ACT II — Ketika Cinta Mulai Ngatur Takdir
08. INT. HOTEL BALIKPAPAN – LOBI – SIANG
Lobby hotel mewah, elegan, tapi entah kenapa lampu-lampunya terasa kayak “syuting sinetron yang tayang jam 7-an” - terlalu dramatis untuk jam segini.
Pintu otomatis terbuka. Masuklah ARKA, DANU, dan RANI.
BIG SUBTITLE:
“Pintu Takdir Kebuka Lebih Cepat dari Jadwal Check-in”
Arka masuk duluan. Langkahnya mantap tapi matanya . . . kayak nyari sesuatu yang belum kelihatan. Danu dan Rani menyusul, ngos-ngosan sedikit - dua orang yang dipaksa mengikuti ritme sebuah arc cinta.
RANI
(BERBISIK, PR MODE MELELEH)
Danu menyeret koper dengan raut: “kenapa hidup gue diseret cinta orang lain”.
DANU (V.O.)
RESEPSIONIS
(SENYUM PROFESIONAL, TERLALU MANIS)
Lampu LOBBY berkedip sekali. Sepersekian detik.
Arka berhenti melangkah.
Danu langsung ngedip-ngedip kayak nahan trauma.
DANU
(TO THE AIR)
NARATOR (V.O.)
(TERSINGGUNG)
WORLD (VIBES): Suara AC mendadak naik-turun, kayak orang ngambek.
Danu menatap ke langit-langit.
DANU
Rani merapikan rambutnya, lalu mendekat ke resepsionis dengan over-professional smile.
RANI
Rani berhenti. Menoleh ke Arka. Matanya setajam HRD habis dapat laporan keuangan.
RANI (COUNT’D)
(KE ARKA)
Arka cuma menghela napas.
ARKA
RANI
(AGAK NYOLOT HALUS, ELEGAN)
Danu bisik-bisik ke Arka.
DANU
(PELAN BANGET)
Arka melotot. Tapi sorot matanya? Sorot “iya sih . . . dikit.”
Narator langsung menyerang.
NARATOR (V.O.)
(EKSKLUSIF, NUDUH)
WORLD (VIBES): Speaker lobby tiba-tiba nyetel backsound melo pelan-pelan.
Arka kesal.
ARKA
(TO WORLD)
WORLD (VIBES): Volume turun . . . tapi cuma 3%. Tetap kedengaran.
Rani berhenti check-in. Menoleh ke Arka dan Danu.
RANI
(CURIGA)
Danu tersenyum innocently.
DANU
(HAMPA, KELELAHAN)
Rani mendengus.
RANI
(GAYA CEWEK YANG TERLALU TAHU BANYAK)
Arka membuka mulut - tapi dunia menyelamatkannya. Lampu lobby berkedip. Efek sinematik turun dari langit seperti spotlight ke wajah Arka.
Wajah Arka memanas.
Penonton wanita? Bucin. Fix.
Rani memutar mata.
Danu tepuk jidat pelan.
RESEPSIONIS
(MENAHAN TAWA, BINGUNG)
Danu menatap Arka dan Rani bergantian.
DANU
(TO HIMSELF)
Arka langsung menarik koper.
ARKA
(CHECK-IN MODE, CEO TENANG)
Dunia lagi norak hari ini. Lampu lobi berkedip halus. Lift terbuka sendiri tanpa ada orang yang memanggil.
DANU
(TO LIFT)
WORLD (VIBES): Lift mengeluarkan bunyi “ting” ala K-drama.
Rani memelotot ke langit-langit.
RANI
(NGEDUMEL, ELEGAN TAPI MARAH)
Arka bergerak mau masuk lift, tiba-tiba berhenti. Jantungnya - atau apapun itu di dadanya - bergetar tipis. Ia menyentuh tembok kaca, seolah “arah” itu ngetuk balik.
DANU
(PELAN BANGET)
Arka mengangguk tanpa menatap.
ARKA
Rani mencibir halus.
RANI
(IRI TERSELUBUNG)
Danu mendesah dalam.
DANU
Narator muncul tiba-tiba.
NARATOR (V.O.)
(LICIK, EXCITED)
CUT TO.
09. EXT. JALAN MENUJU PESISIR – SIANG
SUV sewaan sudah melaju keluar kota.
Arka duduk di depan, menatap lurus ke jalan. Aura “ditarik ke sesuatu” makin kuat.
Danu dan Rani di belakang.
Danu terlihat cemas, Rani berusaha menjaga wibawa, tapi jelas gelisah.
Angin pesisir mulai terasa. Langit makin cerah. Semesta seperti membuka jalurnya.
DANU
(MENGINTIP LEWAT BAHU ARKA)
Arka tersenyum kecil — senyum kayak nyerah sama takdir.
ARKA
Rani mendengus. Iri—tapi disamarkan dengan profesionalisme palsu.
RANI
(KETUS MANIS)
Rani melipat tangan, tidak terima tapi tidak bisa menyangkal kenyataan.
SUV terus melaju, masuk jalur kecil menuju perkampungan air.
DANU
(NADA PELAN, SARCASTIC)
Rani menghela napas - ekspresinya keras tapi ada kepanikan halus – menyodorkan tablet yang sedari tadi di tangannya ke Danu.
RANI
ARKA
(MEMBERI TANDA ZIPPER DI MULUTNYA)
Danu mengangguk, setengah setuju.
DANU
Rani cuma bisa cemberut model app yang lagi nge-lag.
CUT TO: