Bintang SMA 106
2. Bagian 2

11.INT. RUANG TENGAH/DAPUR - RUMAH KARINA - MALAM

Karina berbaring di kursi. Di sebelahnya ada Harris yang sedang membaca buku.

Harini keluar dari Kamarnya, ia melihat Karina, ia menciumnya dan mengelus kepala Harris, ia berjalan menuju Dapur.

HARINI

Gimana hari ini, sayang?

KARINA

Biasa lah, Bu.

HARINI

Biasa itu gimana, jelasin ke Ibu. Ibu mau tahu perasaan kamu gimana.

KARINA

Karin jelasin pun Ibu gak ngerti.

Harris melihat Karina.

KARINA

Jadi Karin punya temen, temennya Karin itu punya temen, mereka deket, tapi temennya temen Karina ini perhatian sama temen Karina. Jadi temen Karina ini bingung temennnya temen Karina itu maksudnya apa sampai perhatiaan gitu.

Harini keluar dari dapur --

HARINI

Ibu gak ngerti, Karin. Kamu ngerti Harris?

HARRIS

Jadi Kak Karin punya temen, Bu. Mereka dekat, tapi temen Kak Karin itu suka perhatian sama Kak Karin. Kak Karin ini bingung, maksud perhatiannya itu apa.

Karina mengangguk, setuju.

HARINI

(mengangguk)
Wajar kan teman kamu perhatian sama kamu, kamu kan juga perhatian sama Rosa.

KARINA

Ini bukan Rosa, Ibu. Ini yang lain. Laki-laki.
(tersadar)
Tunggu dulu --

HARINI

Dia suka sama kamu, Karin --

HARRIS

Atau mungkin Kak Karin yang ge-er --

KARINA

INI BUKAN KARINA, IBU! INI TEMEN KARIN!

Harini dan Harris saling melihat, kemudian mengangguk.

HARINI

Ini soal kamu, Karin.

HARRIS

Iya, Kak Karin lagi galau.

Harini dan Harris melanjutkan kegiatan mereka. Karina terjatuh dari Kursi, tidak ada yang peduli.

KARINA

Salah Karin nanya sama Ibu sama Kamu.

12.INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - SIANG

Karim dan Septia duduk bersama, memegang Gelas mereka masing-masing.

SEPTIA

Tapi ada satu hal yang sampai saat ini saya masih belum tahu.

KARIM

Apa, Bu?

SEPTIA

Apa yang di lakukan Kepala Sekolah dengan menggunakan Dana BOS dan BOP itu? maksud saya, ini di luar kasus penggunaan dana fiktif BOS dan BOP. Karena kita menyelidiki dua kasus yang berbeda.

KARIM

Yang Ibu maksud sekarang, kasus yang lain lagi, kan?

SEPTIA

Iya, itu maksud saya. Karena Kepala Sekolah mengambil dana BOS dan BOP beberapa kali.

KARIM

Menurut Ibu aneh rasanya kalau Kepala Sekolah hanya mengambil uang itu dan tidak di pergunakan.

SEPTIA

Bahkan di pembukuan, tidak di jelaskan uang itu buat apa. Walaupun saya tahu tidak harus di catat.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Kita tinggal tanya Pak Suparman.

Karim dan Septia meminum Kopi mereka, dalam diam.

13.INT. RUANG TUNGGU - LEMBAGA PERMASYARAKATAN - SIANG

Karim dan Septia duduk bersama Suparman, dalam diam.

KARIM

Apa Bapak pernah di kasih uang sama Kepala Sekolah di luar tunjangan?

Suparman tidak menjawab, ia hanya diam.

KARIM

Dengan embel-embel ekstra,tunjangan ekstra, sertifikasi ekstra seperti itu?

Suparman melihat Karim dan Septia, bergantian.

KARIM

Dengan Bapak memberikan saya dokumen itu, secara tidak langsung saya tahu apa yang Bapak lakukan. Sekarang kasih tahu saya, apa Bapak pernah menerima uang dari Kepala Sekolah di luar gaji dan tunjangan.

Suparman melihat Karim, ia mengangguk.

KARIM

Dan Kepala Sekolah bilang itu ekstra? diluar yang sudah di berikan?

Suparman mengangguk.

KARIM

Siapa lagi yang di kasih sama Kepala Sekolah, Bapak tahu?

SUPARMAN

Saya tahu.

KARIM

(mengeluarkan buku)
Ceritakan semuanya ke saya.

Suparman melihat Karim, datar.

14.EXT. CAFE - SORE

Karim dan Septia duduk di kursi cafe. Karim melihat buku catatan di depannya.

KARIM

Kalau memang benar semua orang yang terima uang dari Kepala Sekolah, kita tinggal tanya mereka satu persatu.

SEPTIA

Kita tidak bisa tanya mereka begitu saja, Pak. Mereka tidak akan percaya karena kita belum punya bukti apa-apa. Kecuali kita sudah punya bukti kuat.

Karim tidak menjawab, ia hanya diam.

SEPTIA

Keumungkinan besar mereka akan mengembalikan uang itu, kalau kita punya bukti. Setidaknya masalah ini sudah mendapatkan titik terang.

KARIM

Sekarang kita hanya perlu cari tahu siapa orang yang bantu Kepala Sekolah.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Siapapun itu pasti orang yang tahu tentang sistem dana BOS dan BOP.

SEPTIA

Yang artinya orang dinas pendidikan.

KARIM

Dan kita sudah tahu siapa orang itu.

SEPTIA

Tapi masih ada satu masalah, kita tidak tahu siapa pemilik PT itu.

KARIM

Iya, kita harus selesaikan masalah ini satu persatu.

Mereka dalam diam, Septia melihat Karim yang sedang serius.

SEPTIA

Pak Karim?

Karim melihat Septia.

SEPTIA

Minggu ini Bapak senggang?

KARIM

Iya, kenapa Bu?

SEPTIA

Kebetulan saya dapat promo buy one get one tiket film. Bapak mau nonton sama saya?

Karim terkejut mendengarnya, ia hanya diam.

SEPTIA

Daripada sayang gak di pakai, bagus buat Bapak.

KARIM

Bukannya yang biasa ajak nonton itu laki-laki ya, Bu?

SEPTIA

Sayangnya Bapak gak ajak saya nonton duluan.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Jadi iya atau gak? saya cuma butuh jawaban Bapak.

KARIM

...Iya, saya mau.

Septia mengangguk, ia tersenyum. Karim tersenyum melihat Septia.

KARIM

Gimana bisa perempuan ajak laki-laki nonton.

SEPTIA

Kita cuma nonton, Pak. Gak tahu kalau habis nonton kita ngapain lagi.

Karim yang sedang minum tersedak. Septia tersenyum melihatnya.

KARIM

Maksud Ibu habis nonton kita ada kegiatan lain?

SEPTIA

Menurut Bapak habis nonton kita ngapain?

Karim tidak menjawab, ia hanya meminum minumannya. Septia tersenyum melihatnya.

15.EXT. KAWASAN HIBURAN MALAM - MALAM

Kawasan itu terlihat ramai, banyak orang-orang yang berjalan-jalan. Perempuan-perempuan berdiri di pinggir jalan, beberapa Laki-laki berbicara kepada mereka.

Karina dan Pram berjalan di area itu, melihat sekitar.

PRAM

Kemungkinan kita ketemu saksi itu di sini kecil, Karin.

KARINA

Itu udah cukup buat aku. Selagi kemungkinan itu belum nol persen, masih ada harapan.

Pram melihat Karina. Karina tersenyum kepada Pram.

KARINA

Kita cuma harus tanya semua orang di sini.

Karina berjalan menuju Tempat Karaoke. Pram melihantya, ia tersenyum.

MINI MONTAGE:

1). Karina dan Pram bertanya kepada Perempuan di pinggir jalan, mereka menggeleng, 2). Karina dan Pram bertanya Perempuan di tempat Karaoke, mereka menggeleng, 3). Karina dan Pram bertanya kepada Pelayan di Karaoke, mereka menggeleng. 4) Karina dan Pram bertanya kepada Satpam Klub Malam, mereka menggeleng.

Karina dan Pram berdiri di pinggir jalan. Mereka melihat sekitar.

PRAM

Percuma, terlalu banyak orang di sini.

KARINA

Aku gak tahu kalau ternyata sesulit ini.

PRAM

Bisa jadi orang itu gak kerja malam ini.

KARINA

Kayaknya memang kemungkinan ketemu saksi itu di sini nol persen, Pram.

Mereka saling melihat.

KARINA

Kalau aku berhenti di tengah jalan, bisa mati aku.

Karina tersenyum, tapi Pram hanya diam.

ASTRID (O.S)

Karina?
Karina dan Pram melihat ke arah sumber suara. Astrid berdiri tak jauh dari mereka, memperhatikan mereka.

KARINA

Mbak Astrid?

ASTRID

Kalian ngapain di sini?

KARINA

Mbak Astrid sendiri?

Astrid memperhatikan mereka. Pram melihat Astrid, datar.

16.INT. RUANG KERJA - KARAOKE - MALAM

Karina dan Pram duduk di Meja Panjang, beberapa Perempuan duduk di sana, sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Salah satu Perempuan melihat mereka.

PEREMPUAN

Abis coba-coba?

Karina dan Pram saling melihat, kemudian menggeleng. Mereka malu.

PEREMPUAN

Enaknya jadi anak SMA.

Karina dan Pram hanya bisa tersenyum, membalasnya.

PEREMPUAN

Saran Mbak, jangan lupa pakai kondom.

Karina dan Pram saling melihat, kemudian dengan cepat melihat ke arah lain. Muka Karina memerah, ia tidak nyaman. Terdengar suara tertawa dari arah Perempuan-perempuan itu. Terhibur.

PEREMPUAN

Lucu banger lihat mereka. Mbak cuma bercanda, maaf ya. Tapi soal Kondom, Mbak serius.

Karina hanya tersenyum, canggung. Astrid muncul dari balik pintu, membawakan minuman, meletakannya di depan Karina dan Pram.

ASTRID

Jangan di ledekin. Balik kerja, banyak tamu.

Perempuan-perempuan itu bersiap-siap, mereka melambaikan tangan kepada mereka. Karina tersenyum, membalasnya. Pram hanya menunduk, hormat.

Astrid melihat mereka berdua, tersenyum.

ASTRID

Jadi bener kalian abis coba-coba?

Pram yang sedang meminum tersedak, Karina melihatnya.

KARINA

Bukaan, mbak. Kan udah Karin kasih tahu kemarin. Tempat Karaoke ini punya Mbak?

ASTRID

Iya, ini punya Mbak.

KARINA

Kereen. Aku selalu suka lihat perempuan bisa berdiri di kaki sendiri.

ASTRID

Mbak selalu suka lihat perempuan punya semangat kayak kamu.

Mereka berdua tersenyum. Pram melihat Karina, ia tersenyum.

ASTRID

Jadi kalian ke sini cari orang?

KARINA

Iya, Mbak. Kami cari orang.

ASTRID

Boleh Mbak tahu alasannya apa?

Karina melihat Pram, ia mengangguk.

KARINA

Aku mau cari saksi orang yang tabrak aku. Katanya orang yang tabrak aku waktu itu bawa perempuan, katanya kerja di sekitar sini. Makanya kami cari di sini.

ASTRID

Kalian punya ciri-cirinya?

KARINA

Gak terlalu jelas, tapi yang kami cuma punya gambarnya dari orang itu.

Karina memberikan Kertas itu kepada Astrid, ia melihatnya. Sesaat ia melihat Karina dan Pram.

ASTRID

Ini orangnya?

KARINA

Iya, walaupun gak jelas, tapi itu yang kami tahu.

Astrid mengembalikan kertas itu kepada Karina.

ASTRID

Dan kalian belum ketemu orangnya?

KARINA

Belum, banyak orang gak tahu.

ASTRID

Bisa jadi, karena tiap malam banyak perempuan keluar masuk di sini. Kamu tahu tempat-tempat kayak gini, banyak yang berhenti.

KARINA

Iya, kami pikir juga gitu, mbak.

Ada jeda di antara mereka.

ASTRID

Ini penting buat kamu?

KARINA

Iya, karena cuma bukan aku aja. Tio, teman Pram juga.

Astrid melihat Pram yang juga melihat dirinya, datar.

ASTRID

Dan kalian minta jadi saksi buat kalian kalau kalian ketemu dia?

KARINA

Iya, kami harus coba walaupun kami tahu bisa aja dia nolak.

Astrid melihat Gambar itu.

ASTRID

Mbak bisa minta gambarnya? kalau ketemu, mbak kabarin kalian.

KARINA

Makasih, mbak.

Mereka berdua tersenyum, sesaat Pram melihat Astrid, datar.

17.EXT. DEPAN TEMPAT KARAOKE - MALAM

Karina dan Pram berjalan menjauhi bangunan itu.

KARINA

Selagi kita belum ketemu saksi itu, kita stuck.

PRAM

Setidaknya Mbak Astrid mau bantu kita. Dia yang lebih kenal daerah ini.

KARINA

Bicar-bicara soal Mbak Asrid, keren dia punya usaha sendiri. Kamu lihat dia punya banyak anak buah. Kereeeen.

Pram melihat Karina, tersenyum.

PRAM

Kamu mau punya usaha juga?

KARINA

Belum tahu, tapi aku suka lihat Mbak Astrid. Jadi pemimpin gitu, kayak dia tahu mau jadi apa gitu.

PRAM

Kamu bicara apa, aku gak ngerti.

Karina tertawa mendengarnya.

KARINA

Aku juga gak tahu aku ngomong apa. Tapi aku suka lihat Mbak Astrid.

PRAM

Karena dia berdikari?

KARINA

Iya, kayak Ibu aku.

Pram melihat Karina yang tersenyum.

PRAM

Aku boleh tanya soal Ayah kamu?

Karina melihat Pram.

PRAM

Aku lihat waktu kamu sidang, cuma Ibu kamu yang datang. Buat masalah kayak gitu harusnya dua-duanya yang datang. Dan waktu kamu kecelakaan, cuma Ibu kamu yang datang ke sekolah, urus masalah sekolah kamu. Aku gak lihat Ayah kamu.

Karina hanya diam, tidak menjawab.

PRAM

Kalau kamu gak mau cerita juga gak apa-apa.

KARINA

Kamu tahu kenapa aku pindah ke sini sekeluarga?

Pram tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Keluarga aku dulu punya usaha, tapi Ayah aku di tipu. Dia lari, ninggalin utang buat kami. Jadi kami harus jual semua barang buat bayar hutang. Terus kami pindah ke sini karena Ibu punya rumah di sini.

PRAM

...Maaf.

KARINA

Buat apa? itu bukan salah kamu. Setiap keluarga punya masalah, jadi gak usah di pikirin.

Ada jeda di antara mereka.

PRAM

Gak keluarga aku, gak keluarga kamu. Setiap keluarga pasti ada masalah.

Karina mengangguk, setuju.

PRAM

Karin, makasih.

KARINA

Buat apa?

PRAM

Karena kamu, aku tahu apa yang mau aku lakuin.

Karina tersenyum, Pram melakukan hal yang sama.

KARINA

Besok mau nonton Rosa?

PRAM

Mau, besok aku jemput kamu.

Mereka berdua berjalan, bersama-sama.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar