Emong
9. ACT 3 Pt.2

122 EXT. RUMAH SAMIAH DI DESA - DAY

Mobil Bobby tiba di jalan setapak menuju perkarangan luas. Motor Sutris berhenti di depan pagar halaman rumah.

Miranty memandang rumah joglo besar itu dengan takjub. Bangunan itu berdiri gagah. Halamannya yang semua tanah, ditumbuhi tanaman-tanaman liar. Pintu rumah terbuka. Seorang laki-laki dan perempuan duduk di lantai terasnya. Mereka memandangi motor dan mobil yang baru saja tiba.

BOBBY

Wow!

Miranty menoleh ke arah pandangan Bobby. Diluar sisi jendela Bobby, bukit kecil menghampar, menyambung ke lapang luas. Sawah dan pohon-pohon kelapa berjajar di sana. Biru langit dan putihnya awan kontras diatas pemandangan itu. Di jalan setapak yang membagi sawah menjadi dua bagian, tumbuh tanaman dan bunga-bunga liar. Mata Miranty menikmati itu semua.

Mobil berhenti di depan pagar. Mereka turun dari mobil. Samiah berdiri di depan pagar rumahnya, memandangi rumahnya. Ia menoleh ke arah bukit, melangkah ke sana. Berhenti sebelum tanah di pijakannya menurun. Samiah melemparkan pandangannya ke tanah lapang di sebelah sawah.

Miranty menyusul di sampingya. Samiah menunjuk tanah lapang itu.

SAMIAH

Tempat Wisnu main layangan.

Miranty mengangguk.

MIRANTY

Nanti kita main layangan disitu, ya Bik.

ASIH (o.s.)

Yu Sami!

Samiah dan Miranty menoleh ke belakang.

Asih setengah berlari menghampiri Samiah. Ia memeluk Samiah. Samiah membalas pelukannya dengan kikuk. Setelah sesaat, Asih melepaskan pelukannya.

SAMIAH

Kowe sopo? (kamu siapa?)

ASIH

Kula Asih, Yu.

Samiah melongo. Asih mengulang-ulang namanya. Bicara dalam bahasa Jawa. Asih menoleh pada Miranty.

ASIH

Ini Mbak Anty yang di Jakarta, ya? Saya Asih, Mbak. Saya tetangga Yu Sami. Rumahnya paling dekat. Itu. Rumah saya kelihatan dari sini.

Asih menunjuk ke sebuah rumah yang tampak kecil dari tempat mereka berdiri. Diantara rumah itu dan tempat mereka berdiri ada jalan berkelok dan semak rumput di sana sini. Miranty mengangguk-anguk, mulutnya membentuk "O".

MIRANTY

Kata Mas Sutris, Mbak Asih yang merawat kebun sama rumahya Bik Sami ya?

ASIH

Iya, Mbak. Betul. Mari, Mbak. Masuk ke rumah. Saya sudah bersihkan. Monggo.

Miranty menuntun Samiah. Mengikuti Asih yang sudah berjalan duluan.

Asih menoleh ke belakang sambil beranya pada Miranty.

ASIH

Mbak Anty nginap disini dulu, kan, Mbak? Saya sudah siapkan kamar.

Miranty tertegun. Menghentikan langkahnya.

Cut to:

Bobby berdiri di depan rumah Samiah. Mengambil gambar bagian-bagian rumah Samiah dan perkaranganya.

Ia memeriksa hasil foto-fotonya di telepon genggamnya. Asih, Miranty dan Samiah tiba di halaman. Melewati Bobby. Asih mengajak Bobby masuk ke rumah.

Bobby mengiyakan. Bobby menahan Miranty saat ia lewat di dekatnya.

BOBBY

Mbak, liat deh.

Bobby menunjukkan foto-foto rumah Samiah dan pemandangan sekitarnya.

BOBBY (CONT'D)

Keren ya? Prospek nih kayanya kalau disewain buat healing-healing.

Miranty berdecak.

MIRANTY

Apaan sih. Rumahya Bibik, ah.

BOBBY

Becandaaa...

Miranty mengamati foto-foto di telepon genggam Bobby. Bobby mengalihkan pandangannya ke pemandangan sekitar.

MIRANTY

Bibik--

Miranty mengalihkan pandangannya ke arah pandangan Bobby.

MIRANTY

Bibik ninggalin ini semua, ninggalin anaknya, buat ngurusin kita selama puluhan tahun?

Bobby menoleh. Tersenyum sedih.

MIRANTY

Aku selalu ngira Bibik nggak mau balik ke desanya karena mau kabur dari suasana sumpek di desanya, dari mantan suaminya.

(beat)

Tapi setelah lihat ini semua--

(beat)

Kayanya Bibik bukan pergi karena melarikan diri. Awalnya mungkin iya. Tapi setelah puluhan tahun, yang bikin Bibik tetep stay di rumah kita--

Miranty bertatapan dengan Bobby. Mata Miranty basah. Bobby merangkul Miranty.

BOBBY

Dah. Masuk yuk.

WIDE SHOT.

Miranty dan Bobby masuk ke rumah Samiah.

Joko sudah menunggu di teras, menyalami Miranty dan memersilakannya masuk.

123 INT. RUMAH SAMIAH DI DESA - NIGHT

Samiah, Miranty, Bobby, Joko dan Asih duduk di atas tikar di lantai rumah. Wadah makanan dan piring gelas ada diatas tikar. Sebagian besar sudah kosong.

JOKO

Yu Sami, nuwun sewu, ini saya menyerahkan bagiannya Mas Wisnu dari bagi hasil kebon selama ini.

Joko menyodorkan sebuah amplop besar tebal pada Samiah. Samiah menatap amplop itu, lalu menatap Joko. Joko menaruhnya di dekat Samiah.

JOKO

Alhamdulillah panen bagus. Waktu Mas Wisnu ngajak saya mengelola lahan ini, itu pas saya baru kehilangan pekerjaan di pabrik. Saya dulu kerja buruh di pabrik semen. Dekat perbatasan itu, Mas, Mbak. Tapi saya kena PHK.

(beat)

Waktu itu Mas Wisnu bilang, kita coba kerjakan tanah itu. Tanah warisan embahnya dulu. Alhamdulillah bagus hasilnya. Saya pegang amanahnya Yu Sami untuk terus mengelolanya. Bagian yang untuk Mas Wisnu, ya sekarang bagiannya Yu Sami, saya simpan. Maaf selama ini saya nggak tahu mau kirim kemana. Saya juga nggak tahu nomor telepon tempat Yu Sami kerja. Jadi kami hanya nunggu Yu Sami pulang aja.

Samiah menangis.

SAMIAH

Terima kasih yo, Joko, Asih.

(beat)

Sekarang aku disini terus. Sekarang aku bisa ikut kerja di kebon.

JOKO

Nggak usah, Yu. Biar kami saja yang kerja. Sudah tugas kami ini.

Asih membereskan piring gelas kotor diatas tikar, membawanya ke belakang.

Samiah menahannya.

SAMIAH

Wis! Wis! Ojo, Sih! Tinggalen. (Sudah! Sudah! Jangan, Sih! Tinggal saja.)

Asih tidak menuruti Samiah, terus membawa piring gelas kotor ke belakang untuk dicuci. Samiah menyusulnya. Masih terus berdebat siapa yang akan mencuci piring.

124 INT. RUMAH SAMIAH, KAMAR TIDUR - DAY

Miranty terbaring di dipan. Di latar belakang, jendela terbuka. Langit gelap, sedikit warna ungu kemerahan menghias di ufuk. Miranty memandang keluar. Angin berembus meniup kain tirainya. Miranty merapatkan sweaternya.

CLOSE UP ke mata Miranty. Perlahan terpejam.

125 EXT. HALAMAN RUMAH SAMIAH - DAY

Samiah, Miranty, Bobby berdiri berhadapan di depan pagar rumah Samiah. Joko dan Asih berdiri di belakang Samiah.

Bobby memeluk Samiah.

BOBBY

Jaga diri, ya, cah bagus. Bibik terima kasih banyak, Bobby sudah rela mengantar Bibik pulang. Bobby anak baik. Semoga sehat terus, rejekinya lancar, dapat istri yang baik, anak-anak yang baik semuanya.

Samiah menangis. Bobby tak bisa menahan air matanya.

BOBBY

(terisak seperti anak kecil)

Aku yang terima kasih, Bik. Aku yang terima kasih banyak sama Bibik.

Miranty mengusap-usap punggung adiknya.

Cut to:

Miranty dan Bobby berpamitan pada Joko dan Asih.

MIRANTY

Titip Bibik dulu ya Pak Joko, Bu Asih.

Joko dan Asih serentak mengiyakan.

Bobby dan Miranty masuk ke mobil. Bobby duduk di kursi kemudi dan Miranty di kursi penumang depan. Bobby menyalakan mesin mobil. Mereka semua saling melambaikan tangan. Mobil Bobby meninggalkan area rumah Samiah.

126 EXT. DESA SAMIAH - DAY

Mobil berjalan di jalan dengan pemandangan indah di samping kanan dan kirinya. Kaca jendela mobil bagian depan terbuka dua-duanya. Miranty terus tersenyum sambil memandangi suasana desa.

Mobil melambat di depan sebuah terminal bis, yang ramai dengan calon penumpang dan para pedagang. Beberapa orang memakai ransel besar berdiri menunggu kendaraan umum.

Bobby memarkir mobilnya. Ia menoleh pada kakaknya. Miranty membalas pandangannya.

BOBBY

Bener yakin?

Miranty mengangguk pasti. Bobby membalik, membuka pintu, tapi menutupnya lagi.

Ia tercenung sesaat.

BOBBY

Mbak.

(beat)

Menurut Mbak, Bibik cuma meracau atau beneran ya, waktu bilang--

(beat)

Bapaknya Bobby?

Miranty menatap adiknya, mulutnya terbuka tapi tidak ada yang terucap. Ia mengangkat bahu pelan, sambil menggeleng.

Bobby menunduk dan mengangguk. Keluar dari mobil. Miranty menyusul keluar.

Mereka berdiri berhadapan di depan mobil Bobby.

Mereka berpelukan erat.

MIRANTY

Thank you so much for everything, Boy.

Miranty mengusap-usap kepala adiknya.

BOBBY

Take care, sis.

Mereka melepaskan pelukan.

Bobby mencangklong ranselnya.Ia mengangkat satu tangan, jari-jari tangan itu memegangi gantungan kunci mobilnya. Kunci mobil berayun-ayun ditangannya.

Miranty meraih kunci mobil itu. Bobby berbalik, berjalan, lalu berbalik lagi.

BOBBY

Jangan keenakan ya, bulan depan aku kesini lagi bawa mobil bututmu. Buat dituker sama mobil kerenku.

Miranty tertawa sambil menghapus air matanya. Bobby melambai dan membalikkan tubuhnya, berjalan menuju pintu terminal.

Miranty membuka pintu kemudi mobil dan masuk ke dalamnya. Ia menyalakan mesin mobil dan membawa mobil pergi dari area terminal.

WIDE SHOT.

Mobil Bobby berjalan di jalan desa.

Fade out.

TAMAT




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar