BOSS: 'Psyco Or Not' [SKRIP FILM]
7. SCENE 26 - 30

26.INT. RUMAH FELYSIA - MALAM -FELYSIA,IBU,DANIEL

FX. SUARA BEL RUMAH

IBU(49)

Sebentar ..

Ibu FELYSIA membukakan pintu dan mempersilahkan tamu masuk.

IBU (CONT’D)

FELY ada tamu nak! (berteriak)

FELYSIA (V.O)

Ia BU,

IBU

Silahkan duduk, Ibu tinggal dulu yah nak,

DANIEL

Iya.

FELYSIA datang dengan masker wajah yang belum di bilas. Bandana kelinci di rambutnya. Dan dua potong timun di tangannya.

FELYSIA

(Kaget) pak DANIEL? Ku kira kau RAVI temanku.

DANIEL

Akukan sudah bilang tadi aku akan kesini.

FELYSIA

Iya, tapi ku kira kau tak akan datang secepat ini. Sebentar biar ku bawa paketnya.

 

 

FELYSIA meningglkan DANIEL masuk kekamarnya untuk mengambil paket. Sementara DANIEL berdiri melihat foto keluarga yang di pajang di ruang tamu.

IBU

Ini air minumnya di minum nak.

DANIEL tak mendengar ia masih fokus menatap foto yang terpajang disana.

IBU (CONT’D)

Ini foto keluarga kami saat ayah dan kakaknya FELY masih hidup.

DANIEL melirik sekilas ke samping ibunya FELYSIA lalu menatap kembali ke foto. Matanya menatap tajam ia terlihat berusaha membaca ekspresi yang di tampilkan di foto tersebut.

DANIEL

Apa yang kalian rasakan saat mengambil foto ini?

IBU

Tentu saja kami senang.

 

CUT TO

27.EXT/INT. HALAMAN RUMAH FELYSIA -MALAM - RAVI

RAVI terlihat bingung saat sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah FELYSIA.

RAVI

Mobil siapa ini? (bingung)

28.INT. RUMAH FELYSIA - RUANG TAMU -MALAM - DANIEL,FELYSIA,RAVI

FELYSIA membawa paket kotak yang dibungkus plastik hitam. DANIEL menatap FELYSIA dengan ekspresi aneh, karena FELYSIA masih belum mencuci masker wajahnya.

FELYSIA

Jangan menatapku seperti itu. (kesal)

DANIEL

Lagipula ada apa dengan wajahmu? Kenapa jadi berlumpur seperti got, menjijikan sekali.

INSERT

RAVI berdiri didekat pintu.

FELYSIA

Apa seperti got? (kesal, menghela napas kasar) ini namanya mud mask. Salah sendiri datang saat orang lagi maskeran, maskernya masih belum kering jadi sayang klo harus ku cuci. Ini (menyerahkan paket) aku tak membukanya.

DANIEL

Kau yakin tak membukanya?

FELYSIA

(mengangguk) tapi pak, kenapa paketnya bisa dikirim ke alamatku? Dan kenapa pengirimnya atas nama DANIEL SAKHA?

DANIEL

Aku tak tahu.

RAVI masuk dan bergabung dengan keduanya.

RAVI

Lebih baik paketnya di buka disini, bukan begitu pak DANIEL?(menatap DANIEL dengan tajam)

DANIEL menatap kembali kearah RAVI dengan tajam pula. Keduanya hanya saling tatap dalam beberapa detik, suasana menjadi hening dan canggung. FELYSIA yang merasa suasana menjadi canggung kemudian sedikit menarik RAVI, RAVI melihat kearah lengan FELYSIA yang menarik lengannya.

DANIEL

Kenapa aku harus menuruti perintahmu? (menatap dingin kearah RAVI)

RAVI

Tak ada yang memerintah disini. (lalu berbisik ke DANIEL) aku hanya mencurigai mu.

DANIEL menatap dingin kearah RAVI DAN FELYSIA, kemudian meletakan paket itu di meja.

DANIEL

Bukalah, aku tak tahu isi didalamnya, apapun itu jangan menganggap aku yang mengirimkanya.

Paket itupun dibuka. FELYSIA menutup mulutnya karena kaget. RAVI menatap DANIEL tajam. Didalam paket itu terdapat foto FELYSIA yang di ambil diam-diam dan sebuah pisau yang selalu ada di lokasi pembunuhan, Sebuah pisau dengan ukiran DN 002.022 IL. RAVI mengeluarkan pisau dan foto itu, sebuah kertas terlihat terlipat didalam. Kemudian ia membuka kertasnya tulisan berwarna merah menampilkan sebuah kalimat. ‘D-7 ... AKU TAK SABAR MENARUH PISAU CANTIK INI DI PERUTMU, DIAMLAH DAN JADILAH KARYAWAN YANG BAIK.’ RAVI mencium aroma kertas itu.

RAVI

Ini bukan tinta, tapi darah.(meraba tulisan) tulisannya bahkan masih sedikit basah.

FELYSIA

Artinya itu masih baru.

RAVI mengangguk, ia menatap DANIEL tajam dan curiga.

DANIEL

Bukan aku yang mengirimnya, jangan menatapku seperti itu. Aku akan pulang ini sudah larut.

DANIEL pergi. Kini tinggal FELYSIA DAN RAVI. RAVI menatap kearah FELYSIA intens. Sementara FELYSIA masih sedikit syok, ia masih tak percaya si mata pisau itu mengincar dirinya.

RAVI

Apa menurutmu bos mu itu sedikit aneh?

FELYSIA

(menggeleng) entahlah. (mengambil kertas di lengan RAVI)

RAVI

Kau harus hati-hati sekarang.

FELYSIA

Kau betul. Tapi kenapa si mata pisau mengincarku? D-7 apa maksudnya ini? Apa dia akan membunuhku 7 hari lagi? (menutup mulutnya syok)

RAVI

Aku akan membawa barang-barang ini sebagai bukti. Jangan pulang sendiri setelah kerja, aku akan menjemputmu.

 

 

CUT TO

29. INT. RUMAH DAFFIN - RUANG TAMU -MALAM - DAFFIN,DANIEL

FX. SUARA PINTU DIKETUK

MONTAGE

A. DAFFIN membuka pintu.

B. Mempersilahkan DANIEL masuk. Keduanya masih diam,

C. DAFFIN pergi ke dapur dan mengambil segelas air minum,

MONTAGE END

DAFFIN

Kenapa malam-malam kesini? Apa ada masalah? (menyerahkan segelas air)

DANIEL

(menatap tajam kearah DAFFIN) apa penderita Alexithymia bisa menjadi psyco?

DAFFIN

(bingung lalu mengagguk) sebenarnya itu bisa saja terjadi, karena biasanya orang penderita Alexithymia mengira emosi yang mereka rasakan saat menyakiti orang atau membunuh itu perasaan yang baik. Ada apa? Kenapa bertanya begitu?

DANIEL

Ada yang ingin kuceritakan, apa aku bisa mempercayaimu? (menatap dengan dingin)

DAFFIN

Kita sudah 8 tahun berteman, bahkan cuman aku yang tahu kau menderita Alexithymia kamu masih meragukanku? (menampikan wajah kesal)

DANIEL

Kau tahu karena kau dokterku.

DAFFIN

I-ya ya intinya kau bisa mempercayaiku, apa kau ada masalah?

DANIEL

(Meletakkan kotak kayu) coba lihat, menurutmu apa ini aku?

DAFFIN Kemudian membuka kotak itu, wajahnya terlihat kaget. Kotak kayu itu menampilkan potret DANIEL dan korban pembunuhan berantai yang sering ia lihat di berita.

DANIEL (CONT’D)

Menurutmu apa ini aku?

 

DAFFIN

Kau yang melakukan semua ini? Kau sudah gila? Jadi kau mengadu bahwa kaulah yang melakukannya. (mengacak rambutnya frustasi)

 

DANIEL

(Menatap tajam) kau pikir aku yang melakukannya?

 

DAFFIN

Jadi bukan kau? Lalu siapa orang di foto itu? Kenapa wajah kalian sama?

 

DANIEL

Aku tak tahu siapa dia, bantu aku cari tahu orang ini.

 

DAFFIN

Apa kau punya kembaran?

 

DANIEL

(menggeleng) aku tak tahu.

 

CUT TO

30.EXT. CAFE - SIANG -FELYSIA, INDIRA, ALEX, 001.011(KEMBARAN DANIEL)

MONTAGE   

A. Seorang pelayan cafe (p/23) memberikan buku menu

B. FELYSIA membaca buku menu

C. INDIRA fokus pada handphonenya

D. ALEX tiba, meletakan kamera yang ia bawa di atas meja. Duduk didepan INDIRA DAN FELYSIA.

MONTAGE END

FX. ILY 3000/ music yang di putar di cafe

Alex menyerahkan beberapa lembar koran yang menampilkan 8 korban pembunuhan berantai si mata pisau.

ALEX

Apa menurutmu mereka ada kesamaan denganmu? (menatap kearah FELYSIA)

FELYSIA

(mengambil koran itu membaca dan mencari kesimpulan) golongan darah mereka semua sama A, tapi golongan darahku AB. Usia mereka kisaran 29 atau 30 tapi usiaku 26. Apa yang pembunuh itu incar dariku? (berfikir)

INDIRA

Dan semua korban ini di bunuh tanpa mendapat teror terlebih dahulu. Semua itu berbeda dengan apa yang terjadi padamu, apa dia tahu kau dekat dengan RAVI, makannya pembunuh itu menantang RAVI melalui kamu? (meggigit jarinya karena bingung)

FELYSIA

(menggeleng) aku tak yakin tentang itu, tapi sebenarnya paket yang aku terima semalam dikirim atas nama pak boss.

ALEX

Pak boss? Maksudmu pak DANIEL SAKHA?

FELYSIA

(mengangguk)aku butuh bantuan kalian. Bantu aku cari tahu pak DANIEL Orang seperti apa.

ALEX

Tentu saja, bahkan dari pertemuan pertama kurasa ada yang aneh dengan dia. 2 tahun yang lalu aku pernah mendengar rumor tentangnya. Katanya dulu di usia 10 tahun dia pernah koma selama 3 tahun, makannya ia hanya ingat sesuatu yang terjadi di usianya 13 tahun keatas. Apa menurut kalian itu mungkin?

FELYSIA DAN INDIRA memberikan kode untuk diam pada ALEX, seseorang berdiri di belakang ALEX menyimak ceritanya.

ALEX (CONT’D)

Kalian kenapa? Kelilipan? Dan yang ku dengar pak DANIELlah yang membuat ayahnya meninggal. Rumor semakin parah saat seseorang yang mengaku sebagai pembantunya bilang kalau pak Daniel atau anaknya tuan Abraham Sakha itu sebenarnya sudah meninggal. Dan keesokannya orang yang mengungkapkan fakta itu menghilang entah kemana.

Orang itu menepuk pundak ALEX, begitu terkejutnya ALEX saat ia melihat wajah yang tak asing berdiri di belakangnya. Tersenyum menyeringai kearahnya.

FELYSIA

Pak DANIEL? Mau makan siang bersama?

Mereka mengira itu adalah DANIEL.

001.011 (KEMBARAN DANIEL)

Tak baik menolak, iya kan? (menatap tajam ke arah ALEX)

Mereka bertiga mengangguk. 001.011 itu duduk disamping ALEX, tepat di hadapan FELYSIA.

FELYSIA

Mau pesan apa? biar aku pesankan pak?

001.011 (KEMBARAN DANIEL)

Apapun asalkan daging.

FELYSIA

Oke, aku pesan steak ya.

FELYSIA heran sebelumnya ia pernah makan dengan DANIEL, dan ia bilang tidak memakan daging karena DANIEL seorang vegetarian. INDIRA DAN FELYSIA saling tatap, mereka sedikit heran dengan pakaian DANIEL kali ini, ia menggunakan sweeter hitam, topi hitam dan jens berwarna hitam pula. Ia terlihat bukan seperti DANIEL pada biasanya yang selalu menggunakan celana bahan dengan balutan kemeja yang digulung sepertiga lengannya, dan selalu menata rambutnya rapi dengan potongan coma hair.

Steak pun dihidangkan, 001.011 menatapnya. Diambilnya pisau disamping piring, mulai memotong daging. Memotong dengan menekan pisau pada piring hingga menimbulkan bunyi yang memekakan telinga dan ngilu. FELYSIA, INDIRA DAN ALEX menutup telinga. 001.011 tersenyum puas.

001.011 (KEMBARAN DANIEL)

Kenapa? Ada yang aneh? (tersenyum)

FELYSIA

Nggk sih, tapi bukannya bapak vegetarian yah?

001.011 (KEMBARAN DANIEL)

Oh yah? Tapi manusiakan bisa berubah. (menyeringai)

 

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar