Bintang SMA 104
2. Bagian 2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG KERJA SUGENG - RUMAH TAMA - MALAM

Sugeng sedang duduk di Kursinya kerjanya. Ia sedang menelepon.

SUGENG

Saya paham, Pak.

ARIF (V.O)

Jangan sampai ada keterlibatan di dalam ini, Pak.

SUGENG

Saya paham, saya sudah ada rencana kalau ini sampai gagal. Tapi Bapak tahu apa yang harus Bapak lakukan.

ARIF (V.O)

Saya tahu, itu tidak masalah.

SUGENG

Seperti yang kita lakukan dalam masalah sebelumnya.

ARIF (V.O)

Saya paham, terimakasih Pak Sugeng.

Sambungan di matikan. Sugeng meletakan Handphonenya di atas Meja kerjanya.

Pintu terbuka dan Tama berjalan menuju Sugeng, berdiri di depannya.

TAMA

Apa Pak Karim Ayah pecat?

SUGENG

Kamu dengar sendiri alasannya keluar kenapa.

TAMA

Bapak yang buat alasan itu, Tama tahu.

SUGENG

Berarti kamu tahu kenapa Karim keluar dari sekolah.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Balikan Pak Karim jadi wali kelas Tama lagi.

SUGENG

Untungnya buat Ayah?

TAMA

Tama biarin masalah ini, anggap gak ada apa-apa.

SUGENG

Apa jaminan buat Ayah?

TAMA

Tama sendiri. Apa Ayah masih belum percaya?

SUGENG

Ini bukan pertama kali kamu bilang kayak gitu sama Ayah dan lihat apa hasilnya waktu kamu sama Pram demo di sekolah buat cari tahu masalah Tio.

TAMA

Tapi Tama berhenti karena Ayah yang minta. Dan lihat apa yang Tama dapat.

SUGENG

Kamu ancam Ayah kamu sendiri?

TAMA

Ini bukan pertama kali Tama lakuin ke Ayah.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Tama cuma minta balikan Pak Karim ke sekolah, gak lebih. Masalah ini Tama biarin.

Sugeng melihat Tama, datar.

TAMA

Kalau gak, Ayah bisa lihat sendiri apa yang akan terjadi.

Tama berjalan keluar ruangan itu. Sugeng hanya melihatnya, datar.

EXT. TERAS RUMAH - RUMAH KARIM - PAGI

Karim membuka Pintu Rumahnya, ia berjalan keluar sambil membawa Gelas di tangannya. Ia duduk di Kursi depan, melihat sekitar, datar.

KARIM

Enaknya kita ngapain, hari ini.

MINI MONTAGE:

1). Karim menyapu Rumahnya, 2). Karim mengepel Rumahnya, 3). Karim mencuci Pakaian. 4.) Karim membaca menjemur Pakaian.

BACK TO SCENE:

INT. RUANG TENGAH - RUMAH KARIN - SIANG

Karim duduk di Kursi Ruang Tengah sambil melihat Laptopnya, serius.

Karim mengambil Handphonenya dan ia memencet sesuatu di sana dan menempelkannya ke telinga.

KARIM

Halo, Pras? Ini aku, Karim. Apa kabar? Aku mau tanya soal kerjaan kemarin, kalau masih ada aku mau ambil.
(mendengarkan)
Oke, aku ngerti. Makasih.

Karim meletakan Handphonenya di atas meja, sesaat ia melihat ke lain, datar.

EXT. TERAS RUMAH - RUMAH KARIM - SORE

Karim sedang duduk membaca buku.

Dari arah depan Rumahnya, seseorang berjalan ke arahnya. Karim melihatnya.

Septia berdiri di depannya, di tangannya ada Kantong Plastik. Ia mengangkatnya.

SEPTIA

Saya bawa kue.

Karim tersenyum.

CUT TO:

Kue itu berada di atas Meja, Kue Kek.

SEPTIA

Sekolah jadi beda gak ada Bapak.

KARIM

Sekolah yang beda atau Ibu yang ngerasa ada yang hilang.

Karim melihat Septia, tersenyum.

SEPTIA

Itu juga termasuk.

Mereka tersenyum.

SEPTIA

Saya gak ada teman ngopi.

KARIM

Ibu bisa datang ke sini kalau mau ngopi.

SEPTIA

Kalau gitu saya datang tiap hari ke sini.

Mereka saling melihat, kemudian tersenyum.

KARIM

Ibu beli kue ini untuk rayain saya keluar dari sekolah?

Septia tersenyum mendengarnya.

SEPTIA

Tidak ada apa-apa, saya cuma mau beli buat Bapak.

Karim tersenyum mendengarnya.

KARIM

Gimana anak-anak, Bu?

SEPTIA

Baik, mereka kangen sama gurunya.

Karim mengambil Sepotong Kue dan memakannya.

SEPTIA

Mereka tanya ke saya apa Bapak keluar dari sekolah karena masalah sama Orang Tua Murid.

KARIM

Ibu jawab apa?

SEPTIA

Saya gak kasih jawaban yang sebenarnya. Tapi bukan anak-anak namanya kalau mereka gak penasaran.

KARIM

Mereka pasti cari tahu yang sebenarnya.

SEPTIA

Kalau anak-anak tahu yang sebenarnya, Bapak bilang apa ke mereka?

Karim melihat Septia, dalam diam.

KARIM

Saya juga gak tahu.

SEPTIA

Dan mereka pasti marah sama Tama.

KARIM

Itu yang jadi perhatian saya juga, Bu.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Apa rencana Bapak sekarang?

KARIM

Saya udah dapat kerjaan. Ngajar di bimbel.

Septia mengangguk.

SEPTIA

Saya coba bicara sama Kepala Sekolah. Lebih tepatnya saya mengancam Kepala Sekolah.

Karim melihat Septia.

SEPTIA

Saya tahu saya terbawa emosi. Tapi itu yang bisa saya lakukan.

KARIM

Iya, wajar kalau Ibu emosi.

SEPTIA

Saya serius, Pak.

KARIM

Apa yang Ibu lakuin itu udah cukup.

SEPTIA

Kita harus cari cara lain, Pak. Apa yang terjadi di sekolah itu salah. Tugas kita sebagai guru utuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab.

KARIM

Sayangnya tak semua guru punya pikiran yang sama kayak Ibu.

Septia melihat Karim, diam.

SEPTIA

Gimana kalau kita lapor Polisi?

KARIM

Saya tidak yakin itu bisa selesaikan masalah ini. Apa Ibu ingat kasus Karina kemarin. Mereka biarin Kepala Sekolah gitu aja.

SEPTIA

Bukan tidak mungkin mereka lakuin hal yang sama buat kasus ini juga.

KARIM

Dan Ibu juga harus ingat, kalau Ibu buka kasus ini, itu punya pengaruh buat karir Ibu.

SEPTIA

Tapi, Pak --

KARIM

Ibu pikir kenapa saya larang Ibu buat terlibat dalam kasus ini? Karir Ibu yang jadi taruhannya.

SEPTIA

Itu kenapa Bapak lebih milih keluar dari Sekolah.

Karim tidak menjawab, ia masih memakan Kue itu.

SEPTIA

Tak banyak yang bisa kita harapkan.

KARIM

Kecuali kalau mereka sadar apa yang terjadi dan mereka sendiri yang laporin Kepala Sekolah ke Polisi.

SEPTIA

Tapi kita tidak bisa melakukan itu, Pak.

KARIM

Berarti memang kita tidak punya pilihan lain.

SEPTIA

Saya gak suka situasi ini, Pak. Seolah-olah kita cuma bisa pasrah sama keadaan.

KARIM

Saya tahu, Bu.

Mereka tidak bicara, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - SIANG

Anak-anak berjalan keluar kelas. Rosa dengan cepat merapikan Peralatan Tulisnya.

ROSA

Aku duluan bebi, ada latihan

KARINA

Oke, hati-hati.

ROSA

Nanti aku telepon, bye.

Dengan cepat Rosa berjalan keluar kelas. Karina merapikan Peralatan Tulisnya, Pram berdiri di sampingnya.

PRAM

Karina.

Karina menoleh.

PRAM

Soal Roni.

Karina tersadar.

KARINA

Aku mau tanya dia lagi.

PRAM

Aku temenin.

KARINA

Tapi gak hari ini, soalnya aku mau ke tempat bimbel.

PRAM

Oke, kabarin aku.

Karina mengangguk, Pram berjalan pergi, sesaat kemudian ia berhenti, melihat Karina.

PRAM

Kenapa kamu mau ke tempat bimbel?

KARINA

Aku cuma mau tanya-tanya soal bimbel.

PRAM

Ada masalah sama nilai kamu?

KARINA

Sebenarnya gak. Tapi cuma mau tanya-tanya.

Pram hanya diam.

KARINA

Tenang, aku gak berhenti cari tahu masalah aku sama Tio.

Pram megangguk, kemudian ia berjalan, namun berhenti lagi.

PRAM

Kamu ke sana sama siapa?

KARINA

Sendiri, aku pake angkot.

Pram melihat Karina, datar.

INT. LOBBY - TEMPAT LEAS - SORE

Karina dan Pram berjalan di ruangan itu dan menuju Penerima Tamu, di sana Karina berbicara dengan Petugas.

Pram melihat sekitar.

INT. RUANG KELAS - TEMPAT BIMBEL - SORE

Karim berdiri di depan ruang kelas, ia menjelaskan Materi Belajar kepada Anak-anak.

Anak-anak itu mencatat di Buku Tulis mereka.

INT. LOBBY - TEMPAT BIMBEL - SORE

Karim berjalan menuju keluar, ketika ia berjalan ia berhenti, melihat ke arah depannya, terkejut.

Di depannya ada Karina yang sedang berdiri, memegang Selebaran. Di sebelahnya ada Pram yang juga melihat Karim di depannya, mereka terkejut.

Mereka saling melihat, tidak bicara.

KARIM

Karin, Pram... kenapa kalian di sini?

KARINA

Saya lagi mau tanya-tanya soal Bimbel, Pak. Bapak... kenapa di sini? Bukannya Bapak mau sekolah lagi?

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Bapak... isi waktu sebelum berangkat, jadi Bapak ngajar di sini.

Karina tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Karina dengar kabar Bapak mundur bukan karena mau lanjutin sekolah, tapi karena ada masalah di sekolah, benar, Pak?

KARIM

Bukan karena materi pendidikan seks, mungkin hanya kebetulan waktu Bapak kasih materi itu dengan Bapak mau keluar dari sekolah.

KARINA

Maksud saya bukan itu, tapi masalah lain.

KARIM

Masalah lain?

PRAM

Kami dengar Bapak keluar karena Bapak tahu Kepala Sekolah korupsi.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Gak ada yang tahu masalah ini, hanya beberapa orang. Bener, pak?

Karim tidak menjawab, ia hanya diam.

PRAM

Berarti bener...

Karim hanya melihat mereka, diam.

INT. KAMAR TAMA - RUMAH TAMA - MALAM

Tama sedang duduk di Kursi Meja Belajarnya, ia sedang memperhatikan Flashdisk Portable di depannya, datar.

TAMA

Pasti ada cara lain.

Tama melihat ke Jendela kamarnya, menghela nafas.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar