Bintang SMA 106
4. Bagian 4

31.INT. KAMAR PRAM - RUMAH PRAM - MALAM

Pram sedang melihat handphonenya, di sana ada Foto Pram, Tama dan Tio. Mereka tersenyum lebar.

Ia melihat foto itu, datar.

32.INT. DAPUR - RUMAH KARINA - PAGI

Karina duduk di Meja Makan, bersama Ayah. Harini sedang membuat sarapan.

KARINA

Harris pergi duluan?

BAMBANG

Iya.

Karina mengangguk.

BAMBANG

Sekolah kamu gimana? nyaman?

Karina mengangguk, Bambang juga mengangguk. Suasana canggung di antara mereka.

KARINA

Ayah, soal Karina pindah...

BAMBANG

Soal itu... kamu bisa putusin habis UAS.

Harini meletakan Nasi Goreng di depan Karina. Ia duduk di sebelah Bambang.

HARINI

Ibu ikut kalian, Ibu udah bilang Ayah. Mungkin Ibu kayak lepas tanggung jawab, tapi memang begitu kenyatannya. Kamu punya kehidupan di sini. Jadi keputusan di tangan kamu.

BAMBANG

Tapi Ayah mau kamu ke Jakarta. Karena kamu pindah ke sini makanya kamu kecelakaan.

Ada jeda di antara mereka.

HARINI

Harris bilang dia gak masalah. Dia juga minta habis UAS.

BAMBANG

Ayah berharap kamu bisa ikut Ayah ke Jakarta.

Karina memakan Nasi Gorengnya. Bambang tersenyum kepadanya.

33.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Rosa berjalan dengan pelan di dalam Kelas. Karina berdiri di depannya, mereka saling melihat. Karina tersenyum. Mereka berpelukan.

Karina membantu Rosa berjalan menuju Kursinya.

34.EXT. KANTIN - SEKOLAH - PAGI

Rosa dan Karina sedang memakan jajanan mereka di Kantin.

Gio berjalan mendekati mereka, Rosa menyadarinya, ia berdiri. Karina bingung, ia melihat Gio yang berdiri di depan mereka.

GIO

Kenapa kamu masuk sekolah?

Rosa tidak menjawab, ia melihat Karina. Karina bingung, ia melihat mereka berdua, bergantian.

GIO

Aku yang anter kamu ke kelas.

Rosa tidak menjawab, ia masih melihat Karina. Karina tersadar, ia berdiri.

KARINA

(berbisik)
Jangan di pikirin. Rosa butuh waktu.

Gio mengangguk. Karina dan Rosa berjalan keluar Kantin.

35.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - SIANG

Karina dan Rosa berjalan menuju Kelas. Karina melihat Pram yang berada di Luar Kelas. Mereka saling melihat.

Dari dalam kelas, Tama keluar, melihat mereka bedua. Mereka bertiga saling melihat satu sama lain.

36.EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Tama hanya diam, di depannya ada Karina dan Pram.

TAMA

Keputusan kamu?

KARINA

Masih belum tahu, aku kasih tahu kamu in case kalau benar-benar aku pindah.

Tama melihat Pram.

TAMA

Kalau memang itu keputusan kamu, aku hargai.

KARINA

Aku minta maaf.

TAMA

Gak apa-apa. Kita bisa sejauh ini semuanya karena kamu. Dari awal kamu gak harus lakuin ini.

KARINA

Tapi aku yang paling ngotot buat cari tahu masalah ini.

TAMA

Itu bukan masalah buat aku. Walaupun aku harus pertimbangan janji kamu ke aku.

Karina tersenyum, Tama juga ikut tersenyum. Tama melihat Pram yang hanya diam.

Pram melihat ke arah lain, datar.

37.EXT. LAPANGAN - SEKOLAH - SIANG

Pram sedang duduk di pinggir lapangan, melihat Lapangan itu, datar.

Tama duduk di sebelahnya, Pram tersadar.

TAMA

Keputusan kamu soal Karina?

Pram tidak menjawab, ia hanya diam.

TAMA

Roni udah tahu?

PRAM

Belum.

TAMA

Biar aku yang kasih tahu dia nanti.

Mereka hanya melihat lapangan itu, dalam diam.

38.EXT. LAPANGAN - SEKOLAH - SIANG

Harris sedang mengetik Laptopnya, terdengar suara ketikan dari sana.

Tiwi sedang memakan Jajajannya sambil melihat sekitar. Ia melihat Harris yang sedang mengetik.

TIWI

Episode satu udah selesai?

HARRIS

Belum.

Tiwi mengangguk, ia masih melihat Harris. Ia mengamnbil Handphonenya dan mengetik sesuatu di sana, ia memberikan Handphone itu ke Harris --

TIWI

Aku dapat email ini hari ini.

Harris berhenti, ia mengambil Handphone itu dan melihatnya.

Ada tulisan di sana, bertuliskan:

"Kami memiliki tawaran untuk menjadikan saudara sebagai BRAND AMBASSADOR dari Tim E-Sport kami"

Harris melihat Tiwi yang tersenyum, menunggu jawaban.

HARRIS

Kamu mau?

TIWI

Menurut kamu gimana?

HARRIS

Kamu gak jadi pro di tim ini, kan? cuma jadi BA aja?

Tiwi mengangguk.

HARRIS

Kalau aku gak.

TIWI

Kenapa?

HARRIS

Pertama kamu gak jadi pro. Kedua, kalau cuma jadi BA apa bedanya kamu sama cewek-cewek yang punya modal tampang sama badan yang di jual.

Ada jeda di antara mereka.

TIWI

Tapi kamu tahu gak sembarang orang bisa jadi BA.

HARRIS

Gak semua orang yang jadi BA itu ngerti game, Tiwi. Mereka cuma pamer muka sama badan mereka.

Tiwi hanya diam.

HARRIS

Kamu bisa di ganti sama cewek yang lebih cantik dari kamu.

TIWI

Ada masalah kamu sama cantik sama Badan bagus? kamu udah bilang kata-kata itu tiga kali, Harris.

Harris menyadarinya, ia melihat Tiwi.

HARRIS

Aku bukan gak dukung kamu, oke. Tapi kamu bukan mau jadi BA, kamu mau jadi Pro. Dan aku harus ingetin kamu.

TIWI

Tapi kamu tahu aku punya skill.

HARRIS

Orang gak lihat kamu punya skill, Tiwi. Mereka cuma lihat kamu muka kamu. Skill kamu ketutup sama muka kamu.

TIWI

Masalah kamu apa sebenarnya?

HARRIS

Kamu tahu masalah aku apa.

TIWI

KASIH TAHU AKU APA SEBENARNYA!!

HARRIS

KAMU HARUS JADI PRO!!

TIWI

TAPI AKU GAK DAPET TAWARAN PRO, OKE!! AKU CUMA JADI BA!! DAN INI MUNGKIN SATU-SATUNYA KESEMPATAN AKU!!

Ada jeda di antara mereka.

HARRIS

Kalau kamu mau terserah kamu.

TIWI

KENAPA ADA PENULIS PIKIRAN SEMPIT KAYAK KAMU!!

HARRIS

Kalau kamu tahu mau kamu apa kenapa tanya aku.

TIWI

EMANG GILA, KAMU!! GAK AKAN ADA YANG MAU BACA NASAKAH KAMU!!

Tiwi berjalan cepat dari Lapangan. Harris hanya melihatnya, datar. Ia menghela nafas panjang.

39.EXT. DEPAN DINAS PENDIDIKAN - SORE

RIAN HIDAYAT, 30-an, berjalan menuju Sepeda Motornya. Ia berhenti, melihat sesuatu di depannya.

Karim dan Septia berdiri di depannya. Mereka melihat Rian.

RIAN

Ada yang bisa saya bantu?

KARIM

Bisa, apa kamu kenal dengan Sugeng Cahyono?

Rian tidak menjawab, ia hanya diam.

KARIM

Saya yakin kamu kenal, karena dia kamu tiba-tiba kaya kan?

Rian hanya diam, melihat mereka satu persatu.

KARIM

Saya tidak apa-apakan kamu, kami hanya mau bicara.

Karim tersenyum kecil.

40.INT. CAFE - SORE

Rian duduk bersama dengan Karim dan Septia.

KARIM

Apa saya bisa percaya dengan semua omongan kamu?

RIAN

Saya tidak bohong, saya bersumpah. Saya melakukannya karena saya tidak ada jalan keluar lagi.

KARIM

Kamu sadar apa yang kamu lakukan itu salah.

RIAN

Saya sadar itu salah. Tapi saya melakukannya ini demi keluarga saya.

KARIM

Apa yang kamu katakan ke saya ini juga demi keluarga kamu.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Kami tidak bermaksud mengancam kamu. Kalau kami memang begitu, sudah dari tadi kami bawa Polisi. Tapi tidak.

KARIM

Ditambah kami ada barang bukti, begitu kami serahkan ke Polisi, habis kamu.

SEPTIA

Pak.

KARIM

Maaf, saya terbawa suasana. Sekarang kamu ceritakan semua yang kamu tahu.

RIAN

Kalau saya ceritakan semuanya, untungnya buat saya?

KARIM

Ini bukan negosiasi, kamu harusnya sadar posisi kamu. Kamu gak bisa apa-apa sekarang.

Rian hanya diam, melihat Karim.

KARIM

Kalau memang apa yang kamu bilang itu benar, mungkin itu bisa bantu kamu nanti.

SEPTIA

Kami bisa bantu kamu, tapi kamu harus bantu kami juga.

Rian melihat mereka, dalam diam.

RIAN

Saya akan ceritakan semuanya ke kamu.

Karim dan Septia saling melihat, mereka tersenyum.

41.INT. KAMAR ROSA - RUMAH ROSA - SORE

Karina dan Rosa duduk di lantai, bersandar di Tempat Tidur. Karina melihat Kaki Rosa.

KARINA

Fisio kamu bilang apa?

ROSA

Butuh waktu beberapa bulan buat pulih.

KARINA

Kalau kamu butuh apa-apa, aku bisa bantu.

ROSA

Aku cedera, kamu mau pindah. Sial banget hidup aku.

KARINA

Kamu tahu, kalau kita ketawa kesialan kita, itu tandanya kita masih bisa nikmatin hidup.

ROSA

Kalau itu kita paling jago, Karin.

Mereka berdua tersenyum. Kepala Rosa bersandar di Bahu Karina.

KARINA

Pasti berat buat kamu.

ROSA

Pasti berat juga buat kamu, Karin.

Ada jeda di antara mereka.

ROSA

Jadi kita LDR lagi?

Karina tersenyum mendengarnya.

KARINA

Kita udah biasa LDR kan?

ROSA

Tapi aku gak ada teman lagi.

KARINA

Kan ada Gio.

Rosa tidak menjawab.

KARINA

Dia gak ke sini?

ROSA

Aku larang dia.

Karina melihat Rosa, tersenyum. Ia mengelus Kepala Rosa.

KARINA

Dia cuma mau bikin kamu baikan.

ROSA

Aku tahu.

Karina dan Rosa melihat ke arah depan, datar.

ROSA

Pram bilang apa soal masalah kamu?

KARINA

Dia gak bilang apa-apa. Itu yang bikin aku kepikiran.

ROSA

Kepikiran hubungan kalian atau masalah kamu?

Karina melihat Rosa, bingung.

ROSA

Kayaknya memang mereka putus. Aku tanya temennya Cantika.

KARINA

Hubungannya sama aku?

ROSA

In case kalau kamu butuh informasi dari aku.

KARINA

Buat apa?

ROSA

Strategi.

KARINA

Makasih, infonya.

Karina tertawa mendengarnya. Karina memukul pelan Kepala Rosa.

42.EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - SIANG

Karina dan Rosa berjalan keluar dari Kelas. Mereka berhenti.

Gio ada di depan Kelas, ia tersenyum kepada Karina.

GIO

Biar aku yang anter kamu fisio.

Rosa tidak menjawab, ia hanya diam.

GIO

Jangan gini, Baby, serius.

Karina melihat mereka berdua, canggung.

GIO

Percaya aku, kamu sakit aku juga sakit.

Karina tersenyum mendengarnya, ia melihat Rosa. Rosa melihatnya, menyadarinya.

KARINA

Kalian berdua memang harus bicara. Aku juga sakit lihat kalian gini.

Karina menahan senyumanya sambil berlalu pergi. Gio tersenyum, ia tersadar.

GIO

Kita pergi sekarang?

Rosa hanya diam, Gio memegang tangan Rosa, berjalan.

43.INT. TEMPAT FISIOTERAPIS - SORE

Rosa menggunakan Pakaian Olahraga, melakukan pemulihan cederanya.

Terlihat ia yang menahan rasa sakitnya, melakukan gerakan yang di suruh.

Rosa melihat ke arah pintu, ada Gio yang berada di sana. Gio tersenyum kepada Rosa. Rosa hanya melihatnya, datar.

Ia melanjutkan melakukan gerakan yang di suruh Fisioterapis.

44.EXT. DEPAN TEMPAT FISIOTERAPIS - SORE

Gio berjalan bersama Rosa keluar dari bangunan itu. Gio melihat Rosa.

GIO

Kamu lapar? kita makan dulu.

Gio memegang tangan Rosa, mereka berjalan --

Rosa berhenti, Gio melihatnya.

ROSA

Kenapa kamu gak tanya aku diamin kamu?

GIO

Kenapa kamu diamin aku?

Rosa tidak menjawab, ia hanya diam.

GIO

Kan? kamu gak jawab.

ROSA

Aku gak mau kamu lihat aku kayak gini.

GIO

Oh, sweety.

Ada jeda di antara mereka.

GIO

Aku suka kamu kayak gini, serius. Kamu lebih nunjukin perasaan kamu.

Rosa melihat Gio, ia tersenyum.

ROSA

Apa aku berhenti aja?

Gio hanya diam, tidak menjawab.

ROSA

Aku capek, gak terhitung berapa kali aku mau berhenti. Sekarang aku ada alasan buat berhenti.

Gio mendekati Rosa. Rosa menahan tangisnya.

ROSA

Apa aku emang gak berbakat di renang?

Gio tersenyum kecil.

GIO

Kamu orang yang paling berbakat yang pernah aku kenal. Jadi jangan pernah mikir kayak gitu.

Rosa hanya melihat Gio.

GIO

Tapi kamu berhak buat berhenti, aku gak bisa larang. Tapi apa kamu bahagia?

Rosa tidak menjawab, ia hanya diam.

GIO

Kita bisa cari jawabannya. Aku pasti bantu kamu.

Rosa menyandarkan Kepalanya ke dada Gio. Menahan tangisnya.

Gio hanya menepuk pelan punggung Rosa.

Tangan mereka saling memegang, lebih erat.

45.EXT. KANTIN - SEKOLAH - PAGI

Tama dan Roni berada di Kantin, memakan jajajan mereka.

TAMA

Karina masih belum kasih keputusan.

RONI

Ternyata dia sama aja kayak kalian.

TAMA

Roni. Kamu tahu dia yang paling merasa bersalah dalam masalah ini.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Aku yakin kalau memang benar, dia pasti kasih tahu kamu. Ini kalau memang benar-benar dia pindah.

RONI

Lihat kamu kasih tahu aku, peluang dia pindah lebih besar.

Tama tidak menjawab, ia hanya diam. Roni berdiri --

RONI

Kalau gitu aku bikin gampang buat kamu, Tama.

Tama melihat Roni, bingung.

RONI

Kamu bisa tanya siapa saksi dan orang yang suruh Ronald jadi kambing hitam ke Laras.

Ada jeda di antara mereka.

RONI

Dia punya jawabannya.

Roni berjalan pergi dari Kantin. Tama melihat Roni yang menjauh.

46.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - SIANG

Karina melihat ke luar kelas yang sedang hujan deras. Ia melamun.

Di tempat duduknya, Pram melihat Karina yang melamun, datar.

Tama yang berdiri di depan pintu melihat Laras, datar.

Laras melihat Karina yang melamun dari tempat duduknya, datar.

Terdengar suara handphone Karina yang berbunyi, sebuah Chat, dari Astrid, bertuliskan:

"Bisa kita ketemu Karin? ini soal saksi yang kamu cari. Tapi bisa kamu datang sendiri?"

Karina melihat Chat itu, serius. Sesaat ia melihat sekitar.

Ia mengetik balasan, bertuliskan:

"Bisa, Kak. Pulang sekolah aku ke tempat Kakak"

Karina masih melihat Chat itu, serius.

Ia melihat Pram yang melihat dirinya, ia tersenyum. Pram hanya melihatnya, datar.

Ia melihat Handphonenya, serius.

Laras masih memperhatikan Karina dari tempat duduknya, serius.

Tama memperhatikan Laras, datar.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar