14. INT. RUANG ARKA – PAGI
Ruang kerja Arka masih berbau cat baru. Modern, minimalis, tapi ada sentuhan pesisir di bingkai jendelanya.
Arka berdiri di depan meja, berusaha terlihat profesional—tapi jelas kehilangan 30% fungsi otaknya.
Pintu diketuk pelan. Masuklah LIRA. Seragam baru, rambut rapi, aura “anak kampung naik level tapi masih bingung sama game-nya”. Ia menunduk sedikit, sopan.
LIRA
Arka mencoba menjawab. Yang muncul cuma senyum kecil yang tidak pernah ia latihan sebelumnya.
ARKA
Lira masuk. Dunia pelan-pelan ngedim kayak sengaja nge-zoom.
Lira sedang menata meja kecilnya. Tangannya gemetar sedikit—bukan karena takut, tapi karena . . . ya, perasaan itu. Yang bikin pipinya merah samar.
Arka memperhatikan. Terlalu memperhatikan.
Dunia sekali lagi berkedip halus.
Narator ikut nimbrung.
NARATOR (V.O.)
LIRA
Apa tugas saya hari ini, Pak?
ARKA
LIRA
Arka reflek memegang pena . . . lalu menjatuhkannya. Dua kali.
Lira menahan senyum.
LIRA
(MAJU SEDIKIT)
Arka ingin bilang “iya”. Tapi yang keluar . . . agak terlalu jujur.
ARKA
Lira kaget. Arka juga kaget.
ARKA
(MELENGOS CEPAT, MERALAT)
Lira mengangguk, pipinya makin merah.
LIRA
(BEAT)
Arka menatapnya. Lembut. Nyaris terlalu lembut untuk ukuran CEO yang biasanya keras.
ARKA
Lira langsung salting. Semakin grogi karena Arka bergerak mendekati meja kerjanya.
ARKA
(HALUS, RENDAH)
Lira mengangguk . . . tapi tidak bisa sembunyikan sorot mata yang bilang “kenapa dunia ngaco lagi tiap kamu dekat, sih?”
LIRA (V.O.)
Sejenak kedua mata bertatapan cukup lama. Lalu Lira menunduk cepat, pura-pura sibuk merapikan pulpen.
LIRA
Arka menatapnya lama. Tidak menembak. Tidak memaksa. Hanya perhatian yang bikin ruang itu hangat.
Dan penonton cewek? Aman. Sudah oleng.
CUT TO.
15. INT. AREA KUBIKEL – PAGI
Ruang kantor masih setengah bau cat, setengah bau kecemasan. Para pegawai baru sibuk menata meja, kabel-kabel masih menggantung seperti sarang laba-laba startup.
DANU berdiri di tengah area kerja, bawa clipboard yang sebenarnya nggak pernah dia pakai. Ekspresinya: “gue ingin pulang ke Jakarta tapi kontrak hidup nggak ngizinin”.
DANU (V.O.)
RANI masuk sambil mengetuk heels-nya ke lantai. Elegan. Siap perang. Siap drama.
RANI
(NGOMEL LEVEL PR
YANG BARU LIHAT KPI HANCUR)
DANU
Lampu atas kedip pelan. Semesta mengiakan.
RANI
(MENDESIS)
Danu menghela napas, lalu menatap pintu ruang Arka.
DANU
Rani geleng pelan - senyumnya pahit, tapi tetap rapih kayak folder PR.
RANI
Danu mendelik horor.
DANU
RANI
(MENDENGUS KESAL)
Di momen itu - pintu ruang kerja Arka terbuka.
Arka keluar. Lira ikut di belakangnya, bawa tablet dan buku agenda. Dunia langsung nge-zoom ke mereka berdua. Tanpa izin kru. Tanpa etika.
NARATOR (V.O.)
(CEKIKIKAN)
Rani memicingkan mata.
Danu langsung pengen ngibrit.
Arka menyentuh lengan Lira sebentar, menunjukkan sesuatu di tablet yang dipegangnya. Sebentar doang. Tapi cukup buat lampu kantor kedip dua kali dan AC berubah suhu kayak PDKT mood swing.
RANI
(MAU MELEDAK, TAPI MASIH ELEGAN)
Lira kaget, menunduk cepat, pipinya merah.
Arka langsung menjauh setengah langkah - sadar kalau sentuhannya barusan terlalu . . . ya, terlalu "Arka – dengan – hati berantakan".
ARKA
Danu menutup muka.
DANU
Narator ngakak.
NARATOR (V.O.)
Arka mengabaikan narator (seperti biasa), lalu menyerahkan map ke Lira.
ARKA
Lira mengangguk.
LIRA
Begitu Lira lewat di antara mereka, dunia nge-freeze sepersekian detik. Suara laut samar masuk di speaker kantor.
Rani merinding.
RANI
(MENGERUTU)
DANU
Narator menimpali.
NARATOR (V.O.)
Arka tidak sadar apa-apa. Lira juga pura-pura nggak sadar.
Rani? Rani sudah muak tapi juga kepo level akut.
RANI
(NUTUP FOLDERNYA DENGAN KLIK KERAS)
Danu langsung mendesah panjang.
DANU
Arka memutar bola mata.
ARKA
RANI & DANU
(BERSAMAAN)
RANI
Narator tepuk tangan.
NARATOR (V.O.)
CUT TO:
16. INT. RUANG MEETING – MAHESWARA GROUP BALIKPAPAN – PAGI
Ruang meeting masih kinclong dan bau kardus. Di tengah meja, ada prototype board keamanan—semacam mini motherboard dengan chip untuk demo sistem firmware-protection Maheswara.
Arka masuk duluan, Lira di belakangnya bawa agenda. Danu dan Rani menyusul kayak dua wali kelas ngawasin murid pindahan yang mencurigakan.
NARATOR (V.O.)
Arka mengaktifkan layar besar. Diagram kompleks muncul: struktur Secure Firmware Layer, anti-rootkit, anti-backdoor, checksum bergerak.
Rani langsung mode PR elegan. Danu langsung mode “tolong jangan glitch hari ini”.
Lira . . . duduk tenang. Tapi matanya langsung nangkep sesuatu.
ARKA
Lira spontan angkat tangan kecil. Sopan. Tapi merusak ekosistem ego semua orang di ruangan.
LIRA
Arka . . . Freeze.
Rani . . . “APA?”
Danu . . . hampir keselek napas.
ARKA
(BINGUNG TAPI PENASARAN)
Lira berdiri. Jalan pelan ke layar. Tekan pointer. Nunjuk satu titik kecil yang bahkan insinyur senior harus zoom 400% buat lihat.
LIRA
Arka langsung . . . jatuh cinta versi teknikal.
ARKA
(PELAN, KAGUM GILA)
Lira mengangkat bahu. Tenang. Sederhana. Tapi mematikan.
LIRA
Rani langsung cemburu begini: 😐🔥 Elegan tapi mendidih.
RANI
(SENYUM PR TAPI TAJAM)
LIRA
DANU
(LIRIH, MATA BERBINAR)
NARATOR (V.O.)
WORLD (VIBES) Lampu: blink blink blink — (NOPE BRO).
Danu langsung menutup mulutnya pakai map.
Arka mendekat. Dekat banget. Sampai dunia ngatur brightness turun 10% biar suasana makin syahdu.
ARKA
(NYARIS BERBISIK)
Lira tersipu kecil. Pipinya memanas . . . tapi dia tetap profesional.
LIRA
Rani melipat tangan—kecemburuan naik ke Mode Mature Office Rivalry.
RANI
(NADA MENINGGI TAPI HALUS)
Lira melangkah ke prototipe board di meja. Ambil spidol. Coret diagram sederhana.
LIRA
Arka hampir roboh.
Danu tepuk jidat saking kagumnya.
DANU
NARATOR (V.O.)
WORLD (VIBES): AC berubah angin hangat romantis sekali.
Arka . . . nggak bisa nyembunyiin senyum. Senyum yang jarang. Senyum CEO yang jatuh cinta tapi pura-pura fokus kerja.
ARKA
(LOW, TULUS)
Lira menunduk kecil—bukan malu, tapi karena tarikan itu muncul lagi. Resonansi di dadanya. Sama seperti yang Arka rasakan di bandara kemarin.
Dunia terasa bergetar. Halus. Seolah bilang: “YEAH, BRO. THAT’S HER.”
Arka refleks menatap Lira lama. Terlalu lama. Kecuali buat penonton — ini udah kayak Golden Scene banget.
Rani batuk keras. Iri. Panik. Elegan tapi chaos.
RANI
(MEMUTUS MOMEN)
Arka mundur sedikit . . . tapi wajahnya tetap merah.
Narator tertawa.
NARATOR (V.O.)
(MUNCUL JUGA DI LAYAR)
DISOLVE TO.