Bintang SMA 108
4. Bagian 4
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

31.INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA - PAGI

Karina membaca surat itu, datar.

Ia meletakannya di atas Meja, sesaat ia melihat ke arah lain.

32.EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Karina, Pram dan Tama berada di belakang sekolah.

PRAM

Jam berapa?

KARINA

Jam Empat sore.

PRAM

Aku temanin kamu.

Karina melihat Pram.

PRAM

Jangan ada tapi.

Karina melhat Tama.

KARINA

Laras pasti tahu aku di periksa hari ini.

TAMA

Iya, dia tahu.

KARINA

Aku harap di bisa ngerti.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Iya, aku harap juga gitu.

Karina tersenyum simpati ke Tama. Tama membalasnya.

33.EXT. TERAS - RUMAH LARAS - SORE

Tama mengetok Pintu Laras, tidak ada jawaban. Ia mengetok sekali lagi, tidak ada jawaban juga.

Tama mengambil Handphone di kantong celananya dan memencet sesuatu, terlihat ia menelepon Laras.

Hanya terdengar nada sambung, tidak di angkat. Pram melakukannya lagi, sama, hanya terdengar nada masuk. Suara Operator yang menjawab.

Tama melihat sekitar, ia melihat Garasi Laras yang terbuka sedikit.

Tama berjalan mendekati Garasi itu dan membukanya, kosong.

Mobil Sedan Hitam tidak ada. Tama melihat sekitar, berpikir.

34.INT. MOBIL - BERGERAK - SORE

Laras mengengdarai Mobil, ia melihat ke depan, datar.

35.EXT. TERAS - RUMAH KARINA - SORE

Karina keluar dari Rumah --

KARINA

Karina pergi.

Harini dan Bambang keluar, melihat Karina.

HARINI

Kamu yakin gak mau di temenin?

BAMBANG

Bapak bisa temenin kalau kamu mau.

KARINA

Karina gak apa-apa, Bu. Serius.

Ada jeda di antara mereka.

HARINI

Oke, kabarin Ibu.

Karina mengangguk. Ia berjalan menjauhi Rumah sambil bermain handphone. Ia memencet nomor Pram.

Terdengar nada masuk --

PRAM (V.O)

Halo, Karina.

KARINA

Halo, Pram. Kamu di mana?

36.EXT. PINGGIR JALAN - SORE

Pram sedang berada di atas Motornya, berhenti di pinggir jalan.

PRAM

Aku lagi di jalan. Aku sebentar lagi sampai Rumah kamu.

INTERCUT ANTARA KARINA DAN PRAM

KARINA

Oke, aku udah siap. Aku tunggu di Mini Market depan.

PRAM

Oke.

KARINA

Aku lagi pengen makan es krim. Sore-sore gini enaknya makan es krim. Kamu mau?

Pram tersenyum mendenarnya.

PRAM

Aku mau.

KARINA

Oke.

Sambungan di tutup. Karina berjalan di pinggir jalan.

37.EXT. MOTOR - BEREGERAK - SORE

Tama mengendari Motornya, ia melihat ke arah depan. Datar.

Ia mengendari Motornya lebih cepat, melewati beberapa kendaraan.

38.EXT. PINGGIR JALAN - SORE

Karina berjalan di pinggir jalan, ia memakai Headset. Ia berhenti, ia melihat ke arah depan.

Mobil Sedan Hitam terparkir tak jauh di depan Karina. Laras ada di dalamnya, melihat Karina, datar.

Karina menyadari Laras, ia melepaskan headset.

KARINA

Laras.

Laras keluar dari Mobil, berdiri di sampingnya. Ia melihat Karina, datar.

KARINA

Kenapa kamu di sini?

LARAS

Kamu mau ke kantor Polisi?

KARINA

Kamu mau coba hentiin aku?

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Kita udah bicara soal ini, Laras.

LARAS

Dan aku akan coba buat terakhir kalinya.

KARINA

Sayangnya aku gak bisa pertimbangin saran kamu. Aku harap kamu ngerti.

LARAS

Iya, aku harap kamu juga ngerti.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Jangan Laras. Kamu akan jadi kayak Ayah kamu.

LARAS

Cuma Ayah yang aku punya, gak ada orang lain lagi.

KARINA

Kamu masih punya Tama, yang lain.

Laras tidak menjawab.

KARINA

Jangan Laras. Jangan sekali-kali kamu lakuin itu.

Laras hanya diam, tidak menjawab. Ia hanya melihat Karina, dingin.

KARINA

Aku gak takut.

Laras masuk ke dalam Mobil, ia menghidupkan Mobilnya, menginjak pedal Gas. Terdengar bunyi Mobil yang meraung.

Karina masih di tempatnyta, melihat Laras, dingin. Ia menggeleng.

Laras tidak bergeming, ia tetap menginjak pedal gas, berkali-kali. Suara Mobil meraung.

Laras memegang perseneling, memajukannya --

BRUUUUUMM --

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju Karina. Karina hanya melihat Mobil itu, dingin --

Laras hanya melihat Karina, dingin --

Mobil itu melaju dan hampir mendekati Karina --

Tama berdiri di depan Karina, melindunginya --

Laras dengan cepat membelokan Mobilnya, menghindari Tama dan Karina --

Mobil Laras melaju menuju sebrang jalan --

Karina dan Tama melihatnya, terkejut --

Laras menginjak Pedal Rem dengan kuat --

Mobil berhenti --

Laras yang berada di balik kemudi menunduk, shock dengan apa yang terjadi --

Karina dan Tama berlari menuju Laras, mengetok jendela. Tama membuka Pintu Mobil dan mendapati Laras yang hanya diam.

Pram sampai di tempat itu dan dengan cepat berlari menuju mereka.

Tama dengan perlahan menyetuh Laras.

TAMA

Laras... Laras... kamu gak apa-apa?

Laras tidak menjawab, ia hanya diam, masih dalam posisi sebelumnya.

Tama perlahan melepaskan Tangan Laras dari kemudi, ia merapikan rambut Laras yang berantakan.

Laras menangis, dalam diam.

TAMA

Baby... baby... lihat aku.

Laras melihat Tama, masih tidak bersuara. Tama memeluknya, erat.

TAMA

Kamu gak apa-apa... kamu gak apa-apa. Ada aku di sini.. aku di sini.

Laras hanya memeluk Tama, dalam diam, ia masih menangis.

Pram mengajak Karina pergi, Karina berhenti --

PRAM

Biarin ini jadi urusan mereka. Kamu harus ke kantor Polisi.

Pram mengajak Karina ke Motornya. Mereka pergi dari situ.

Tama dan Laras masih berpelukan, dalam diam. Tama mengelus Kepala Laras, pelan.

TAMA

Aku ada di sini. Jangan khawatir. Aku di sini.

Tama hanya melihat ke depan, datar.

39.EXT. PINGGIR JALAN - SORE

Motor Pram berhenti di pinggir jalan. Pram melihat Karina --

KARINA (O.S)

Jangan lihat.

Pram berhenti, ia tetap melihat ke depan.

PRAM

Kamu pasti shock gara-gara kejadian tadi.

Karina tidak menjawab, ia hanya diam. Tapi air matanya keluar.

PRAM

Aku gak lihat, kamu bisa pakai baju aku. Gak apa-apa, keluarin semuanya. Kamu juga berhak.

Karina tidak bisa menahan air matanya lagi, ia mengeluarkan semuanya. Ia bersandar di punggung Pram, terdengar suara cengkukan Karina.

Pram hanya diam, sesaat ia memberikan Sapu Tangan ke Karina.

Karina mengambilnya, ia membersihkan wajahnya dengan Sapu Tangan.

Karina masih menangis, Pram hanya diam. Tidak melakukan apa-apa.

CUT TO:

Karina duduk di Trotoar, berusaha mengendalikan nafasnya.

Pram sedang menelepon --

PRAM

Iya, Pak. Kami mau ke sana sekarang. Tadi ada masalah sedikit.
(mendengarkan)
Bapak bisa ke sana?
(mendengarkan)
Makasih, Pak.

Sambungan telepon berhenti. Pram berjalan menuju Karina. Ia masih membersihkan wajahnya.

Pram duduk di depan Karina, melihatnya.

PRAM

Mau jalan sekarang?

Karina mengendalikan nafasnya.

PRAM

Gak apa-apa. Jangan buru-buru.

KARINA

Aku udah gak apa-apa.

Pram mengelus Kepala Karina, pelan. Karina hanya diam.

KARINA

Pram, apa aku salah?

Pram tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Apa yang aku lakuin ini salah?

PRAM

Ini terakhir Karin aku jawab pertanyaan kamu soal ini. Kamu gak salah, percaya aku. Kamu gak salah, oke.

Karina melihat Pram, hanya diam. Pram membersihkan wajah Karina dari yang basah.

KARINA

Kita pergi sekarang.

Pram bangun dari duduknya, ia mengulurkan tangan. Karina melihatnya sesaat, ia meyambutnya.

40.INT. KANTOR POLISI - SORE

Karina berjalan di Kantor Polisi, ia berhenti, melihat ke arah depan. Astrid, Karim dan Septia berada di depannya, mereka tersenyum.

Karina tersenyum.

ASTRID

Makasih, Karin.

Karina mengangguk, ia melihat Karim dan Septia.

KARIM

Bapak tahu apa yang kamu lakukan. Kamu harus selesaiiin. Bapak sama Ibu di sini cuma jagain kalian.

KARINA

Makasih, Pak.

Karina melihat Pram.

PRAM

Aku tunggu di sini.

Karina menarik nafas, kemudian ia berjalan menuju ruangan.

41.INT. KANTOR POLISI - SORE

Karina duduk didepan depan Polisi yang sedang mengetik. Ia melihat Karina.

POLISI

Kamu sudah siap?

Karina melihat Polisi itu, datar.

KARINA

Iya, saya sudah siap.

Polisi itu mengangguk.

POLISI

Kita mulai.

Karina mengangguk.

42.EXT. DEPAN KANTOR POLISI - SORE

Arif berjalan menuju Kantor Polisi bersama Sabar. Ia berhenti, melihat Pram yang berdiri tak jauh darinya.

Pram mendekatinya dan menyalaminya.

Mereka hanya saling melihat, canggung terasa.

Karina keluar dari Kantor Polisi, berjalan ke arah mereka. Pram melihatnya.

PRAM

Udah selesai?

Karina mengangguk. Ia melihat Arif, mereka saling melihat. Canggung terasa.

Arif tersenyum kepada Karina. Karina yang mengangguk, kemudian berjalan menjauhinya.

Pram menyusulnya dari belakang.

Dari tempatnya Arif melihat mereka berdua, tersenyum.

Arif dan Sabar berjalan menuju Kantor Polisi.

43.INT. KANTOR POLISI - SORE

Arif yang melihat Polisi, datar.

ARIF

Iya, saya mengakui semua itu. Dan satu hal, pegawai saya tidak tahu tentang masalah ini. Saya yang merencanakannya semuanya dari awal.

Polisi itu mengetik pernyataan Arif.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar