Bintang SMA 106
6. Bagian 6

60.INT. RUANG KERJA - KARAOKE - SIANG

Karina duduk, ia melihat Astrid, datar.

ASTRID

Kakak minta maaf, Karin.

Karina tidak menjawab, ia hanya diam.

ASTRID

Kakak akan jadi saksi buat kamu kalau kamu mau.

KARINA

Itu alasan Kakak deketin aku dari awal?

Astrid tidak menjawab.

KARINA

Apa yang Kakak rasain waktu deketin aku, padahal Kakak tahu? apa Kakak merasa kasian sama aku?

ASTRID

Kakak deketin kamu karena Kakak mau tanggung jawab dan Kakak minta maaf karena baru berani sekarang. Dan kamu berhak marah. Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, Kakak baru tahu kamu cari saksi kecelakaan kamu waktu kamu kasih tahu. Dan kamu harus percaya itu.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Aku selalu suka lihat Kakak. Gak tahu kenapa, menurut aku, Kakak keren, perempuan independen. Aku mau jadi kayak Kakak kalau besar nanti.

ASTRID

Tapi kamu pasti kecewa lihat Kakak, orang yang gak bertanggung jawab sama perbuatannya.

KARINA

Sedikit banyak iya. Tapi Kakak berani tanggung jawab itu jauh lebih keren, lebih baik terlambat daripada gak sama sekali.

Astrid tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Gak terhitung berapa kali aku mau berhenti cari tahu, tapi ini bukan soal aku aja.

ASTRID

Ini soal Tio juga?

KARINA

Iya.

Astrid dan Karina tersenyum.

KARINA

Makasih, Kakak udah kasih tahu aku.

ASTRID

Kakak yang harusnya terimakasih sama kamu.

KARINA

Aku benar-benar lega dengar Kakak bicara gitu.

ASTRID

Kakak juga, kayak beban Kakak udah keangkat semuanya.

Karina tersenyum.

ASTRID

Kalau kamu butuh apa-apa, kasih tahu, Kakak. Kakak pasti bantu.

Karina tersenyum mendengarnya.

ASTRID

Soal Laras, apa yang mau kamu lakuin?

Karina hanya diam. Ia melihat ke arah lain, datar.

61.EXT. DEPAN TEMPAT KARAOKE - SORE

Karina berjalan di tempat itu. Ia berhenti, melihat sekitar, datar.

Orang-orang di area itu sudah ramai, Klub-klub sedang mempersiapkan diri mereka.

Karina menghadap ke atas, ia menghela nafas, panjang. Ia memenjamkan matanya.

62.INT. KAMAR TAMA - RUMAH TAMA - MALAM

Tama berbaring melihat langit-langit, datar.

Ia berbalik badan, menghadap tembok.

63.INT. KAMAR PRAM - RUMAH PRAM - MALAM

Pram yang berbaring di tempat tidurnya, melihat langit-langit kamar, datar.

64.INT. DAPUR - RUMAH LARAS - MALAM

Laras melihat Arif yang sedang memasak di Dapur. Ia melihatnnya, datar.

LARAS

Ayah?

ARIF

Iya.

LARAS

Kalau kita ada salah, kita harus tanggung jawab, kan?

Arif meletakan Nasi Goreng di depan Laras. Ia melihat makanan itu.

ARIF

Harusnya iya.

LARAS

Kalau ada orang yang kita sayang, terus dia lakuin kesalahan, apa kita bisa gantiin orang itu buat tanggung jawab?

ARIF

Bisa, karena kita gak mau orang yang kita sayangi itu kena akibat dari perbuatannya.

LARAS

Gak salah kalau kita berkorban buat orang yang kita sayangi, kan?

ARIF

Iya...

Ada jeda di antara mereka.

ARIF

Harusnya orang yang lakuin kesalahan itu yang bertanggung jawab.

LARAS

Kalau dia gak mau?

ARIF

Berarti orang itu gak pantas buat kita sayangin.

Laras hanya diam, tidak menjawab.

ARIF

Tapi Ayah berharap orang yang orang yang di sayang itu mau mengakui kesalahannya buat orang yang menyayanginya.


Laras tidak menjawab, ia hanya diam. Arif memakan Nasi Gorengnya.

65.INT. KAMAR LARAS - RUMAH LARAS - MALAM

Laras berbaring di Tempat Tidurnya, ia melihat Kotak di sisi Tempat Tidurnya, datar.

66.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Laras duduk di Kursinya, ia melihat Tempat Karina yang kosong. Ia melihat ke arah luar.

Karina berjalan masuk ke dalam Kelas.

Ia melihat Laras yang sedang melihatnya. Mereka saling melihat, datar. Sesaat Karina diam di tempatnya.

Karina berjalan menuju Tempatnya dan meletakan Tasnya. Ia melihat Laras yang masih memperhatikannya.

Laras berdiri --

Karina berjalan menuju keluar kelas.

Laras mengikutinya dari belakang.

67.INT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Karina dan Laras sampai di belakang sekolah.

LARAS

Karin...

KARINA

Aku tahu kamu mau bicara apa.

LARAS

Apa menurut kamu aku egois?

KARINA

Aku gak berhak nilai kamu. Karena aku juga merasa egois.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Kamu tahu, begitu aku tahu semuanya. Aku gak tahu apa yang aku mau sekarang. Semuanya bercampur jadi satu.

Laras tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Aku yang dulu semangat mau cari tahu yang sebenarnya, malah padam sekarang.

LARAS

Apa karena yang kamu harapkan gak sesuai keinginan kamu?

KARINA

Mungkin, aku gak nyangka ternyata orang yang aku kenal jadi penyebab semua ini.

LARAS

Aku minta maaf, Karin.

KARINA

Yang salah itu Ayah kamu, bukan kamu.

LARAS

Kamu tahu kenapa aku minta maaf.

KARINA

Karena Ayah kamu satu-satunya keluarga kamu yang tersisa.

Laras menunduk. Karina hanya melihatnya, datar.

KARINA

Aku gak tahu gimana rasaya gak punya keluarga lagi. Tapi yang pasti rasanya gak enak.

Laras membersihkan wajahnya. Karina juga membersihkan wajahnya.

KARINA

Aku mungkin pindah ke Jakarta semester depan.

Laras melihat Karina, tidak percaya.

KARINA

Mungkin pindah jadi jalan terbaik buat aku.

LARAS

Karin...

KARINA

Apa yang aku laukin ini bukan demi kamu. Tapi demi diri aku sendiri.

LARAS

...Makasih, Karin.

KARINA

Jangan makasih sama aku, makasih sama Tio. Mungkin kalau dia dalam posisi aku, dia lakuin hal yang harusnya udah aku lakuin dari awal.

Karina berjalan cepat dari tempat itu, sambil membersihkan wajahnya.

Laras membersihkan wajahnya, berkali-kali.

LARAS

Makasih, Karin... Makasih... Makasih Karin.

Laras masih menunduk, membersihkan wajahnya, berkali-kali.

68.INT. BELAKANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Karina berhenti, ia bersandar di dinding kelas, ia menunduk.

Ia membersihkan wajahnya berkali-kali. Menarik nafas panjang, mengeluarkannya.

Ia mencoba tersenyum, berkali-kali.

Karina berjalan menuju kelas.

69.EXT. KORIDOR - SEKOLAH - SIANG

Pram berjalan keluar dari Kantin. Roni berjalan di depannya. Mereka berhenti.

RONI

Aku yakin Tama udah tahu sekarang.

PRAM

Soal apa?

RONI

Soal Laras.

PRAM

Dan apa hubungannya dengan Laras?

RONI

Menurut kamu apa?

Ada jeda di antara mereka.

PRAM

Alasan kamu ngelakuin ini?

RONI

Masalah ini harus selesai. Karina mau pindah, aku yakin dia gak akan ikut campurn lagi. Tama? dia pasti gak bisa lakuin apa-apa. Yang bisa aku harapin cuma kamu.

Roni berjalan pergi dari Kantin. Pram masih di tempatnya, melihat ke sembarang arah, dingin.

CUT TO:

70.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - SIANG

Pram berjalan dengan cepat menuju Kelas.

71.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - SIANG

Pram berjalan menuju Tama yang sedang menulis --

Pram menarik Kerah Baju Tama dan menariknya ke dinding --

Mereka saling melihat, dingin.

Anak-anak kelas itu melihat mereka, dalam diam.

PRAM

ANJING!!

TAMA

Disini ada anak-anak. Kita bisa keluar.

Pram tidak menjawab, ia hanya diam. Dingin.

Tama melepaskan cengkraman Pram. Ia merapikan bajunya, melihat sekitar.

TAMA

Kalau kamu mau selesaiin masalah ini, di luar. Jangan di dalam.

PRAM

Kenapa? takut anak-anak tahu kamu yang sebenarnya?

Tama melihat Pram, dingin.

Pram berjalan keluar Kelas, Tama berjalan di belakangnya.

Dengan cepat anak-anak berkumpul di Pintu Kelas, melihat kejadian itu. Diantara mereka ada Rosa yang juga melihat kejadian itu, sesaat kemudian ia berlari keluar kelas.

72.EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - SIANG

Pram dan Tama berada di belakang sekolah. Mereka saling melihat, dingin.

PRAM

Pengecut kamu, Tama.

TAMA

Jangan sok tahu tentang aku, Pram.

Pram mendekati Tama. Mereka saling melihat, dingin.

TAMA

Sepengecutnya aku, lebih pengecut kamu. Kamu lakuin semua yang Orang Tua kamu suruh --

DUAAAK --

Pram memukul Tama, ia tidak bisa menghindar. Tama memegang wajahnya.

PRAM

Kamu jual teman kamu sendiri --

DUAAAK --

Tama memukul Pram. ia tidak bisa menghindar, Pram terhuyung ke belakang.

tama

Badan aja bagus, tenaga gak ada. Dasar lemah.

Pram dengan cepat melayangkan Pukulan. Tapi bisa di tangkis Tama. Tama melayangkan Pukulan dan mengenai Pram.

Pram dengan cepat melayangkan pukulan dan mengenai wajah Tama. Ia jatuh tersungkur.

PRAM

Lemah, kebayakan pacaran. Dasar lemah.

Dengan cepat Pram memukul Tama yang terbaring di tanah, bertubi-tubi. Tama melindungi wajahnya dengan tangan. Tendangan kaki Tama mengenai perut Pram. Ia mundur, memegang perutnya.

Dengan wajah babak belur, Tama berlari menuju Pram yang juga berlari menuju Tama, mereka beradu jotos.

73.EXT. LAPANGAN - SEKOLAH - SIANG

Karina sedang memperhatikan Anak-anak Murid bermain Futsal.

Ia melihat Rosa yang berlari ke arahnya, tersengal-sengal.

ROSA

Karin... mereka... Tama sama Pram... mereka berantem.

Karina terkejut mendengarnya.

74.EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - SIANG

Pram dan Tama masih berkelahi, mereka saling melayangkan Pukulan masing-masing.

PRAM

Dasar Anjing. Kamu lebih milih Pacar kamu yang bego itu daripada Tio.

Tio berjalan dengan cepat menuju Pram --

DUAAK --

Tama meninju Pram, terkena perutnya. Pram terbatuk-batuk, memegang Perutnya.

Tama memegang Kepala Pram, melihatnya, dingin.

TAMA

Jangan bicara soal Laras, Anjing. Kamu gak tahu apa-apa soal Laras. DASAR ANJING!!

Laras berdiri tak jauh dari mereka, melihat semuanya. Ia hanya diam, menutup mulutnya, tak percaya.

75.EXT. KORIDOR - SEKOLAH - SIANG

Karina berlari di Koridor Kelas, melewati anak-anak yang berjalan di Koridor.

Ia Panik.

FADE OUT.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar