Daun di Antara Mawar & Melati (Script)
6. SCENE 31 - 36

31.INT.RUANG UKM PENDAKI – DAY

CAST : MAWAR,DAUN

Kita melihat beberapa bungkus bekas cemilan yang berserakan di lantai dekat sofa. Kita berpindah perlahan ke posisi Mawar sedang berbaring di sofa sambil menikmati beberapa cemilan.

Mawar tengah menggoyang-goyangkan jari kakinya sambil bersenandung kecil. Mulutnya tidak henti menguyah snack yang ada di tangannya. Ini sudah bungkus kelima yang Mawar makan.

(SFX)Suara pintu terbuka.

Daun memasuki ruangan. Pandangannya langsung tertuju pada sampah yang berserakan di lantai. Daun berdiri di sebelah Mawar.

CU : Wajah Daun yang memerah karena menahan amarah.

Mawar mendongak.

MAWAR

Eh, Bang Daun. Mau?

Mawar menyodorkan snack di tangannya ke arah Daun.

Daun tidak menggubris. Mawar menarik lagi tangannya.

MAWAR (CONT’D)

Yaudah kalau enggak mau.

Daun menghela napas pelan. Berusaha sabar.

DAUN

Beresin.

MAWAR

Iya, entar.

DAUN

Beresin.

Mawar bangkit dari posisinya. Lalu membereskan sampah yang ia buang sembarangan.

MAWAR

Galak banget sih, Bang. Ini juga gue beresin.

DAUN

Kamu siapa main seenaknya aja masuk ke ruangan ini?

Mawar selesai membereskan sampah. Mawar mengenggam sampah di tangannya.

MAWAR

Gue kan udah resmi jadi anggota di klub pendaki ini.

DAUN

Siapa bilang?

MAWAR

Emang Bang Daun lupa kalau situ sama Kak Dero yang nempel itu pengumuman di mading?

DAUN

Kamu didiskualifikasi. (menatap Mawar dengan garang)

MAWAR

(terkejut)

Apa ? didiskualifikasi?

Mawar tidak sengaja melempar sampah di tangannya ke lantai. Hal itu membuat Daun semakin geram.

DAUN

Kemarin kamu enggak datang ke pertemuan pertama untuk peserta baru.

MAWAR

(bingung)

Hah ? maksudnya?

DAUN

Beresin dulu, baru saja jelasin.

Dengan cepat Mawar kembali memunguti sampah yang berserakan.

Daun mengambil selembar kertas dari saku belakang celananya. Lalu menyodorkan kertas itu ke Mawar.

MAWAR

Ini sama kayak yang kemarin?

DAUN

Baca!

MAWAR

Udah kan, kemarin.

DAUN

Baca lagi.

Mawar mengambil kertas dari tangan Daun dan membacanya.

Mawar bingung karena merasa jika kertas itu sama dengan yang kemarin ia baca di mading.

DAUN (CONT’D)

Baca paling bawah.

CU : Tampilan kertas dari atas sampai bawah. Persis seperti yang tretempel di mading. Namun, di bagian paling bawah ada tulisan “PESERTA YANG SUDAH LOLOS DIWAJIBKAN UNTUK HADIR PADA PERTEMUAN SORE INI PUKUL 16.00”

Mawar menggigit bibir bawahnya. Ia menatap Daun dengan melas lalu berpindah lagi melihat kertas. Mawar menjadi cemas.

MAWAR

Apa-apaan ini? Perasaan kemarin enggak ada tulisan begini.

DAUN

Kamunya yang kurang teliti. Dan orang seperti kamu enggak akan bisa ada di gunung.

Mawar memasang wajah semelas mungkin.

MAWAR

Terus gue harus gimana?

DAUN

Sekarang keluar dari ruangan ini.

MAWAR

Tapi, Bang.

DAUN

Keluar! (pelan tapi tegas)

Wajah Mawar semakin memelas. Mawar juga memajukan bibirnya sedemikian rupa.

CUT TO

32.EXT/INT.DI DEPAN RUANG UKM PENDAKI – DAY

CAST : MAWAR, DERO

Mawar keluar dari ruangan. Mawar berjalan ke arah bangku panjang di sebelah pintu.

Mawar menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Lalu ia menyandarkan belakang kepalanya ke dinding di belakangnya.

Dero datang. Ia agak heran melihat Mawar yang tampak putus asa.

DERO

Mawar. Ngapain kamu di sini?

MAWAR

Kak Dero... (merengek)

DERO

Ada apa?

Dero duduk di sebelah Mawar.

MAWAR

Emang beneran kalau saya didiskualifikasi?

DERO

Kata siapa?

MAWAR

Bang Daun.

DERO

(tersenyum kecil)

Enggak, kok. Mungkin Daun Cuma bercanda.

MAWAR

Tapi kata Bang Daun, kemarin itu ada pertemuan.

DERO

Iya, emang ada. Tapi enggak masalah kok, kalau emang kamu enggak datang. Kemarin itu cuma membahas tentang perkemahan lusa besok.

MAWAR

Perkemahan?

DERO

Akan ada seleksi lagi dari sepuluh orang itu menjadi lima orang.

MAWAR

Terus gimana ? saya kan enggak tau apa-apa, Kak.

DERO

Di formulir kemarin, kamu cantumin alamat e-mail, kan?

Mawar mengangguk.

DERO (CONT’D)

Nanti gue kirimin semua ketentuan buat acara lusa besok. Kalo masih ada yang nggak dimengerti, kamu hubungi nomor yang ada di lampiran e-mail itu.

MAWAR

Ih, Kak Dero, baik banget sih. Makasih ya, Kak.

Sontak Mawar mengaitkan tangan di lengan Dero.

Dero sedikit terkejut.

CUT TO

ESTABLISH : Area parkir Universitas Guna Mandiri. Terlihat banyak mahasiswa/i yang berlalu lalang. Mobil Randy baru saja terparkir di salah satu sudut.

33.EXT/INT. DI DALAM MOBIL RANDY – DAY

CAST : RANDY

Setelah selesai mematikan mesin mobil, Randy diam di dalam mobil. Randy terlihat sedang berpikir.

RANDY (V.O)

Gue penasaran sama hubungan Mawar dan Melati. Kayak ada sesuatu yang enggak beres di antara mereka.

PAUSE

RANDY (V.O)

Kenapa setelah beberapa tahun gue kenal Melati, gue baru tau kemarin kalau ternyata Mawar adalah adiknya Melati.

PAUSE

RANDY (V.O)

Gue harus cari tau!

Setelah menarik kunci mobilnya, Randy bergegas keluar dari mobil.

CUT TO

34.EXT.TAMAN KAMPUS – DAY

CAST : MAWAR, RANDY, EXTRAS

CU : Tangan Mawar memetik beberapa bunga merah muda dari pekarangan bunga.

Ada sebuah kolam ikan kecil dekat pekarangan bunga itu.

Setelah memetik bunga, Mawar menuju bangku panjang yang berada tidak jauh dari sana.

Mawar tersenyum semringah seorang diri.

Mawar menata bunga-bunga yang ia petik tadi di sebelahnya, mengambilnya satu, kemudian di selempitkan ke sela telinganya. Mawar tersenyum. Lalu, Mawar mengambil satu bunga lagi dan menghirup aromanya. Mawar tersenyum lagi.

INSERT :Beberapa mahasiswi yang melintas di dekat Mawar terlihat sedang mencibir Mawar diam-diam. Menurut mereka, Mawar terlihat aneh.

Mawar tampak tidak peduli dengan tatapan sinis dari mahasiswi yang melintas.

Beberapa saat kemudian, Randy datang dari arah belakang. Randy diam-diam menutup mata Mawar sebentar.

Lalu Randy memiringkan wajahnya di sebelah wajah Mawar.

RANDY

Hai, Mawar.

Mawar menyapu bunga-bunga yang ada di sebelahnya tadi dengan tangannya. Sehingga bunga-bunga itu berterbangan ke rumput hijau di bawah kakinya.

RANDY (CONT’D)

Lagi apa?

Randy menghampiri Mawar. Duduk di sebelahnya.

Raut wajah Mawar ketika bertemu Randy berbeda dari biasanya. Yang biasanya Mawar selalu semrinag, sekarang ekspresi Mawar sedikit datar.

MAWAR

Enggak lagi ngapa-ngapain.

RANDY

Maaf ya, soal semalam. Gue enggak bermaksud buat nyakitin elo. Gue Cuma enggak mau bohong kalau sebenarnya gue ...

MAWAR

(memotong ucapan Randy)

Enggak apa-apa, kok. Gue ngerti.

RANDY

Mmm ... untuk kesepakatan kita ...

Mawar mengangkat salah satu tangannya ke udara.

MAWAR

Stop! Pokoknya gue akan ikut terus kegiatan mendaki itu. Gue enggak mau elo ngebatakin apa-apa. Oke ? (menatap Randy intens)

RANDY

Tapi, War ...

MAWAR

Enggak ada tapi-tapian lagi. Titik.

Randy mendesah frustasi sambil menyandarkan punggung ke sandaran bangku.

RANDY

Kapan-kapan gue boleh main ke rumah elo, ya.

MAWAR

Kalo elo tujuannya mau ketemu kak Melati, elo bilangnya harus sama dia. Gue enggak bisa ijinin elo gitu aja kalau ternyata ka Melati enggak mau ketemu elo.

Randy duduk seperti semula.

RANDY

Enggak, kok. Gue mau ketemunya sama elo.

Mawar kembali menatap Randy beberapa saat. Keduanya saling menatap cukup lama.

MAWAR (V.O)

Gue harap elo beneran tulus soal ini, Ran.

Mawar menyentak pandangannya ke arah lain.

RANDY

War, apa enggak ada yang mau elo tanyain ke gue?

MAWAR

Soal apa?

RANDY

Setelah elo tau gue kenal Melati, apa elo enggak punya pertanyaan apapun tentang itu? Misalnya ... darimana gue kenal Melati? Atau sejak kapan gue kenal Melati, gitu?

Mawar terdiam beberapa saat.

MAWAR (V.O)

Gue cuma enggak mau lebih sakit hati dari ini, Rand.

RANDY

War ?

MAWAR

(menggeleng)

Enggak ada.

(SFX) Suara dering ponsel Randy.

Randy menerima panggilan dari ponselnya.

RANDY

Iya ... oh, oke deh ... yaudah, bentar lagi ya... oke.

Randy mematikan ponselnya.

RANDY

War, gue cabut dulu, ya.

Mawar hanya mengangguk.

Sebelum meninggalkan Mawar, Randy mengacak puncak rambut Mawar.

Mawar menghela napasnya sambil tersenyum kecil.

Mawar berdiri dan hendak meninggalkan posisinya.

Namun, baru dua langkah, Mawar berhenti dan berbalik. Pandangannya jatuh pada bunga-bunga yang berserakan di rumput tadi.

Mawar mengedarkan pandangannya ke sekitar.

MAWAR (V.O)

Biasanya kalau gue buang sampah sembarangan gini, pasti tuh cowok selalu muncul entah dari mana.

Mawar berbalik, melanjutkan langkahnya.

MAWAR (V.O)

Tapi sekarang, kayaknya dia enggak bakal muncul deh.

Mawar menghentikan langkahnya lagi.

MAWAR (V.O)

Cuma kalau tiba-tiba dia dateng lagi terus ngomel kayak yang udah-udah, gimana? Gue bisa beneran didiskualifikasi dari peserta pendaki.

Mawar berbalik ke tempat semula. Menatapi bunga-bunga yang berserakan.

MAWAR (V.O)

Daripada gue nyesel, mending gue beresin aja deh tuh bunga.

Lantas Mawar kembali ke tempatnya tadi. Mawar memunguti bunga-bunga yang berserakan.

MAWAR (O.S)

Emang rese tuh, yang namanya Bang Daun.

CUT TO

ESTABLISH : Sebuah area perkemahan.

35.EXT.BUMI PERKEMAHAN – PAGI

CAST : MAWAR, DAUN, DERO, RENO (19), ANJI (19), EXTRAS

Terlihat Daun, Dero, Reno, Anji sedang berdiri bersebelahan di depan 10 calon peserta pendaki. Mereka berempat sedang memberikan pengarahan.

INSERT : 10 calon peserta pendaki yang sedang berbaris, bersiap mendengarkan arahan dari para senior. Ada Mawar yang berdiri paling depan. Terdapat 2 baris yang masing-masing ada 5 orang berbaris ke belakang.

DERO

Oke guys, selamat pagi semuanya. Pertama-tama gue ingin memperkenalkan para panitia utama yang bakalan jadi pemandu kalian selama perkemahan dua hari ini dan sampai waktu pendakian nanti.

INSERT : Beberapa wajah calon peserta yang sedang memperhatikan. Termasuk Mawar.

DERO (CONT’D)

Sebenernya banyak dari kita. Ada sekitar duabelas orang. Tapi karena kesibukan mereka masing-masing, jadi di sini kita cuma berempat.

PAUSE

DERO (CONT’D)

Semuanya udah pasti tau siapa gue. Buat yang sekiranya lupa, gue Dero. Di sebelah gue, namanya Reno. (mengarahkan telapak tangan ke Reno di sampingnya sebelah kanan)

RENO

(melambaikan tangan) Hai.

ALL (10 Peserta)

Hai, kak Reno.

DERO

Di sebelahnya lagi ada ketua tim kita, Daun.

Daun hanya tersenyum datar.

MAWAR (V.O)

Dingin amat tuh muka. Kutub utara juga kalah sama ekspresinya.

ALL

Hai, Kak Daun.

DERO

Dan yang ini, Anji. (menunjuk di sebelah kirinya)

ALL

Hai, Kak Anji.

DERO

Jadi hari ini, anggap saja kita melakukan pendakian untuk berlatih di hari mendaki minggu depan. Kita sebagai panitia akan memperhatikkan keseriusan kalian dan uji kepengetahuan kalian setelah kemarin kita memberikan beberapa lembar petunjuk mengenai tata cara mendaki, termasuk persyaratannya.

CUT TO

36.INT.RUMAH MAWAR – KAMAR MELATI – SIANG

CAST : MELATI, FAHRI

Terlihat Melati yang sedang serius mengerjakan tugas di meja belajar.

(SFX) Suara pintu terketuk.

Melati menoleh.

FAHRI (O.S)

Ini Om, Mel!

Melati menghampiri pintu dan membukanya. Melati berjalan memasuki kamar, diikuti Fahri dari belakang.

Wajah Fahri tampak panik.

FAHRI

Kamu tau di mana adik kamu sekarang?

Melati duduk kembali di bangku belajar.

MELATI

Di kampus atau di kamarnya.

Melati tidak menoleh ke Fahri. Ia justru kembali pada buku tugasnya.

FAHRI

(meninggikan sedikit nada bicaranya)

Satu jam lalu, Mawar kirim pesan ke Om. Mawar bilang dia sedang ikut kegiatan berkemah dan baru akan pulang besok.

Sesaat Melati tampak sedikit terkejut. Detik berikutnya ia kembali tidak peduli.

MAWAR

Terus?

FAHRI

Selama hidupnya, Mawar tidak pernah ikut kegiatan seperti itu. Kalau adik kamu berada di tengah-tengah hutan seperti itu, bisa-bisa dia langsung demam karena kedinginan. Kamu kan tau itu, Mel.

Melati menghentikan aktifitasnya. Ia duduk menghadap ke posisi dimana Fahri berdiri.

MELATI

Sekali-kali dia perlu ikut kegiatan kayak gitu, biar nggak manja.

FAHRI

Mel, Mawar itu adik kamu. Adik kandung kamu! Sampai kapan kamu mau memperlakukan Mawar seperti orang yang kamu asingkan? Kamu sudah besar, seharusnya kamu bisa bersikap lebih dewasa.

Napas Melati tiba-tiba memburu. Ia tidak terima dengan ucapan Fahri.

CU : Salah satu tangan Melati terkepal kuat.

MELATI

Salah siapa aku bersikap kayak gini kalo bukan karena dia yang udah merebut semua kebahagiaan aku!

FAHRI

Mawar nggak salah, Mel. Nggak ada yang salah atas takdir yang kamu jalani, semua udah kehendak Tuhan. Mau sampai kapan kamu bersikap kayak gini sama Mawar?

Melati terdiam sesaat.

MELATI

Sampai dia mengembalikan ayah dan ibu Melati.

Mata Melati memerah dan berkaca-kaca.

FAHRI

Mel ...

Melati beranjak menghampiri ranjangnya. Ia tidur menyamping membelakangi Fahri. Melati menutupi tubuhnya dengan selimut.

MELATI

Om Fahri tolong keluar. Melati mau tidur.

Fahri semakin bingung harus bersikap bagaimana dengan keadaan ini.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar