Bintang SMA 108
1. Bagian 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

1.EXT. DEPAN MINI MARKET - SORE

Karina melihat Pram. Roni berada tak jauh dari mereka.

KARINA

Aku laporin Ayah Laras.

Karina melihat Roni.

KARINA

Aku harus selesaiin apa yang aku mulai. Aku yakin Ronald juga setuju.

Roni mengangguk.

PRAM

Tapi aku yakin ini gak gampang.

Pram dan Roni melihat Karina, menunggu jawaban.

KARINA

Aku tahu. Aku bicara sama dia besok.

Pram melihat Karina, datar.

2.INT. RESTORAN CEPAT SAJI - SORE

Tama dan Laras sedang memakan makanan mereka, dalam diam. Sesekali Laras melihat Tama. Tama hanya memakan sambil melihat sembarang arah.

LARAS

Masalah itu udah selesai. Gak ada yang harus kamu pikirin.

Tama tersenyum kecil, ia melanjutkan makan. Laras melihatnya, datar.

LARAS

Kenapa, kamu gak suka Karina gak laporin Ayah aku?

Tama berhenti makan, ia melihat Laras.

LARAS

Bener apa yang aku bilang, kan?

TAMA

Udah Laras, kita lagi makan.

LARAS

Kenapa? kamu lebih belaiin Karina kayaknya.

TAMA

Karena memang Karina yang benar, kan?

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Kamu gak terima kan aku bilang gitu?

Laras tidak menjawab, ia melihat ke arah lain.

TAMA

Aku merasa bersalah sama Karina, Laras. Jadi ya, aku belaiin Karina dalam masalah ini. Tapi ada kamu, kalau kamu dalam posisi aku, apa yang kamu lakuin sekarang?

Laras tidak menjawab, ia hanya diam.

TAMA

Kalau kamu mau marah silahkan. Tapi aku juga berhak marah dan kamu harus ngerti.

Laras berdiri, ia melihat Tama --

TAMA

Ini kebiasaan kamu, Laras. Selalu pergi kalau ada masalah.

Laras tidak bergerak, ia masih melihat Tama.

TAMA

Aku kecewa sama diri aku sendiri. Gak bisa lakuin apa-apa sama masalah ini.

Laras mengambil Tasnya, ia berjalan dengan cepat, keluar dari Restoran.

Tama melihat ia pergi, hanya diam. Tama melanjutkan makannya.

3.EXT. TERAS - RUMAH KARINA - MALAM

Karina duduk di Kursi Terasnya, melihat Halaman Rumahnya, datar.

4.INT. KAMAR PRAM - RUMAH PRAM - MALAM

Pram berbaring di Kamarnya, ia melihat Langit-langit kamarnya, datar.

5.INT. RUANG TENGAH - RUMAH LARAS - MALAM

Laras memasuki Rumah, ia berjalan menuju Tangga --

ARIF (O.S)

Kamu udah makan sayang?

Laras berhenti, ia melihat Arif yang berada di Dapur, sedang makan.

LARAS

Udah, Yah. Aku ke kamar, ya.

Laras menaiki tangga dan terdengar suara pintu yang di tutup.

Arif hanya diam, ia melihat ke arah tangga, datar.

6.INT. KAMAR LARAS - RUMAH LARAS - MALAM

Laras bersandar di pintu, ia melihat ke arah lain, datar. Ia membersihkan matanya --

LARAS

Maafin aku Tama. Aku memang egois. Tapi cuma ini cara yang aku tahu.

Laras membersihkan lagi matanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

7.INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - PAGI

Karim dan Septia duduk, memegang Gelas mereka. Mereka melihat kertas-kertas di depan mereka.

SEPTIA

Sekarang kita semua punya yang kita butuhkan, Pak.

KARIM

Sekarang kita punya dua pilihan. Melaporkan ini kepada Kepala Sekolah dan meminta dia mengakuinya atau kita bisa membicarakan masalah ini kepada Pak Arif.

SEPTIA

Saya rasa pilihan nomor satu lebih baik, Pak.

KARIM

Saya rasa juga begitu.

SEPTIA

Atau mungkin kita bisa menambahkan dua pilihan lagi.

Karim melihat Septia.

SEPTIA

Kita bisa langsung lapor ke Polisi dengan membawa semua barang bukti.

KARIM

Dan satunya lagi?

SEPTIA

Kita bisa bicarakan apa yang kita temui dengan Tama.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Dia harus tahu, Pak. Karena kita tahu masalah ini dari dia.

Karim dan Septia saling melihat, datar.

CUT TO:

Tama duduk, ia melihat datar kertas-kertas itu di depannya. Karim dan Septia melihat Tama, simpati.

KARIM

Apa yang kamu temukan itu punya hubungan dengan semua ini.

SEPTIA

Dan kami rasa kamu harus tahu karena kamu yang memulai semuanya.

Tama tidak menjawab, ia hanya diam.

KARIM

Kami mau tanya pendapat soal kamu.

TAMA

Bapak tetap laporin Kepala Sekolah, kan?

Karim dan Septia saling melihat.

TAMA

Apa yang Kepala Sekolah lakuin itu salah. Jadi memang harus di hukum.

SEPTIA

Kamu tahu, selama ini Ibu cari tahu apa motif kamu laporin Kepala Sekolah, Ayah kamu sendiri. Dan Ibu sudah ketemu jawabannya.

Tama melihat Septia.

SEPTIA

Ini ada hubungannya dengan Tio, kan?

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Ini bukan sekedar benar atau salah. Ini lebih dari itu, dan Ibu gak kaget kalau Tio dan Korupsi cuma jadi alasan kamu. Setidaknya untuk sekarang. Apa ada alasan lebih dari itu?

Tama tidak menjawab, ia hanya diam.

SEPTIA

Kalau kamu gak mau bicara, gak apa-apa.

TAMA

Apa yang Ibu tahu soal Tio?

Septia dan Karim saling melihat.

SEPTIA

Apa yang kamu tanya itu Karina dan Pram juga pernah tanya ke Ibu, Tama. Dan jawaban Ibu tetap sama. Sekolah lepas tangan dengan masalah ini, Tio dianggap sebagai anak nakal. Walaupun kita semua tahu itu tidak benar.

Tama tidak menjawab, ia hanya diam.

SEPTIA

Dan Ibu tahu kalian bertiga sedang selidiki tentang kasus Tio.

TAMA

Ibu hanya tahu soal itu? gak ada yang lain lagi?

SEPTIA

Tidak.

TAMA

Bagaimana kalau saya tahu lebih dari yang Ibu tahu?

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Dan ini ada hubunganya dengan semua temuan yang kamu dapat?

SEPTIA

Dan ternyata orang yang di tangkap dalam kasus Tio bukan orang yang sebenarnya?

Tama tidak menjawab, ia hanya diam.

SEPTIA

Itu tuduhan yang berat, Tama.

TAMA

Bagaimana kalau saya punya buktinya?

KARIM

Kalau memang apa yang kamu bilang itu benar, ini jadi masalah besar Tama.

SEPTIA

Siapa saja yang tahu soal ini?

TAMA

Hanya beberapa orang, termasuk Laras.

Karim dan Septia saling melihat.

TAMA

Dan Ayah Laras juga termasuk di dalamnya.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Apa dia juga tahu soal ini?

TAMA

Saya gak tahu, Pak.

Karim dan Septia saling melihat.

TAMA

Ada satu orang lagi yang tahu masalah ini, Roni.

SEPTIA

Adik Ronald.

Karim melihat Septia.

TAMA

Dan Laras tahu selama ini kalau Ayahnya yang nabrak Karina dan Tusuk Tio.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Dan Laras juga yang minta Karina buat gak laporin Ayahnya. Dan Karina mungkin pindah sekolah ke Jakarta.

KARIM

Dan kenapa kamu bilang semua ini ke kami, Tama?

TAMA

Karena saya gak tahu lagi harus lakuin apa, Pak. Laras minta tolong ke saya, sedangkan Tio itu teman saya dari kecil.

SEPTIA

Pasti berat buat kamu, Tama.

Tama menunduk, ia hanya diam. Septia dan Karim hanya melihatnya, simpati.

CUT TO:

Karim dan Septia dalam diam.

KARIM

Masalah ini lebih rumit dari yang kita kira, Bu.

SEPTIA

Dan semuanya saling berhubungan.

KARIM

Saya tidak suka dengan situasi ini, Bu.

SEPTIA

Banyak hal yang harus kita lakukan dan pikirkan.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Tapi apa yang harus kita lakukan soal Karina dan Tio, Pak?

Karim hanya diam, tidak menjawab.

SEPTIA

Sekarang kita tahu motif Tama.

KARIM

Kita akan biarkan mereka.

Septia melihat Karim, bingung.

KARIM

Ini masalah mereka, Bu. Ini cara mereka menjadi dewasa.

SEPTIA

Tapi kita gak tahu apa yang mereka akan lakukan.

KARIM

Kita harus percaya sama mereka.

SEPTIA

Mereka bisa saja saling menyakiti, Pak.

KARIM

Dan mereka juga tahu cara saling menyembuhkan.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Seperti yang saya bilang, ini cara mereka untuk menjadi dewasa. Mereka harus tahu suka dan duka.

Septia diam, ia melihat ke arah lain.

KARIM

Mereka yang memulai dan mereka yang harus menyelesaikannya. Dan seperti apa yang saya bilang sebelumnya, kita tetap awasi mereka.

Septia melihat Karim.

SEPTIA

Dan apa yang harus kita lakukan soal Kepala Sekolah?

KARIM

Kita juga harus menyelesaikan apa yang kita mulai, kan?

Mereka saling tersenyum.

8.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Laras sedang bicara dengan Murid-murid lainnya di Kelas.

Karina berdiri di belakangnya, memegang bahunya. Laras melihatnya.

KARINA

Bisa kita bicara? ada yang mau aku bicariin sama kamu.

Laras melihat Karina, datar. Ia melihat Pram yang berdiri tak jauh dari Karina.

9.EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI

Tama berjalan di koridor, ia menunduk.

Karina, Pram dan Laras berada di depannya. Tama berhenti.

Tama melihat mereka, satu persatu.

10.EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Karina, Pram, Tama dan Laras berada di belakang sekolah.

LARAS

Kamu bilang gak mau hal ini di terusin lagi.

Karina tidak menjawab.

LARAS

Kamu udah janji sama aku, Karin.

KARINA

Aku gak pernah janjiin kamu apa-apa. Aku cuma bilang aku pikir-pikir lagi.

LARAS

Tapi kamu mau pindah, kan? kenapa kamu panjangin lagi masalah ini?

KARINA

Aku gak pindah, Laras.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Aku cuma mau selesaiin masalah ini.

LARAS

Tapi apa kamu harus?

Karina melihat Laras, datar.

LARAS

Gak bisa kalau kamu berhenti di sini?

Karina tidak menjawab. Laras melihat Tama. Tama hanya diam.

KARINA

Tama gak tahu hal ini sama sekali.

Laras melihat Pram. Pram hanya diam.

KARINA

Ini memang aku yang ambil keputusan, Laras.

LARAS

Aku mohon, Karin. Jangan laporin Ayah. Aku mohon.

Laras menahan air matanya. Laras memegang kedua tangan Karina.

LARAS

Cuma Ayah yang aku punya, aku mohon sama kamu.

Karina melihat ke arah lain, menahan air matanya. Pram dan Tama juga melakukan hal yang sama.

LARAS

Aku lakuin apa yang kamu minta, serius. Kamu mau apa, aku kasih. Tapi jangan laporin Ayah aku.

Karina melihat Laras, datar.

KARINA

Kamu tahu ini bukan karena aku mau apapun dari kamu.

LARAS

Aku tahu, tapi apa yang bisa aku lakuin lagi selain ini, Karin?

KARINA

Kamu bisa terima kalau apa yang Ayah kamu lakukan itu salah dan bilang ke dia untuk mengakui semua perbuatannya.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Aku harap kamu ngerti keputusan aku, Laras. Apa yang aku lakuin ini gak lebih dari aku mau semua orang tahu apa yang Ayah kamu lakukan ke aku... ke Tio.

Karina memegang kedua tangan Laras.

KARINA

Aku minta maaf, Laras. Aku benar-benar minta maaf. Tapi gak ada lagi yang bisa aku lakuin buat kamu.

Karina berjalan pergi, Pram mengikutinya. Laras masih diam di tempatnya, Tama berdiri di depannya. Laras melihat Tama.

LARAS

Kalau Ayah pergi, aku sama siapa?

TAMA

Ada aku.

LARAS

Aku gak mau sendiri...

TAMA

Kamu gak sendiri, Laras. Ada aku.

Laras tidak menjawab. Tama memeluk Laras. Laras hanya diam, tidak melakukan apa-apa.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar