BATAS WAKTU
7. SCENE 27-31

CUT TO

27. INT/EXT. TERAS RUMAH – SIANG MENJELANG SORE

INSERT : Lyra membawa nampan berisi teh dan kue kering untuk cemilan setelah makan siang.

KARINA

Makanannya enak sekali. Untung tadi aku belum makan siang.

LYRA

(Terkekeh) Aku senang kamu menyukainya.

TONY

(Mengelus kepala Lyra) Istriku memang sekarang mulai pandai memasak. Tidak seperti dulu, masak mi instan saja sampe gosong.

LYRA

Jangan bongkar aib masa lalu, Sayang. Aku malu.

KARINA

Aku juga ingat saat kita masih SMA. Kalian dulu selalu saja berantem di kelas, sampai wali kelas menghukum kalian membersihkan toilet.

LYRA

Habis dulu Tony itu super nyebelin, siapa coba yang nggak marah kalau dibilang wajahku mirip nenek sihir. 

KARINA

(Tertawa) Kamu memang dulu jutek banget lho.

THOMAS

Apa Karina juga memang dari dulu selalu pemarah dan dingin, Lyra? Selama ini aku mengenalnya dia itu dingin seperti kutub.

KARINA

(Malu) Enak aja, aku dulu orangnya pendiam dan sangat anggun kan, Lyra?

LYRA

(Terkekeh) Percaya sama aku, Thomas, Karina dulu sering dijuluki preman di sekolah.

KARINA

(Tertawa) Mana ada? Dulu aku pendiam ya?

THOMAS

Aku sama sekali nggak percaya kamu pendiam. Aku setuju denganmu, Lyra, terkadang Karina memang mirip preman.

KARINA

(Tertwa sambil memukul bahu Thomas) Itu tidak benar, Thom. Dulu karena ada kakak kelas yang bersiul saat aku lewat dan berkata nggak sopan. Makanya aku langsung pukul hidungnya.

LYRA

Sampai berdarah coba. Sejak saat itu si kakak kelas tidak pernah berani mengganggu Karina lagi. Bahkan dia langsung ketakutan saat melihat Karina.

THOMAS

(Menahan tawa) Kelihatan sih, selain dingin dan pemarah. Kayaknya emang dia mewarisi gennya Hulk.

KARINA

Hahaha, sialan kamu, Thom. Mau aku pukul?

Mereka semua tertawa. Thomas sangat senang melihat saat Karina tertawa.  

THOMAS (VO)

Karina memang sangat cantik. Ya, Tuhan, apa mungkin aku jatuh cinta sama dia?

LYRA

Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan Johan, Karina? Apa dia sudah kembali ke Jakarta?

KARINA

(Wajahnya berubah sedih) Kami sudah putus. Kami sudah tidak ada hubungan apa‐apa lagi.

LYRA

Syukurlah. Aku ikut senang akhirnya kamu putus sama Johan. Aku memang dari dulu kurang suka sama dia.

TONY

Sebaiknya kita nggak usah membahas masa lalunya Karina. Oh ya, Karina, jujur ya, aku masih penasaran kenapa kamu menawarkan diri untuk mengurusi pernikahan Teresa? Tidak biasanya kamu melakukan ini.

THOMAS

Karina bilang dengan menjadi W.O di pernikahan Teresa akan menguntungkan untuk bisnisnya. Kamu tahu sendiri, Ton, aku paling jago dalam memengaruhi orang lain. 

Mereka semua kembali tertawa.

INSERT : dari jauh seseorang melihat mereka dengan penuh kemarahan. Dia tidak suka melihat kedekatan Karina dan Thomas. 

CUT TO

28. I/E. APARTEMEN KARINA - MALAM

Karina sangat terkejut melihat Lena ada di depan apartemennya.

LENA

Baru pulang ya?

KARINA

Ceroboh sekali lo datang ke sini tanpa ngabari gue dulu. Bagaimana kalau Thomas melihat lo? Bisa berantakan semua rencana kita.

LENA

(Duduk di sofa) Rencana kita berjalan lancar kan? Seminggu lagi pernikahan Teresa, nggak sabar gue melihat Thomas mendapat balasannnya. 

KARINA

Sejauh ini Thomas belum tahu rencana kita. Ngomong‐ngomong lo dari mana?

LENA

Nganter nyokap ke bandara.

Karina pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

KARINA

Lain kali kalau mau datang ngabari gue dulu. Thomas sudah tahu apartemen gue, bisa bahaya kalau tiba‐tiba dia lihat lo di sini.

LENA

Thomas tidak akan datang ke sini tanpa tujuan yang jelas. Lo juga bukan wanita yang suka membawa lelaki ke apartemen, lo lebih suka bertemu klien di luar.

KARINA

Tapi tetap saja itu berbahaya, Lena. Apa lo mau semua rencana ini berantakan karena ini?

LENA

Iya besok‐besok gue bakal ngabari lo kalau mau datang. Lo jadi sedikit paranoid sekarang.

KARINA

Hanya untuk berjaga‐jaga.

CUT TO

29. INT/EXT. RUMAH THOMAS - MALAM

Thomas sedang membayangkan tentang Karina dan rencananya untuk mengungkapkan perasaannya pada Karina.

INSERT : Asisten rumah tangga Thomas berjalan ke kamar Thomas dan mengetuk pintu.

ASISTEN RUMAH TANGGA

Tuan, Thomas, ada yang mencari Tuan.

Thomas meletakan ponselnya.

THOMAS

Siapa, Bi?

ASISTEN RUMAH TANGGA

Saya tidak bisa mengatakannya, Tuan. Tamunya bilang tuan harus liat sendiri.

THOMAS

(Bingung) Lima menit lagi aku turun.

ASITEN RUMAH TANGGA

Baik, Tuan.

Thomas keluar dari kamar ke ruang tamu. Dan dia melihat Adam (26) sedang tersenyum ke arahnya. 

THOMAS

(Memeluk Adam) Kenapa tidak ngabari kalau mau ke sini?

ADAM

Kejutan. Aku tahu kamu pasti sibuk sekali, makanya tidak ngabari kalau mau ke sini.

THOMAS

(Tertawa) Kamu tidak pernah berubah, Dam, selalu muncul di saat yang tak terduga.

ADAM

Di mana Teresa?

INSERT : Teresa masuk ke dalam rumah dan langsung memeluk adiknya.

TERESA

Akhirnya kamu pulang juga.

ADAM

Kamu jahat sekali, Thoma, tidak memberitahuku tentang pernikahan kakak kita yang cantik ini.

THOMAS

(Terkekeh) Teresa sudah mengabarimu, jadi untuk apa aku mengabarimu lagi.

ADAM

Ngomong‐ngomong, di mana wanita itu, Thom?

THOMAS

(Bingung) Siapa yang kamu maksud?

ADAM

Aku dengar kamu bertingkah karena seorang perempuan. Aku duga pasti dia sangat cantik.

Thomas hanya terdiam. Tampak malu.

TERESA

Kalau mau tahu, namanya Karina.

ADAM

Karina? Apa dia cantik?

TERESA

Dia sangat cantik. Iya kan, Thom? Karina selalu bisa membuat Thomas salah tingkah. 

Wajah Thomas semakin malu. Dia hanya senyam‐enyum sendiri. 

CUT TO

30. EXT. PUNCAK – SIANG MENJELANG SORE

ESTABILIS : Pemandangan acara resepsi pernikahan Teresa.

DEVI

Lo kelihatan tegang sekali. Rileks, Karina.

KARINA

Apa menurutmu dekorasinya tidak terlalu berlebihan, Dev?

DEVI

Tentu saja tidak, Teresa sudah sangat puas dengan semua ini. Thomas juga menyukainya.

INSERT : Beberapa tamu undangan menunjuk kue pernikahan Teresa.

TAMU #1

Kue itu indah sekali. Kalau gue menikah nanti, gue juga mau konsep pernikahan seperti ini.

TAMU #2

Sama. Gue juga sangat kagum dengan dekorasinya. Lihat bunga tulip itu, sangat indah. Apalagi hiasan lampu‐lampu itu. Gue jadi pengen cepet‐cepet nikah.

Sarah tercengan kaget saat Thomas menghampirinya.

THOMAS

Apa kamu selalu tegang seperti ini? Kuperhatikan tadi tadi wajahmu sangat tegang.

KARINA

Tentu saja aku tegang. Hari ini seperti hari pertaruhan. Bagaimana kalau para tamu kecewa dengan pelayananku.

THOMAS

Aku yakin mereka juga pasti puas dengan semua ini. Jadi rileks saja, Karina.

Karina menarik napas untuk menenangkan diri.

KARINA

Kamu tidak menemani, Teresa untuk siap‐siap? Upacara pemberkatan sebentar lagi, Thom.

THOMAS

(Tersenyum) Ngomong‐ngomong, kamu terlihat cantik dengan gaun itu, Karina.

KARINA

Sudah seharusnya kan. Tapi terima kasih atas pujiannya, aku cukup senang.

ADAM

Lagi mojok di sini ternyata. Aku cari‐cari kemana‐mana juga. Oh, hai, Karina. Kamu cantik sekali…

KARINA

Terima kasih. Kamu juga sangat tampan, Adam.

ADAM

Ya, kamu bukan orang yang pertama bilang aku tampan. Sudah ada seratus orang kayaknya.

THOMAS

Pede amat. Kamu harus cabut pujian tadi, Karina, nanti kepala Adam makin besar kalau terus kamu puji.

Karina terkekeh ketika melihat Thomas dan Adam meinggalkannya untuk bersiap‐siap menemani Teresa ke pelaminan. 

CUT TO

31. INT/EXT. RUANG MAKE UP – SIANG MENJELANG SORE

Teresa tersenyum haru saat melihat kedua adiknya.

ADAM

Whooaa. Kamu terlihat sangat cantik, Teresa, aku sampai pangling.

THOMAS

Bagaimana perasaanmu, Teresa?”

TERESA

Campur aduk. Antara bahagia dan tegang.

ADAM

Setelah ini, aku harap giliran kamu yang menikah, Thom. Kamu kan sudah menemukan gadis impianmu. Tidak heran kenapa kamu menyukai Karina. 

THOMAS

Siapa bilang aku menyukai Karina? Pasti kamu ya, Teresa?

Teresa terkekeh.

ADAM

Kami dukung kok kalau kalian menikah. Iya kan, Teresa?

Teresa kembali mengangguk.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar