CEO Bucin (Draft 1)
9. ACT II - KETIKA CINTA MULAI NGATUR TAKDIR (Part 06)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

16.EXT. IKN, KIPP – RUANG DEMO CYBERDEFENCE - SIANG

Shot megah IKN: Bangunan-bangunan putih bergaya Nusantara futuristik. Kaca-kaca besar memantulkan langit Kalimantan. Hutan muda di kejauhan bergoyang pelan.


Narator (V.O.)

Penonton dari Jawa, Sumatera, dan dari luar negeri - tolong siap-siap tercengang.
Beginilah tampang masa depan Indonesia.
Dan beginilah . . . tampang dua orang yang lagi deg-degan tapi pura-pura profesional.

CUT TO:

 

16A. INT. RUANG DEMO KEAMANAN FIRMWARE - SIANG.

Ruangnya modern: panel kaca 360 derajat, satu prototype firmware security berada di tengah.


Arka menjelaskan modul penting untuk percontohan IKN kepada staff IKN. Rani & Danu mengawasi Lira seperti Boss galak lagi mengawasi anak magang.


Lira melangkah . . . dan begitu ia masuk ruang demo - semua sensor ruangan mendeteksi sesuatu. Cahaya LED berubah sedikit lebih hangat.


WORLD (VIBES): Pencahayaan ambient: “eh, dia datang . . .”


Arka tunjuk diagram di layar.

 

ARKA

Ini sistem preloader yang nanti dipasang di seluruh perangkat keamanan IKN.
Kalau ada celah di firmware -


Glitch tiba-tiba muncul. Listrik kedip. Panel layar besar retak digital. Ruang demo penuh suara statis.


Danu panik.


Rani maju, siap salahin siapa pun.


Arka bersiap matikan sistem - Tapi Lira mengangkat tangannya. Pelan. Seperti insting. Seperti tarikan. Dia menyentuh sisi panel kaca. Dan seluruh glitch berhenti.


Panel stabil. Kode merapikan diri. Lightstrip berubah ke warna keemasan.

 

ARKA

(SHOCK, KAGUM,

HAMPIR KEHILANGAN GRAVITASI)

Kamu apain, Lira?

 

LIRA

(PELAN, BINGUNG TAPI PUITIS)

Ruang ini, cuma . . . kayak lagi gelisah, Pak.
Saya cuma . . . nyentuh titik yang paling berisik.


Rani mendelik.


Danu jatuh cinta level 4.


Narator ngamuk.

 

NARATOR (V.O.)

Danu! Niat apa itu?
Elo bukan tokoh utama.
Turun kelas!


WORLD (VIBES): Lampu: BLINK—(NOPE BRO).


Saat mereka terdiam, panel tiba-tiba menampilkan tulisan:

“TIDAK ADA CINTA TANPA VULNERABILITY.”

— PRELOADER: DUNIA


Semua freeze.


Arka menelan ludah.


Rani langsung: “ASTAGA.”


Danu hampir pingsan.


Lira menyentuh tulisan itu. Huruf-hurufnya bernapas. Seperti mengenali dirinya.

 

LIRA

(SUARA KECIL, JUJUR)

Kalau sistem terlalu takut kebuka . . . dia gampang dibajak.
Kalau terlalu terbuka . . . dia gampang disakiti.
Jadi dia harus . . . berani dan jujur.


Arka menatap Lira. Dalam. Penuh rasa. Penuh tarikan takdir dan teknologi.


Dunia menurunkan brightness ruangan sedikit. Cahayanya jadi hangat. Golden hour indoor.

 

NARATOR (V.O.)

IKN terlihat megapolitan, teknologi super canggih, tapi lihat baik-baik, Penonton . . .
Yang bikin gedung ini bergetar bukan firmware-nya. Tapi dua manusia itu.

 

WORLD (VIBES) Panel LED menampilkan:

“—CONNECTIVITY ACHIEVED—”

CUT TO:


17. EXT. MENARA PANDANG – TITIK 0 IKN – SORE

Shot pertama: Drone terbang tinggi. Hutan muda hijau membentang sampai ke horizon. Menara Pandang menjulang—futuristik tapi berakar budaya, kayu & baja bercampur. Cahaya sore menimpa semuanya dengan warna madu. Angin pelan. Suara alam seperti jantung pelan negeri yang baru bangun.

 

NARATOR (V.O.)

Dan inilah . . . Titik 0 IKN.
Titik awal atau . . . titik jatuh cinta . . . terserah kalian menilainya.

 

ARKA, LIRA, RANI, DANU naik ke menara lewat tangga spiral.

Danu ngos-ngosan. Rani tetap anggun. Arka sok tenang.

Lira paling kalem - tapi langkahnya bikin dunia ikut mengatur ritme angin. Mereka ditemani oleh satu (atau dua) staff IKN.


PLATFORM ATAS – SUNSET

View-nya gila cantiknya. Hutan bergelombang. Cahaya oranye membasuh seluruh struktur.


Panel info digital di railing menyala. Rani membuka briefing tablet. Arka berdiri di tepi platform, mencoba jelasin tentang modul keamanan IKN yang harus dites dari “area outpost”. Lira mendekat pelan.


ARKA

Dari sini nanti semua sensor di sekitar KIPP . . . seharusnya ngirim data aktif.
Kalau sistem firmware aman, panel ini stabil.

 

WORLD (VIBES): Panel digital tiba-tiba berkedip ketika Lira melangkah mendekat.


Rani memicingkan mata.


Danu mundur dua langkah - dia udah trauma sama glitch.

 

DANU

Bro . . . kalo panel ini tiba-tiba nulis puisi cinta . . .
Sumpah! Gue akan loncat ke lantai bawah.


NARATOR (V.O.)

Jangan asal ngomong, Nu.
Semesta ini biasanya suka ngabulin permintaan bodoh karakter filmnya.


Panel makin nge-glitch.


Arka mendekat. Tangannya hampir menyentuh sensor - TAPI glitch justru makin liar.


Lira mendekat satu langkah. Glitch langsung melunak. Panel meredup ke warna keemasan lembut.


Arka menatap fenomena itu, hampir tak berkedip.

 

ARKA

Kenapa . . . panel ini nurut sama kamu?


Lira menghela napas pelan. Wajahnya diterpa angin sore dan cahaya emas.


LIRA

Saya nggak tau, Pak.
Saya cuma ngerasa . . . ruang ini kayak . . . ngajak bicara.


Rani: ASTAGA.


Danu: help me.


Arka: jatuh cinta level 7.

 

WORLD (VIBES): Angin berubah jadi desir halus, memutar dedaunan bawah. Menara Pandang seperti . . . berdebar.


Narator berseru pelan:

 

NARATOR (V.O.)

Tuh kan?!
Dunia kesengsem juga sama dia.


PANEL DIGITAL MENAMPILKAN PESAN BARU. Huruf-huruf glitch, lalu stabil. Membentuk kalimat:

“SETIAP TITIK AWAL PUNYA FREKUENSI.”

“FREKUENSI PUNYA PASANGAN.”


Rani melotot.

 

RANI

Ini . . . ini sistem resmi IKN kan, Pak?!
BUKAN AI KAMPUNG?!


Danu memeluk tiang menara.

 

DANU

Gue mau turun. Gue mau turun.
Gue mau balik ke kantor.
Nggak.
Gue mau balik Jakarta sekarang juga.
Tolong.


Lira sentuh panel— dan huruf-huruf langsung “bernapas”, seperti ombak kecil.

 

LIRA

Titik 0 ini . . . kayak memantulkan apa yang orang rasakan ya?


NARATOR (V.O.)

Hadeh.
Penonton, siap-siap . . .
Ini barisan kode perasaan.


Panel berubah satu kali lagi.

“—PAIR FOUND—”

“—LIRA—ARKA—”


Semua orang freeze.


Rani seperti melihat pendapatan bulanannya kena audit.


Danu menutup mata dan menggumam doa apapun yang dia ingat.


Arka . . . kehilangan napas. Dia menatap Lira dengan intensitas baru - bukan kagum, bukan bingung - tapi mengerti.

 

ARKA

(SETENGAH BERBISIK)

Jadi . . .
frekuensi aku . . . dan kamu . . .


Lira menelan ludah, dunia seperti menunggu jawabannya.

 

LIRA

(PELAN, JUJUR TAPI GOYAH)

Saya . . . nggak tau, Pak.
Tapi perasaan saya bilang, suara ruangan ini . . . sekarang lebih jelas dari dasebelumnya.

 

WORLD (VIBES): Angin menerpa keduanya lembut. Cahaya matahari memudar, tapi warna keemasan menempel di mereka berdua.


Narator nyelutuk:

 

NARATOR (V.O.)

Penonton, lihat sendiri kan?
Titik 0 bukan cuma pusat IKN.
Ini juga pusat perasaan dua orang bebal itu.


Rani akhirnya ngomong, nadanya pedas tapi gemetar:

 

RANI

Pak Arka . . . saya kira kita ke sini untuk tes sistem.
Bukan untuk . . . deteksi jodoh.


Arka hampir ngomong sesuatu - pernyataan, penyangkalan, atau kebodohan romantis - TAPI panel muncul pesan terakhir.

“—SECURITY MODE: OPEN HEART REQUIRED—”


Semua: “HAH??”

CUT TO:


18. EXT. TAMAN FOREST CITY – IKN – MALAM

Taman malam IKN sunyi dan cantik. Lampu-lampu rendah memantul di air kolam. Angin pelan, aroma hutan muda.


Arka jalan sendirian di jalur taman. Dari arah berlawanan, Lira muncul—tanpa janjian, pastinya Dunia yang ngatur.

Lampu-lampu menyala mengikuti langkah Lira.


ARKA

(PELAN)

Kamu juga nggak bisa tidur?


LIRA

Setelah Titik 0 tadi . . . rasanya kepala penuh suara, Pak.


Angin berputar lembut di antara mereka. Panel smart-park di samping berkedip kecil.

 

ARKA

Tadi . . . panel itu nurut sama kamu.
Bahkan sebelum disentuh.


LIRA

Saya cuma ngerasa . . . ruangannya gelisah.


Panel taman tiba-tiba glitch. Muncul tulisan: “—PAIR FOUND—”


Arka dan Lira sama-sama menatap, terpana, deg-degan.


Rani? Danu? Nggak ada—mereka sengaja “diusir” Dunia dari scene ini.


Lira menyentuh panel. Huruf-hurufnya stabil seketika.

 

ARKA

(JAUH LEBIH LEMBUT

DARIPADA YANG IA SADARI)

Lira . . . kalau frekuensi itu nyata . . .


LIRA

(MENATAPNYA)

Apa Bapak takut?


Arka tersenyum singkat—jujur, kalah, pasrah.

 

ARKA

Takut . . . kalau saya pura-pura nggak ngerasain.


Angin berhenti. Cahaya menghangat. Panel menampilkan satu pesan terakhir: “—HEART LOCK DISABLED—”


Lira mengembus napas kecil.


LIRA

Saya juga.

CUT TO.




19. EXT. TAMAN FOREST CITY – SUDUT LAIN – MALAM (REVISI)

Danu duduk di bangku taman, memeluk kopi kaleng yang sudah kehilangan harapan hidup.

Rani berdiri di dekat lampu taman, tangan terlipat, ekspresi “aku profesional tapi dunia keterlaluan.” Dari kejauhan, mereka melihat Arka & Lira di bawah cahaya hangat yang dipilihkan Dunia.


DANU

(DEADPAN)

Heee . . . itu dua orang kelihatan kayak poster film festival.
Aku capek, Ran.


RANI

(TATAPANNYA TAJAM,

TAPI SUARANYA TETAP ELEGAN)

Itu bukan poster.
Itu . . . alarm kantor masa depan.


Danu menelan kopi pahitnya.


DANU

Ran . . . kalau dunia udah setuju mereka jadian, gue harus berhenti ngimpi kan?


Rani putar kepala sedikit. Bukan marah—lebih kayak: “kenapa hidup gue begini, sih.”




RANI

Danu . . . kamu nggak pernah masuk kompetisi itu.

 

DANU

. . . Wow.
Sakitnya rapi banget ya kalau kamu yang ngomong.


Rani menghela napas—lelah, bukan kejam.


RANI

Masalahnya bukan Lira.
Masalahnya . . . Arka berubah.
Dan perusahaan nggak bisa punya CEO yang hatinya bocor di jam kerja.


Danu menatap Rani lama.

 

DANU

Ran . . . bos kita jatuh duluan.
Yang lainnya cuma ikut berjatuhan.


Rani memijit pelipis.

 

RANI

Aku cuma . . . nggak suka ada orang masuk ke dinamika kantor ini, tanpa aku ngerti patch note-nya dulu.


Danu ketawa pendek - kecut, tapi jujur.

 

DANU

Ya Allah, Rani . . .
Bisa-bisanya kamu ngerasa kalah sama semesta.

 

RANI

Semesta aku masih bisa hadapi.
Yang nggak bisa itu . . . dua orang itu.


Danu menatap Arka & Lira lagi.

 

DANU

(LIRIH)

Ran . . . kita ini apa sih?
Tokoh sampingan yang ngerjain damage control?


Rani menatap Danu. Senyum kecil muncul—lebih lembut dari biasanya.

 

RANI

Iya, Nu.
Tapi minimal . . . kita tokoh sampingan yang tahu cara berdiri anggun.


Danu menyedot napas panjang, menyerah.

 

DANU

Ya udah deh.
Besok pulang kantor kita beli es krim. Buat ngeratain luka batin.


RANI

(MENGANGGUK SANTAI)

Oke.
Tapi aku pilih rasa yang mahal.
Kamu yang bayar.


DANU (V.O.)

(MELOTOT)

. . . keterlaluan banget kamu.


RANI (V.O.)

(MELOTOT BALIK)

Aku khan PR Manager.

CUT TO.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)