16.EXT. IKN, KIPP – RUANG DEMO CYBERDEFENCE - SIANG
Shot megah IKN: Bangunan-bangunan putih bergaya Nusantara futuristik. Kaca-kaca besar memantulkan langit Kalimantan. Hutan muda di kejauhan bergoyang pelan.
Narator (V.O.)
CUT TO:
16A. INT. RUANG DEMO KEAMANAN FIRMWARE - SIANG.
Ruangnya modern: panel kaca 360 derajat, satu prototype firmware security berada di tengah.
Arka menjelaskan modul penting untuk percontohan IKN kepada staff IKN. Rani & Danu mengawasi Lira seperti Boss galak lagi mengawasi anak magang.
Lira melangkah . . . dan begitu ia masuk ruang demo - semua sensor ruangan mendeteksi sesuatu. Cahaya LED berubah sedikit lebih hangat.
WORLD (VIBES): Pencahayaan ambient: “eh, dia datang . . .”
Arka tunjuk diagram di layar.
ARKA
Glitch tiba-tiba muncul. Listrik kedip. Panel layar besar retak digital. Ruang demo penuh suara statis.
Danu panik.
Rani maju, siap salahin siapa pun.
Arka bersiap matikan sistem - Tapi Lira mengangkat tangannya. Pelan. Seperti insting. Seperti tarikan. Dia menyentuh sisi panel kaca. Dan seluruh glitch berhenti.
Panel stabil. Kode merapikan diri. Lightstrip berubah ke warna keemasan.
ARKA
(SHOCK, KAGUM,
HAMPIR KEHILANGAN GRAVITASI)
LIRA
(PELAN, BINGUNG TAPI PUITIS)
Rani mendelik.
Danu jatuh cinta level 4.
Narator ngamuk.
NARATOR (V.O.)
WORLD (VIBES): Lampu: BLINK—(NOPE BRO).
Saat mereka terdiam, panel tiba-tiba menampilkan tulisan:
“TIDAK ADA CINTA TANPA VULNERABILITY.”
— PRELOADER: DUNIA
Semua freeze.
Arka menelan ludah.
Rani langsung: “ASTAGA.”
Danu hampir pingsan.
Lira menyentuh tulisan itu. Huruf-hurufnya bernapas. Seperti mengenali dirinya.
LIRA
(SUARA KECIL, JUJUR)
Arka menatap Lira. Dalam. Penuh rasa. Penuh tarikan takdir dan teknologi.
Dunia menurunkan brightness ruangan sedikit. Cahayanya jadi hangat. Golden hour indoor.
NARATOR (V.O.)
WORLD (VIBES) Panel LED menampilkan:
“—CONNECTIVITY ACHIEVED—”
CUT TO:
17. EXT. MENARA PANDANG – TITIK 0 IKN – SORE
Shot pertama: Drone terbang tinggi. Hutan muda hijau membentang sampai ke horizon. Menara Pandang menjulang—futuristik tapi berakar budaya, kayu & baja bercampur. Cahaya sore menimpa semuanya dengan warna madu. Angin pelan. Suara alam seperti jantung pelan negeri yang baru bangun.
NARATOR (V.O.)
ARKA, LIRA, RANI, DANU naik ke menara lewat tangga spiral.
Danu ngos-ngosan. Rani tetap anggun. Arka sok tenang.
Lira paling kalem - tapi langkahnya bikin dunia ikut mengatur ritme angin. Mereka ditemani oleh satu (atau dua) staff IKN.
PLATFORM ATAS – SUNSET
View-nya gila cantiknya. Hutan bergelombang. Cahaya oranye membasuh seluruh struktur.
Panel info digital di railing menyala. Rani membuka briefing tablet. Arka berdiri di tepi platform, mencoba jelasin tentang modul keamanan IKN yang harus dites dari “area outpost”. Lira mendekat pelan.
ARKA
WORLD (VIBES): Panel digital tiba-tiba berkedip ketika Lira melangkah mendekat.
Rani memicingkan mata.
Danu mundur dua langkah - dia udah trauma sama glitch.
DANU
NARATOR (V.O.)
Panel makin nge-glitch.
Arka mendekat. Tangannya hampir menyentuh sensor - TAPI glitch justru makin liar.
Lira mendekat satu langkah. Glitch langsung melunak. Panel meredup ke warna keemasan lembut.
Arka menatap fenomena itu, hampir tak berkedip.
ARKA
Lira menghela napas pelan. Wajahnya diterpa angin sore dan cahaya emas.
LIRA
Rani: ASTAGA.
Danu: help me.
Arka: jatuh cinta level 7.
WORLD (VIBES): Angin berubah jadi desir halus, memutar dedaunan bawah. Menara Pandang seperti . . . berdebar.
Narator berseru pelan:
NARATOR (V.O.)
PANEL DIGITAL MENAMPILKAN PESAN BARU. Huruf-huruf glitch, lalu stabil. Membentuk kalimat:
“SETIAP TITIK AWAL PUNYA FREKUENSI.”
“FREKUENSI PUNYA PASANGAN.”
Rani melotot.
RANI
Danu memeluk tiang menara.
DANU
Lira sentuh panel— dan huruf-huruf langsung “bernapas”, seperti ombak kecil.
LIRA
NARATOR (V.O.)
Panel berubah satu kali lagi.
“—PAIR FOUND—”
“—LIRA—ARKA—”
Semua orang freeze.
Rani seperti melihat pendapatan bulanannya kena audit.
Danu menutup mata dan menggumam doa apapun yang dia ingat.
Arka . . . kehilangan napas. Dia menatap Lira dengan intensitas baru - bukan kagum, bukan bingung - tapi mengerti.
ARKA
(SETENGAH BERBISIK)
Lira menelan ludah, dunia seperti menunggu jawabannya.
LIRA
(PELAN, JUJUR TAPI GOYAH)
WORLD (VIBES): Angin menerpa keduanya lembut. Cahaya matahari memudar, tapi warna keemasan menempel di mereka berdua.
Narator nyelutuk:
NARATOR (V.O.)
Rani akhirnya ngomong, nadanya pedas tapi gemetar:
RANI
Arka hampir ngomong sesuatu - pernyataan, penyangkalan, atau kebodohan romantis - TAPI panel muncul pesan terakhir.
“—SECURITY MODE: OPEN HEART REQUIRED—”
Semua: “HAH??”
CUT TO:
18. EXT. TAMAN FOREST CITY – IKN – MALAM
Taman malam IKN sunyi dan cantik. Lampu-lampu rendah memantul di air kolam. Angin pelan, aroma hutan muda.
Arka jalan sendirian di jalur taman. Dari arah berlawanan, Lira muncul—tanpa janjian, pastinya Dunia yang ngatur.
Lampu-lampu menyala mengikuti langkah Lira.
ARKA
(PELAN)
LIRA
Angin berputar lembut di antara mereka. Panel smart-park di samping berkedip kecil.
ARKA
LIRA
Panel taman tiba-tiba glitch. Muncul tulisan: “—PAIR FOUND—”
Arka dan Lira sama-sama menatap, terpana, deg-degan.
Rani? Danu? Nggak ada—mereka sengaja “diusir” Dunia dari scene ini.
Lira menyentuh panel. Huruf-hurufnya stabil seketika.
ARKA
(JAUH LEBIH LEMBUT
DARIPADA YANG IA SADARI)
Lira . . . kalau frekuensi itu nyata . . .
LIRA
(MENATAPNYA)
Arka tersenyum singkat—jujur, kalah, pasrah.
ARKA
Angin berhenti. Cahaya menghangat. Panel menampilkan satu pesan terakhir: “—HEART LOCK DISABLED—”
Lira mengembus napas kecil.
LIRA
CUT TO.
19. EXT. TAMAN FOREST CITY – SUDUT LAIN – MALAM (REVISI)
Danu duduk di bangku taman, memeluk kopi kaleng yang sudah kehilangan harapan hidup.
Rani berdiri di dekat lampu taman, tangan terlipat, ekspresi “aku profesional tapi dunia keterlaluan.” Dari kejauhan, mereka melihat Arka & Lira di bawah cahaya hangat yang dipilihkan Dunia.
DANU
(DEADPAN)
RANI
(TATAPANNYA TAJAM,
TAPI SUARANYA TETAP ELEGAN)
Danu menelan kopi pahitnya.
DANU
Rani putar kepala sedikit. Bukan marah—lebih kayak: “kenapa hidup gue begini, sih.”
RANI
DANU
Rani menghela napas—lelah, bukan kejam.
RANI
Danu menatap Rani lama.
DANU
Rani memijit pelipis.
RANI
Danu ketawa pendek - kecut, tapi jujur.
DANU
RANI
Danu menatap Arka & Lira lagi.
DANU
(LIRIH)
Rani menatap Danu. Senyum kecil muncul—lebih lembut dari biasanya.
RANI
Danu menyedot napas panjang, menyerah.
DANU
RANI
(MENGANGGUK SANTAI)
DANU (V.O.)
(MELOTOT)
RANI (V.O.)
(MELOTOT BALIK)
CUT TO.