dengerin kata-kata Mbak Rubi lain kali. Tapi kita nggak mungkin balik sekarang kan?
(BEAT)
Ayolah. Kita sama-sama terdesak.

Rubi menatap sekeliling. Mencari-cari petunjuk tempat yang telah mereka lewati.

RUBI (CONT'D)

Kita kembali ke kebun.

KENDRA
Kalau gajahnya masih ada?

Rubi tidak menjawab. Ia berjalan mengikuti semak belukar yang roboh. Tiba-tiba, Rubi berhenti melihat jejak cakar melintang di pepohonan di depannya. Kendra berhenti. Rubi memberi isyarat agar Kendra tidak berisik.

RUBI (CONT'D)
(berbisik menunjuk pohon)
Kita masuk wilayah berburu harimau (BEAT)

Kendra terkejut. Ia dan Rubi berpandangan cemas.

LANJUTAN
Putar balik!


CUT TO.

35. EXT. BEKAS LADANG I. POHON — NIGHT

Cast: Kendra, Rubi

Kita melihat cahaya senter menerangi semak belukar di depan. TANGAN Rubi menyibak semak-semak. Ada ladang dengan beberapa pepohonan di baliknya. Rubi berjalan di depan keluar dari hutan. Kendra menyusul di belakang. Mereka berjalan hingga berada di bekas ladang tengah hutan. Rubi segera mengeluarkan alat GPS, sementara Kendra memeriksa ponsel.

RUBI (CONT'D)
Simpan saja HP kamu. Kamu pasti belum pernah menandai jejak di GPS kan.
KENDRA (CONT'D)
(melongok ke GPS Rubi)
Emangnya kita sekarang di mana?
RUBI (CONT'D)
Melenceng ke barat daya. Harusnya kita ke tenggara (BEAT, menatap Kendra)
Ini semua gara-gara kamu! Kurang kerjaan menonton gajah ngamuk.

Kendra kesal dan berpaling menjauh dari Rubi.

KENDRA
(mengomel pelan)
Terjebak di hutan sama cewek. Bukannya seneng malah musibah. Ceweknya galak kayak harimau ....
RUBI (V.O)
Saya dengar, Kendra.
KENDRA
(kesal)
Brenti ato kagak, tu gajah tetap ngamuk, Mbak.
RUBI
Paling tidak, kita punya waktu untuk menyingkir.
KENDRA
Oke. Perempuan memang selalu benar.

Rubi berdiri di hadapan Kendra dan menatap tajam.

RUBI (CONT'D)
Daripada kamu mengomel tidak jelas, mending bantu saya dirikan tenda noh.

Rubi melemparkan carrier yang ia bawa hingga jatuh dekat kaki Kendra. Rubi langsung meregangkan dan memijat otot-otot bahunya.

KENDRA
Kita nginep di sini?
RUBI
Kamu mau menembus hutan gelap-gelap begini? Ada harimau berburu malam hari. Lagi pula ... kamu sanggup jalan terus tanpa istirahat?
KENDRA
Ya ... Nggak gitu, Mbak. Mbak ada bilang ... dari stasiun bisa sampai di pondok Profesor sebelum malam ....
RUBI
(kesal)
Tadinya .... Sebelum kita muter-muter!


CUT TO.

35A. EXT. BEKAS LADANG I. POHON — NIGHT (MOMENTS LATER)

Rubi mulai mengumpulkan ranting-ranting kering dan menumpuknya di satu tempat. Lalu memakai pemantik untuk menyalakan api.

KENDRA
(menoleh ke Rubi)
Eh. Kalo kebakaran hutan ....
RUBI
Sekarang sudah malam. Kamu mau kedinginan? Ini juga bukan kemarau. Masih untung tidak turun hujan. Apinya dipadamkan lah besok pagi-

Rubi terus mengomel (volumenya memelan). Kendra mengerutkan kening sambil membuka carrier dan mulai mengeluarkan lipatan tenda dari dalam. Ia malah memberantakkan isinya di tanah.

KENDRA
(ke Rubi)
Kita tidur satu tenda?
RUBI (V.O)
Ya enggak lah. Satu orang tidur, satu orang jaga. Harus ada yang patroli dan jaga api biar nggak padam.
KENDRA
Jaga pertama, Mbak Rubi?
RUBI
Apa-apa perempuan itu harus duluan ya? Lady first gitu?
KENDRA
Ya. Saya duluan deh. Mbak Rubi pasti capek kan habis dikejar gajah?

Rubi selesai membuat api unggun. Ia menoleh pada Kendra, lalu mendekat melihat tenda dan peralatan yang berantakan.

RUBI (CONT'D)

Kendra, kamu ngapain? (BEAT)
Kamu nggak bisa pasang tenda?

Kendra salah tingkah dan hanya tersenyum. Rubi merebut rangka tenda dari tangan Kendra.

RUBI (CONT'D)
Sini kemarikan. Biar saya yang beresin semuanya!

Kendra memperhatikan gerakan Rubi yang cekatan memasang tenda pada rangka. Ia merasa serbasalah.

KENDRA (CONT'D)
Saya yang masak ya Mbak?

Tanpa menunggu persetujuan Rubi, Kendra mulai membongkar carriernya. Ia sempat kebingungan. Rubi menoleh sebentar.

RUBI (CONT'D)
Masaknya pakai nasting. Nggak ada panci.

Kendra mengangkat dan menunjukkan termos pada Rubi.

KENDRA
Ini?
RUBI
Itu termos, Kendra .... Nasting itu bentuknya kayak rantang. Jangan bilang kamu nggak tau rantang.
KENDRA
(mengangkat nasting)
Oh ... Ini toh. Saya taunya wajan penggorengan, Mbak. Bunyinya kalo kena minyak berisik. Persis mami tiri saya.
RUBI
Hush. Nggak boleh gitu. Kualat sama orang tua. Masih syukur kamu punya mereka.
KENDRA

Orang tua sih punya. Tapi rumah enggak.

Rubi sedang mendirikan tenda. Ia menoleh heran ke Kendra.

RUBI
Gimana, gimana?
KENDRA
Saya diusir mami tiri.
RUBI
Oh .... (BEAT) Pasti ada alasannya.
KENDRA
(mengangkat mi)
Cuma ada mi?
RUBI
Adanya cuma itu. Di mana-mana kemping itu bawa makanan instan, Bujang.
KENDRA
Nggak ada rendang atau pecel, gitu?
RUBI
Prof Banta belum ada ke kota buat ambil duit dan bayar gaji saya.
KENDRA
Tapi saya udah bayar fee Mbak Rubi.

SFX: bunyi pasak dipukul.

Rubi memalu pasak ke tanah sekuat tenaga. Ia lalu bangkit dan berpaling ke arah Kendra. Berkacak pinggang.

LANJUTAN (CONT'D)
Saya bukan mami tiri kamu. Tapi rasanya pengen ngusir kamu juga yah?
KENDRA
(tertawa)
Mbak mau usir saya ke mana? Kita di hutan loh.

Kendra mencemplungkan MI ke dalam AIR MENDIDIH. Lalu menggigit plastik bumbu dan menaburnya ke nasting. Rubi datang lalu duduk di seberangnya. Kendra bermaksud memindahkan setengah mi ke nasting lain tapi langsung diambil Rubi.

KENDRA (CONT'D)
Loh ... Mbak.

Rubi mengambil garpu sambil membaca basmalah dan langsung menyantap mi. Ia menatap Kendra tanpa rasa bersalah dengan mulut penuh mi dan mengacungkan garpu.

RUBI
Di alam bebas, kita musti menghemat perkakas. Apalagi belum ketemu air. Jadi saya makan dulu baru kamu. Jelas?

Kendra garuk-garuk kepala. Ia tampak tidak sabar karena sudah lapar.

RUBI (CONT'D)
(menyerahkan nasting ke Kendra)
Nih.
KENDRA (CONT'D)
Mbak Rubi nggak ada hepatitis kan?

Rubi memelotot. Kendra tersenyum singkat. Ia langsung menyendok mi dengan garpu banyak-banyak.

RUBI
Jangan dihabiskan. Bagi-bagi!

Rubi merebut nasting dari tangan kendra. SFX: Bunyi auman harimau.

Kendra dan Rubi terdiam berpandangan sebentar. Rubi menaruh nasting begitu saja di tanah. Lalu menarik lengan Kendra. Ia menyuruh Kendra memanjat pohon kokoh terdekat. Rubi melompat meraih dahan, lalu naik lebih dulu. Rubi naik lagi ke dahan yang lebih tinggi dan duduk di sana. Kendra menyusul naik ke dahan di bawahnya.


CUT TO.

35B. EXT. BEKAS LADANG I. POHON — NIGHT (MOMENTS LATER)

Dari atas pohon, kita melihat api unggun masih menyala dan carrier Kendra terbuka.

KENDRA (CONT'D)
Duh. Lupa nutup tas.
RUBI (CONT'D)
Ssst.
(berbisik)
Jangan berisik.

Kendra mengacungkan jempol ke atas. Ia mengeluarkan ponsel dan mengetik di aplikasi catatan.

KENDRA (V.O)
Kenapa kita sembunyi di sini?

Kendra menyerahkan ponsel kepada Rubi di atas. Rubi menerimanya dan mengetik.

RUBI (V.O)
Harimau nggak bisa manjat pohon.

Rubi menyerahkan ponsel ke Kendra. Kendra mengetik dengan cepat.

KENDRA (V.O)
Kan ada api unggun di bawah. Harimau nggak bakal berani mendekat.

Kendra menyerahkan ponsel ke Rubi. Rubi menerima dengan malas-malasan. Tapi punggung Rubi menegak saat membaca dan langsung mengetik dengan emosi. Lalu tangan Rubi terulur ke bawah dengan kasar. Kendra melirik ke atas heran sekilas, lalu membaca sambil menggulir LAYAR PONSEL ke bawah.

RUBI (V.O)
Siapa bilang? Kecuali kamu bakar satu tenda! Kamu pernah liat langsung nggak gimana gedenya harimau? Api sekecil itu, kena kakinya juga padam!

TANGAN KENDRA terulur ke atas memegang ponsel. Rubi menerimanya dan membaca.

KENDRA (V.O)
Tapi saya masih lapar. Haus juga.

Rubi mengetik cukup lama. Lalu menyerahkannya ke Kendra. Kendra tersenyum kecut saat membaca.

RUBI (V.O)
Sama. Tapi mau gimana lagi? Demi keselamatan. Tahan dulu.
KENDRA (CONT'D)
Mbak. Harimau nggak bisa manjat juga kan? Ngobrol pelan nggak pa-pa dong.
RUBI
Iya sih.
(tersenyum)
Mau kamu teriak juga nggak ada yang dengar karena kita di hutan.

Kendra terkekeh. SFX: bunyi auman harimau lagi. Kendra langsung terdiam.

RUBI (CONT'D)
(berteriak nyaring)
BERISIK WOI! DIAM!

Kemudian terdengar suara tangis pelan Rubi.

KENDRA
(cemas)
Mbak? Are you OK?

Rubi meringkuk memeluk batang pohon.

RUBI (CONT'D)
Sori, Ken. Saya sedang capek.
KENDRA (CONT'D)
Nggak pa-pa, Mbak. Saya paham.
RUBI (CONT'D)
Paham apa? Kamu nggak tau rasanya. Gimana capeknya keluar masuk hutan tanpa kepastian kapan rekomendasi kamu keluar dan dibayar.

Kendra mendengarkan dengan serius. Ia menunduk.

KENDRA
Terus ... kenapa Mbak Rubi mau ikut Profesor Banta?
RUBI (V.O/CONT'D)
Awalnya buat ngelarin skripsi. Trus saya ditawarin dapat rekomendasi S-2 jika lanjut ikut penelitian dia.
KENDRA (V.O/CONT'D)
Mbak sebenarnya kerja apa sih?
RUBI (V.O/CONT'D)
Saya arkeolog junior di penelitian Prof Banta. Tapi beliau malah meninggalkan saya sebelum penelitian selesai.
KENDRA
Penelitian apa sih Mbak?
RUBI
Mencari bukti keberadaan orang pendek Aceh. Suku Mante.
KENDRA (CONT'D)
(melongok ke atas)
Ah. Yang Mbak ceritain di kebun itu?
RUBI
Iya. Sayang statusnya cuma kriptid. Yang kamu bilang hobbit itu. Tapi ini asli.
KENDRA (CONT'D)
Maksudnya?
RUBI
Konon katanya ada, tapi belum terbukti secara ilmiah.
KENDRA
Lha. Jadi bukan orang utan ya Mbak?

Rubi tertawa dan Kendra bingung.

RUBI
Orang utan kalau dirusak habitatnya dan nggak dijaga kelestariannya, lama-lama juga tinggal sejarah, Ken.
KENDRA (CONT'D)
Jadi, tugasnya Mbak Rubi ... bantu Profesor cari orang pendek ini?
RUBI (CONT'D)
Iya. Saya bantu pasang dan ambil data dari kamera trap. Kamera pelacak di hutan.
KENDRA
Trus? Dapet sesuatu nggak?
RUBI
Boro-boro. Harimau aja nggak ada lewat.
KENDRA
Tapi suaranya ada kan? Yang barusan itu apa?
RUBI
Harimau berburu sembunyi-sembunyi di semak, Kendra. Jarang muncul di tempat orang lewat. Kecuali tu harimau kehabisan makanan atau kehilangan daerah berburu.
KENDRA (CONT'D)
Trus ... Ngapain kameranya ditaruh di tempat ramai coba?
RUBI (CONT'D)
Profesor mendengar cerita dari para petani. Katanya, mereka melihat orang-orang pendek menyusup ke pondok di ladang lalu mencuri bahan makanan. Ada juga yang tertangkap CCTV di jalan dekat hutan. Itu artinya mereka mulai keluar ke peradaban, cuma nggak keliatan.
KENDRA
Njir. Serius, Mbak? Mbak Rubi sendiri percaya nggak?
RUBI (V.O)
Entahlah. Saya pusing, Ken. Mau tidur.
KENDRA (CONT'D)
Mbak. Sebenarnya buat apa sih Profesor keukeuh cari orang pendek?
RUBI (CONT'D)
Mau masuk National Geographic kali. Trus dapat kerjaan bergengsi.
KENDRA
(antusias)
Wah. Kalau punya satu foto, aja, bakal terkenal yah? (BEAT)

Kendra menepuk pipinya sendiri.

LANJUTAN (V.O)
Fokus, Kendra. Fokus. Rubi aja nggak dapet hasil apa-apa. Kamu ke sini buat antar paket. Pulang. Beres!
KENDRA
Mbak Rubi?

Rubi sudah tertidur sambil memeluk batang pohon.

KENDRA (V.O)
Duh. Lapar banget. Capek juga jadi nggak bisa tidur.


CUT TO BLACK.

35C. BEKAS LADANG I. POHON — NIGHT (MOMENTS LATER)

SFX: Bunyi langkah di rumput. Api unggun sudah padam. Kemah di bawah gelap. Kendra memicingkan mata. Kita melihat siluet dua orang bertubuh pendek bergerak di kegelapan. Mereka mengendap-endap menuju pai unggun. Lalu mengorek-ngorek nasting yang tergeletak di tanah. Lalu mengambil bungkusan mi dari carrier Kendra yang terbuka.

Kendra menyalakan flash HP. Kita melihat WAJAH Kendra terkejut luar biasa.


CUT TO.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar