Derai Lara
1. Sebuah Awal

1.INT. RUMAH DIPTA - KAMAR - NIGHT

DIPTA (22) berbaring di kasurnya dengan gelisah. Jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari. Dipta menghela napas, lalu mengambil beberapa pil dari botol obat yang tersimpan di laci meja dan meminumnya. Tak lama, Dipta memejamkan matanya.

DISSOLVE TO:

2.EXT. PADANG RUMPUT - DAY

Seorang wanita paruh baya tersenyum dan melambaikan tangan di kejauhan. Dipta ikut tersenyum dan melambai, lalu berlari mengejar wanita itu yang merupakan Ibu Dipta, LINA.

DIPTA

Ibu! Tunggu!

Ketika jarak mereka sudah dekat, wanita itu menatap horor ke arah belakang Dipta dan berteriak.

LINA

AAAAAA!!!

Dipta menoleh, namun silau cahaya menghalangi pandangannya. Seketika menghitam.

CUT TO:

3.INT. RUMAH DIPTA - KAMAR - THE NEXT DAY

Dipta membuka mata akibat mendengar SUARA KETUKAN. HENDRA, Ayah Dipta, masuk ke dalam kamar.

HENDRA

Nak? Sudah bangun?

Dipta acuh. Ia justru bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Hendra terlihat kecewa. Lalu mengetuk pintu kamar mandi. Tidak ada jawaban, hanya SUARA AIR MENGALIR dari keran yang dibiarkan terbuka.

HENDRA (CONT'D)

Dip, Ayah harus pergi ke Makassar

hari ini. Mungkin 3-4 hari di sana.

Tidak ada jawaban dari Dipta.

HENDRA (CONT'D)

Ayah sudah masakkin nasi goreng.

Dimakan ya. (beat) Ayah pergi sekarang.

Hati-hati di rumah.

Hendra keluar dari kamar Dipta dan menutup pintu.

4.EXT. KAMPUS - DAY

Hari pertama semester baru. Segerombolan mahasiswa berjalan menuju ruang kuliah sambil bercengkrama dengan riang. Dipta berjalan di belakang mereka dengan lesu. Animasi awan mendung di atas kepala Dipta.

5.EXT. KAMPUS - RUANG KULIAH - MOMENTS LATER

Dipta berjalan menuju meja paling belakang, menghampiri kawan-kawannya, para anggota GANTENG-GANTENG CAKEP (GGC) yaitu GALIH, REZA, dan FERDI, yang menyambut Dipta dengan heboh.

GALIH

Wedeh, Dipta mas bro.

Makin kurus aja lo lama gak ketemu!

REZA

Mending. Daripada elo, makin...

GALIH

Makin apa?! Hah?! Mau body shaming ya lo?!

REZA

Lah elo duluan yang mulai!

Dipta menggelengkan kepalanya dan menatap tajam Galih serta Reza. Mereka langsung diam. Dipta duduk di sebelah Galih, lalu melakukan fist bump dengan kawan-kawannya.

FERDI

Apa kabar lo?

DIPTA

Jujur apa boong nih?

FERDI

Jujur lah!

DIPTA

(menguap) Ngantuk gue.

Dipta meletakkan kepalanya di atas meja. Galih menggoyangkan badan Dipta agar bangun.

GALIH

Yeh, dasar. Ini hari pertama semester

terakhir kita. Semangat dikit kek!

REZA

Eh, Pak Bima, Pak Bima.

PAK BIMA, dosen animasi 2D, memasuki ruang kuliah dengan senyum lebar. Seisi kelas langsung terdiam.

PAK BIMA

Selamat pagi, Anak-anak! Gimana liburannya?

Sebagian besar murid menjawab dengan riuh.

PAK BIMA

Baiklah. Tenang sebentar. Hari ini Bapak hanya

ingin menjelaskan beberapa hal yang harus kalian

ketahui untuk Final Year Project. (beat)

Mungkin banyak dari kalian yang sudah

mengetahuinya dari senior karena dari tahun

ke tahun tidak banyak ada perubahan aturan,

tapi untuk tahun ini ada beberapa aturan yang berbeda.

Reza berbisik pada Dipta.

REZA

Semoga gak ada yang ngefek-ngefek banget dah.

Kita udah nyiapin ide dari semester lalu.

Dipta mengangguk pelan.

6.EXT. LORONG KAMPUS - DAY

Dipta dan kawan-kawan keluar dari ruang kuliah.

REZA

Wih untung aja ide kita masih bisa kepake.

Dipta, Ferdi, Galih mengangguk lega.

FERDI

Eh, kalian langsung balik?

Gue ama Reza masih ada kelas Programming.

GALIH

(tertawa) Yah kasian. Kenapa baru ngambil

Programming sekarang sih? Kayak gue ama Dipta dong,

sekarang free tinggal mikirin Final Project doang.

REZA

(kesal) Halah jangan songong lo!

DIPTA

Udah, udah. Gue sama Galih mungkin makan

dulu abis ini. Kalo kelas kalian selesai cepet,

nyamper aja.

Ferdi dan Reza mengangguk lalu pergi menuju kelas Programming sedangkan Dipta dan Galih berjalan terus menuju gerbang kampus.

Tiba-tiba, langkah Galih terhenti. Matanya membulat. Ia tersenyum lebar. Tangannya mencengkram lengan Dipta.

GALIH

Dip...Dipta...

DIPTA

Hm?

Galih tidak menjawab. Dipta mengikuti arah pandang Galih. Seorang perempuan cantik bernama YONA berjalan menghampiri mereka. Animasi bunga berterbangan dan sparkle di sekeliling Yona.

YONA

Hai, Galih! Hai, Dipta!

GALIH

(dengan suara sok ngebass) Halo, Yona.

Dipta hanya tersenyum simpul dan menganggukkan kepalanya.

Yona menyodorkan paperbag pada Galih. Galih mengernyit bingung, namun tetap mengambilnya.

YONA

Itu spageti buat kamu. Beberapa hari yang

lalu kamu bilang di chat mau spageti 'kan?

GALIH

Kamu... inget aku bilang gitu?

Yona mengangguk malu.

YONA

Aku ke kelas dulu ya, sebentar lagi mulai.

GALIH

Makasih, Yona!

Yona berjalan pergi. Galih memanggil Yona lagi. Ketika Yona menoleh, Galih membuat gestur menyetir dan menunjuk Yona lalu dirinya sendiri tanda ia akan mengantar Yona pulang. Yona tersenyum, mengangguk, lalu berlalu.

Galih masih memandangi Yona. Dipta menggaruk kepalanya bingung.

DIPTA

Kok Yona bisa mau sama elo, ya?

Galih tidak menjawab. Tangannya memeluk erat paperbag yang Yona berikan. Tatapannya menerawang.

GALIH

(dengan lirih) Gue cinta banget sama dia, Dip.

(beat) Cantik, baik, perhatian. Kayak

malaikat tanpa sayap.

Dipta melotot lalu mengernyit jijik.

DIPTA

Bucin lo dih!

GALIH

Heh! Awas lo, nanti kalau udah ketemu

sama cewek yang tepat, lo bakalan lebih

bucin daripada gua!

DIPTA

Ya kali ah.

Dipta tertawa seraya memutar bola matanya.

DIPTA (CONT'D)

Tetep jadi mau makan bareng kaga?

GALIH

Jadi lah! Spageti ini gak bakal gua makan.

Bakal gua awetin, terus gua pajang di kamar.

Galih merangkul Dipta dengan riang. Dipta menepis rangkulan Galih.

DIPTA

Dih! Dasar bucin tingkat internasional!

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar