BATAS WAKTU
1. Scene 1-3

01. I/E. APARTEMEN LENA - PAGI

Karina (26 tahun), cewek cantik sedang berdiri di depan pintu kamar sahabatnya Lena (27 tahun). Dia bersama ibu Lena (40 tahun)

KARINA

Len, cepat keluar, kalau nggak gue dobrak pintu nih.nyokap Lo dah setuju.

CUT TO CUT : Di dalam kamar Lena masih menangis.

KARINA

Kalau sampai hitungan tiga lo nggak buka, gue bakal dobrak dan seret lo keluar.

IBU LENA

Lena tetap tidak mau keluar, Tante khawatir terjadi sesuatu dengan dia.

KARINA

Tante tenang saja, Lena pasti baik‐baik saja. Apa tante punya kunci kamar ini?

IBU LENA

Tidak. Semua kuncinya dipegang Lena.

Karina menggeram kesal. Dia sudah tahu kalau Lena pasti sedih karena laki‐laki. INSERT : dari dalam kamar Lena sebenarnya mendengar suara Karina.

Karina terus menggedor pintu kamar itu. Karina sudah bersiap mendobrak pintu ketika mendengar pintu dibuka dari dalam. Kemudian pintu terbuka. Ibu Lena langsung memeluk anak gadisnya. 

IBU LENA

Oh, sayang…

Karina terkejut melihat keadaan kamar Lena yang berantakan. Ibu lena kemudian pergi ke dapur untuk mengambil makanan. 

KARINA

Lo kenapa sih? Pasti karena cowok lagi?

LENA

(Menyeka air matanya)

Gue habis diputusin, Na.

KARINA

(Karina menarik napas) Kali ini sama siapa? Anton, Herman atau Satria?

LENA

(Lena menggeleng dan menyeka air matanya) Namanya Thomas, bos di tempat gue kerja... 

Ibu Lena kembali masuk ke dalam kamar membawa sandwich dan minuman untuk mereka.

IBU LENA

Makan dulu, Sayang.

LENA

(Mengambil sandwich dan memakannya) Ma, bisa tinggalkan kami, aku ingin bicara sesuatu dengan Karina.

KARINA

(Tersenyum dan mengangguk)

Ibu Lena keluar dari kamar dan menutup pintu.

KARINA

Jadi ceritain apa yang sebenarnya terjadi.

LENA

Gue dicampakan Thomas, Na.

Karina memutar bola mata. Dia sudah tahu Lena gampang sekali jatuh cinta.

KARINA

Gue yakin lo bakal dapet cowok yang lebih baik dari Thomas.

LENA

Masalahnya nggak sesederhana itu. Gue sudah memberikan segalanya untuk Thomas.

KARINA

Maksud lo? Jadi lo sudah tidur sama Thomas?

LENA

(Mengangguk dan kembali menyeka air mata)Gue bener‐benar hancur, Na

KARINA

(Dada karina dipenuhi amarah) Kenapa lo bisa sebodoh ini, Len?

LENA

Gue mencintai Thomas, Na.

KARINA

Lo sudah dibutakan oleh cinta.

LENA

Gue tahu, tapi Thomas sangat tampan, dia pinter banget ngerayu gue.

KARINA

(Dada Karina dibakar amarah) Terus mau Lo sekarang apa, Len?

LENA

Bantu gue untuk membalaskan dendam padanya, gue tahu lo paling bisa diandalkan. Buat Thomas merasakan apa yang gue rasakan.

Karina memandang Lena. Kemudian dia mengangguk.

CUT TO

02. EXT/INT. KAFE, MEJA KARINA - SIANG

Karina menunggu Thomas (28 tahun) dengan dada berdebar. Dan tak berapa lama kemudian Thomas datang. 

THOMAS

Karina ya?

Karina menyalami Thomas dan duduk berhadapan dengannya.

KARINA

Saya mendengar dari Tony, klien saya. Katanya Anda akan mengadakan resepsi pernikahan untuk kakak Anda. 

THOMAS

Jadi?

KARINA

Saya berencana menawarkan jasa untuk mengurus segala sesuatu pernikahan kakak Anda.

THOMAS

Tidak bisa, saya tidak biasa menggunakan jasa amatiran seperti Anda.

KARINA

Tapi saya bukan amatiran.

THOMAS

Kalau begitu bisa tunjukan proposalmu.

Karina terkejut dan tersedak minuman. Dia memandang Thomas dengan heran.

KARINA

Proposal untuk apa? Saya tidak sempat membawanya begitu Anda mengatakan ingin ketemu sekarang.

THOMAS

Katanya bukan amatiran, bagaimana saya memepercayai Anda tanpa melihat proposal.

KARINA

Anda bisa tanyakan pada Toni, dia tahu betapa hebatnya saya mengorganisi pesta pernikahan.

THOMAS

Toni sedang bulan madu di Dubai, saya tidak mau mengganggunya untuk urusan kecil seperti ini.

Pipi Karina memerah mendengar suara Thomas yang mengintimidasi. Dia sama sekali tidak menyangka Thomas sangat menyebalkan. 

KARINA

Kalau begitu biar saya yang menghubungi Toni. 

Thomas mengangkat tangan mencegah Karina untuk menelepon. 

THOMAS

Tidak perlu seorang yang genius untuk mengetahui kamu amatiran atau bukan.

Karina memandang Thomas dengan bingung.

KARINA

Apa maksud Anda?

THOMAS

Jika kamu benar‐benar profesional, kamu tidak perlu mengemis orderan seperti ini. Harusnya banyak yang mencari jasamu jika kamu sehebat yang kamu ucapkan.

Karina memandang Thomas dengan sebal. Dia berusaha mengendalikan amarahnya.

CUT TO

03. INT. APARTEMEN KARINA – SORE HARI

Karina membanting tas kerjanya ke sofa.Dadanya masih terasa panas karena sikap Thomas.

KARINA (V.O)

Kalau bukan karena Lena, gue bersumpah nggak bakalan mau berhubungan dengan cowok sok itu.

Karina kembali memukul sofa.

KARINA

Siapa juga yang butuh klien seperti Thomas, cowok yang mengerikan.

Karina pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

CUT TO BACK :

Karina kembali mengambi tas kerjanya begitu mendengar ponselnya berdering. Dia mengambil ponsel itu dan melihat nama Toni meneleponnya. 

KARINA

Halo, Toni, ada apa menelepon?

TONI

Gue mau tanya sesuatu, Na. Apa lo kenal Thomas Malawi?

Amarah Karina muncul lagi mendengar nama Thomas.

KARINA

Iya, gue kenal. Memangnya kenapa?

TONI

(Terkekeh) Tadi dia nelpon gue. Katanya lo minta untuk mengkoordinasi pernikahan kakak perempuannya?

Pipi Karina memerah karena malu.

KARINA

Iya, gue tadi memintanya.

Toni kembali tertawa.

TONI

Gue kaget lho denger lo minta orderan sama Thomas. Selama ini kan lo selalu selektif menerima klien. Rasanya aneh tiba‐tiba lo meminta orderan.

Karina pura‐pura tertawa.

KARINA

Lalu lo bilang apa sama Thomas?

TONI

Gue bilang kalau lo memang berbakat. Gue juga bilang bakal menyewa jasa lo lagi untuk pernikahan saudara gue di Jakarta.

Karina tersenyum. Dia yakin Thomas akan menghubunginya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar