CINTA SINTA KEPADA RAMA TAK TERGANTIKAN
6. 6

25. INT. RUMAH RAY – RUANG MAKAN – EVENING

Ibu dan Lana menaruh makanan di meja.

Ray keluar dari kamar, lalu duduk di kursi bersebelahan dengan Toni yang sedang makan mi.

Ibu berdua Lana lalu duduk.

Pada saat Ray mengambil makanan, terdengar suara ramai Tante Sopha masuk. Dia membawa BUNGKUSAN keresek lalu meletakkannya di atas meja di antara masakan Ibu dan Lana.

IBU

Apa, nih!

Semua menatap Tante Sopha. Tante Sopha mengerling genit.

TANTE SOPHA

Titipan dari Bu Meri.

Ibu menatap Tante Sopha. Lana membeliak. Toni berhenti mengunyah.

Ketiga-tiganya lalu menatap Ray yang tampak tak peduli. Dia fokus makan. Mengambil dua ekor ikan sekaligus dari piring saji.

TANTE SOPHA (CONT’D)

Sate ayam. Kesukaan Ray, tuh.

Ibu mengambil bungkusan dan membukanya. Lalu mengambil beberapa tusuk dan diletakkan ke piring Ray.

Lana dan Toni ikut mengambil sate. Sementara Tante Sopha duduk di sebelah Lana.

LANA

(ke Tante Sopha)

Kok bisa si Tan, Bu Meri nitip sate buat Mas Ray?

TONI

Ini pasti gara-gara video itu, kan?

IBU

(menatap Toni)

Video apaan?

LANA

Emang Ibu nggak liat, ya?

Ibu geleng kepala.

IBU

Emang video apaan?

Toni menelan kunyahannya.

TONI

Video orang sekampung nontonin orang pacaran!

IBU

Siapa yang pacaran?

Ibu menatap Toni. Lalu menoleh Tante Sopha kemudian ke Lana.

Lana menunjuk Ray dengan dagu.

Ibu melihat Ray lalu menoleh Tante Sopha lagi.

TANTE SOPHA

Itu, sore kemarin si Ray jalan bareng Sinta pas pulang kerja. Terus orang rame deh di whatsapp. Ada yang videoin.

IBU

Ck, gitu doang diramein. Ibu saja yang lihat siaran langsungnya diem aja.

Lana dan Toni membelalak. Sementara Tante Sopha mesem-mesem.

TONI

Ibu lihat langsung?

IBU

Emang apa sih hebohnya?

LANA

Mas Ray sama Mbak Sinta pacaran!

IBU

Terus kalau emang mereka pacaran kenapa? Sama-sama single ini.

LANA

Jadi, ibu bolehin Mas Ray sama Mbak Sinta?

IBU

Kok tanyanya ibu, sih?

Beat.

Di bawah meja Lana menendang kaki Ray. Ray menoleh Lana dari atas piringnya. Lana menelengkan kepalanya ke Ibu. Mengintruksi abangnya untuk memperhatikan.

IBU (CONT’D)

Ibu sih kalau Rama-nya mau sama siapa saja juga ibu paling dukung.

TONI

Termasuk Mbak Sinta? Tapi masak kirimannya sate ayam doang!

TANTE SOPHA

(ke Toni)

Eh, itu tante yang beli.

LANA

Tapi Tante bilangnya dari Bu Meri.

TANTE SOPHA

Canda!

IBU

(ke Tante Sopha)

Kamu ini becanda-becanda. Lama-lama kayak orang-orang kompleks saja.

TANTE SOPHA

Lah kita semua kan emang bagian dari orang kompleks sini, Kak.

Ibu menghela napas.

26. EXT. JALAN GANG SEMPIT – MORNING

Suasana pagi yang cerah.

Terdengar suara aktivitas kompleks yang monoton.

Ray jalan berdua Toni menuju jalan raya. Mereka berpapasan dengan Wanita Paruh Baya bertampang kalem. Memakai setelan olahraga calon haji.

WANITA PARUH BAYA

Mas Ray. Nggak sama Mbak Sinta, Mas?

Toni geleng kepala. Ray tersenyum datar.

Di sekitar, ada dua ibu-ibu mencuri dengar dengan seksama.

WANITA PARUH BAYA (CONT’D)

Ibu kira lagi berantem. Tuh, soalnya Mbak Sinta tadi buru-buru berangkatnya.

Ray ogah menanggapi. Dia berdua Toni kembali jalan.

27. CONTINUED

Ray dan Toni berpisah di Ujung Gang Sempit. Di situ sudah ada TEMAN Toni yang menunggu mengendaRay motor. Toni naik ke motor temannya. Melambai tangan pada Ray sebelum pergi.

Ray lalu jalan menuju HALTE BUS berjarak kira-kira 50 meter dari mulut gang kecil

28. CONTINUED

Sinta menoleh melihat kedatangan Ray. Dia tersenyum. Menyapa Ray yang canggung bertemu lagi dengannya.

Tanpa suara, kita akan melihat Ray dan Sinta bercakap-cakap sebelum bus datang.

29. CONTINUED

Ray dan Sinta duduk bersisian di kursi bagian tengah di dalam bus. Tampak Sinta berbicara di telepon lewat earphone. Di sebelahnya wajah Ray memperlihatkan pancaran kehangatan.

30. INT. KANTOR KERJA RAY – KUBIKEL RAY – DAY

Ray terlihat sibuk bekerja. Di sekitar kita akan menyimak suara kesibukan suasana kerja dan telepon yang berdering.

31. INT. KANTOR KERJA SINTA – SAME TIME

Di antara kesibukan yang padat, diam-diam Nurul mendekati Sinta.

Nurul membuka ponselnya. Membuka aplikasi pesan. Membuka pesan yang dikirim temannya.

Temannya yang merupakan tetangga satu kompleks Sinta mengirim foto Sinta berdua Ray bercakap-cakap pagi tadi di halte bus.

NURUL

Sssh!

Sinta menoleh. Nurul memperlihatkan foto itu padanya.

Sinta tertawa kecil sambil berkerut dahi.

NURUL (CONT’D)

Nasib-takdir!

Sinta mendorong bahu Nurul pelan.

SINTA

Udah sana. Ganggu orang kerja saja.

NURUL

Jadi beneran, kan? Enggak cuman kebetulan saja?

(beat)

Atau kebetulan yang jadi kebeneran?

SINTA

Kamu ih!

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar