Her Podcast Case
3. Luka Masa Lalu

08. EXT. KEBUN BINATANG RAGUNAN — PAGI

Cast : Serli, Kayana dan Wolof.

Text on screen : 5 tahun yang lalu

LONG SHOT.

Suasana di Kebun Binatang Ragunan tidak terlalu ramai. Tampak dari jauh Kayana sedang berjalan berdua dengan Serli. Mereka mengenakan kaos,celana jeans dan sepatu kets, dengan tas ransel di punggung masing-masing. Mereka tampak akrab, tertawa-tawa sambil sesekali saling mendorong.

MEDIUM SHOT - SERLI & KAYANA

Serli :
Luas juga tempatnya. Kalau gua capek ada mobil kecil yang bisa di sewa gak ya?
Kayana :
Lo pikir ini area lapangan golf

Mereka berdua terus berjalan masuk di kebun Binatang Ragunan, sampai mereka berhenti di depan kandang Singa.

Serli :
Itu singa, kayanya baru bangun deh.
Kayana :
Kok dia termenung gitu ya? kaya ada yang mengganggu pikiran dia?
Serli :
Iya, kita berdua yang ganggu...dalam hati dia, et dah, nih manusia pagi-pagi udah dateng aja, ganggu tidur aing...
Kayana :
Mana semalem gua kurang tidur. Si Jerapah berisik banget, tadi malem nangiiiis terus cuma gara-gara diputusin. Ya elah Pah, kaya gak ada Jerapah lain aja.
(mereka berdua tertawa)
Serli :
Gara-gara kebanyakan nonton film kartun animal nih. (menyenggol lengan Kayana dengan sikunya) Kok singanya ngeliatin kita gitu amat sih? Masa iya dia tahu, kita lagi ngomongin dia?
Kayana :
Ya udah yuk, kita pindah, cari kandang Jerapah. Siapa tahu dia udah baikan.

LONG SHOT.

Serli dan Kayana terus berjalan melihat-lihat kandang di Kebun Binatang. Sesekali mereka berhenti di depan kandang, menunjuk-nunjuk, ngobrol lalu tertawa. Setelah itu jalan lagi dan melakukan aktifitas yang sama, di beberapa kandang berikutnya. Tidak ada suara hanya musik.

CUT TO:

MEDIUM SHOT.

Serli dan Kayana mendapatkan posisi strategis untuk duduk-duduk di bawah pohon. Mereka membuka tasnya dan mengambil koran sebagai alas duduk mereka.

Serli :
Kay, gua ada kerjaan buat lo. Duitnya gak banyak, tapi kerjanya seru.
Kayana :
Kerja apaan?
Serli :
Ada keluarga kaya mau bikin taman di rumahnya. Mereka perlu orang untuk monitor projek itu.
Kayana :
Keluarganya Aryand?
Serli :
Kenalan keluarganya Aryand.
Kayana :
Lo pacaran sama Aryand?
Serli :
Enggaklah, kan lo tahu gua suka sama Wolof.
Kayana :
(ngangguk-ngangguk) Wolof udah ajak nge-date belum?
Serli :
Boro-boro, dia nempel terus sama elo.
Kayana :
(tertawa geli) Gua kan ada projek bareng dia, cemburu aja loh... Gua udah temenan dari kecil sama dia, udah tahu sama tahu.
Serli :
Bener ya, awas lo kalo sama Wolof.

Tiba-tiba HP Kayana berbunyi

Kayana :
(membaca nama panggilan lalu swipe up) Halo, Wolof, ada apa? projek kita gagal?

Tidak ada suara, hanya musik dan gerakan para tokoh.

Kayana tampak berbicara di telphon lalu berdiri. Dia sempat berbicara sebentar ke Serli lalu beranjak pergi dengan wajah panik, sambil terus berbicara di telephon. Di suatu tempat, tampak Wolof berdiri sambil memegang Handphone dan sebuah bunga. Dia melambai ke arah Kayana, saat tiba di tempat itu. Kayana terdiam di tempatnya berdiri, dia tampak tertegun. Wolof mendekat dan memberikan bunga.

Wolof :
Aku tidak sanggup menunda lagi (tersenyum lembut lalu mengelus kepala Kayana)

Tiba-tiba saja Kayana membalikkan badan akan pergi dan melihat Serli berdiri di dekat mereka, dengan wajah yang berlinang air mata.

ZOOM OUT.

CUT TO.

09. INT. KAMAR TIDUR SERLI — MALAM

Cast : Serli, Kayana.

Text on Screen : 2 bulan kemudian (setelah kejadian di Kebun Binatang Ragunan)

Serli dan Kayana duduk di lantai, saling berhadapan.

Serli :
Wolof mau nikah? sama siapa?
Kayana :
(Menghembuskan nafas perlahan) itu yang dia bilang ke gua, kemarin. Gua gak kenal sama ceweknya.
Serli :
Lo harus cegah dia, Kay. Dia nikah karena patah hati sama lo.(Wajahnya tampak sangat sedih)
Kayana :
Itu keputusan dia, dia udah gede. Lagipula, sudah 1 bulan sejak projek terakhir selesai, dia gak mau lagi komunikasi sama gua.
Serli :
Kok jadi gini, Kay? apa lo gak ada sama sekali rasa sama dia? please...
Kayana :
(menggeleng)
Serli :
Apa karena gua? gua gak apa-apa kok, serius. (mengguncang-guncang bahu Kayana)
Kayana :
(memeluk Serli erat-erat) Relakan Ser, iklasin aja.
Serli :
(terdiam di pelukan Kayana)

ZOOM OUT.

CUT TO:

10. INT. RUANG KERJA KAYANA — SIANG

Cast : Kayana, Wolof, Atasan Kayana dan rekan kerja (3) orang.

Text on screen : 6 bulan setelah Wolof menikah

Kayana bekerja di sebuah ruangan kecil seukuran 15m2. Di ruangan tersebut ada sebuah meja panjang yang dipisahkan oleh sekat-sekat, menghadap tembok. Lalu ada satu kursi dan meja khusus pimpinan, di ujung ruangan dekat pintu masuk.

Saat itu jam istirahat, 3 rekan kerja Kayana sudah berdiri dari kursinya, siap-siap mau makan siang.

Rekan 1
Kay, makan di luar gak?
Kayana :
Gua bawa makanan. Hari ini engga dulu deh, gua stand by aja di kantor, kali aja nanti ada tamu atau kiriman dari pusat.
Rekan 2 :
Kita keluar makan siang ya.
Rekan 3 :
Besok gantian gua deh yang stand by di kantor.
Kayana :
Sip, selamat makan siang semua.
(ketiga temannya keluar dari ruangan sambil tersenyum ke arah boss mereka)
Boss :
(berdiri dari kursinya) Kayana, saya makan di luar ya. Nanti ada meeting di luar sampai jam 3. Kalau ada berita dari kantor pusat, jangan lupa kabari saya.
Kayana :
Iya pak.

Boss Kayana keluar dari ruangan, tinggal Kayana seorang diri. Dia keluarkan kotak makan dan botol minum dari tasnya dan mulai menikmati makan siangnya sambil baca berita di handphone. Tiba-tiba hp-nya berbunyi dan Kayana terdiam agak lama, sampai panggilan pertama berhenti. Tidak berapa lama kemudian, panggilan telphon kedua berbunyi dan dia swipe up telphonnya.

SPLIT SCREEN:

KIRI : KAYANA, KANAN : WOLOF

EXT. HALTE BUS — SIANG
Wolof :
Hai Kay, ini Wolof. Kamu masih simpan nomorku kan?
Kayana :
Masih. Ada apa, Lof? (terdengar dingin)
Wolof :
(terdiam sesaat) Are you still angry with me?
Kayana :
(tertawa sinis) Seharusnya pertanyaan ini buat elo, walau gua gak tahu, kenapa lo marah sama gua?
Wolof :
Gua yang salah, semuanya...
(Mereka terdiam sekitar setengah menit...)
Kayana :
Terus, sekarang elo ada perlu apa? (nadanya terdengar acuh)
Wolof :
Gua mau ajak lo gabung, karena gua akan bentuk tim. Ada investor yang mau buka bisnis di bidang broadcast, rencananya gak cuma di lokal tapi sampai Internasional. Ini bisnis jangka panjang. Cocok buat kita yang udah capek cari-cari projek dan mau mulai menetap. Syaratnya kita harus kumpulin cv projek dulu. Apa lo tertarik?
Kayana :
Belum pasti dong, Lof? (suaranya terdengar lebih ramah)
Wolof :
Yah, 50-50, tapi gua udah ada projek-projek yang sudah langsung bisa jalan.
Kayana :
Beberapa? Prospeknya bagus gak, menurut lo?
Wolof :
Gua punya keyakinan yang besar untuk hal ini.
Wolof (CONT'D):
Gimana, elo mau gabung? Serli sudah bersedia untuk gabung.
Kayana :
Serli gabung ? (terdengar kaget)
Wolof :
Iya, elo ada masalah sama dia ?
Kayana (V.O)
Bukan gua yang ada masalah sama dia, tapi elo, nyet.
Wolof :
Kalo elo gak yakin, jangan dipaksakan, Kay.
Kayana (V.O) :
Kalo gagal, gua masih bisa cari kerja lain. Gua juga udah bosen disini.
Kayana :
Ok deh, gua ikut. Per kapan? apa gua harus full time?
Wolof :
Full time, projek mulai bulan depan.
Kayana :
Ok.

CUT TO:

11. EXT. JALAN SUDIRMAN — PAGI

Cast : Serli, Kayana, Wolof, Ade(30).

LONG SHOT.

Kayana dan Wolof turun dari sebuah bus. Mereka tampak sedang bercakap-cakap, sesekali tertawa, sambil berjalan menuju sebuah gedung tinggi. Sikap mereka terlihat santai dan ceria.

MEDIUM SHOT.

INT. KANTIN DI GEDUNG PERKANTORAN - PAGI

Mereka masuk ke sebuah kantin yang ada di dalam gedung dan mulai melihat-lihat makanan yang berjejer di sana. Setelah masing-masing memesan makanan, Wolof dan Kayana duduk berhadapan di sebuah kursi. Tidak lama, Serli datang dan melambaikan tangan ke arah mereka. Serli segera mendatangi meja mereka.

Kayana (V.O) :
Setelah aku dan Wolof berkomunikasi kembali, kami memutuskan untuk mulai fokus dengan bisnis dan melupakan masa lalu.
Wolof bilang, ada investor besar yang mau membuat usaha. Salah satunya di bidang broadcast, tapi syaratnya Wolof harus ada pengalaman memegang beberapa projek perusahaan besar.
Mengenai Serli, Aku bisa melihat perubahannya yang terlihat sangat bahagia. Walau aku senang melihat dia terlihat seperti itu, tapi ada sebuah kekuatiran yang aku rasakan...semoga aku salah.
Wolof :
Naik apa tadi kesini, Ser ?
Serli :
Naik bus, Lof. Kalian naik apa?
Kayana :
Naik bus juga. Tadi Wolof ke rumah gua dulu, abis itu sama-sama ke sini.
Serli :
O...O, eh, gua pesen sarapan dulu ya, belum makan tadi (berdiri dan mendekati salah satu stand makanan disitu)
Wolof :
Hari ini gua janjian sama Manager pemasaran Katlix.
Kayana :
Pinalti kita gede banget, Lof, kemungkinan terburuk, uang kita bisa ludes.
Wolof :
(tersenyum lebar ke arah Kayana sambil menepuk pundaknya) Gak apa-apa. Nanti pinalti masuk ke bagian gua aja. Gua masih ada tabungan, untuk jaga-jaga.
Kayana :
Lo sekarang kan sudah berkeluarga, jangan terlalu banyak taruh uang lo disini.
Wolof :
Perusahaan ini linknya bagus. Kalau kita...
(Serli duduk di samping Kayana)
Wolof (CONT'D):
Perusahaan ini linknya bagus. (mengulang perkataannya sambil melihat juga ke arah Serli) Kalau kita bisa selesai 1 projek aja sama mereka, kebuka semua link penting buat kita. Investor juga akan percaya dengan pengalaman-pengalaman kita.
Kayana :
Kapan mereka akan mulai investasi, Lof?
Wolof :
Dua tahun lagi. Itu waktu yang mereka kasih, untuk kita mengumpulkan pengalaman dan tim yang solid. Gua sudah ada rencana jangka panjang, dengan beberapa projek yang prospek. Gua optimis kalau kita bisa mengejar permintaan dari investor itu.

Seorang lelaki masuk ke dalam kantin dengan penampilan parlente, melihat Wolof dan berjalan ke arahnya. Di tepuknya bahu kiri Wolof, Wolof buru-buru berdiri dan menyalami laki-laki yang tadi baru datang.

Wolof :
Duduk bang, kenalin, ini Kayana, ini Serli.
(mereka saling bersalaman)
Wolof (CONT'D) :
Ini bang ade, Manager Pemasaran di Katlix. Udah sarapan bang?
Ade :
(duduk) Udah tadi, dibungkusin sama istri. Istri lo apa kabar, Lof?
(wajah Serli terlihat tidak suka)
Wolof :
(ikut duduk) Baik bang. Lagi pulang kampung dulu seminggu, adek ipar kan lahiran.
Ade :
O..gitu, salam ya buat istri lo, dari gua dan istri gua.
Wolof :
Thank you, bang.
Ade :
Jadi begini teman-teman. Kita mau ada beberapa perusahaan besar yang akan launching produk mereka, tapi baru 2 yang sudah pasti.
Acara launching mereka akan dibikin meriah dan besar-besaran, karena digabung dengan beberapa event tahunan mereka.
Intinya, kita diminta untuk merancang acara mereka, agar pesan mereka ke konsumen dan masyarakat tersampaikan.
Ada yang mau ditanyain dulu, gak?
(makanan datang)
Kayana :
Bang ade, mohon maaf sebelumnya. Kalau boleh agak sedikit gak sopan nih, biaya pinaltinya lumayan besar juga ya, apa boleh tahu alasannya?
(Wajah Wolof berubah, tampak tidak enak hati dengan Ade)
Wolof :
eh, kita omongin nanti aja...
Ade :
Iya, memang itu yang diminta sama klien kita, pinalti kalau acaranya sampai tidak jalan.
Kayana :
Mohon maaf sekali lagi bang (berusaha tertawa) apa pinaltinya kami semua yang menanggung? mengingat...kita kan dananya terbatas.
Ade :
(suara agak meninggi) Gua udah bilang sama Wolof di awal, Katlix gak mau menanggung pinalti ini. Jadi kalau memang Wolof mau, ayo kita jalan bareng.
Wolof :
(tertawa untuk melunakkan Ade) Iya bang, betul banget. Gua udah setuju kok. (memberi kode dengan pandangan mata ke arah Kayana)
Ade :
(tertawa dan nada suaranya mulai merendah) Tenang saja. Kalau ini sukses, projek-projek besar lainnya akan antri. Gua kan sudah pengalaman di bidang ini.
Wolof :
Betul, udah hampir 20 tahun ya bang, lama juga ya.
(kayana memaksakan dirinya untuk tersenyum, sedangkan Serli diam saja)
Ade :
Ya udah, gini aja. Lusa kalian datang ke kantor gua, kita sudah harus mulai meeting untuk membahas acaranya. Hari ini gua masih ada meeting di luar.(berdiri)
Wolof, Kayana dan Serli ikut berdiri.
Wolof :
Ok bang, lusa kita dateng lagi ke kantor. Jam berapa bang?
Ade :
Nanti gua telphon elo deh, untuk waktunya. Sampai lusa ya. (menyalami Serli dan Kayana lalu pergi dari kantin)
(Mereka bertiga diam beberapa saat, sambil menyendok makanan yang sempat tertunda)
Wolof :
Gua tahu pikiran kalian, tapi kadang mulai bisnis ada gambling-nya juga. Perusahaan ini cukup besar, kalau sampai sukses, setidaknya bisa memenuhi permintaan calon investor kita. Jangan khawatir, gua yang akan menanggung biaya pinaltinya kalau ada apa-apa. (mengelap dahinya yang berkeringat)
(hening sejenak)
Kayana :
(mengelap mulutnya dengan tisu) It's ok, Lof, gua paham kok, walau ngerasa aneh juga sih. Kok yang kerjasama perusahaan dia, tapi yang bayar pinalti kita?
Cuma gua ikut elo ajalah.
Serli :
Tenang saja Lof, kita berdua dukung kamu kok. (tersenyum lembut dengan mata berbinar).
Wolof :
Terima kasih teman-teman. Tanpa kalian, gua gak bisa jalan sendiri (tampak terharu)
Kayana :
Nah itu tahu, makanya...lain kali jangan ngambek lagi ya, sampe nomor hp gua di blokir.
Wolof :
(tertawa sampai wajahnya memerah) Ungkit terus...
(Kayana dan Serli ikut tertawa)

CUT TO:

12. INT. RUANG KERJA ADE — PAGI

MONTAGE

Wolof masuk ke dalam sebuah ruangan bersama Ade. Ade memperkenalkan Wolof ke 4 orang yang ada di ruangan tersebut dan mereka bersalaman satu persatu.

Wolof, serli, ade dan keempat orang timnya, rapat di sebuah ruangan. Ade berdiri di depan papan tulis, menjelaskan alur acara yang tersusun dengan rapi, yang dicatat di whiteboard.

INT. RUANGAN DI SEBUAH GEDUNG - SIANG.

Wolof dan Kayana datang ke sebuah gedung. Mereka masuk ke sebuah ruangan yang luas, didampingi oleh seorang pria yang tampak menjelaskan sesuatu kepada mereka, sambil menunjuk-nunjuk ke sekeliling ruangan. Wolof mengangguk-angguk dengan wajah puas, lalu menyalami pria tersebut dan keluar dari ruangan bersama Kayana.

EXT. TUKANG NASI UDUK - MALAM.

Tukang nasi uduk datang membawa piring-piring, berisi nasi uduk, ayam goreng, ati ampela dan tahu. Wolof, Serli dan Kayana, menyambut makanan datang dengan wajah ceria. Mereka makan sambil berbincang-bincang dan tertawa-tawa. Tiba-tiba Serli menyodorkan tangannya untuk menyuapi Wolof. Walau Wolof agak kaget, tapi dia memakan makanan dari tangan Serli. Kayana hanya mengamati mereka tanpa komentar apa-apa.

END MONTAGE.

13. INT. DI TERAS RUMAH WOLOF — SORE

Serli dan Kayana sedang duduk di bangku teras rumah Wolof. Suasana sepi, hanya sesekali terdengar gonggongan anjing Wolof yang dikurung. Tidak lama Wolof keluar dari rumah, sambil membawa 3 gelas minuman dengan nampan.

Kayana :
Kok sepi, Lof, istri lo ada di rumah?
Wolof :
Lagi ke dokter, mau check up. Cuma ada minuman nih, nanti kalau ada tukang jualan, baru kita jajan ya.(minuman di taruh di meja)
Kayana :
Makasih Wolof. Nge-bakso aja kita hari ini.
Wolof :
Ada tukang bakso langganan gua, yang lewat depan rumah. Lumayan enak.
(tiba-tiba terdengar suara dari handphone Wolof. Wolof mengambil hp yang di letakkan di meja dan wajahnya tampak kaget saat membaca pesan di hpnya.
Kayana :
(mengambil minuman di meja dan heran melihat perubahan di wajah Wolof) Ada apa ?
(Wolof tampak tertegun. Kayana mengambil hp yang dipegang oleh Wolof)
Kayana (CONT'D) :
Dengan sangat menyesal, event PT Ramai berkalis tidak jadi dilanjutkan, karena semua tim diturunkan untuk fokus menyelesaikan projek utama, yang saat ini sedang butuh banyak perhatian. Segala pihak yang terkait, diharapkan segera menyelesaikan semua masalah administratif secara semestinya. Semoga di kemudian hari kita bisa bekerja sama lagi.
(Wolof menyenderkan punggungnya ke tembok dengan lemas. Serli dan Kayana saling berpandangan tanpa bisa berkata apa-apa)

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar