Bintang SMA 104
1. Bagian 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Murid-murid berbicara satu sama lain, serius.

Karina berjalan masuk ke dalam kelas, ia melihat sekitar, berhenti di depan kelas.

Pram juga berjalan masuk ke dalam kelas, ia melihat Karina, berdiri di sebelahnya.

PRAM

Pagi.

KARINA

Pagi, Pram. Anak-anak kenapa? serius banget.

Pram melihat sekitar, ia menyandari apa yang terjadi.

MURID LAKI-LAKI

Kalian udah tahu?

Karina dan Pram saling melihat.

MURID LAKI-LAKI

Pak Karim berhenti bukan karena mau kuliah, tapi ada masalah sama Kepala Sekolah.

Karina dan Pram saling melihat, lagi.

MURID LAKI-LAKI

EMANG GILA KEPALA SEKOLAH!!

Murid Laki-laki itu berjalan keluar kelas. Karina dan Pram masih di tempatnya.

KARINA

Masalah apa lagi sekarang?

Pram tidak menjawab, ia hanya diam. Rosa berjalan cepat masuk ke dalam kelas --

ROSA

KARIIIIIN!!

Karina terkejut, begitu juga Pram.

ROSA

Kamu udah tahu soal Pak Karim?

KARINA

Udah, baru tahu.

ROSA

Katanya Pak Karim di keluarin karena ada orang tua yang marah soal materi pendidikan seks.

KARINA

Cuma karena itu?

ROSA

Bukan itu, tapi karena katanya Pak Karim punya bukti kalau Kepala Sekolah korupsi.

Karina dan Pram terkejut. Karina menarik Rosa menuju tempat duduk mereka, Pram mengikutinya dari belakang.

KARINA

Kamu dengar dari mana? jangan sembarangan ngomong Rosa.

Karina melihat Pram.

PRAM

Aku gak tahu soal ini, Karin. Aku juga baru denger.

KARINA

Kalau ini bener, memang gila Kepala Sekolah.

Dari arah Pintu, Tama dan Laras masuk ke dalam kelas --

Semua Anak-anak Murid diam, mereka hanya melihat Tama. Begitu juga Karina dan Pram.

Tama dan Laras berhenti, melihat mereka, dalam diam. Laras melihat Tama.

LARAS

Semua info yang kalian dengar itu belum tentu bener. Jangan percaya.

Laras berjalan, menggandeng Tama menuju Tempat duduk mereka. Anak-anak murid masih melihat mereka.

Di tempat duduknya, Tama hanya diam, mengeluarkan Buku dan Alat Tulis. Laras melihatnya.

LARAS

Aku yakin mereka cuma salah dengar. Udah berapa kali Kepala Sekolah di gosipin, tapi gak yang bener, kan?

Tama tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis, ia membuka Buku dan melihatya, tapi ia tidak bisa fokus.

Di tempatnya, Karina dan Pram masih melihat Tama.

KARINA

Gak mungkin anak-anak tahu masalah ini gitu aja. Kamu tahu dari mana masalah ini?

ROSA

Aku denger dari ruang guru.

Karina dan Pram saling melihat.

PRAM

Cuma dua pilihan sekarang, bener atau gak.

Karina dan Rosa saling melihat.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Septia berdiri di depan Kelas, melihat ke arah Anak-anak Murid, dalam diam.

Murid-murid juga duduk di tempat mereka, dalam diam. Suasana menjadi hening.

SEPTIA

Untuk sementara waktu, Ibu yang gantiin Pak Karim jadi wali kelas kalian. Untuk Pelajaran Biologi, ada Guru yang gantiin Pak Karim juga. Kalau kalian ada apa-apa, kalian bisa bicara sama Ibu.

Murid-murid tidak menjawab, hanya diam. Septia melihat sekitar.

SEPTIA

Pak Karim pergi buat kalian juga, kan. Jangan sedih gini semuanya.

Murid-murid hanya diam, tidak menjawab.

SEPTIA

Oke, Ibu anggap kalian gak ada apa-apa.

MURID LAKI-LAKI

Bu, saya dengar Pak Karim sebenarnya bukan lanjut kuliah. Tapi gara-gara masalah Pak Karim kasih materi pendidikan seks sama kami. Bener, Bu?

Septia melihat Murid-murid. Murid-murid melihat Septia, menunggu jawaban.

SEPTIA

Kalau masalah itu memang benar, tapi Pak Karim cuma di tanya alasan kenapa dia kasih materi itu, tidak lebih. Kalian juga tahu pendidikan seks masih di larang di Sekolah, kan.

MURID LAKI-LAKI

Tapi saya dengar Pak Karim sama Bapaknya IPA Dua berantem, Bu.

SEPTIA

Bukan berantem, hanya berdebat, jangan terlalu di pikirkan. Pak Karim kasih kalian pendidikan seks ada alasannya, pertama karena kasus Karina dan kedua, kalian juga sudah masuk materi reproduksi seksual. Jadi materi pendidikan seks ini saling berhubungan. Jadi apapun yang kalian dengar, itu tidak berdasar sama sekali. Jangan percaya, kalian paham?

Murid-murid tidak menjawab, hanya diam. Septia melihat sekitar, datar.

Tama hanya melihat ke arah depannya, datar.

CUT TO:

Tama duduk di Kursinya, Ia melamun tak jauh darinya, Murid-murid sedang berbicara.

MURID LAKI-LAKI

Tama, Pak Karim bilang ke Kepala Sekolah dia mau lanjutin kuliah, itu bener kan? Bukan karena masalah kemarin, kan?

Tama melihat Murid Laki-laki itu, tidak menjawab.

Duduk di Tempatnya, Pram melihat Tama, datar. Sesaat mereka saling melihat, datar.

INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Septia duduk di depan Sugeng, mereka diam.

SUGENG

Kalau Ibu mau mencoba menyakinkan saya untuk merubah keputusan. Saya harus bilang dari awal, tidak bisa.

SEPTIA

Walaupun Bapak tahu apa yang Bapak lakukan itu bisa masuk dalam penyalahgunaan wewenang?

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Saya hanya mau Bapak mempertimbangkan keputusan Bapak. Apa yang Pak Karim lakukan itu demi Tama, anak Bapak.

Sugeng tidak menjawab.

SEPTIA

Bapak harusnya terimakasih sama Pak Karim. Dia lebih memilih keluar dari Sekolah daripada Tama yang laporin Orang Tuanya sendiri.

SUGENG

Apa maksud kamu, Septia?

SEPTIA

Bapak tahu maksud saya apa. Karena Pak Karim yang mengambil tanggung jawab ini, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi kalau saya, saya sudah laporkan Bapak ke Polisi.

SUGENG

Apa kamu mengancam saya, Septia?

SEPTIA

Iya, saya mengancam Bapak. Dan Bapak tahu kalau Bapak bisa membuat saya keluar dari Sekolah ini juga. Tapi sayangnya Bapak tidak bisa.

SUGENG

Saya tahu kamu sudah di angkat PNS. Kamu punya kuasa saat ini.

SEPTIA

Saya seperti Pak Karim waktu kasus Okta yang pertama. Tapi tidak kali ini, Pak.

Septia berjalan keluar ruangan, Sugeng melihat Pintu itu tertutup, datar.

EXT. KANTIN - SEKOLAH - PAGI

Karina dan Rosa duduk di Kantin, sedang memakan jajanan mereka, memperhatikan sekitar.

KARINA

Kalau memang masalah itu bener, kenapa Tama diam aja?

ROSA

Atau mungkin dia gak tahu?

KARINA

Tapi aku yakin dia pasti tahu masalah ini.

ROSA

Kenapa kamu gak tanya langsung?

KARINA

Kesaanya aku kayak nyudutin dia kalau aku nanya.

Rosa mengangguk, setuju.

KARINA

Aku berharap bisa bantu Tama.

ROSA

Dia udah punya pacar, Karin.

KARINA

Ini bukan soal itu, Rosa. Dia bantuin aku waktu masalah kemarin. Aku cuma mau balas budi, gak ada yang salah kan?

ROSA

Oke, aku minta maaf, gak peka.

Karina mengangguk, setuju.

ROSA

Soal Roni, dia masih belum kasih tahu jawabannya?

Karina menggeleng.

ROSA

Ini makanya aku gak suka kamu lakuin ini, Karin. Yang ada malah kamu tahu yang sebenarnya, kan.

KARINA

Memang itu tujuan kita kan, cari tahu yang sebenarnya.

Rosa tidak menjawab.

KARINA

Kamu gak usah khawatir.

ROSA

Oke, percobaan pertama kamu gagal. Kamu mau coba lagi?

Karina mengangguk sambil memakan jajanannya.

ROSA

Kalau kamu gagal lagi?

KARINA

Tinggal di coba lagi.

ROSA

Sampai kapan?

KARINA

Sampai Roni mau.

Rosa menggelengkan kepalanya.

ROSA

Sebagai catatan, aku gak setuju kamu cari tahu ini, oke.

KARINA

Sebagai catatan, kamu juga setuju bantuiin aku. Dan kamu gak bisa menang debat sama aku.

Rosa menghela nafas, panjang. Karina tersenyum melihat Rosa.

KARINA

Makasih karena kamu khawatir sama aku, tapi aku yang udah setuju dari awal. Kita jangan bahas ini lagi, oke.

Rosa melihat Karina, kemudian ia mengangguk. Mereka berdua tersenyum.

ROSA

Kasih tahu aku bisa bantu apa.

Karina menggeleng.

KARINA

Kamu udah sibuk sama kerjaan kamu. Masalah ini biarin kami bertiga.

Rosa melihat Karina, curiga.

ROSA

Maksudnya? Kamu gak mau aku bantuiin kamu?

KARINA

Posesif banget. Kamu tahu maksud aku apa.

ROSA

Oke, aku ngerti. Tapi serius, kabarin aku kalau ada apa-apa.

KARINA

Kamu orang pertama yang aku kabarin. Pegang kata-kata aku.

ROSA

Aku udah gak percaya sama kamu.

KARINA

Tapi kamu gak bisa lepas dari aku, kan?

Rosa tersenyum mendengarnya.

KARINA

Aku tahu kamu Rosa.

Mereka berdua tersenyum.

KARINA

Kayaknya aku mau Bimbel.

ROSA

Bimbel, kenapa? Nilai kamu kan gak ada masalah?

KARINA

Aku juga belum tahu, kan masih kayaknya. Aku mau nanya-nanya dulu.

ROSA

Kan udah ada bimbel yang online, lebih murah, banyak diskon.

KARINA

Aku juga mikir gitu. Tapi aku mau lihat-lihat dulu, mana yang bagus.

Rosa mengangguk.

KARINA

Persiapan POPDA kamu gimana?

ROSA

Gak ada masalah, aku cuma harus perbaiki catatan waktu aku lagi.

KARINA

Aku tahu kamu pasti bisa.

ROSA

Aku butuh healing.

KARINA

Healing?

Gio berjalan di depan mereka dan Karina melambaikan tangan kepadanya. Gio melihatnya dan berjalan ke arah mereka. Rosa melihat ke arah lain, menghindar.

GIO

Kenapa Karin?

KARINA

Rosa butuh healing, aku gak bisa jagain dia sekarang. Ada urusan, bisa tolong kamu jagain dia?

Gio melihat Karina kemudian Rosa yang melihat ke arah lain.

GIO

Kemarin udah aku ajak, dia gak mau.

KARINA

Kamu tahu Rosa. Kalau sama kamu dia malu.

GIO

Padahal udah aku bilang gak usah malu sama aku.

Bersamaan dengan Gio yang mengelus Kepala Rosa, pelan. Rosa yang menghindar dan Karina yang tersenyum melihatnya.

GIO

Oke, nanti kita jalan-jalan. Aku ada tempat yang harus kamu lihat.

KARINA

Oh, ya, jangan lupa temanin dia nonton Drama.

GIO

Kebetulan aku tahu Drama bagus, kamu pasti suka.

KARINA

Percaya sama aku, semua Drama, Rosa tahu. Hidupnya buat Drama, sama buat Taeyong.

Karina dan Gio tertawa bersama, sedangkan Rosa melihat keduanya dengan kesal.

KARINA

Btw, aku baru tahu kalau kamu nanya Drama dari Pram.

ROSA

Harus di akui, Pram selain pinter, dia update semua Drama.

GIO

Aku juga beberapa kali nanya Pram, Drama yang bagus apa.

KARINA

SERIUS?!

Mereka berdua mengangguk.

KARINA

Sebenarnya aku gak nyangka Pram orangnya kayak gitu. Bukan dalam arti negatf, tapi mau di pikir berapa kali tetap aja aku gak nyangka Pram orangnya kayak gitu.

GIO

Pram kalau kita kenal orangnya baik, mungkin dari luarnya yang dingin.

Rosa melihat Karina, menyipitkan matanya.

ROSA

Karin... udah sejauh mana hubungan kalian?

Karina terkejut.

ROSA

Semakin ke sini makin sering aku lihat kalian berduaan. Dan kamu udah tahu dalamnya Pram.

KARINA

(terkejut)
DALAMNYA PRAM?!

Rosa dan Gio saling melihat, mereka menyipitkan mata. Mereka mengangguk bersama.

ROSA

Aku udah pernah bilang, kayaknya Pram suka kamu tapi lihat kamu sekarang, kita punya dua masalah.

GIO

Masalah pertama, Pram memang suka sama kamu atau dia cuma basa-basi. Kedua, Kamu yang mulai suka sama Pram.

ROSA

Aku yakin masalahnya di Karina. Gak mungkin Pram suka sama Karin.

Karina tidak terima, sesaat ia melihat dirinya.

KARINA

Memangnya aku kurang apa.

Gio dan Rosa saling melihat, terkejut. Mereka berdua tertawa.

Karina menyadarinya, ia menghela nafas panjang.

KARINA

Serius kalian berdua. Jangan bicara sama aku sampai masuk nanti --

Karina berjalan dengan cepat, pergi dari Kantin. Rosa dan Gio masih tertawa.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar