Keluar Jalur
5. ACT 2-FUN AND GAMES: Mampir Dulu

23. EXT. LOSMEN. KUTACANE — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin

Kita melihat PAK AMIN (40/L) bertubuh kekar dan memakai kaus lengan pendek di halaman losmen, berdiri di samping sepeda motor. Ada helm di spion dan di atas jok. Kendra keluar terburu-buru dari losmen, berpakaian kaus polo rapi dan menggendong ransel. Ia langsung menghampiri Pak Amin. Mereka bersalaman.

KENDRA (CONT'D)
Maaf, Pak. Saya benar-benar nggak tau soal Simaksi. Jadi gimana, Pak?
PAK AMIN (CONT'D)
Sudah saya urus, Mas. Kebetulan saya kenal manajer stasiunnya. Sama-sama aktivis.
KENDRA (CONT'D)
Wah, terima kasih banyak sudah dibantu, Pak.
PAK AMIN (CONT'D)
Sudah tugas saya, Mas. Sama-sama. Siap berangkat? Barang bawaan sudah dibungkus plastik semuanya?
KENDRA (CONT'D)
(mengacungkan jempol)
Beres, Pak.
PAK AMIN (CONT'D)
Sip.

Pak Amin menyerahkan helm di jok pada Kendra, lalu memasang helm yang ada di spion. Ia menghidupkan motor dan Kendra duduk di belakang. Sepeda motor melaju keluar halaman losmen.


CUT TO.

24. EXT. SEPEDA MOTOR. JALAN KOTA — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin

Kita melihat sepeda motor Pak Amin dan Kendra melintasi jalur lalu lintas yang tidak terlalu padat.

KENDRA (V.O/CONT'D)
Jauh, Pak, tempatnya?
PAK AMIN (V.O/CONT'D)
Nggak juga. Satu jam nyampe kok.


CUT TO.

25. EXT. JALAN KECAMATAN — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin

Kita melihat sepeda motor melaju di jalan tidak terlalu lebar tapi mulus. Ada Sungai Alas berarus deras tidak jauh dari jalan. Kendra terpesona menatap sungai.

PAK AMIN (V.O/CONT'D)
(bangga)
Stasiun Ketambe ini pusat penelitian kera tertua di dunia, Mas. Banyak orang luar yang sudah studi ke sini. Dulu dikelola orang Belanda. Tapi sekarang sudah diambil alih sama FKL. Leonardo DiCaprio juga pernah ke sini-

Kendra tersenyum sendiri menonton aktivitas rafting di sungai. Ia tidak mendengarkan cerita Pak Amin.

KENDRA (V.O/CONT'D)
(melamun)
Kalau benar kata Pak Amin, aku bisa cepat-cepat selesein tugas ini satu hari. Ada waktu buat jalan-jalan dua hari. Bikin konten dong. Rezeki ... Rezeki. Emang kagak jauh-jauh dari anak soleh.
PAK AMIN (CONT'D)
Mas Kendra cuma antar paket kan? Soalnya izin ke stasiun ketat. Jadi habis itu langsung cabut. Di seberang nanti, Mas Kendra nggak boleh macam-macam ya? (BEAT)

Pak Amin menoleh ke belakang sebentar karena diabaikan Kendra.

PAK AMIN (V.O/CONT'D)
Mas? (BEAT)
(lebih keras)
Mas Kendra!
KENDRA (V.O)
Siap, Pak!

Pak Amin geleng-geleng kepala. Kendra kembali melamun menatap sungai.


CUT TO.

26. EXT. TEMPAT PENYEBERANGAN LAWE GURAH — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin, penjaga perahu

Kendra berdiri di tepi sungai. Di belakangnya ada tangga lebar dari batu. Kita melihat aliran sungai berarus cukup deras. Lalu melihat perahu kayu tertambat di tali tambang geretan yang ujungnya ada di seberang. Penjaga perahu sedang memegangi perahu. Pak Amin naik ke bagian depan perahu lalu menyuruh Kendra juga naik ke bagian tengah perahu. Penjaga perahu menempati posisi paling belakang. Ia menarik tali yang membentang di atas perahu hingga perahu mulai bergerak menyeberangi arus sungai. Wajah Kendra terlihat takjub memandang air.


CUT TO.

27. EXT/INT. STASIUN - KAMP PENELITI — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin, Jagawana, Manajer Stasiun, penjaga perahu

Kita melihat plang nama dan kompleks bangunan Stasiun Penelitian Ketambe dengan halaman luas di tepi hutan. Kendra mengikuti Pak Amin ke kantor manajer. Pak Amin melambai ke JAGAWANA (30/L) yang berdiri di teras depan kantor.

PAK AMIN (CONT'D)
(ke Jagawana)
Assalamu'alaikum. Ada yang mau antar paket.
JAGAWANA (CONT'D)
Wa'alaikumussalam.
(ke Kendra)
Dari mana, Dik?
KENDRA (CONT'D)
Jakarta, Pak. Buat Profesor Banta.

Jagawana tampak berpikir sebentar. Sementara Kendra menunggu penuh semangat.

JAGAWANA (CONT'D)
Sebentar ya. Saya koordinasi dulu ke manajer.
KENDRA
(bersemangat)
Baik, Pak.

Dari balik pintu yang terbuka, kita melihat Jagawana masuk ke dalam ruangan dan berbicara dengan MANAJER STASIUN (40/L) di dalam. Jagawana kemudian kembali keluar menemui mereka.

JAGAWANA
(ke Kendra)
Maaf, Dik. Prof Banta sedang trekking di hutan. Paketnya dititipkan saja di sini untuk sementara. Nanti kami sampaikan kalau beliau sudah balik.

Wajah Kendra langsung muram. Ia terdiam hingga Pak Amin menepuk pundaknya.

PAK AMIN (CONT'D)
(ke Kendra)
Iya, Mas. Kasihkan saja paketnya di sini.

Kendra menggeleng ke Pak Amin. Ia menggenggam tali ransel.

KENDRA (CONT'D)
Baliknya kapan, ya, Pak? Saya tunggu aja deh.
JAGAWANA (CONT'D)
Wah, kurang tau, Dik. Prof Banta jarang balik ke stasiun, kecuali pas butuh logistik atau peralatan. Itu pun asistennya yang antar. Bisa berminggu-minggu baru beliau balik lagi.

Wajah Kendra tampak sangat terkejut.

KENDRA
Gini, Pak. Saya harus kasih paket ini langsung ke beliau dalam hitungan hari karena mendesak. Bapak bisa antar saya ke Profesor Banta?

Jagawana terkekeh geli. Pak Amin menatap Kendra heran.

JAGAWANA
(ke Kendra)
Kalau masuk hutan, butuh Simaksi khusus.
(ke Pak Amin)
Pak Amin cuma menguruskan buat antar paket kan Pak?

Pak Amin mengangguk serbasalah.

PAK AMIN (CONT'D)
(ke Kendra)
Iya. Kita balik aja, Mas. Paketnya cukup taruh di sini.
KENDRA
Tapi ....
PAK AMIN (CONT'D)
(mengecilkan suara)
Udah, Mas. Nggak usah bikin gaduh. Kita balik saja.

Kendra dan Pak Amin bertatapan. Kendra jadi ragu.

KENDRA (CONT'D)
(ke Jagawana)
Bentar, Pak. Saya mikir dulu, boleh? Minta waktu sebentar butuh Simaksi juga, Pak?

Jagawana mau tertawa. Pak Amin mendelik dan langsung menarik Kendra menjauh. Pak Amin melambaikan tangan sekilas pada Jagawana. Kendra digiring oleh Pak Amin untuk berjalan kembali ke arah perahu.

KENDRA
Sebentar, Pak. Kita belum bicara. Kita mau ke mana?

Pak Amin berhenti menghadap Kendra. Tatapannya serius.

PAK AMIN (CONT'D)
Kesepakatan awal, setelah antar paket, kita langsung balik.
KENDRA (CONT'D)
Saya harus mengantar paket ini langsung ke tangan Prof Banta, Pak.
PAK AMIN (CONT'D)
Siapa yang suruh?
KENDRA (CONT'D)
Bos saya, Pak.
PAK AMIN (CONT'D)
Bilang bos kamu situasinya. Beliau pasti mengerti.

Kendra menggenggam dan mengencangkan tali ransel. Dadanya membusung.

KENDRA (CONT'D)
Bapak nggak kenal bos saya.
PAK AMIN
(bersikap santai)
Memang tidak. Tapi tiap tempat punya bos sendiri, Mas. Mas nggak bisa maksa juga.
KENDRA
Saya akan mengurus Simaksi, Pak. Pak Amin mau mengantarkan saya ke hutan? Kata ponakan Bapak, Bapak sering keluar masuk hutan.
PAK AMIN
Iya betul. Tapi walopun punya Simaksi juga, saya nggak berani bawa Mas Kendra masuk hutan. Yang saya antar itu peneliti dan pendaki yang udah pengalaman sebelumnya. Bukan kurir yang belum pernah sama sekali ke hutan.
KENDRA
(tersinggung)
Kenapa, Pak?
PAK AMIN (CONT'D)
Karena di hutan masih banyak binatang buas. Saya nggak yakin Mas Kendra siap mental tanpa persiapan. Kru reporter yang pernah saya bawa pun butuh latihan dan adaptasi dulu, Mas.
KENDRA
Pak, saya janji akan bayar Pak Amin lebih. Sama dengan ongkos menginap dua hari deh Pak.
PAK AMIN
Tidak. Pilihannya sekarang cuma dua (BEAT, menunjuk ransel Kendra) tinggalkan paket itu di stasiun ... atau balik sekarang.


CUT TO.

28. EXT. SUNGAI. PERAHU — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin, penjaga perahu

Kita melihat Pak Amin dan Kendra sudah berada di depan dan tengah perahu. Penjaga perahu di belakang mulai menarik perahu menyeberangi sungai. WAJAH Kendra bimbang. Baru beberapa meter, perahu berhenti. Pak Amin menoleh ke belakang lalu terkejut. Kita melihat Kendra memegangi tali tambang penggeret bagian atas.

KENDRA
Tolong bantu saya, Pak!
PAK AMIN
Tidak! Pendirian saya akan tetap sama berapa kali pun Mas Kendra minta.

Terjadi tarik-menarik antara Kendra dan penjaga perahu. Pak Amin tampak kesal.

PAK AMIN
Sudah. Cukup, Mas!
KENDRA
Kalau balik sekarang, saya bakal dipecat! Saya nggak mau!

Pak Amin ikut memegangi tali penggeret dan menarik perahu ke seberang. Kendra kalah tenaga dan perahu kembali bergerak ke seberang. Kendra langsung melompat mencebur ke sungai. Ia berusaha berenang melawan arus yang kuat untuk ke tepi. Pak Amin dan penjaga perahu kaget. Buru-buru menarik perahu kembali ke tepi. Kendra berhasil naik ke darat meski sempat terseret beberapa meter. Tubuhnya basah kuyup. Pak Amin dan penjaga perahu menghampiri dengan cemas. Kendra terduduk beristirahat di pinggir sungai. Menatap mereka dengan pandangan mata menantang. Pak Amin geleng-geleng kepala.


CUT TO.

29. EXT/INT. KANTOR MANAJER. STASIUN PENELITIAN KETAMBE — DAY

Cast: Kendra, Pak Amin, Jagawana, Asisten Jagawana, Manajer Stasiun

Kita melihat Kendra berjalan di kejauhan, di depannya ada Pak Amin. Jagawana duduk di teras kamp bersama ASISTEN JAGAWANA (20/L). Sedang istirahat sambil minum teh dan makan gorengan. Mereka melihat kedatangan rombongan Kendra dengan heran.

JAGAWANA
Kenapa, Pak? Berubah pikiran?
PAK AMIN
Mau bagaimana lagi? Anaknya nyebur! Untung perahu belum di tengah.

Jagawana memandang Kendra tajam sambil menghela napas. Kendra mengalihkan pandangan ke arah lain karena grogi.

CUT AWAY: Kita melihat ruangan kantor sederhana. Manajer stasiun bangkit dari kursi. Mendekat pada Pak Amin dan Kendra. Ada Jagawana berdiri dekat pintu, ikut memperhatikan. Dari balik pintu, kita melihat Asisten Jagawana masih duduk di luar sambil menikmati teh. Jagawana kemudian memanggil asistennya agar masuk ke dalam.

MANAJER STASIUN
(ke Asisten Jagawana)
Ada liat Rubi pagi ini?

ASISTEN JAGAWANA (CONT'D)

Paling lagi ngecek kamera trap ....

MANAJER STASIUN (CONT'D)

Dia nggak ada laporan mau patroli. Coba kamu periksa.

Asisten Jagawana pergi dari ruangan manajer.

MANAJER STASIUN (CONT'D)
(ke Kendra)
Walaupun saya beri izin, kamu tetap harus punya penanggung jawab.
KENDRA
Jadi saya boleh cari Profesor Banta, Pak?
MANAJER STASIUN
Bukan begitu. Saya panggil asistennya tadi biar kamu bicara sama dia.


CUT TO.

29A. EXT/INT. KANTOR MANAJER. STASIUN PENELITIAN KETAMBE — DAY (MOMENTS LATER)

Cast: Kendra, Manajer Stasiun, Asisten Jagawana, Rubi

RUBI (23/L), tinggi badan sedang, cantik, berbaju safari dan pakai kerudung segitiga masuk menghadap. Asisten Jagawana di sampingnya. Perhatian Kendra langsung teralih. Ia memandangi Rubi lama-lama.

MANAJER STASIUN (CONT'D)
(mengamati penampilan Rubi heran)
Rubi, kamu mau patroli?
ASISTEN JAGAWANA (CONT'D)
Nunggu dijemput Prof. Bucinnya Prof mah Kak Rubi.

Rubi menonjok lengan asisten jagawana hingga mengaduh. Kendra kaget. Wajah Rubi tampak kaku. Sama sekali tidak ada senyum di wajahnya.

RUBI
Saya mau masuk hari ini, Pak.
MANAJER STASIUN
Prof Banta yang minta?
RUBI
(galau)
Radio komunikasinya nggak dijawab.
MANAJER STASIUN
Hilang kontak?
RUBI
(serbasalah)
Nggak (BEAT) Profesor nggak mau jawab lagi waktu saya minta tunggakan fee.

Asisten Jagawana tertawa. Rubi melirik tidak suka.

MANAJER STASIUN (CONT'D)
(ke Asisten Jagawana)
Gam. Kalau kamu mengejek Rubi terus, kamu yang bayar gajinya (BEAT)

Asisten Jagawana terdiam. Kendra menahan tawa.

LANJUTAN
(ke Rubi)
Kebetulan. Ada yang antar paket ke Profesor Banta. Bisa titip ke kamu?
KENDRA
(ke Manajer Stasiun)
Saya harus mengantarnya langsung, Pak! Saya harus punya bukti agar saya nggak dipecat bos saya. Tolong, Pak. Kasih saya Simaksi. Saya ini cuma kurir. Bukan penjahat.

Rubi menatap Kendra dan Manajer Stasiun bergantian dengan bingung.

RUBI (CONT'D)
Jadi, saya harus bawa paket atau orang ini, Pak?
KENDRA
(tersenyum manis ke Rubi)
Bawa saya, Mbak! Kenalin, saya Kendra. Follower saya biasa panggil saya Bang Ken.

Kendra mengulurkan tangan untuk bersalaman, tapi Rubi tidak menyambutnya. Rubi malah mengamati Kendra dari ujung kepala sampai kaki dengan keheranan.

RUBI (CONT'D)
Pernah masuk hutan?
KENDRA (CONT'D)
(salah tingkah)
Belum.


CUT TO.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar