Derai Lara
10. Rela Menunggu

62.INT. AULA GEDUNG - DAY

Suasana terlihat sibuk. Hari ini adalah hari pameran animasi Final Year Project dan semua mahasiswa akhir jurusan animasi sedang menyiapkan booth mereka masing-masing.

Ferdi dan Reza mengangkat cardboard karakter Stella dan meletakkannya di depan booth anggota GGC. Galih sibuk menata merchandise yang sudah mereka siapkan. Dipta beberapa kali mengangkat kepalanya dan memandang sekeliling ruangan.

FERDI

Alin dateng?

Dipta hanya mengangkat bahu dan menggeleng lemah. Ia melirik handphonenya. Terlihat chat Dipta yang menanyakan kehadiran Alin hanya bercentang biru tanpa ada balasan.

Reza menepuk pundak Dipta, menenangkan.

REZA

Dateng. Pasti dateng. Harus dateng. Dia 'kan bintang utamanya dari animasi ini, masa gak dateng?

GALIH

Betul, betul. Tenang aja, Dip.

Dipta mengangguk meski ragu, lalu melanjutkan kerjaannya.

63.INT. RUMAH NENEK ALIN - DEPAN KAMAR - DAY

Gio yang sudah berpakaian rapih dengan heboh mengetuk pintu dan memanggil Alin.

GIO

Kak! Ayo, Kak, siap-siap! Pamerannya 2 jam lagi loh!

64.INT. KAMAR ALIN - DAY

Alin masih terbaring di kasurnya, ia menutupi kepalanya dengan bantal.

GIO (O.S)

Kak! Kakak mau pergi 'kan?

Alin tidak menjawab.

GIO (O.S)

Kalau Kakak gak mau pergi, aku pergi sendiri. Aku tunggu ya sampai jam 9.

Alin memperhatikan lukanya yang kian mengering.

65.INT. AULA GEDUNG - DAY

Pengunjung semakin banyak berdatangan. Kursi hampir penuh. Dipta menatap keluarga Galih, Ferdi, dan Reza yang sudah berdatangan.

Tiba-tiba, Hendra menepuk pundak Dipta dari belakang. Dipta menoleh dan tersenyum. Hendra langsung memeluk Dipta dengan erat.

DIPTA

Ayah dateng...

Hendra melepaskan pelukannya pada Dipta, wajahnya cemberut.

HENDRA

Oh ya pasti dateng! Gak mungkin Ayah mau melewatkan karya luar biasa kamu.

DIPTA

(tertawa) Makasih, Yah.

Hendra menatap jauh ke belakang Dipta. Ia tersenyum dan memandang Dipta.

HENDRA

Tamu VIP sudah datang.

Hendra menggesturkan ke arah belakang Dipta.

Alin dan Gio melangkah menghampiri mereka. Gio terlihat seperti selebriti, tersenyum dan melambai dengan heboh ke arah Dipta. Dipta tersenyum pada Gio, sebelum beralih pada Alin.

Alin mengenakan gaun yang panjang, menutupi luka dan memarnya. Dipta melangkah meninggalkan Gio dan Hendra yang mengobrol untuk menghampiri Alin.

DIPTA

Hai...

ALIN

Hey...

Dipta tersenyum. Alin juga tersenyum.

66.INT. AULA GEDUNG - TEMPAT MENONTON - DAY

Lampu aula sudah dimatikan. Alin dan Gio duduk bersebelahan, menghadap ke layar besar yang mulai menampilkan animasi buatan anggota GGC.

Alin menatap layar, bibirnya bergetar.

ANIMASI DIMULAI.

Animasi karakter Stella berjalan menyusuri lorong kampus dan masuk ke dalam ruangan tari. Dalam ruangan itu tampak gelap. Stella meletakkan barang bawaannya lalu segera memakai sepatu tari. Ia memejamkan mata dan ketika ia membuka mata, ruangan itu sudah dipenuhi oleh lampu-lampu bohlam yang menggantung. Stella pun mulai menari dengan sangat anggun. Bibirnya tersenyum.

Namun tiba-tiba terdengar suara yang mengatakan kata-kata buruk. Stella ketakutan. Satu persatu lampu di ruangan itu padam setiap kali suara itu mengucapkan kata-kata buruk. Akhirnya, ruangan itu kembali gelap, menyisakan satu lampu di atas Stella. Suara sudah tidak terdengar lagi, namun karena keyakinan diri Stella sudah melemah, lampu terakhir pun terpadam. Ruangan itu gelap total.

Tiba-tiba, bayangan putih yang membentuk orang-orang yang menyayangi Stella pun bermunculan dan mengucapkan kata-kata baik. Setiap kali mereka mengucapkan kata-kata baik, lampu di ruangan itu kembali menyala satu-persatu. Stella menghapus air matanya dan tersenyum lebar menyadari banyak yang menyayanginya.

Terdengar lagi suara yang berkata-kata buruk, namun kali ini Stella berkata, "Aku tidak peduli kata-katamu. Aku mencintai diriku sendiri."

Sinar putih yang sangat terang pun membanjiri ruangan itu. Pakaian Stellla berubah menjadi lebih indah, rambutnya tertata dengan cantik.

Stella pun bangkit dan mulai kembali menari lagi, lebih anggun daripada sebelumnya dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

ANIMASI SELESAI.

67.INT. AULA GEDUNG - TEMPAT MENONTON - DAY

Semua orang yang ada di aula itu berdiri dan bertepuk tangan. Lampu kembali di nyalakan. Alin menangis, namun senyumnya mengembang. Gio heboh bertepuk tangan.

Anggota GGC muncul dan berdiri di depan layar yang sudah ditutup. Mereka membungkuk hormat.

Pak Dito dan Pak Bima mengusap air mata bangga. MC acara itu bertepuk tangan seraya melangkah menghampiri anggota GGC.

MC

Luar biasa! Animasi kalian cantik sekali! Ada yang ingin disampaikan sebelum lanjut ke team berikutnya?

Ferdi, Galih, dan Reza mengoper mic ke Dipta. Dipta terlihat sedikit gugup. Ia menatap Alin yang tersenyum. Gugupnya menghilang.

DIPTA

Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada anggota grup ini, grup Ganteng-Ganteng Cakep...

Semua orang di dalam aula tertawa.

DIPTA (CONT'D)

... yang sudah berusaha sekuat tenaga menghasilkan animasi ini. Terima kasih juga untuk dosen pembimbing kami, Pak Dito dan Pak Bima. (beat) Terima kasih untuk semua orang yang sudah memberikan support untuk kami. Terima kasih untuk teman-teman jurusan animasi. Terima kasih juga untuk Ayah saya ...

Dipta menatap Hendra yang duduk di sebelah Gio. Hendra mengacungkan jempol.

DIPTA (CONT'D)

Ayah, i love you and i am sorry.

Penonton bersorak sorai.

DIPTA (CONT'D)

Dan yang paling penting, sosok perempuan yang tanpanya, animasi kami tidak akan sebagus ini. Dia yang menjadi inspirasi kami... Alin...Terima kasih untuk segala-galanya. Aku sayang kamu.

Dipta menatap Alin dan tersenyum. Penonton bercie-ria. Alin tertawa malu, mencoba menutupi wajahnya. Hendra menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum. Anggota GGC menggoda Dipta di atas panggung.

MC

Yak! Itu dia ucapan terima kasihnya dari sang ketua group Ganteng-Ganteng Cakep. Untuk Ganteng-Ganteng Cakep... semoga sukses terus dan semakin cakeup!

Anggota GGC berterima kasih, lalu turun dari panggung. Acara berlanjut.

68.INT. WARUNG BAKSO PAK DADANG - NIGHT

Alin masih memakai gaun dan Dipta masih memakai jas rapih. Mereka duduk di meja yang kosong.

ALIN

Kamu hebat banget.

DIPTA

Karena?

ALIN (tertawa)

Berani bilang sayang di depan semua orang tadi.

Dipta ikut tertawa.

DIPTA

Gak papa, ini tahun terakhirku soalnya.

Mereka tertawa. Namun perlahan wajah Alin menjadi muram.

ALIN

(dengan pelan) Tapi untuk sekarang... untuk jadi lebih dari teman... aku belum bisa, Dipta...

Dipta mengangguk mengerti.

ALIN

Aku ngerasa... aku harus 'pulih' dulu untuk bisa... mencintai orang lain...

DIPTA

Take your time, Alin. Aku bakal nungguin kamu. Aku bakal di sini buat nemenin kamu.

Alin tersenyum dan mengangguk. Tak lama, Mang Maman datang membawa pesanan mereka.

MANG MAMAN

(genit) Ini pesenannya ya, Neng Alin yang cantik.

Dipta menatap Mang Maman dengan jenaka.

MANG MAMAN

Dan ini pesenan 'temen'nya...

Alin tersenyum. Ia meraih tangan Dipta dan menggenggamnya. Mang Maman melotot melihatnya. Ia langsung kabur dari situ setelah meletakkan makanan. Tak lama, terdengar suara tangis dari bagian dapur.

MANG MAMAN

Neng Alin udah punya pacar! Huhuhuhu

Dipta dan Alin tertawa. Alin melepas genggaman tangannya dari Dipta. Dipta pun menarik tangannya.

MONTAGE.

– Awal Dipta melihat Alin di ruang tari

– Alin yang menari dengan indah

– Alin yang tertawa ketika Dipta bersikeras atas nama anak kucing yang ia beri

– Alin yang menyodorkan sandwich stroberi

– Alin yang panik melihat Gio di rumah sakit

– Alin yang ketakutan lalu memukul kepala Dipta

– Alin yang terlihat kelelahan selepas menari

– Alin yang makan bakso dengan nasi

– Alin yang berjalan menuju rumahnya sendiri lalu melambai heboh pada Dipta

– Alin yang memeluk Dipta ketika menangis

– Alin yang tak sadarkan diri dan bersimbah darah dalam pelukan Dipta

– Alin yang terbaring lemah di rumah sakit

– Alin yang tersenyum dari kursi penonton

– Alin yang tertawa di warung bakso

MONTAGE ENDS.

DIPTA (O.S)

Aku mencintai Alin. Ia mengisi hari-hari kelamku dengan canda tawa, dengan sinar matahari yang selalu ia bawa. Ia selalu ada untukku. Ia membuatku menjadi lebih baik. Kali ini, biarkan aku yang menjadi rumah nyaman tempatnya melepas lelah. Karena sejauh mana pun ia pergi, aku akan tetap menunggunya untuk kembali pulang.

Close up wajah Dipta yang menoleh lalu tersenyum.

FADE TO BLACK.

THE END.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar