Bintang SMA 108
6. Bagian 6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

57.INT. RUANG TENGAH - RUMAH PRAM - SORE

Agung memasuki Rumah, ia melihat Pram, Desi dan Tiwi yang berdiri di tengah ruangan, menyambut Agung.

Agung tersenyum, Desi mendekatinya dan menyalaminya. Tiwi menyusulnya di belakang.

Sesaat Pram melihat Agung, datar. Bersamaan dengan Agung yang juga melihat Pram.

Pram berjalan mendekati Agung, ia mengulurkan Tangannya. Agung menyambutnya dan Pram menyalami Agung.

Keduanya tersenyum, canggung. Desi dan Tiwi tersenyum melihatnya.

CUT TO:

Mereka makan di Ruang Makan. Tiwi melihat sekitar, ia mengambil sesautu di bawah Meja, sebuah dokumen, ia meletakan di depan Agung. Agung melihatnya, ia melihat Laras --

TIWI

Tiwi mau minta izin sama Bapak.

Desi mengambil Dokumen itu, melihatnya. Ia tersenyum melihat Tiwi. Desi melihat Agung.

AGUNG

Kamu serius, Tiwi?

TIWI

Iya, Pak. Tiwi serius. Kontraknya tinggal di tandatangan. Gak ada masalah.

Agung melihat Desi, sesaat ia melihat Pram.

AGUNG

Bapak gak masalah. Asalkan kamu serius sama yang kamu pilih. Hanya itu yang Bapak minta.

Tiwi tersenyum mendengarnya. Ia mengepalkan tangan.

Agung hanya tersenyum melihatnya. Ia mengambil lauk dan meletakannya di Piring Pram.

Pram terkejut melihatnya, ia melihat Agung.

AGUNG

Walaupun kamu gak lolos seleksi, badan kamu harus tetap di jaga.

Desi tersenyum melihat mereka.

PRAM

...Makasih... Pak.

TIWI

Setidaknya Abang masih ada Kak Karin. Bapak gak usah kasih saran buat Abang.

AGUNG

Bicara-bicara soal Karina, Bapak pernah lihat dia waktu di Kantor. Dia anaknya gimana?

TIWI

Oooooooo, Bapak mau tahu? Tiwi kasih tahu. Kak Karin itu orangnya...

Mereka sekeluarga tenggelam dalam percakapan. Mereka tertawa mendengarkan cerita dari Tiwi.

58.EXT. DEPAN LEMBAGA PERMASYARAKATAN - SIANG

Pintu Lapas terbuka, Ronald keluar dari dalam sana.

Ia melewati Pagar itu dan sesaat ia melihat sekitar.

Roni berdiri tak jauh dari Ronald, melihatnya.

Mereka berdua berjalan menuju parkiran, dalam diam.

59.INT. KAMAR TAMA - RUMAH TAMA - SIANG

Tama berdiri di Kamarnya, ia melihat sekitar. Kamar itu kosong, tak ada apa-apa.

Ia melihat Tas Besar di depannya, datar.

60.INT. RUANG TENGAH - RUMAH TAMA - SIANG

Sugeng yang duduk di Ruang Tengah, ia melihat ke arah depannya, datar. Rumah itu tampak sepi.

Tama keluar dari kamarnya dengan membawa Tas. Ia melihat Sugeng yang duduk di ruang tengah. Ia meletatkan Tasnya di lantai.

Ia hanya berdiri, tidak melihat Sugeng. Mereka hanya diam, tidak bicara.

Sugeng melihat Pram.

SUGENG

Semua orang gak tahu diri, apalagi Ibu kamu. Berani-beraninya dia tinggalin Suaminnya sendiri di Rumah.

Tama tidak menjawab, ia hanya diam.

SUGENG

Lihat nanti dia pulang, Ayah ajarin Ibu kamu gimana jadi Istri. Dasar Istri kurang ajar.

Tama melihat Sugeng. Sugeng berhenti bicara, hanya melihat Tama.

SUGENG

Ibu kamu sama Tika sama aja. Berani lawan Suaminya.

TAMA

Apa Ayah gak mau bilang kayak gitu.

Sugeng tidak menjawab, ia hanya diam.

TAMA

Harusnya Ayah makasih sama Ibu sama Kak Tika. Mereka bisa hidup dengan pilihan Ayah. Bukan pilihan mereka.

Sugeng hanya diam.

TAMA

Tama lihat Ayah malu. Malu dengan kelakukan Ayah. Malu dengan sikap Ayah yang gak menghargai Ibu sama Kak Tika. Tama malu lihat Ayah sebagai Anak.

Sugeng melihat Tama, dingin.

SUGENG

Kamu jangan jadi kurang ajar juga Tama.

TAMA

Terlambat, harusnya dari dulu Ayah sadar. Tama gak main-main sama omongan Tama.

SUGENG

DIAM KAMU, TAMA!!

TAMA

Harusnya Ayah percaya apa yang Tama bilang dulu.

SUGENG

Tama...

TAMA

Harusnya Ayah sadar, Ibu sama Tama pergi dari sini --

SUGENG

TAMAAA!!

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Kami gak tahu kapan pulang ke sini. Jadi jaga diri Ayah baik-baik.

Tama mengangkat Tas Besarnya, ia berjalan menuju pintu. Sesaat ia berhenti, melihat Sugeng, datar.

Sugeng hanya diam, ia melihat Tama, dingin.

TAMA

Tama pergi.

Tama membuka pintu, berjalan keluar, meninggalkan Sugeng sendirian.

DISSOLVE TO:

61.INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA - PAGI

Karina berdiri di depan cermin, ia merapikan Seragam Sekolahnya.

Ia memasangkan Papan Nama di Seragamnya. Ia tersenyum kecil di depan cermin.

HARINI (O.S)

Karina, sarapan.

KARINA

Iya, Bu.

Karina mengambil Tas di Meja Belajar dan berjalan keluar kamar.

62.INT. RUANG TENGAH - RUMAH KARINA - PAGI

Karina Sarapan bersama Keluarganya.

Karina melihat Koran di atas Meja, ia melihat judul dari Koran itu, bertuliskan:

"ARIF MENGAKUI SEMUA KEJAHATANNYA"

Karina melihat Koran itu, datar.

63.EXT. SEKOLAH - BERBAGAI TEMPAT

MINI MONTAGE BEGIN:

1) Spanduk di depan Sekolah yang meyambut Peserta Didik Baru. 2) Sekolah yang tampak ramai, Murid-Murid melakukan aktivitas mereka. 3) Murid-murid yang berbicara di depan Kelas mereka.

64.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Karina berjalan masuk ke dalam Kelas. Kelas itu masih sepi, hanya ada beberapa murid saja yang sudah datang. Karina bertukar sapa dengan murid-murid lainnya.

Ia berdiri di depan Kursinya, ia melihat Kursi Laras, kosong.

ROSA (O.S)

Bebiiiii.

Karina menoleh, Rosa berdiri di belakangnya. Karina tersenyum. Mereka berdua duduk di kursi mereka masing-masing.

ROSA

Menurut kamu kita sekelas lagi gak?

KARINA

Maunya kamu?

ROSA

Harusnya iya.

KARINA

Tapi kalau aku gak mau gimana?

Rosa tidak percaya mendengarnya. Ia menutup mulutnya, ia menggelengkan kepala. Karina tersenyum melihatnya.

Karina melihat Kursi Laras dari tempatnya. Rosa memperhatikannya.

ROSA

Kalian udah gak ada masalah lagi, kan?

KARINA

Gak ada.

Rosa meletakan Kepalanya di atas Meja, Karina melihatnya.

KARINA

Abis marathon drama?

ROSA

Bukan, tadi malam aku habis teleponan sama Gio. Sampai jam tiga pagi.

Karina tertawa mendengarnya.

ROSA

Aku tahu kamu mau bilang apa.

KARINA

Itu lucu, Rosa, serius. Nikmatin masa-masa bulan madu kalian.

Rosa mengangkat kepalanya, melihat Karina, tidak terima.

KARINA

Kamu tahu sendiri, aku cuma bilang yang sebenarnya.

ROSA

Makanya itu aku gak suka.

KARINA

Aku tahu kamu Rosa, luar dalam.

Ekspresi Rosa berubah, menggoda. Karina juga, mereka saling menggoda.

ROSA

Luar dalam? dasar.

Mereka tertawa bersama.

Pram berjalan masuk ke dalam Kelas, Karina melihatnya, ia melambaikan tangan, tersenyum kepada Pram.

Pram tersenyum, melambaikan tangan, membalasnya. Pram duduk di Kursinya.

Tama berjalan masuk ke dalam Kelas, ia duduk di tempatnya. Ia melihat Karina.

Karina melihatnya, mereka saling berkontak.

65.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - PAGI

Karina dan Tama duduk bersebelahan, mereka tidak bicara.

KARINA

Dia pindah sekolah? serius? padahal kita udah kelas duabelas, bukannya tanggung?

TAMA

Karena dia masih ada urat malu. Laras sendiri yang minta buat pindah.

KARINA

Padahal aku gak masalah ketemu dia.

TAMA

Tapi Larasnya yang bermasalah.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Apa kalian baik-baik aja?

TAMA

Bisa di bilang gitu.

KARINA

Kenapa aku gak yakin sama jawaban kamu?

TAMA

Kami cuma butuh waktu buat penyesuaian.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Aku dengar soal Kepala Sekolah.

TAMA

Ayah di pindahin ke Sekolah lain. Aku rasa Ayah pasti mikirin kesalahan yang dia bikin.

KARINA

Kalian belum bicara?

TAMA

Udah, tapi kamu tahu sendiri Kepala Seklah. Dia pasti berpikir dia bisa dapat jabatan yang lebih lagi.

KARINA

Kalau dia kayak gitu lagi?

TAMA

Aku hanya tinggal lakuin hal yang sama, kan?

Karina tersenyum mendengarnya.

TAMA

Aku yakin Ayah bisa berubah. Tapi gak sekarang, mungkin butuh waktu.

KARINA

Iya, semua memang butuh waktu.

Mereka hanya diam, melihat sekitar Sekolah, datar.

ext. lapangan - sekolah - pagi

Murid-murid berbaris di Lapangan, mereka mengikuti Upacara Bendera.

Karina berbaris di barisannya bersama Rosa. Ia melihat Pram dari belakang, datar.

66.EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI

Karim berjalan di Koridor Sekolah, ia bertegur sapa dengan Murid-murid yang berpapasan.

Dari arah depan, Septia berjalan, ia juga bertegur sapa dengan Murid-murid yang berpapasan dengannya.

Mereka saling melihat, mereka saling tersenyum.

67.INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - PAGI

Karim dan Septia duduk bersama, memegang cangkir gelas mereka masing-masing. Mereka melihat ke depan, datar.

SEPTIA

Saya suka suasana kayak gini, Pak.

Karim melihat Septia.

SEPTIA

Suasana sekolah yang tenang, hari-hari yang berjalan seperti biasanya.

KARIM

Maksud Ibu hari-hari yang membosankan?

Septia melihat Karim, ia menggeleng.

KARIM

Bukan?

SEPTIA

Hari-hari saya gak membosankan, Pak.

Karim mengangguk, ia meminum Kopinya. Septia masih melihat Karim. Karim menyadarinya, ia melihat Septia.

SEPTIA

Bapak gak tanya kenapa bisa gak bosan?

KARIM

...Kenapa bisa gak bosan?

SEPTIA

Karena saya bisa ketemu Bapak.

KARIM

(tersenyum)
Saya hampir mau bilang eaa, Bu. Udah kayak pantun.

SEPTIA

Cakep.

Mereka berdua tertawa bersama.

KARIM

Saya udah tahu pasti itu jawaban Ibu.

SEPTIA

Dan Bapak tahu apa yang akan saya lakukan selanjutnya.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Saya gak butuh jawaban Bapak, dan saya juga gak butuh komitmen Bapak. Saya suka apa yang terjadi dengan kita sekarang. Saya gak akan maksa Bapak.

Karim hanya diam, ia tidak menjawab.

SEPTIA

Buat saya, yang penting Bapak tahu apa yang saya rasakan itu udah cukup. Saya gak minta lebih dari itu.

Karim tidak percaya mendengarnya. Septia heran melihatnya.

SEPTIA

Gak ada yang salah, kan? saya hanya bilang apa yang saya pikirkan.

KARIM

Bagaimana bisa ada perempuan seberani dan sejujur Ibu?

SEPTIA

Saya belajar dari laki-laki yang baik, dia juga berani. Satu hal lagi, dia peduli sama orang di sekitarnya, itu yang saya suka dari dia.

KARIM

Kayaknya laki-laki itu memang bodoh ya, Bu. Gak sadar ada perempuan yang peduli sama dia.

Septia melihat Karim, dingin.

SEPTIA

Iya, laki-laki itu memang bodoh. Betul-betul bodoh.

Mereka saling melihat, Karim tersenyum canggung. Ekspresi Septia berubah, tersenyum.

Ia menyandarkan Kepalanya di Bahu Karim. Mereka meminum Kopi dari gelas mereka, dalam diam.

68.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - PAGI

Murid-murid berdiri di depan kelas 12 IPA 3, melihat pembagian kelas baru mereka.

Rosa dan Karina melihat Daftar nama yang tertempel di sana. Mereka mencari nama mereka.

ROSA

Aku di sini. Kamu?

Karina mencari namanya.

KARINA

Nama aku gak ada.

ROSA

Serius?

Karina mencari namanya sekali lagi, menggunakan Jarinya sebagai panduan.

KARINA

Aku gak ada.

CUT TO:

Rosa berdiri bersama Gio di sebelahnya. Karina tak jauh dari mereka.

ROSA

Aku gak sekelas sama kamu? serius?

KARINA

Gak usah pasang muka sedih, aku tahu kamu suka sekelas sama Gio.

Rosa tertawa mendengarnya.

ROSA

Kamu memang tahu aku.

KARINA

Tapi kamu tahu kan rasanya pacaran satu kelas?

Mereka berdua saling lihat.

KARINA

Aku doain kalian baik-baik aja, ya.

GIO

Itu yang jadi masalahnya.

ROSA

Jadi kamu gak mau kita sekelas?

Gio melihat Karina.

GIO

Kan?

KARINA

Selamat berantem. Aku pergi.

Karina berjalan menjauhi Kelas itu. Di depan kelas, Rosa dan Gio berbicara, mereka berdebat. Sesaat Karina melihatnya, tersenyum.

69.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - PAGI

Sebuah Kelas, terlihat Papan Kelas, bertuliskan:

12 IPA 2

70.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Tama duduk sendirian di Kelasnya. Ia melihat ke arah luar jendela, datar.

Terdengar suara handphonenya, ia melihatnya, sebuah pesan dari Laras, bertuliskan:

"Kangen"

Tama tersenyum membacanya, ia mengetik, membalas, bertuliskan"

"Sama, aku kangen kamu"

Tama melihat sekitar kelasnya, ia tersenyum. Ia melihat ke luar jendela, ia melamun.

71.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - PAGI

Karina berdiri di depan kelas, ia melihat kelas itu, 12 IPA 1.

Karina melihat daftar nama murid-murid kelas itu, ia mencari namanya.

Nama Karina ada di Kelas itu.

KARINA

12 IPA 1.

PRAM (O.S)

Kita sekelas.

Karina melihat Pram yang berdiri di sebelahnya. Ia terkejut.

Mereka saling melihat, datar.

72.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Karina dan Pram berdiri di deretan-deretan Kursi, sebagian sudah di isi Murid-murid lainnya.

Karina melihat sekitar, memilih Kursi yang akan ia duduki. Pram juga melakukan hal yang sama.

Pram duduk di salah satu kursi, di sebelahnya kosong. Pram melambaikan tangannya ke Karina.

PRAM

Karin, sini.

Karina berjalan ke arah Pram, ia melihat kursi yang kosong itu.

PRAM

Kamu bisa duduk di sebelah aku.

Karina hanya diam, sesaat ia melihat Pram. Ia tersenyum, kemudian ia duduk di sebelah Pram.

KARINA

Makasih.

PRAM

Aku tahu kamu mau duduk di sebelah aku dari tadi.

Karina tersenyum mendengarnya.

KARINA

Kamu habis liburan kayaknya makin aneh.

PRAM

Kayaknya aku jadi aneh karena main sama kamu.

Mereka tertawa bersama. Karina melihat sekitar Kelas.

KARINA

Berarti aku yang memang aneh.

Mereka tertawa bersama.

KARINA

Kenangan apa yang bisa kita buat di sini?

Pram melihat sekitar, kemudian ia melihat Karina, lama sekali.

PRAM

Apapun itu aku harap bisa jadi kenangan yang baik.

Mereka berdua saling melihat, tersenyum.

PRAM

Karin... makasih.

KARINA

Buat apa?

PRAM

Semuanya.

Karina tersenyum mendengarnya.

PRAM

Kamu tahu aku gak lolos seleksi, kan?

KARINA

Terus kenapa?

PRAM

Waktu aku latihan semalam. Aku di panggil pelatih.

CUT TO:

73.EXT. PINGGIR LAPANGAN - MALAM

Pram sedang istirahat, ia meminum Air Mineral. Pelatih berjalan ke arahnya.

PELATIH

Kamu mau Trial di Pahlawan FC, Pram?

Pram hanya diam, melihat Pelatih.

PELATIH

Mereka mau kamu trial di sana, kalau bagus kamu di kasih kontrak.

Pram hanya diam, tidak menjawab.

PELATIH

Itu bagus buat kamu. Mereka lihat kamu waktu Seleksi. Mereka tertarik, mau cari tahu tentang kamu.

Sesaat Pram diam, ia melihat Pelatih --

PRAM

Saya mau, Pak.

PELATIH

Bapak tahu kamu mau.

Pelatih pergi dari situ. Pram masih di tempatnya, ia tersenyum.

CUT TO:

74.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Karina dan Pram saling melihat, masih di tempat duduk mereka.

KARINA

Bener kan apa yang aku bilang. Pasti ada aja yang lain kalau kamu gagal. Kalau kata orang, satu pintu di tutup, sepuluh pintu di buka.

PRAM

Ini cuma Trial, Karin.

KARINA

Trial? Motor Trail?

PRAM

(tersenyum)
Trial itu uji coba, kayak seleksi juga. Kalau bagus aku di kontrak.

Karina mengangguk.

PRAM

Kalau aku di kontrak, mungkin aku gak sering lihat kamu.

KARINA

Kenapa? kamu kangen aku, ya?

Pram tidak menjawab, ia hanya tersenyum.

PRAM

Atau kamu yang kangen aku?

Karina tidak menjawab, ia hanya diam. Mereka saling melihat, kemudian tersenyum.

KARINA

Kan ada Handphone.

PRAM

Oh, ya? bisa jadi aku gak angkat.

Karina terkejut, tidak percaya. Pram tertawa melihatnya. Ia mengelus Kepala Karina.

KARINA

Makasih udah bantuiin aku, Pram. Serius.

Pram mengangguk.

KARINA

Kamu udah tahu mau jadi apa. Sekarang tinggal aku.

PRAM

Karin, percaya aku. Cepat atau lambat apa yang kamu mau pasti bisa kamu dapat. Kamu cuma perlu pemicu.

KARINA

Pemicu?

PRAM

Iya, kayak orang-orang lihat kamu ikut lomba.

KARINA

Kan udah, tapi gak ada yang menang.

PRAM

Banyak orang yang gak menang di kompetisi jadi terkenal. Bisa jadi kamu kayak gitu.

Karina hanya diam, memikirkan sesuatu.

KARINA

Kamu mau main band?

PRAM

Band?

Karina mengeluarkan Handphonenya, ia menunjukan Pram Gambar Promosi Pencarian Bakat Anak-Anak SMA.

KARINA

Kamu mau bantuin aku? siapa tahu ini pemicu aku.

PRAM

Kalau band kita perlu drummer.

KARINA

Aku tahu siapa yang cocok.

Pram tersadar, ia tersenyum --

PRAM

Kamu mau mainin lagu apa?

Karina tersenyum, bersemangat.

75.INT. RUANG BAND - SIANG

Karina berdiri di depan Mic, ia menyesuaikan tinggi Mic. Ia melihat ke samping.

Pram sedang memainkan Gitar, ia menyetel Gitar. Pram melihat Karina, ia tersenyum. Pram melihat ke belakangnya.

Tama berada di belakang Drum, memperbaiki Posisinya. Ia melihat Pram, tersenyum.

Mereka sedang berada di Ruang Musik.

KARINA

Udah siap semua?

Pram mengangguk, Tama mengangguk.

Karina berjalan ke depan, sebuah Handphone berdiri di depan mereka.

Karina menekam icon rekam, ia belari ke tempatnya semula.

TAMA

(memukul stick drum)
Tu, wa, ga

Suara Drum di tabuh Tama, terdengar suara Petikan Gitar Pram.

KARINA

I am unwritten, can't read may mind...

Mereka menyanyikan Lagu UNWRITTEN oleh NATASHA BEDINGFIELD.

Dengan Aransemen yang di lakukan mereka.

END CREDIT.

Lagu ini di mainkan sampai selesai.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Makasih kak sudah bioleh ikut belajar skrip.
4 bulan 1 minggu lalu