Emong
2. ACT 1 pt.2

28 INT. CAFE - DAY

Suasana cafe yang ramai di malam siang hari.

MIRANTY (39) duduk di sebuah cafe. Rambut sebahunya tergerai sederhana. Nyaris tak berias, hanya lipstick warna nude. Wajah Miranty tegang, memaksakan senyuman ramah.

Di hadapannya, JENNY, belasan tahun lebih muda dari Miranty. Memakai pakaian kerja casual dan modis, jelas Jenny jauh lebih cakap berdandan dibandingkan Miranty. Miranty tengah mencoba me

Jenny mengangkat alisnya, tersenyum, menyimak yang disampaikan Miranty sambil mengangguk-angguk. Kedua tangannya memutar-mutar gelas minumannya.

MIRANTY

Eh... jadi, pada akhirnya Lusi memilih untuk tetap pergi ke Korea dan memutuskan tunangannya, karena dia menyadari yang sebenarnya dia butuhkan adalah hadir untuk dirinya sendiri, bukan kehadiran orang lain.

Miranty berhenti bicara. Menanti tanggapan dari Jenny.

Jenny mengangguk-angguk sambil tersenyum. Tidak kelihatan paham dengan apa yang disampaikan Miranty.

Jenny menyesap minumannya. Berdehem.

MIRANTY

Eh, jadi menurut Mbak Jenny, gimana, Mbak?

JENNY

(mengangguk-angguk energik)

Bagus, Mbak. Bagus.

Jenny tidak meneruskan lagi. Miranty menunggu. Jenny termenung sambil menatap gelasnya. Miranty meminum kopinya.

MIRANTY

Mbak?

Jenny refleks mengangkat kepalanya.

JENNY

Eh. Iya. Ehm.
(beat)


JENNY

Mbak Miranty... eh, mau pesen makan apa, Mbak? (tertawa kecil) Saya laper banget.

Jenny membuka-buka buku menu. Miranty mengerutkan kening. Jenny mengangkat kepalanya, memandang Miranty.

MIRANTY

Eh, saya nggak, Mbak. Makasih.

Jenny mengangguk. Ia kembali pada halaman menu. Ia celingak-celinguk, mengangkat tangannya sambil tersenyum ketika bertukar pandang dengan seorang pelayan.

Seorang pelayan menghampiri.

Jenny menyerahkan buku menu pada si pelayan.

JENNY

Creamy shrimp and scallop pasta satu,tropical green smoothie satu, yah.

Menoleh cepat pada Miranty.

JENNY

Yakin nggak mau makan?

MIRANTY

(menggeleng)

Nggak, nggak. Makasih.

JENNY

(pada pelayan)

Ok. Itu aja. Makasih.

Jenny dan Miranty saling bertatapan canggung kembali.

JENNY

Lagi pengen banget seafood. (tertawa)

MIRANTY

MIRANTY

Oh. (tertawa basa-basi)

Kembali diam canggung.

Tiba-tiba Jenny menganjurkan tubuhnya.

JENNY

Mbak Miranty.

Miranty menatap Jenny sambil mengangguk-angguk.

JENNY

Eh... Sebenernya, saya bukan produser di Angel Five Films.

MIRANTY

(pundaknya menurun)

Oh?

JENNY

Saya memang kerja di Angel Five. Saya asistennya Mas Danureja disana. Eh, tau kan ya, Mas Danureja?

Miranty menggeleng.

JENNY

(bicara lebih cepat)

Mas Danureja produser filem Cepat Kilat, Mama Dimana, Hari Ini Sama Seperti Kemarin...

Jenny mengangkat alisnya, menunggu reaksi pemahaman dari Miranty. Miranty menggeleng.

JENNY

Ok. Gapapa. Eh...
(beat)
Jadi, sebenernya, saya ngajak Mbak Miranty ketemu bukan untuk membicarakan skrip dari Mbak.

Jenny menoleh ke kanan. Ke kiri. Miranty ikut menoleh ke arah pendangan Jenny. Jenny berhenti menoleh-noleh. Memandang gelasnya lalu menatap mata Miranty.

JENNY

Kebetulan Saya yang buka email naskah yang Mbak kirim ke Angel Five. Begitu saya lihat CV Mbak, lihat foto Mbak disitu, saya langsung tahu Mbak siapa.

Miranty mengerutkan keningnya. Tidak ada lagi ekspresi ramah.

JENNY

(lunak)

Mbak istrinya Mas Kresna, kan?

MIRANTY

Iya.

JENNY

Saya udah lama mau ketemu Mbak Miranty, soal Mas Kresna.

MIRANTY

Maaf, Mbak Jenny kenal sama Kresna dimana ya?

JENNY

(tersenyum sambil memberi gestur menepis)

Jenny aja.

Jenny merapikan rambutnya. Menunduk. Tidak langsung menjawab. Tiba-tiba Jenny bertutur dengan cepat.

JENNY

Mbak Miranty, saya hamil anaknya Mas Kresna.

Miranty terdiam menatap Jenny. Jenny menunduk, menatap meja.

Pelayan datang membawakan smoothie pesanan Jenny. Keduanya sekarang menatap gelas smoothie.

Pelayan pergi. Jenny segera membuka bungkus sedotan, memasukkannya ke dalam gelas dan menyedot cepat minumannya hingga setengah kosong.

JENNY

Saya sudah bicarakan ini dengan Mas Kresna. Saya mau melahirkan anak ini, Mbak. Tapi Mas Kresna--

Beberapa orang yang duduk di meja tak jauh dari mereka terbahak keras. Jenny menunggu tawa mereka reda.

JENNY

(cepat)

Mas Kresna bilang dia butuh waktu untuk bicarain ini dengan Mbak, dan ini sekarang sudah hampir lima bulan. Sebentar lagi udah nggak bisa saya tutup-tutupin lagi. Jadi--

Orang-orang di meja dekat mereka tetawa keras lagi.

JENNY

(menunduk)

Saya minta maaf, Mbak. Saya--

Pelayan datang membawakan pesanan makanan Jenny.

Miranty mengambil hp-nya di meja, memasukkannya ke dalam tas cepat-cepat.

JENNY

Mbak, sebentar. Tunggu, saya belum selesai.

Miranty beranjak dari duduknya.

JENNY

(berdiri)

Mbak--

Miranty berjalan meninggalkan Jenny.

JENNY

Mbak, saya janji akan serahin skrip Mbak ke Mas Danureja!

Miranty berhenti berjalan. Menoleh dan memandang takjub ke arah Jenny. Meneruskan jalannya meninggalkan cafe.

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar