Her Podcast Case
1. Hari H

FADE IN:

01. EXT. JALAN SUDIRMAN — PAGI

Cast : Kayana(25).

Kayana berjalan masuk ke sebuah gedung mengenakan blazer hitam dan celana jeans biru dengan sepatu hak 3 cm, sambil menenteng Sling bag berwarna hitam. Satu persatu karyawan mulai mengambil handphone dan sign up dengan aplikasi peduli lindung di banner scanner. Ada beberapa orang memencet tutup botol antiseptik yang ada di meja, setelah selesai mendekatkan tangannya ke pengukur suhu tubuh. Kayana mengantri untuk masuk ke dalam lift dan tidak lama keluar dari lift, menuju ke sebuah suite gedung tempatnya bekerja.

02. INT. SUITE KANTOR — PAGI

Cast : Kayana, Parmin(OB-40), Tlina(22), Serli(26), Maleki(25) dan Andi(30).

Kayana menarik pintu masuk, lalu berjalan melalui lorong panjang menuju ruang kerjanya. Beberapa ruangan divisi lain, berada di sisi kanan dan kiri lorong. Ada banyak karyawan yang lalu lalang di lorong tersebut, tapi tidak ada yang menyapa Kayana. Mereka terlihat sibuk dan terburu-buru.

OB Kantor (Parmin):
Pagi Mbak Kay.
Kayana :
(tersenyum) Pagi Pak Parmin.

Kayana membuka pintu ruang kerjanya dan masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Dia duduk dan mulai bekerja di laptop. Tidak lama, rekan kerjanya Tlina, masuk ke dalam ruangan dengan wajah ceria, mengenakan sack dress coklat dengan sepatu hak tinggi 12 cm berwarna senada. Tangannya memegang dokumen.

Tlina :
Calon pengantin, tumben datangnya siangan, sibuk ngurus pesta ya? (bibirnya tersenyum dipaksa dan ekspresi wajahnya terlihat tidak suka)
Kayana (V.O) :
Cewek jaman sekarang suka banget ikut campur yang bukan urusan dia. Gua makin bikin kesel nih.
Kayana :
(menampilkan wajah sombong) Nungguin paket, tadi, hadiah berlian dari Aryand kekecilan nih (diam sebentar)
1 jam lagi kan kita on air? (Melihat jam di tangannya)
Tlina :
(meletakkan dokumen di meja dengan sedikit membanting dan wajahnya terlihat semakin tidak suka)
Kayana :
(Hanya melirik sekilas dengan ekspresi acuh tak acuh)
Tlina :
Bintang tamunya sudah datang dari tadi. Mereka ada di ruang tamu, ngobrol sama Serli (berkata ketus sambil berjalan ke arah pintu)
Kayana :
Bilang sama Serli, segeralah move on.
Tlina :
(Menghentikan langkah dan kepalanya menoleh ke samping) Pelakor!
Kayana :
(Tertawa sinis) Mereka kan belum menikah. Jangan lupa, minggu depan kamu dipindah ke gedung sebelah, jangan datang-datang kesini lagi. (Suaranya dingin dan terdengar mengejek)
Tlina :
(Wajahnya masih menoleh ke samping dan air mata mulai menetes) Karma segera menjadi kawanmu, Kay. (Berjalan cepat, keluar dari ruangan Kayana)
Kayana (V.O) :
Nangis kan lo, sok-sokan sih.

Kayana masih sibuk dengan laptopnya, saat hp di meja berbunyi.

SPLIT SCREEN:

KIRI : KAYANA, KANAN : SERLI

Kayana :
(mengambil handphone dan scroll up) Yes Ser, ada apa?
INT. RUANG TAMU KANTOR — PAGI
(Serli duduk di sofa dan di depannya duduk 2 orang laki-laki, Maleki dan Andi)
Serli :
Bintang tamunya sudah dateng nih, mau kesini gak? (suaranya sangat lembut)
Kayana :
Nanti aja Ser, ketemu di ruang Podcast.
Serli :
ok kalau begitu (tersenyum ke arah 2 bintang tamu)
(sama-sama menutup telephon)

END SPLIT SCREEN.

CUT TO:

03. INT. RUANGAN PODCAST — PAGI

Cast : Kayana, Wolof(28), Maleki dan Andi.

Kayana duduk di ruangan Podcast. Di depannya ada sebuah meja panjang, yang menjadi penghalang dengan 2 orang laki-laki yang duduk di hadapannya, Maleki dan Andi. Mikrophon sudah ada di atas meja, di depan kedua bintang tamu dan Kayana. Maleki lebih terlihat anak muda dengan gaya kaos dan jeans, serta sepatu ketsnya, sedangkan Andi terlihat lebih kalem dengan kemeja dan celana pendek serta sepatu pantovelnya.

Wolof berdiri di pojok ruangan dan mengacungkan kedua jempol lalu mengacungkan 3 buah jarinya ke arah Kayana yang perlahan menjadi 2 dan 1 jari, tanda Podcast dimulai.

Kayana :
Hai, Guys, welcome to my Podcast, with me Kayana di Griya Bincang. Ini adalah Podcast pertama gua di Griya Bincang, dengan tempat yang baru, tim-nya juga baru dan tentu saja dengan topik-topik baru yang hangat.
Maleki dan Andi, terima kasih sudah menjadi tamu pertama di edisi spesial Griya Bincang.
Maleki :
Thank you for inviting us (suara ceria)
Andi :
Congrat for your first day of this Podcast (suara lebih kalem dari Maleki)
Kayana :
Thank you guys. Kalian pasti sudah tahu siapa bintang tamu kita kali ini, Maleki dan Andi yang namanya lagi terkenal banget dan jadi rajanya acara komedi di tv setahun belakangan ini.
Jadi, kita dulu pernah kerja bareng, di salah satu projek dan waktu itu kalian baru mulai komedi.
Andi :
(mengangguk-angguk sambil tersenyum) Iya betul...betul. Baru menang lomba komedi, lagi meniti karir dari bawahlah, bawaaah banget.(tertawa)
Kayana :
(ikut tertawa) Oh ya, Sebelumnya gua mau tanya, how are you guys?
Andi :
Baik,..baik, terima kasih.
Maleki :
..and how are you Kayana ? saya dengar kamu akan segera menikah?
Kayana :
(memperlihatkan cincin tunangan di tangannya) Yes, finally....(tertawa malu-malu)
Ok, enough about me (tersenyum ramah), sekarang gua mau tanya tentang,...gua langsung aja nih ya...?
Maleki :
Ok, gak masalah...
Kayana :
Kalian berdua kan selalu kerja bareng dan sekarang lagi mencalonkan diri untuk menjadi kepala daerah. Kok bisa barengan? janjian? trus apa sekarang mau meninggalkan dunia komedi?

Andi dan Maleki tersenyum.

Andi :
Janjian sih engga, cuma kebetulan di tawarinnya bareng.
Maleki :
Kita mau coba hal baru...
Andi :
Mudah-mudahan ini bisa menjadi cara kita untuk mengabdi ke masyarakat.
Maleki :
Kayana, menurut elo, gua sama Andi, siapa yang bakal lolos jadi kepala daerah nih?
Kayana :
Aduh...siapa ya? gua mana tahu.
Maleki :
Iseng aja, tebak-tebak aja.
Kayana :
Cuma tebak aja ya, no heart feeling...hm (memejamkan mata, tidak lama membuka mata) Maleki sih yang akan lolos, kalau Andi mungkin gak lolos administrasi.
Maleki :
(menoleh ke arah Andi) Waduh, kenapa tuh bro?
Andi :
(tersenyum kecut) Gak tahu deh...Kayana sih biasa ngeledek gua.
Kayana :
Ini cuma tebak-tebak iseng loh ya. Gua bukan cenayang...

Mereka masih bicara dengan akrab tapi suara sudah tidak terdengar lagi.

ZOOM OUT.

04. INT. RUANG MEETING — SIANG

Cast : Wolof, Kayana, Weni (19), Serli, Parmin, Tika (19), Virli (25) dan Aryand(30).

Di depan sebuah ruangan dengan kaca bening, tertulis "Meeting Room". Ada sebuah meja panjang berbentuk oval, dengan banyak bangku mengitari meja tersebut. Ada sebuah papan tulis dengan coretan "Day 1 - On Air - Griya Bincang". Tiba-tiba terdengar suara tawa dari beberapa orang, yang membuka pintu ruang meeting. Sekitar 5 orang masuk ke dalam ruangan tersebut dan mulai duduk di bangku yang ada. Wolof yang berposter agak gemuk dengan wajah yang terlihat ramah, berdiri di samping papan tulis. Semua orang di ruangan berpakaian santai, mengenakan kaos hitam atau blazer yang dipadu dengan celana jeans.

Wolof :
Akhirnya, Day 1 terjadi juga. Persiapan kita selama 1 tahun lebih terakhir ini, terbayarkan. Good job team!
(semua bertepuk tangan di ruangan)
Gak perlu mikirin viewer dulu, walaupun hari ini tembus 50 ribu lebih dan subscriber naik 100 dari Pra Launch, tapi yang terpenting hari ini kita bisa launch. (menulis di papan tulis, angka 50k+ & +100 from Pra Launch)
(disambut tepuk tangan lagi)
Serli :
Pak Ketua udah gak neror kita lagi ya...(suaranya lembut dan terdengar jenaka. Disambut kembali dengan tawa yang lain)

Seorang wanita membuka pintu meeting, sambil membawa sebuket bunga di tangannya.

Weni :
Mbak Kay, ada kiriman bunga nih (membaca kartu yang tersemat di bunga) dari Aryand.
(memberikan bunga tersebut ke Kayana)
Kayana :
Terima kasih Weni (meletakkan bunga tersebut di meja)
Serli :
(terlihat tenang walau hampir semua mata, melirik ke arahnya) Buat gua gak ada Wen? (suaranya lembut dan wajahnya tersenyum lebar)
Wolof :
Si Weni kan bukan tukang bunga.
Wen, kok makanan minuman belum datang, Pak Parmin lagi tugas keluar?
(tiba-tiba pintu meeting terbuka)
Panjang umur Pak Parmin.
(Pak Parmin masuk membawa kereta dorong, yang berisi gelas-gelas minuman, teko berisi kopi dan teh, serta 3 piring berisi gorengan dan 1 buah kue)
Wolof (CONT'D) :
Ada kue...apa nih, Tiramisu ya? (menoleh ke arah Kayana)
Kayana :
Iya Tiramisu, kesukaan pak ketua.
Wolof :
Bilang apa sama Kayana...?
Semua :
Terima kasih, Kay!
Kayana :
Sama-sama. Semoga suka.
Serli :
Gua potongin ya...(berdiri dan mengambil pisau dan mulai memotong kue)
Wolof :
Pak Parmin jangan pergi dulu, ada kue nih.
Tika :
Bu Kay, ini kue yang dari Felda ya?
Kayana :
Bukan, ada lagi toko kue yang baru. Lagi promo dan gak kalah enak dari toko Felda.

CLOSE UP - Virli dan Serli.

Virli :
(berdiri dan membantu Serli memotong kue) Kok lo gini amat sih Ser ? (berbisik) Jadi orang gak perlu terlalu baik.
Serli :
(tersenyum tipis) Jadi orang memang harus baik.
Virli :
Gua makin kesel sama Kay, kalo lo begini.
Serli :
Gak perlu ikut kesal. Ini urusan pribadi gua, kalian semua engga ada hubungannya.

END CLOSE UP.

Pak Parmin duduk di salah satu kursi. Serli dan Virli mulai membagikan kue ke orang-orang di ruangan. Kayana menerima telphon dan keluar dari ruangan. Serli sempat melirik saat Kayana keluar dari ruangan.

Kayana berdiri di depan ruang meeting, menerima telphon dari Aryand.

SPLIT SCREEN:

KIRI : KAYANA, KANAN : ARYAND

INT. RESTORAN — SIANG
Aryand :
Selamat untuk Launching-nya, Kay. Aku turut senang dan bangga.
Kayana :
Terima kasih, Ar. Kamu lagi dimana nih?
Aryand :
Restoran kita yang biasa, makan siang dulu. Nanti malam jangan lupa, kita ke rumah mamaku ya.
Kayana :
Ok. Oh iya, terima kasih kiriman bunganya.
Aryand :
Sama-sama...aku tau kamu kurang suka bunga, tapi kado yang cocok untuk acara seperti ini, cuma bunga, menurutku.
Kayana :
Hadiah yang lain, yang lebih mahal juga cocok kok (tertawa)
Aryand :
(ikut tertawa)
(tampak Wolof melongok dari pintu meeting dan memanggil Kayana)
Kayana :
Nanti kita lanjut ya Ar, meeting udah mulai.
Aryand :
Ok, sampai nanti malam.

END SPLIT SCREEN.

Kayana masuk ke dalam ruang meeting.

CUT TO:

05. INT. RUANG PODCAST KAYANA — SIANG

Cast : Kayana, Serli, Virli, Wolof, Chika (32), Karen (34) dan Nivo (26).

text on screen : setelah on air - Day 1.

Di ruangan Podcast sudah ada Kayana, Virli dan Serli. Kayana terlihat sibuk membaca script untuk podcast hari ini. Virli dan Serli sedang ngobrol berdua, di kursi yang berhadapan dengan Kayana.

Virli :
Ser, gua agak kerepotan hubungin klien, gak kepegang, gua boleh minta bantuan?
Serli :
Bantuan apa ?
Virli :
(tampak ragu dan melirik ke arah Kayana) Hm,..tarik lagi dong Tlina ke sini...(kembali melirik ke arah Kayana yang masih sibuk membaca skripnya)
Serli :
Tlina? dia kan udah dipindahin ke divisi baru kita?
Virli :
Iya, gua tahu, tapi please, cuma dia yang cocok untuk bagian ini....
Serli :
Kay, gimana? Tlina kita tarik lagi kesini?
Kayana :
No! (masih sibuk membulak-balik kertas di hadapannya)
Virli :
(melihat ke arah Kayana dengan kesal)
Please dong, jangan bawa masalah pribadi ke urusan pekerjaan. Bisa kan kita lebih profesional.
(kayana diam saja, tidak merespon ucapan Virli)
Serli :
Kay, menurut lo gimana?
Kayana :
(mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Serli dan Virli dengan ekspresi sinis)
Profesional itu, tidak memberikan pendapat yang bukan kapasitasnya. Secara tidak langsung, perkataanmu tadi membuat perusahaan ragu dengan kemampuan kerjamu disini.
(melirik jam di tangannya)
Kayana (CONT'D) :
Tinggal 10 menit lagi, apa bintang tamunya sudah datang? kenapa mereka belum masuk ke dalam ruangan? Apa bintang tamunya sudah di briefing?
Virli :
(terlihat gelagapan dan langsung berdiri) Bintang tamunya baru datang, aku ajak kesini ya...(buru-buru keluar dari ruang podcast)
Kayana :
(menatap Serli tajam) Gua rasa, tujuan kepindahan Tlina sudah jelas. Tugas lo untuk memastikan tim disini tahu aturan main.
Serli :
(tersenyum lembut membujuk) Susah Kay, mereka udah akrab banget.
Kayana :
(tertawa sinis) Bukan hal yang susah, kecuali elo sengaja mengumpulkan simpati orang-orang disini, untuk kepentingan pribadi lo. Gua akan tetap memastikan, lo keluar dari tim Wolof.
Serli :
(menggebrak meja) Kay! (menunjuk Kayana dengan jari telunjuk) jangan...
(tiba-tiba pintu terbuka. Virli dan 3 bintang tamu masuk ke dalam ruangan)
Chika :
Kayana, apa kabar?!
Kayana :
Chika !! long time no see...(Berdiri dan langsung menghampiri Chika. Mereka saling berpelukan)
Hai Karen, Nivo. Terima kasih ya, kalian sudah mau datang. (memeluk Karen dan menyalami Nivo) Silahkan duduk, acara podcast kita sebentar lagi mulai. Udah di briefing tadi sama Virli kan?
Karen :
Sudah tadi (suaranya terdengar sangat lembut).

Wolof masuk ke dalam ruangan dan mereka mulai siap-siap untuk on air. Wolof berdiri di pojok ruangan dan mengacungkan kedua jempol lalu mengacungkan 3 buah jarinya ke arah Kayana yang perlahan menjadi 2 dan 1 jari, tanda Podcast dimulai. Di depan setiap tamu, ada botol minuman untuk masing-masing.

Kayana :
Hai, Guys, welcome to my Podcast, with me Kayana di Griya Bincang. Kali ini kita kedatangan Princess Karen, Pengusaha muda Nivo dan salah satu investor di podcast ini, Chika. So, how are you guys?
Chika :
Fine kay, terima kasih loh udah ngundang kita ke sini.
Kayana :
Walaupun bukan di episode pertama, akhirnya bos gua dateng juga ke podcast ini. (tersenyum)
Chika :
(tertawa) Untuk Griya Bincang, pasti gua usahain.
Kayana :
Pertanyaan pertama untuk bos gua. Ini adalah podcast pertama yang elo bangun di youtube, oh iya...ada aplikasinya juga di app store ya guys, jangan lupa di download.
Selanjutnya akan ada podcast-podcast lain yang topiknya lebih spesifik.
Kayana (CONT'D)
Sebenarnya, apa tujuan jangka panjang yang elo lihat dari podcast-podcast ini?
Chika :
Tujuan gua, memiliki kesatuan podcast yang komplit. Tentang kesehatan ada, keuangan...apalagi? (tampak berfikir)...teknologi...dan masih ada lainnya yang akan menyusul.
Intinya adalah mengadopsi tv ke dalam podcast.
Karen :
Menarik ide lo Chik, bisa dong gua sumbang ide di sini.
Chika :
Dengan senang hati, my dear friend. Asal jangan mahal-mahal ya...(tertawa)
Karen :
Tarif temen...(tertawa lalu mengambil botol minuman di depannya) Gua minum ya? jadi aus nih kalo ngomongin tarif.
Chika :
(mengambil dan meneliti botol di depannya) Gua dapat rasa leci, elo apa?
Karen :
Mangga. Elo dapat rasa apa, Vo?
Nivo:
(mengambil botol minuman di depannya dan mencari sesuatu di botol tersebut) Mangga juga.
Karen :
Cuma 2 rasa, Kay? (membuka tutup botol dan meneguk beberapa kali)
Kayana :
Tiga. Lof, ada 3 rasa kan ya?
Wolof :
(menjawab dari jauh) ada 3, tapi yang rasa jambu udah diabisin sama anak-anak.
Chika :
Lanjut...lanjut, kok jadi ngomongin minuman (tertawa) sekarang mau nanya siapa, Kay?
Kayana :
Lanjut ya. Menyambung pertanyaan sebelumnya, sekarang untuk Karen...elo pernah bilang, Politik akan tumbuh dengan baik di era digital. Apa mungkin itu sebabnya, sekarang partai politik mulai menggandeng podcast-podcast untuk menjadi juru bicara mereka?
Karen :
(membetulkan duduknya) Gua rasa, semua memang akan bergerak ke arah sana...ini pendapat gua pribadi ya...Platform Digital ini akan digunakan sebaik-baiknya, untuk menjelaskan isu, menjelaskan rencana partai dan juga mendekatkan mereka kepada masyarakat. Kasarnya, ini adalah tabungan saat mendekati masa kampanye.
Nivo :
...karena pada akhirnya, dukungan masyarakatlah yang sangat kami perlukan.
Karen :
ya, gua setuju. (mengangguk-angguk lalu tos dengan Nivo)
Kayana :
Menarik juga...sebagai salah satu anak raja, elo sangat perduli dengan politik, teknologi dan isu-isu masyarakat. Maaf gua menanyakan ini, pertanyaan dari para netizen. Apa ini bagian dari pencitraan elo? (tersenyum dengan nada suara agak diturunkan)
Karen :
Kay, tembak langsung ya (tertawa) Gua rasa...gua ini tidak hanya sebagai salah satu anak raja, tapi juga bagian dari anak muda di negri ini. Harus ngerti dong dengan isu-isu umum, sehingga apa yang gua miliki bisa berguna untuk masyarakat banyak.
Chika :
Keren banget (tepuk tangan)
Karen :
...dan jangan lupa, keistimewaan menimbulkan kewajiban lebih kepada pribadi tersebut.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar