CINTA SINTA KEPADA RAMA TAK TERGANTIKAN
12. 12

58. CONTINUED

Ray duduk di pinggir jendela. Duduknya tegap dan kaku.

Ray menoleh ke arah kiri. Langit tampak mendung. Dia mulai merasakan dingin yang asing.

59. INT. KANTOR KERJA RAY – LATER

Ray terlambat masuk. Dia gegas berjalan ke kubikelnya. Ada teh manis tersaji di meja seperti biasa.

Ray duduk. Dia minum teh manis perlahan. Lalu Mirwan datang.

MIRWAN

Mas, meeting dengan Media Pro hari ini jam sepuluh.

RAY

Di?

MIRWAN

Agendanya di sini, Mas. Kita yang ngundang mereka. Kan itu direct order nya sampeyan tadi di WA.

Ray angguk kepala. Mirwan berbalik hendak pergi, tapi Ray mencegah.

RAY

Wan ... wan. Gimana kalau diganti jadwalnya, bisa nggak? Pesen tempat di Warung Soto Mang Usman. Mereka masih nyediain tempat VIP kayak dulu kan, ya?

MIRWAN

Saya cek dulu, Mas, semuanya. Media Pro sama Mang Usman nya ready nggak.

RAY

Oke.

Mirwan pergi. Ray mulai kerja. Menyalakan komputer dan membuka email.

60. INT. RESTORAN SOTO MANG USMAN – DAY

Hari terlihat panas. Warung Soto Mang Usman ramai pengunjung seperti biasa.

Di bagian tempat yang KHUSUS, Ray baru saja selesai meeting yang dilanjut makan siang dengan kolega kerjanya. Ada Mirwan juga di sana. Terlihat mereka berbicara santai.

KOLEGA KERJA #1

Saya juga nggak habis pikir, Mas. Generasi sekarang loh kayak enggak ada takut-takutnya. Sudah ada dibikin UU ITE. Tapi malah dibikin kayak lelucon saja.

MIRWAN

Betul itu, Mas. Saya sendiri lihat dari medsos adik saya. Ada selebgram, gitu kan ya sebutannya?

Beat.

Orang-orang tertawa. Termasuk Ray.

MIRWAN (CONT’D)

Dia posting photo pre-wed. Di bawahnya banjir komentar yang kurang ajarnya Naudzubillah kalau menurut saya.

(beat)

Bayangin. Bukannya dikasih selamat atau didoain lancar, kek, malah diejek-ejek. Katanya “paling habis nikah akun istrinya jadi akun olshop”. Begitu. Kurang ajarnya nggak bisa ditolong lagi, kan?

Orang-orang tertawa lagi.

KOLEGA KERJA #1

Nah, kenapa tuh bisa begitu menurut sampean?

Mirwan minum sebentar. Orang-orang memandanginya menunggu jawaban.

MIRWAN

Kalau dari sepenglihatan saya, sih, karena si selebgram ini masih muda. Terlalu muda malah kalau dilihat dari foto-fotonya yang masih kekanakan. Jadi, orang menilai kalau dia belum pantes nikah. Cuma orang usil saja, jadi ngomong sembarangan.

KOLEGA KERJA #2

Terus solusinya apa biar nggak dicengin sama netizen? Soalnya hari gini ya, mainan orang kita ya medsos.

MIRWAN

Tahan banting saja sih. Seperti sampeyan bilang, medsos kan mainan orang kita zaman sekarang. Jadi, ya mau gimana lagi.

KOLEGA KERJA #2

Terus, gunanya UU ITE buat apaan coba?

MIRWAN

Nah, itu, jadi serba salah, kan?

KOLEGA KERJA #1

Makanya saya setuju sama Mas Ray ini. Nggak main sosmed. Hidup jadi adem. Nggak perlu tahu urusan-urusan nggak penting di luar sana. Betul begitu, Mas?

MIRWAN

Saya setuju. Banget! Buat Mas Ray, yang penting kerjaan beres. Urusan orang lain mana ada pentingnya, ya kan, Mas?

Di antara kolega kerjanya yang tertawa, Ray memaksa tawanya sendiri. Dia tertawa sambil geleng-geleng kepala.

Sebentar Ray menoleh ke bagian tempat yang lebih ramai dan sibuk. Kebanyakan orang yang makan di situ adalah karyawan kantoran seperti biasa. Ray mencari-cari Sinta di antara orang-orang itu. Tetapi tidak ada Sinta di sana.

61. INT. KANTOR KERJA SINTA – LIFT – AFTERNOON

Sinta berdua Nurul berdiri di antara tiga karyawan lainnya. Sinta berdiri agak membelakangi Nurul. Dia fokus membuka sosmed. Melihat video yang dikirim temannya lagi.

Diam-diam, Nurul melirik video tersebut sebelum dihapus Sinta.

62. CONTINUED

Sinta dan Nurul keluar dari lift. Mereka berjalan beriringan dan saling diam.

Di luar, Nurul berhenti, dia memperhatikan Sinta berjalan ke arah berbeda dari biasanya. Nurul ingin memanggil, tapi tak jadi. Dia lalu mengejar dan menjejeri langkah Sinta.

63. EXT. JALANAN – TROTOAR – CONTINUED

Langit terlihat cerah. Udara sore terasa dingin. Sinta berjalan dengan wajah menunduk dengan kedua tangan memeluk dada.

NURUL

Balik ke mana, Ta?

Sinta berhenti. Dia menoleh Nurul. Lalu melihat ke sekeliling. Jalanan penuh sesak. Di trotoar orang-orang berlalu lalang dalam keriuhan suasana sore yang padat.

Sinta lalu menghela napas. Bahunya melorot.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar